Share

Bab 10

Tak lama, Albert menerima undangan tersebut.

Keluarga Tanoewidjaja memiliki aset yang jauh di bawahnya, namun pengaruhnya di benua ini jauh di atasnya. Tak mengherankan dengan julukan mereka sebagai keluarga medis terbaik di negara ini. Mereka mengantongi banyak hutang budi dari keluarga-keluarga besar. Albert memiliki prinsip sederhana dalam menentukan teman dan musuh. Tak peduli sebaik atau seburuk apapun seseorang, mereka akan menjadi musuh ketika mereka menghalangi jalan tujuannya, mengganggu orang yang Albert pedulikan, atau secara konstan berusaha merundungnya.

Riska sempat menawarkan untuk menjemputnya yang ia tolak secara sopan. Setelah memastikan alamat dan waktunya, Riska memutuskan panggilan tersebut.

Setelah telpon dari Riska, ia teringat akan potensi ancaman Joni dan keluarganya, keluarga Anggara. Ia memutuskan untuk menghubungi Elang.

“Selamat pagi Albert. Ah, saya senang ponselnya berfungsi dengan baik,” sapa Elang segera setelah panggilan mereka terhubung.

Albert menyapa balik dan mengungkapkan terima kasih atas ponsel baru tersebut.

“Sejujurnya Albert, ponsel ini dirancang khusus untuk menjadi hadiah ulang tahun anda yang ke 18. Kami mengutamakan fiturnya untuk mengikuti trend yang terbaru. Setelah mendengar siasat anda kemarin tentang keluarga Rich, saya menambahkan pesanan terakhir untuk menambahkan logo salah satu ponsel pasaran sehingga tak akan banyak orang yang menyadari bahwa ponsel tersebut merupakan produk dari rancangan khusus.”

Albert benar-benar mengerti sekarang bagaimana Elang menjadi senjata rahasia Gading dan Kevin dalam memastikan keselamatan Albert. Pria ini memiliki kemampuan observasi yang bagus, inisiatif yang ia lakukan juga sangat sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

“Saya mengagumi dan sekali lagi berterima kasih atas kerja keras anda kak Elang. Sejujurnya, jika anda tidak mengatakan ini produk rancangan khusus, saya tidak akan menyadarinya sama sekali,” Albert yang masih belum terbiasa diperlakukan sebagai anak orang kaya dengan sopan bertanya, “Kak Elang, Apakah anda bisa membantu saya untuk memberikan informasi tentang seseorang dan keluarga mereka ?”

Elang dengan percaya diri menjawab, “Tuan Albert, walaupun aset Harapan Group saat ini tidak berada di 10 besar negara ini, namun anda dapat yakin kami mampu menyediakan anda seluruh informasi yang anda butuhkan jika masih terbatas dalam kawasan kota ini kurang dari 1 jam.”

Albert pun menceritakan kejadian penyelamatan Riska kemarin malam. Ia menjelaskan bagaimana potensi Joni dapat melacak peristiwa itu kepada dirinya dan potensi keluarga Anggara bertindak jika Albert harus mengurus Joni juga. Untuk saat ini dengan hanya mengandalkan atribut kekuatan dan bela diri, ia sangat yakin dapat melawan Joni bersama beberapa bawahannya. Satu tendangannya kemarin cukup untuk membuat masing-masing dari berandal itu terkapar pingsan. Jadi, hal yang benar-benar Albert waspadai adalah keluarga Anggara.

“Kami memiliki informasi tentang mereka tuan. Anda tidak perlu khawatir jika keluarga Anggara menyerang anda. Kami memiliki tim keamanan yang mampu menghabisi mereka. Namun, jika anda berniat untuk melanjutkan rencana untuk tidak terlalu menonjolkan hubungan anda dengan Harapan Group, hal ini akan sulit dilakukan. Saya akan mendiskusikan ini dengan pak Gading. Untuk sekarang, anda dapat tenang karena saya yakin tidak ada dari dua berandal itu yang menyadari identitas anda.”

Albert juga mengerti poin terakhir itu.

“Bagaimana dengan Riska ? Apakah keluarga Anggara akan bergerak menyerangnya ?”

