Reagan memborong semua wajah Clare dengan penuh kasih sayang. "Aku tidak akan merusak apa yang berharga dalam hidupku. Kau sangat berharga bagiku, Agatha. Aku tidak akan pernah merusakmu.""Kita sudah dewasa."Mata Reagan berhenti di bibir Clare. "Aku tahu, tapi kita tidak boleh melakukannya sekarang. Kalau kita melakukannya dan kau hamil sebelum lulus kuliah, bagaimana? Orangtuamu pasti akan marah padaku."Clare menggeleng. "Kita bisa mencegah itu agar tidak terjadi, Reagan. Aku bisa mengonsumsi pil dan kita bisa melakukannya setiap hari."'Ya, Tuhan, cobaan apa yang Engkau berikan padaku. Dewi paling cantik di dunia ini mengajakku bercinta dan aku harus melakukan atau menolaknya?' kata Reagan dalam hati."Reagan?" panggil Clare.Pria itu tersadar lalu menatap Clare."Aku tidak menuntut kau akan bertanggung jawab dengan apa yang akan aku minta, tapi aku ingin kau membuktikan bahwa keseriusanmu benar. Bukan masalah kita tidak bisa menikah, karena cinta tidak selamanya saling memiliki,
Clare menoleh menatap Reagan tanpa ekspresi apa-apa. "Aku tidak marah padamu, aku juga percaya padamu. Kau benar, kita akan melakukan hal itu setelah menikah. Jadi harapanku saat ini hanyalah berdoa dan semoga Tuhan menjodohkan kita berdua."Reagan semakin frustasi. Ia tahu Clare saat ini berbohong. Kata-kata yang baru saja keluar dari mulutnya adalah bukti kekecewaan wanita itu kepada dirinya. Tanpa berkata apa-apa ia segera menyalahkan mesin mobil dan mulai meninggalkan tempat itu.Clare meliriknya. Dalam hati ia tertawa dan bahagia telah berhasil memprovikasi Reagan. Saat ini ia berharap Reagan akan berubah pikiran dan membawanya ke vila bukan restoran.Tapi ternyata pikiran itu salah. Reagan membelokkan mobil sportnya di sebuah restoran mahal. Meski sedikit kecewa karena gagal menghasut Reagan, tapi ia senang karena dirinya berhasil mempertahankan harga dirinya sebagai bentuk cinta yang tulus dari pria itu.Di sisi lain.Dalam sebuah makan malam yang romantis John dan Soraya sedan
Soraya terkejut mendengar hal itu. Tapi rasa terkejut itu langsung hilang begitu ia melihat Reagan dan Clare masuk ke dalam restoran. Matanya terbelalak melihat mereka.'Ya, Tuhan, apakah ini mimpi?' pikirnya, 'Apakah itu artinya Reagan mau melakukan apa yang aku perintahkan? Dia mengajak Clare berkencan ... Ya, Tuhan, ini benar-benar kabar yang menggembirakan. Mama harus tahu soal ini.'John mengikuti arah pandang Soraya, tapi ia tidak melihat apa-apa. Dengan cepat ia berbalik dan bertanya, "Apa yang kau lihat?"Saat itulah Soraya tersenyum lebar. "Tidakkah menurutmu Clare dan Reagan adalah pasangan yang serasi? Menurutku mereka adalah pasangan yang sangat sempurna."John ingat soal perkataan Dean saat konversasi yang mereka lakukan tadi pagi. "Apa itu artinya tadi kau melihat mereka bersama?""Iya," balas Soraya sambil menunjuk ke arah lain di belakang John, "Mereka terlihat seperti pasangan kencan."John terkekeh. "Itu tidak mungkin, Soraya. Meskipun Clare anak pemilik universitas
Begitu tiba di rumah Clare tampak kesal. Ia segera membaringkan diri di ranjang dengan emosi yang meluap. "Apa dia itu tidak normal? Apa dia ...," Clare bangkit dan duduk, "Pria lain mungkin akan langsung menerima tawaran itu, tapi dia ...," Clare mengendus, "Aku harus melakukan sesuatu agar dia mau melakukannya. Kalau benar dia mencintaiku dan akan menikahiku, aku harus memaksanya untuk melakukan itu," pikiran Clare memeras tentang tindakannya yang bodoh. "Tapi, bagaimana dengan calon suamiku? Bagaimana dengan mami dan papi? Apakah mereka akan membenciku jika aku melakukan ini?"Clare membuang napas panjang kemudian berbaring menatap langit-langit kamar, "Ya, Tuhan, aku sudah jatuh cinta pada Reagan. Aku sudah tergila-gila padanya. Bagaimana ini? Aku hanya ingin menikah dengannya, aku tidak mau menikah dengan orang lain. Mami, papi, maafkan aku. Anak kalian sudah jatuh cinta kepada pria bernama Reagan Harvest."Di sisi lain.Dengan tubuh telanjang bagian atas dan celana pendek hitam
