BERSAMBUNG
Akibatnya luka di alis Albert makin hebat dan menganggu penglihatannya, Albert Soak kontan emosi, dia kejar terus Salman untuk bertarung jarak dekat dan ingin rangkul sang penantang untuk di banting, tapi Salman cerdik dan selalu lolos dari sergapan Albert, yang memang basicnya pegulat ini.“Anak ini hebat dan cerdik, kelicikan Albert bisa dia akali,” bisik Aldi ke Langga dan adiknya ini mengangguk. Kedua klan Sulaimin ini aslinya tegang juga menyaksikan pertarungan keras tanpa kompromi ini.Melihat Albert Soak mulai ngamuk tak terkendali, secara tiba-tiba Salman menerjang dengan tendangan dan dilanjutkan dengan pukulan keras bertubi-tubi ke wajah dan kaki Albert.Albert yang terganggu penglihatanya meladeni pertarungan jarak dekat, tapi pukulannya banyak luput, karena pandangannya terganggu darah yang terus mengucur di alis kirinya yang terluka parah.Bukkk…plakkk…plakkk, pukulan telak Salman mendarat mulus ke wajah Albert, sang juara bertahan terjengkang ke kanvas.Bukkk bukkk…dua k
Sehari jelang pertarungan, konpers dan timbang badan antara Salman sang penantang dan Albert Soak sang juara bertahan berlangsung dalam tensi tinggi.Ibarat jualan, manejer alias promotor pertarungan sengaja ciptakan tensi panas agar penonton makin antusias.Kedua petarung sama-sama berbadan kokoh, tapi Salman menang tinggi badan dan jangkauan, Albert Soak hanya bertinggi badan 177 centi, sedangkan Salman 183 centimeteranSang juara bertahan ini kembali tampil dengan gaya tengilnya, tak lupa perhiasan yang menghiasi leher dan lengannya, juga kekasihnya yang cantik ikut mendampinginya.Albert Soak beberapa kali lakukan provokasi, tapi Salman selalu mengalah, bahkan tamparan keras di pipinya yang spontan di lakukan musuhnya ini, hingga wajah Salman memerah dan hampir saja dia balas, namun saat menatap wajah kedua pelatihnya, Salman kontan kembali kalem sambil gemelutakan giginya.“Catat yaa…! Si anak baru nongol ini akan ku hancurkan, sebagaimana pelatihnya yang hampir lumpuh aku bikin,
Gara-gara patah hati inilah, Salman pun kini makin ganas saja bertarung, apalagi Prilly selalu di antar jemput kalau ke sekolah dan di larang bertemu Salman di luar jam sekolah.Si cantik ini di jaga ajudan Tante Elisa, yang murka kekasih brondongnya mencintai anaknya sendiri.Pertarungan ke 9 dan 10 semuanya dia menangkan di bawah 1 menit 30 detik, semua lawannya keteteran melayani keganasannya di ring octagon.Patah hati membuat Salman bertarung bak mau cari mati saja, dia benar-benar tak mau beri musuhnya kesempatan untuk lakukan pukulan, tendangan ataupun gulat, amukannya benar-benar mematikan.Usai pertarungan yang ke 10, dengan blak-blakan Salman lalu lontarkan tantangan buat Albert Soak yang di sebut sebagai juara sejati kelas welter, karena sudah 16X pertahankan gelar tanpa pernah keok.Albert Soak tak bisa menghindar lagi, apalagi Salman urutan nomor 1 sebagai penantang di kelas welter ini.Sang manajer kedua petarung ini pun bertemu dan bahas lebih detail pertarungan tersebu
“Apel malam minggu…?” sesaat Salman bengong mendengar ucapan Prilly.Salman kaget saat Prilly minta dia agar mau ngapeli diri malam minggu ini, saat mereka bertemu di sekolah. Setelah sekian bulan makin dekat, baru kali ini Prilly minta Salman datang ke rumahnya.Biasanya mereka hanya bertemu di sekolah atau di Sanggar Beladiri Paman Yansen. “Iya donk, sekalian kenalan sama mama dan papa aku, mau kan? Masa kekasih sendiri nggak pernah di apelin sihh,” rajuk Prilly, hingga Salman ragu sesaat.Tapi saat menatap wajah si Syifa Hadju ini, hati Salman akhirnya luluh juga, ia pun mengangguk.Salman tak bisa bohong, setelah makin dekat dengan Prilly dan kini mereka sudah kelas 12 atau kelas III di SMUN 2 Bagoya ini, rasa sayangnya makin besar buat si cantik ini.Rasa sayang yang datang dari hati tentu saja jauh dari kata nafsu. Hubungan mereka sehat dan tidak pernah melanggar batas, paling banter ciuman singkat di bibir, tak lebih dari itu.Salman dan Prily memang sudah ‘proklamirkan diri’
Paman atau kini Kakek Birin menatap wajah Salman, senyum kecil tersungging di bibirnya, si kakek ahli beladiri ini seakan tahu siapa jati diri sesungguhnya Salman ini, tapi dia diam saja.“Si Salman ini pasti anak dari Aldi atau Langga Kasela, entah siapa ayah kandungnya dari kedua klan Sulaimin yang pernah berpetualang ini, wajahnya tak bisa bohong juga gayanya, walaupun dia nggak ngaku…!” batin kakek Birin senyum-senyum sendiri.Hari ini Salman memang berkunjung ke rumahnya di Banjarmasin, atas saran dokter Aldi Sulaimin dahulu.“Ini belum purnama, masih tiga malam lagi, jadi kamu bertahan dulu di sini,” saran si kakek yang tetap bertubuh kokoh ini, walaupun semua rambutnya sudah tipis dan memutih.“Tak apa kek, aku sekalian mau minta petunjuk soal ilmu beladiri pada kakek, soalnya 1,5 bulan lagi aku akan kembali naik ring octagon,” sahut Salman.Salman memang tak langsung ke Banjarmasin, setelah sehat dia lanjutkan pemotretan, lalu langsung pulang ke Bagoya untuk proses penyembuhan
Tapi secepat kilat Salman rubah pandangannya, dia tak mau tahu urusan pribadi laki-laki tampan, ayahnya Asyifa dan…Rangga di Bagoya ini, yang aslinya pun tanpa ia sadari punya ‘masalah’ dengannya sendiri.“Jadi kamu petarung bebas yang baru saja pertahankan gelar, pantas hebat banget bertarungnya. Sayangnya kamu nggak ada isi,” ceplos Langga Kasela tiba-tiba, hingga Salman kaget dan tak paham apa artinya tak ada ‘isi’.“M-maksud…O-om…nggak ada ‘isi’ bagaimana?” sahut Salman bingung sendiri, Novita dan Mance ikut perhatikan wajah Langga Kasela, sedangkan Asyifa malah asyik main ponsel. “Kamu…nanti tanyakan ke Abang-ku saja, si dokter Aldi Sulaimin kamu pasti akan di bantunya,” sahut Langga sengaja bikin Salman penasaran.“Ahh kamu ini pah bikin si Salman pusing sendiri ajah,” sungut Novita.Tapi Langga senyum-senyum kecil saja dan Salman kembali terkaget-kaget menatap wajah Langga…karena saat begitu sangat mirip…dirinya.“Ihh papi wajahnya…!” tiba-tiba semua kaget saat mendengar suar