Share

BAB 90: Pemimpin (Baru) Sementara

Author: Nareswari
last update Last Updated: 2025-08-10 20:23:09

“Selamat pagi, perkenalkan, saya Tom Zurich. Kepala Desainer Senior sementara, yang dikirim dari kantor pusat,” ucap pria berkacamata.

Tom memiliki perawakan yang tegap. Rambutnya separuh sudah memutih, tapi tetap terlihat gagah.

Sedangkan pria satunya lagi, terlihat masih muda. Mungkin baru lulus kuliah. Ia membawa sekotak barang-barang.

“Ini asisten saya, Bill Shacks, yang akan membantu saya dalam menangani pengajuan desain kalian semua,” lanjut Tom.

Donny Jacob maju dan menjabat tangan Tom. “Kami ucapkan selamat datang, Tuan Zurich dan Tuan Shacks. Saya Donny Jacob, ketua tim desainer. Kalau ada apa-apa, Tuan Zurich bisa menghubungi saya.”

Tom Zurich tersenyum ramah. “Kalau begitu perkenalannya kita akhiri di sini, saya akan segera ke ruangan saya.”

Tom Zurich dan Bill Shacks bergegas menuju ruangan Julie yang sudah kosong. Jendela yang tembus pandang ke dalam ruangan segera ditutup oleh Bill.

Eva berbisik. “Kenapa ya aku merasa aneh?”

“Aneh gimana?” tanya Sasha.

“Ya aneh aja,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 117: Kejutan Terindah

    “Apa? Ada yang salah, Honey?” tanya Jade cemas. Sasha memegang sebuah alat di tangannya. Lalu ia tertawa. Jade bingung. “Kenapa malah tertawa?”“Aku mau ke kamar mandi dulu ya,” ucap Sasha. Jade dengan sigap memapah Sasha sampai kamar mandi. Agak lama, Jade merasa tidak tenang. Ia mondar-mandir di depan pintu kamar mandi. “Honey, kamu baik-baik aja kan?” tanya Jade cemas. “Kok nggak ada suaranya?”Pikiran Jade tidak karuan. Ia semakin cemas. Tidak lama kemudian, terdengar seperti isak tangis. Jade segera membuka pintu kamar mandi yang tidak terkunci dan mendapati Sasha sedang menangis di depan kaca wastafel. “Sayang, kamu kenapa?” tanya Jade. Ia begitu khawatir. Sasha terus menangis. Kemudian ia menyodorkan alat yang dari tadi dipegangnya. Jade bingung. Dan saat melihat alat itu, ia tertegun. “Honey, kamu hamil?” tanya Jade tak percaya. Sasha mengangguk. Ekspresi Jade langsung berubah senang. “Honey, kamu hamil? Woohooo! Istriku hamil!” Jade langsung memeluk Sasha erat. “T

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 116: Peluncuran Pertama De Lune Blanc

    “Dengan bangga kami tampilkan,” ucap Sasha di depan para tamu undangan.Sebulan setelah liburan, Sasha tersenyum bangga di atas panggung. Ia sedang berada di acara peluncuran produk pertamanya Véranda.Acara ini merupakan peluncuran pertama De Lune Blanc. Terdiri dari pakaian home dress yang chic, set perhiasan yang simple, dan juga sandal rumah yang nyaman. “Meskipun kita, ibu-ibu rumah tangga ataupun yang bekerja di dalam rumah, mau nongkrong cantik di teras rumah, bisa tetap tampil cantik yang tidak overstyled,” papar Sasha. “Tidak terkesan dipaksakan.”Lampu tiba-tiba mati. Musik mengalun pelan. Barulah saat volume naik, lampu gemerlapan mulai menyala. Para model cantik mulai berjalan dari belakang menuju panggung utama. Berlenggak lenggok memamerkan style masing-masing.Tepuk tangan para tamu terdengar saat melihat style yang mereka incar. Mereka tampak antusias. Di barisan terakhir, ada Jade yang juga mengenakan homme style. Piyama elegant lengkap dengan kalung yang membuat

