LOGIN“Adeline, apa arti diriku di matamu?” pertanyaan Leo yang tiba-tiba membuat Adeline mengerutkan kening tanda tidak mengerti dengan maksud sang suami.
"A-apa maksudmu ...?" tanya Adeline tergagap. Ketika itu dia melihat layar laptopnya yang masih terbuka. Seketika kedua matanya terbelalak karena menyadari bahwa dia sudah tidak bisa lagi mengelak.
"Leo ... lebih baik kamu duduk saja dulu. Nanti aku akan menjelaskannya padamu," ucap Adeline sedikit panik dan khawatir jika Leo tidak mau mendengarkannya.
Sesaat Leo hanya diam saja. Kemudian pria itu berbalik dan duduk di sofa. Menunggu sang istri untuk menjelaskan semuanya.
Adeline menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Dia memejamkan kedua mata sejenak, mengumpulkan kekuatan untuk bisa menjelaskan pada suaminya. Setelah itu dia berjalan menghampiri Leo dan duduk di sebelahnya.
"Ekhemm ...." Adeline menggenggam kedua tangan Leo dengan erat. Kedua matanya mena
Adeline terbelalak dengan sikap Leo yang tiba-tiba menariknya. Kini tubuh wanita itu sudah polos tanpa sehelai kain yang menutupi. Bahkan tubuhnya dan Leo hanya dihalangi oleh kain yang menjadi pakaian sang suami."L-Leo ... a-apa yang k-kamu ... lakukan?" tanya Adeline tergugup.Tatapan Leo seperti seekor singa yang akan memangsanya namun dengan sisi yang lebih jantan. Membuat Adeline gugup dan sedikit takut jika mereka akan melakukan hal itu sekarang.Leo tersenyum melihat Adeline yang gugup. Dia lalu mendekatkan kepala ke telinga sang istri kemudian berbisik pelan, "Apa kamu takut?"Gleg! Adeline meneguk saliva yang tiba-tiba terkumpul di dalam mulutnya. Saat ini dia benar-benar sangat gugup dengan tubuh Leo yang begitu dekat dengannya. Padahal sebelumnya mereka sudah pernah sama-sama polos namun tetap saja Adeline merasa sangat berdebar."Apa kamu takut? Hem?" tanya Leo lagi ketika Adeline hanya diam saja.Hembusan nafas Le
Adeline menyandarkan kepalanya di bahu sang suami. Keduanya saat ini masih berada di pantai untuk menikmati matahari yang sedang terbenam. Menikmati waktu sore untuk pertama kalinya dengan orang yang dicintai.Tidak ada satupun yang berbicara di antara keduanya. Adeline dan Leo sama-sama menikmati waktu mereka bersama.Ketika hari sudah gelap barulah Leo mengajak Adeline untuk pulang. Mengingat keduanya yang belum beristirahat sejak mendarat dari Amerika."Tapi, aku masih ingin di tempat ini," ucap Adeline menolak ajakan suami untuk pulang ke apartemen mereka. Di tempat ini dia merasakan kenyamanan karena jauh dari keramaian kota. Dan juga permasalahan yang sedang menimpa keduanya."Apa kamu suka berada di sini?" tanya Leo.Adeline mengangkat kepala untuk melihat suaminya. Dia tersenyum dan mengangguk dengan cepat sebagai jawaban atas pertanyaan Leo."Oke. Malam ini kita akan menginap di penginapan yang berada di sekitar sini," ucap Leo dengan senyum.Adeline yang sedang bersandar di
Leo kembali ke hotel tempat dimana dia pertama kali bertemu dengan Adeline setelah bertahun-tahun mereka tidak saling berjumpa. Kali ini dia datang dengan perasaan yang berbeda. Dengan amarah yang memenuhi ruang hatinya untuk Arasy yang terus-menerus meneror istrinya.Leo berjanji bahwa ini adalah kali terakhir mereka bertemu. Setelah hari ini Leo akan memerintahkan Danny untuk menyingkirkan Arasy dari kehidupan mereka.Leo sudah sampai di depan kamar ini akan menjadi tempat pertemuan dia dan Arasy. Dia lalu mengetuk pintu dan melihat Arasy yang hanya mengenakan bathrobe sebagai penutup tubuhnya."Aku akan kembali jika kamu sudah selesai." Leo hendak berbalik namun ditahan oleh Arasy. Dia melihat pergelangan tangannya yang digenggam oleh wanita itu kemudian menatap Arasy dengan tatapan tajam."Aku juga sudah selesai. Hanya tinggal memakai baju lalu kita berbicara," ucap Arasy menahan Leo supaya tidak pergi dari kamarnya.Leo tidak lan
