"Oh, tentu saja. Aku akan mengirim semua daftar nama-nama staf kami kepada Anda sekarang juga.""Terima kasih, John. Aku ingin sekarang juga Anda mengirimnya, dan jangan lupa cantumkan berapa lama mereka menjabat sebagai staf di universitasku.""Siap, Mr. Stewart. Anda tenang saja."Tut! Tut!Dean memutuskan panggilannya. Dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celana ia terus menatap ke bawah di mana keramaian kota sedang berlangsung. "Aku tidak akan membiarkanmu mengganggu kehidupan kami, Soraya."Drtt... Drtt...Getaran ponsel kembali terdengar. Dean segera mengeluarkan sebelah tangannya dari saku celana, menatap layar untuk melihat siapa yang memanggil. "Ada apa?" tanya Dean begitu menyambungkan panggilan."Bos, Rebecca dan Soraya tinggal di Menk Residence. Lokasinya tak jauh dari universitas. Menurut tetangga mereka sudah belasan tahun tinggal di rumah itu.""Belasan tahun?" ulang Dean."Iya, Bos. Saat ini Soraya bekerja sebagai dosen pembimbing di univerditas Anda, sedangkan Reb
Ansley duduk di samping kanan meja. Karena dirinya juga sudah kehausan ia mengambil satu gelas jus orange untuk dirinya sendiri.Reagan duduk di hadapan mereka. "Ada dua hal yang ingin kusampaikan kepada kalian. Pertama soal Agatha, kedua soal nyonya Soraya.""Soraya saja," kata Luke, "Jujur, sampai sekarang aku penasaran tentang biografi wanita itu. Katanya dia belum menikah, ya?"Ansley meledek. "Iya, dan kau bisa mendaftarkan diri untuk menjadi pendampingnya.""Apa? Itu tidak mungkin. Wajahnya saja jauh terlihat lebih tua dibanding ibuku."Reagan dan Ansley tertawa."Awalnya aku pikir beliau akan mengusirku begitu aku mengutarakan maksudku ingin bertemu dengannya, tapi ternyata tidak. Beliau malah senang dan menceritakan semuanya padaku," Reagan menarik napas panjang lalu menatap Ansley, "Apa yang kau ceritakan waktu itu sama persis dengan apa yang beliau ceritakan kepadaku, Ans. Katanya beliau dan ibunya Agatha saudara tiri, tapi beliau tidak menjelaskan detailnya seperti apa. Wan
Mata Reagan menatap ke arah gerbang untuk melihat apakah mobil dari salah satu orang yang ditunggunya akan muncul. Dan saat ia hendak mengalihkan pandangan kembali ke layar ponsel, bola matanya menangkap sosok berbadan tinggi yang sedang berdiri tak jauh dari gerbang."Siapa mereka?" Dilihatnya kedua orang itu berpakaian serba hitam lengkap dengan kaca mata, "Itu kan tampang-tampang pengawal. Apa daddy telah mengirim pengawal untuk menjagaku?" Dengan rasa penasaran yang tinggi Reagan menatap layar ponsel dan mencari kontak ayahnya, "Ini pasti perbuatan daddy. Dia pasti sengaja menyuruh orang untuk memata-mataiku di kampus ini. Dia kan paling tidak suka kalau aku mendekati wanita lain selain menantu pilihannya."Dengan kesal Reagan menempelkan ponsel ke telinga dengan mata yang terus menatap ke arah gerbang di mana ada dua pria bertubuh besar sedang berdiri layaknya para bodyguard."Brengsek! Kenapa daddy tidak mengangkat teleponku?"Reagan kesal karena panggilannya tidak direspon. Ket
"Apa? Mengawasi Clare?" Luke dan Reagan sama-sama menjawab."Iya, sepertinya om Dean dan tante Kensky takut ada hal yang tidak diinginkan terjadi kepada Clare."Luke berkomentar. "Apa itu artinya orang tua Clare sudah tahu kalau Reagan sedang berusaha mendapatkan putri mereka? Tadi kau menyebut-nyebut nama Reagan, kenapa?""Aku pikir juga begitu. Tapi kata Clare bukan, itu tidak ada sangkutpautnya dengan Reagan.""Aku rasa juga begitu," balas Reagan, "Karena dilihat dari respon orangtuanya mereka sangat baik padaku. Bahkan ibunya sendiri yang bilang, bahwa aku harus rajin-rajin mengajak Agatha jalan-jalan agar dia tidak stres di rumah.""Aneh," kata Luke, "Kalau begitu kenapa Clare harus dijaga oleh pengawal?"Ansley mengendus. "Mengherankan, karena mulai sekarang dan seterusnya akan ada pengawal yang terus menjaganya. Tapi sudahlah, yang penting selama kita masih bisa berinteraksi dengannya setiap hari itu berarti tidak ada pengaruhnya bagi kita. Sekarang kita harus sama-sama menjaga