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 115: Memento

    “Silakan diminum,” ucap Pemilik toko. Pemilik toko memberikan minuman dan berbagai camilan dari tokonya. Sedang Kakek masuk ke dalam untuk mengambil sesuatu. “Paman sudah berapa lama mengenal Kakek Bob?” tanya Sasha. “Sejak saya kecil. Dia selalu menginap di sini setahun sekali,” terang Pemilik toko. “Mendiang ayah saya menitip pesan kepada saya bahwa saya tidak boleh menjual toko ini. Karena Kakek Bob selalu menginap di sini.”Sasha tersenyum senang. “Terima kasih, Paman. Paman sudah menjaga kakek di saat cucunya sendiri tidak mengenalnya. Tidak lama kemudian, Bob keluar dengan membawa sebuah kotak perhiasan. Bob menyerahkannya kepada Sasha. “Ini apa?” tanya Sasha. Sasha kemudian membuka kotak itu. Di dalamnya terdapat sebuah cincin antik buatan tangan. Dan ada selembar foto Chenia gadis dengan tulisan di belakangnya: Untuk pujaan hatiku. Dari Geoffrey. “Ini …”Bob mengangguk. “Itu cincin peninggalan Chenia. Buatan ayahmu, Geoffrey.”Sasha meneteskan air matanya. “Papa nggak p

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 114: Pertemuan Tak Terduga

    “Kita mau ke mana sih, Hubby?” tanya Sasha. Sasha dan Jade menikmati sarapan mereka. Meskipun badan Sasha masih terasa pegal, tapi ia ingin menikmati masa cutinya dengan maksimal. “Kasih tahu dong, jangan sampai aku salah kostum nih,” rengek Sasha. Jade terkekeh. “Nggak, aman kok.”Sasha mendelik. “Bener ya? Pokoknya kalau ternyata salah kostum, kamu harus ganti rugi.”Setelah selesai sarapan, mereka langsung memesan taksi untuk pergi ke terminal bus. Dahi Sasha berkerut. “Mau ke mana ih? Kok pakai bus?”“Kejutan pokoknya,” kata Jade. “Kamu pasti seneng kok! Percaya deh!”Sasha mengalah. Liburan pilihan Jade kemarin juga sangat luar biasa. Ia yakin kali ini pun tidak akan mengecewakan.Sesampainya di terminal bus, Jade segera mencetak tiket online-nya. Sasha masih menunggu di ruang tunggu. Setelah selesai, mereka langsung menuju bus mereka. Tapi sebelum itu, Sasha mampir ke toko roti. “Hubby, sini dulu,” kata Sasha. Jade langsung paham keinginan Sasha. Mereka membeli empat roti

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 113: Akhir Liburan

    Sasha sungguh penasaran. Sudut matanya mengikuti Jade ke dapur. Ia memicing, mencoba melihat apa yang sedang Jade masak.Mereka memang membeli beberapa bahan makanan tadi. Sasha juga membeli pasta karena ia tiba-tiba ingin.“Apa dia sedang membuat spaghetti untukku?” gumam Sasha. Tebakan Sasha benar. Harum khas pasta menyebar di seluruh pondok setelahnya. Sasha berpura-pura menonton televisi saat Jade berjalan menghampiri. “Sudah siap,” ucap Jade. “Bisa tutup matamu dulu?” Jade memberikan Sasha penutup mata. Sasha menurut. Ia membiarkan Jade memasang penutup mata itu. Terdengar suara klik pelan, yang Sasha tebak adalah tombol lampu. Jade meraih tangannya kemudian, menuntunnya untuk berjalan.Setelah beberapa langkah, Sasha merasa curiga. Kenapa meja makan terasa lebih jauh?“Kita mau ke mana?” Sasha akhirnya tak tahan untuk bertanya.Angin malam berhembus kencang. Masuk melalui celah-celah kecil dinding kayu. Jade menuntun Sasha untuk duduk di kursinya. Aroma pasta yang menggoda

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 112: Makanan yang Membuatmu Menari

    “Ini kalung darimu,” sahut Jade sambil mengedipkan sebelah mata. Sasha mendelik. Ia tidak meladeni gurauan Jade. “Tunggu!” Jade menarik Sasha, mencoba membujuk wanitanya yang merajuk. Tak jauh dari sana, aroma manis menarik mereka ke kios makanan. Tampak penjual, masih remaja sedang membuat kue berbentuk ikan kecil-kecil. Jade dan Sasha mendekat. “Ini kue apa?” tanya Jade. “Kue cubit, Om. Silakan, satu loyang sepuluh ribu rupiah,” ucap penjual. Jade juga melihat beberapa makanan lain. Puding kelapa, kelapa tart, dan juga sesuatu yang dibungkus daun pisang. “Kalau itu namanya apa?” tanya Sasha yang juga melihat makanan yang dibungkus. Penjual melihat yang ditunjuk Sasha. “Itu namanya Jongkong, Kak, makanan khas Nusantara.”“Rasanya?” tanya Jade. Penjual itu kemudian mengambil piring kecil dan meletakkan sebungkus jongkong di atasnya. Ia melepas lidi penguncinya. Aroma gurih dan manis langsung memanjakan hidung Sasha. “Silakan. Kalau tidak enak, tidak perlu bayar,” ucap penj

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status