“Setelah mendengar apa yang terjadi, saya pikir tuan Tanoewidjaja pasti akan memperingati keluarga Anggara untuk tidak menyentuh putri mereka. Pengaruh mereka cukup untuk memperingati keluarga Anggara secara terang-terangan. Jika setelah peringatan ini, sesuatu terjadi pada nona Riska, keluarga Anggara pasti mendapatkan nama mereka sebagai tersangka utama. Saya malah khawatir jika gadis ini akan membocorkan tentang tindakan anda.”

Albert setuju dengan analisa Elang. Berbeda kasus dengan kemarin malam dimana keluarga Anggara dapat dengan mudah menghapus jejak mereka karena jikapun ada pencarian, keluarga mereka tidak akan menjadi prioritas utama yang menjadi waktu tambahan bagi mereka untuk menghilangkan bukti. Namun, Albert tak sependapat dengan Elang tentang Riska. Dari pengalaman singkat kemarin, ia yakin gadis ini tak akan membahayakan penyelamatnya secara sengaja.

Elang memastikan sebelum makan siang untuk mengirimkan informasi tentang Joni, keluarga Anggara, Riska, dan keluarga Tanoewidjaja. Albert mengangguk puas dan memutus panggilannya.

Albert telah mengecek pelayanan bank royal baru akan buka jam 10 pagi, sehingga ia menggunakan 2 jam yang tersisa untuk pindahan ke rumah masa kecilnya. Minimnya barang yang ia miliki membuat kegiatan pindahan itu selesai dalam setengah jam.

Setelah memastikan semuanya rapi, Albert mengaktifkan keterampilan kultivasi. Ini merupakan kartu as nya jika harus berhadapan dengan berandal dari dunia bawah kota Bandar! Ia akan menggunakan keterampilan ini secara pasif untuk dapat meningkatkan levelnya seperti pada keterampilan multitasking.

Sementara Albert sibuk dengan urusannya, Joni mengunjungi dua bawahannya di rumah sakit. Begitu kedua berandal itu sadar dari pingsannya, Joni memaksa mereka menceritakan apa yang terjadi.

Joni sangat mengapresiasi niat mereka untuk membawa Riska kepadanya. Ia mengetahui Riska sebagai salah satu primadona kampus. Ia memiliki paras yang cantik dan lekuk tubuh yang sempurna. Sifatnya yang feminim dan lembut benar-benar sebuah pesona yang memabukkan. Namun kedua berandal ini gagal karena seseorang yang mereka tidak ketahui karena cukup dengan satu serangan yang cepat keduanya dibuat pingsan.

Pujian atas niat mereka dan makian atas kelemahan mereka tertahan ketika panggilan masuk ke ponsel. Panggilan dari ayahnya, Rian Anggara. Dengan sikap acuh, ia menerima panggilan tersebut.

“Bocah bodoh! Jika kau ingin bermain preman, kau harus bisa mengatur anak buahmu!” hardik Rian yang sukses membuat Joni ketakutan.

“Ada apa ini, ayah? Mengapa kau begitu marah?”

“Apakah kau tahu apa yang diperbuat oleh anak buahmu kepada putri Tanoewidjaja?” tanya ayah Joni retoris, “Bawahanmu berani menyentuh putri Tanoewidjaja dan dengan bodohnya melepaskan gadis ini. Sekarang, keluarga Tanoewidjaja memperingatkan kita untuk tidak menyentuh putri mereka. Kau tahu, banyak nama-nama besar di belakang mereka yang tak bisa kita singgung!”

“Aku baru saja mendengar dari mereka bahwa ada seseorang yang menghentikan mereka dengan satu serangan. Orang ini menyerang mereka dengan cepat sehingga mereka sama sekali tak bisa mengenali orang ini!” jelas Joni berusaha mengalihkan kesalahan kepada orang misterius ini.

“Inilah mengapa aku bilang kau bocah bodoh! Kau bahkan mengambil anak buah yang lemah. Mereka benar-benar tidak berguna! Hal ini menunjukkan kau juga bodoh dalam mendidik anak buahmu!” Rian mendengus kecewa namun tetap memberikan Joni kesempatan lain. “Untuk sekarang, kau harus mencari orang misterius ini! Bawa dia ke hadapanku!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status