Reagan tak bisa marah, apalagi ia tahu respon kedua orang tua Clare kepadanya sangat baik. "Kalau memang ada sesuatu yang membahayakan akan terjadi padamu, jangankan kedua pengawal itu, aku akan selalu siap menjagamu Agatha."Wajah Clare memerah karena malu.Ansley yang menyadarinya pun segera berkata, "Ayo, kita masuk."Di sisi lain.Dalam kamarnya yang besar dan mewah sosok Soraya sedang merias wajahnya dengan makeup tebal dan lipstik berwarna merah. Sambil mengoleskan kuas ke pipi untuk menambah rona di wajahnya ia terlihat bahagia karena rencananya satu persatu mulai terwujud. Ia sudah berhasil membujuk Reagan dan sekarang ia harus berhasil membujuk Clare agar mau menjalin hubungan dengan Reagan."Aku rasa Dean akan murka kalau dia tahu anak perempuannya menjalin hubungan dengan pria yang bukan calon suaminya," Soraya terbahak, "Dean, Dean, sebentar lagi kau dan Kensky akan mendapatkan kejutan dariku. Tunggu saja."Drttt... Drttt...Getaran ponsel mengejutkan Soraya dari pikiranny
"Silahkan duduk," balas rektor sembari menyandarkan punggungnya di kursi, "Ini soal data dirimu yang aku buat dalam dokumen permohonan waktu kau melamar di sini."Alis Soraya berkerut. "Kenapa dengan data itu, bukankah semuanya sudah aman?""Iya, tapi masalahnya aku hampir ketahuan.""Ketahuan?" Soraya terkejut, "Ketahuan bagaimana maksudmu?"John tampak gelisah. "Pelankan suaramu, aku tidak ingin pembicaraan kita didengar orang lain."Soraya ikut gelisah. "Kalau begitu cepat katakan, apa maksudmu hampir ketahuan dan siapa orang yang hampir mengetahuinya?"John menatap mejanya dengan mata bergerak sana-sini. "Kemarin pemilik universitas meminta semua data staf di sini. Karena namamu yang ada dalam pikiranku, aku menaruh namamu di urutan paling atas. Seandainya namamu paling bawah mungkin beliau tidak akan bertanya, tapi karena namamu berada di urutan paling atas beliau meminta semua datamu padaku untuk diperiksa.""Lalu masalahnya apa? Yang penting kau menuliskan dataku sesuai kualifi
Sambil menikmati makan malam bersama Rebecca Soraya menceritakan apa yang sedang dialaminya kepada ibunya. "Kemungkinan aku akan keluar dari kampus itu, Mama."Rebecca yang hendak menyuapi dirinya sendiri langsung terkejut. "Keluar, kenapa?""Ini semua karena si tua itu," balas Soraya lalu menatap Rebecca, "Si pemilik kampus meminta padanya daftar nama para staf kampus serta jangka waktu mereka menjabat. Karena kelalaiannya dia tidak sadar menaruh namaku di daftar paling atas. Si pemilik kampus marah karena namaku menjadi prioritas, sementara masa jabatanku belum sebulan di kampus itu. Jadi besar kemungkinan beliau mencurigainya dan akan mewawancaraiku secara langsung."Alis Rebecca berkerut. "Apa masalahnya? Harusnya bagus, kan? Itu berarti kau bisa mengenal pemilik kampus itu secara langsung."Mata Soraya terbelalak. "Bagus bagaimana, Mama? Aku tidak mengerti soal tes-tes yang nanti akan beliau berikan kepadaku. Kalau misalnya aku tidak bisa menjawabnya, bagaimana? Data diriku terca
Kensky hanya diam sambil menikmati sarapan. Sebagai orang yang pernah mengalami masa lalu buruk bersama Soraya, ia dan Dean sudah sepekat untuk merahasiakan semua itu dari Clare."Iya, Pi. Beliau adalah dosen pembimbing di kampus kita. Tapi selama ini aku hanya sekali saja bertemu dengannya. Selebih itu aku tidak pernah melihatnya lagi."Dean menelan sisa makanannya sambil melirik Kensky yang juga sedang mengunyah."Bagaimana menurutmu tentang karakternya? Rencana papi akan ke kampus untuk menemuinya. Tapi jika penilaian kamu dan rektor sesuai dengan apa yang papi harapkan, papi tidak perlu lagi ke sana untuk memberikannya tes."Clare menghabiskan susunya. Setelah membersihkan mulut dengan serbet berbahan licin ia menceritakan kepada Dean saat dirinya bertemu Soraya. "Dia tidak suka aku memanggilnya dengan sebutan ibu. Katanya dia belum menikah, jadi seharusnya aku memanggil dia nyonya."Kensky menahan tawa, sedangkan Dean terus melontarkan pertanyaan yang wajar agar Clare tidak curig