Sesampainya di bandara Leo langsung mengantarkan sang istri ke apartemen mereka. Masih ada beberapa urusan yang harus dikerjakan saat itu juga."Tapi kamu baru saja sampai. Tidak bisakah kamu istirahat sebentar?" tanya Adeline berharap bahwa Leo mau tinggal lebih lama. Setidaknya sampai pria itu bisa beristirahat sejenak.Leo tersenyum pada sang istri. Dia lalu menarik tinggal Adeline membawanya mendekat. Dengan sebelah tangan yang bebas Leo mengusap lembut wajah Adeline."Ketika urusanku selesai, Aku berjanji akan segera pulang. Setelah itu terserah kamu ingin aku bagaimana." Leo memandang wajah Adeline dengan hangat. Kemudian memberikan kecupan di keningnya.Adeline menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Dia memasang wajah masam berharap dengan begitu Leo akan berubah pikiran.Namun, pria itu malah tertawa melihat ekspresi wajahnya. Seakan Adeline sedang melucu dan bercanda dengannya."Aku tidak sedang bercanda!
"Ada apa?" tanya Adeline ketika Leo menutup panggilan itu.Leo tersenyum melihatnya. Dia lalu memelukku dengan erat dan mengusap punggungnya."Apa kamu sudah merasa sehat?" tanya Leo tidak menjawab pertanyaan Adeline.Adeline memutar kedua bola matanya dengan malas. Dia mendorong dada Leo dan memberikan jarak di antara keduanya."Seperti biasa! Kamu selalu saja mengalihkan pembicaraan ketika aku sedang bertanya serius padamu!" seru Adeline dengan kesal.Leo tertawa mendengarnya. Dia kembali menarik Adeline untuk mendekat ke arahnya kemudian memeluk lagi dengan erat."Tenang saja! Semua akan baik-baik saja," ucap Leo menenangkan."Iya! Aku tahu semua akan baik-baik saja! Apalagi jika masalah itu ditangani langsung olehmu. Tapi, yang ku tanyakan bukan itu! Maksudku adalah masalah apa yang sedang terjadi? Apa itu berhubungan dengan masalah kita? Atau apa?!" tanya Adeline dengan gemas."Hanya masalah dengan klien dari luar negeri. Besok aku akan pulang dengan penerbangan paling pagi. Apak
Adeline terbelalak mendengar penuturannya Leo lontarkan.Baru permulaan saja, dirinya sudah bergetar hebat seperti ini. Apalagi nanti ketika mereka sudah masuk ke permainan inti? Adeline bergidik ketika memikirkan apa yang akan Leo berikan pada tubuhnya yang sudah merinding.Kemudian Leo memajukan kepala dan menempelkan kedua bibir mereka. Lagi-lagi dia mempermainkan bibir itu dengan sangat lembut dan hangat. Pria itu sukses membuat area inti Adeline berdenyut bahkan ketika Leo hanya menyentuh bibirnya saja.Ketika sudah puas bermain dengan bibir Adeline yang selalu membuatnya kecanduan, Leo semakin melancarkan aksinya dan turun menuju bagian bawah perut sang istri. Pria itu bermain-main disana dengan bibir sampai gelombang kenikmatan itu kembali hadir.Leo tersenyum dan merasa bangga sudah membuat istrinya bergetar nikmat. Dia lalu merangkak naik dan melihat Adeline yang memejamkan kedua mata merasakan betapa hebat permainannya.Kemudian dia membelai wajah istrinya itu dan mengusap p







