Share

BAB 92: Kesempatan dan Tawaran

Penulis: Nareswari
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-11 15:59:29

Sasha menepuk pundak Eva. “Ssst! Jangan gitu ah!”

“Habis omongannya terlalu berbelit-belit,” bisik Eva.

Paula tersenyum. “Nggak apa-apa kok, aku memang pantas dipanggil seperti itu.”

Paula kemudian memberikan sebuah amplop berisi undangan. “Beberapa bulan yang lalu, seorang desainer terkenal dari Milano tertarik pada salah satu desainmu. Namanya Henry Fabiano.”

Sasha membuka amplop itu dan membaca surat undangannya.

“Aku tidak pantas hadir di acara pameran tersebut. Dan dia pun pasti sudah tahu bahwa desain-desain itu milikmu.”

“Lalu?” tanya Sasha.

Paula tersenyum. “Ini kesempatan emas, Sasha. Kamu bisa bertemu dengan desainer dunia. Kamu bisa mengepakkan sayapmu dan merambah dunia internasional.”

Sasha memasukkan kembali surat undangan ke dalam amplop. Lalu memberikannya kembali kepada Paula.

“Maaf, sepertinya aku nggak tertarik,” ucap Sasha.

Paula menolak amplop itu. “Silakan dipertimbangkan lagi. Aku benar-benar tulus memberikanmu kesempatan ini. Anggap saja ini bukti perminta
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 117: Kejutan Terindah

    “Apa? Ada yang salah, Honey?” tanya Jade cemas. Sasha memegang sebuah alat di tangannya. Lalu ia tertawa. Jade bingung. “Kenapa malah tertawa?”“Aku mau ke kamar mandi dulu ya,” ucap Sasha. Jade dengan sigap memapah Sasha sampai kamar mandi. Agak lama, Jade merasa tidak tenang. Ia mondar-mandir di depan pintu kamar mandi. “Honey, kamu baik-baik aja kan?” tanya Jade cemas. “Kok nggak ada suaranya?”Pikiran Jade tidak karuan. Ia semakin cemas. Tidak lama kemudian, terdengar seperti isak tangis. Jade segera membuka pintu kamar mandi yang tidak terkunci dan mendapati Sasha sedang menangis di depan kaca wastafel. “Sayang, kamu kenapa?” tanya Jade. Ia begitu khawatir. Sasha terus menangis. Kemudian ia menyodorkan alat yang dari tadi dipegangnya. Jade bingung. Dan saat melihat alat itu, ia tertegun. “Honey, kamu hamil?” tanya Jade tak percaya. Sasha mengangguk. Ekspresi Jade langsung berubah senang. “Honey, kamu hamil? Woohooo! Istriku hamil!” Jade langsung memeluk Sasha erat. “T

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 116: Peluncuran Pertama De Lune Blanc

    “Dengan bangga kami tampilkan,” ucap Sasha di depan para tamu undangan.Sebulan setelah liburan, Sasha tersenyum bangga di atas panggung. Ia sedang berada di acara peluncuran produk pertamanya Véranda.Acara ini merupakan peluncuran pertama De Lune Blanc. Terdiri dari pakaian home dress yang chic, set perhiasan yang simple, dan juga sandal rumah yang nyaman. “Meskipun kita, ibu-ibu rumah tangga ataupun yang bekerja di dalam rumah, mau nongkrong cantik di teras rumah, bisa tetap tampil cantik yang tidak overstyled,” papar Sasha. “Tidak terkesan dipaksakan.”Lampu tiba-tiba mati. Musik mengalun pelan. Barulah saat volume naik, lampu gemerlapan mulai menyala. Para model cantik mulai berjalan dari belakang menuju panggung utama. Berlenggak lenggok memamerkan style masing-masing.Tepuk tangan para tamu terdengar saat melihat style yang mereka incar. Mereka tampak antusias. Di barisan terakhir, ada Jade yang juga mengenakan homme style. Piyama elegant lengkap dengan kalung yang membuat