Tut! Tut!Dimitry memutuskan panggilan.Emelly marah. "Apa dia sudah kehilangan akal? Kalau dia melakukannya dan wanita itu meminta pertanggungjawaban, bagaimana? Reagan sudah kelewatan. Aku harus mengadukan hal ini kepada daddy. Daddy tidak boleh mengijinkannya mendekati wanita itu. Kalau wanita itu hamil mau tidak mau Reagan harus menikah dengannya, bukan?"Dimitry setuju kemudian menatap ponsel untuk menghubungi mertua."Apa yang kau lakukan?" tanya Emelly."Menghubungi daddy.""Halo, Dim?" Suara wanita dari balik telepon membuat Dimitry mengisyaratkan Emelly untuk diam. "Mami, apakah daddy ada? Aku ingin bicara.""Tunggu sebentar, ya. Daddy sedang ... Oh ini dia. Sayang, Dimitry menelepon."Suara di balik telepon membuat Emelly dan Dimitry saling bertatap. Ada rasa bahagia dalam wajah mereka karena meski sudah tidak muda lagi tapi kemesraan di antara kedua orangtuanya tak pernah pudar."Halo, Dim, ada apa?" Suara berat dari balik telepon menyapa."Dad, apa benar kau memberikan kel
Sekarang sebelum pria itu menjadi milik orang lain Clare sudah memutuskan. Ia segera bangkit dari ranjang, mengambil ponsel lalu menghubungi Reagan."Halo, Sayang?" sapa Reagan dari balik telepon."Apa kau sibuk?""Tidak, ada apa?""Boleh aku minta sesuatu?"Tawa Reagan terdengar dari balik telepon. "Sejak kapan kau meminta sesuatu aku akan menolak, hah?""Kata siapa? Buktinya ada satu hal yang tidak pernah kau berikan," Clare kesal."Aku mengerti, Agatha. Tapi bukankah sudah kubilang, aku akan memberikannya setelah kau lulus kuliah, oke?"Clare terdiam sesaat. "Apakah setelah aku lulus kuliah kau akan mengabulkan permintaan itu?""Tentu saja.""Bagaimana kalau tidak hanya menginginkan hal itu? Eh, maksudku, bagaimana jika aku ingin kau menjadi suamiku?""Tidak masalah. Apapun yang akan terjadi, aku akan tetap memperjuangkanmu. Tak peduli apa tanggapan orangtuaku, aku akan tetap menikah denganmu. Yang penting kau siap menghadapi orangtuamu jika mereka meminta penjelasan dari kita berd
Clare mengalah. Ia melepaskan tangan dari benda itu dan memberikannya kepada Soraya. "Ini, Nyonya.""Terima kasih, Sayang. Apa kau sedang datang bulan?""Tidak, ibuku. Dia memintaku untuk membelikannya. Maklum, darurat."Soraya tersenyum lebar. "Oh, begitu. Ngomong-ngomong bagaimana kabarmu dan keluargamu?""Kami baik semua," balas Clare. Ia menatap Soraya lalu berkata, "Boleh aku bertanya?""Silahkan, Sayang. Kau ingin bertanya apa?""Kenapa Anda sudah tidak pernah lagi datang ke universitas? Bukankah Anda adalah dosen di universitas kami?"Soraya senang Clare melontarkan pertanyaan itu. Dengan pura-pura ia segera menunduk dan hendak menangis. "Semua ini karena seseorang. Dia telah mengeluarkanku dari universitas itu tanpa alasan jelas.""Mengeluarkan Anda, siapa?" tanya Clare penasaran."Jangan, Sayang, kau tidak boleh tahu. Itu tidak penting." Soraya hendak berbalik, tapi Clare menahannya."Anda harus mengatakannya padaku, siapa yang telah berani mengeluarkan Anda dari universitas
"Apa kau tahu kenapa alasan beliau tidak pernah muncul lagi di universitas sejak kejadian itu? Aku baru sadar ternyata sejak terakhir kita membicarakannya di kantin tempo hari, sejak saat itu beliau sudah tidak pernah masuk lagi ke universitas."Clare tidak ingin mengatakan pertemuannya tadi siang bersama Soraya sebelum Reagan menceritakan yang sebenarnya."Aku juga tidak tahu, mungkin beliau sudah resign sejak lama, tapi dari antara kita semua tidak ada yang tahu."'Aneh,' pikir Clare, "Kalau benar resign, kenapa beliau bilang padaku dia dikeluarkan?'"Sayang?" panggil Reagan."Iya?""Ada apa? Kenapa kau tiba-tiba menyakan soal nyonya Soraya?""Tidak apa-apa. Aku baru sadar kalau selama beberapa tahun ini ternyata beliau sudah tidak pernah hadir di universitas.""Tapi kau pasti punya alasan bukan kenapa kau memikirkan dia?""Aku tidak memikirkan dia, Sayang. Hanya saja sambil berendam aku kembali mengingat semua kejadian selama di universitas, dan aku juga teringat soal hubungannya d