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 115: Memento

    “Silakan diminum,” ucap Pemilik toko. Pemilik toko memberikan minuman dan berbagai camilan dari tokonya. Sedang Kakek masuk ke dalam untuk mengambil sesuatu. “Paman sudah berapa lama mengenal Kakek Bob?” tanya Sasha. “Sejak saya kecil. Dia selalu menginap di sini setahun sekali,” terang Pemilik toko. “Mendiang ayah saya menitip pesan kepada saya bahwa saya tidak boleh menjual toko ini. Karena Kakek Bob selalu menginap di sini.”Sasha tersenyum senang. “Terima kasih, Paman. Paman sudah menjaga kakek di saat cucunya sendiri tidak mengenalnya. Tidak lama kemudian, Bob keluar dengan membawa sebuah kotak perhiasan. Bob menyerahkannya kepada Sasha. “Ini apa?” tanya Sasha. Sasha kemudian membuka kotak itu. Di dalamnya terdapat sebuah cincin antik buatan tangan. Dan ada selembar foto Chenia gadis dengan tulisan di belakangnya: Untuk pujaan hatiku. Dari Geoffrey. “Ini …”Bob mengangguk. “Itu cincin peninggalan Chenia. Buatan ayahmu, Geoffrey.”Sasha meneteskan air matanya. “Papa nggak p

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 114: Pertemuan Tak Terduga

    “Kita mau ke mana sih, Hubby?” tanya Sasha. Sasha dan Jade menikmati sarapan mereka. Meskipun badan Sasha masih terasa pegal, tapi ia ingin menikmati masa cutinya dengan maksimal. “Kasih tahu dong, jangan sampai aku salah kostum nih,” rengek Sasha. Jade terkekeh. “Nggak, aman kok.”Sasha mendelik. “Bener ya? Pokoknya kalau ternyata salah kostum, kamu harus ganti rugi.”Setelah selesai sarapan, mereka langsung memesan taksi untuk pergi ke terminal bus. Dahi Sasha berkerut. “Mau ke mana ih? Kok pakai bus?”“Kejutan pokoknya,” kata Jade. “Kamu pasti seneng kok! Percaya deh!”Sasha mengalah. Liburan pilihan Jade kemarin juga sangat luar biasa. Ia yakin kali ini pun tidak akan mengecewakan.Sesampainya di terminal bus, Jade segera mencetak tiket online-nya. Sasha masih menunggu di ruang tunggu. Setelah selesai, mereka langsung menuju bus mereka. Tapi sebelum itu, Sasha mampir ke toko roti. “Hubby, sini dulu,” kata Sasha. Jade langsung paham keinginan Sasha. Mereka membeli empat roti

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 113: Akhir Liburan

    Sasha sungguh penasaran. Sudut matanya mengikuti Jade ke dapur. Ia memicing, mencoba melihat apa yang sedang Jade masak.Mereka memang membeli beberapa bahan makanan tadi. Sasha juga membeli pasta karena ia tiba-tiba ingin.“Apa dia sedang membuat spaghetti untukku?” gumam Sasha. Tebakan Sasha benar. Harum khas pasta menyebar di seluruh pondok setelahnya. Sasha berpura-pura menonton televisi saat Jade berjalan menghampiri. “Sudah siap,” ucap Jade. “Bisa tutup matamu dulu?” Jade memberikan Sasha penutup mata. Sasha menurut. Ia membiarkan Jade memasang penutup mata itu. Terdengar suara klik pelan, yang Sasha tebak adalah tombol lampu. Jade meraih tangannya kemudian, menuntunnya untuk berjalan.Setelah beberapa langkah, Sasha merasa curiga. Kenapa meja makan terasa lebih jauh?“Kita mau ke mana?” Sasha akhirnya tak tahan untuk bertanya.Angin malam berhembus kencang. Masuk melalui celah-celah kecil dinding kayu. Jade menuntun Sasha untuk duduk di kursinya. Aroma pasta yang menggoda

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 112: Makanan yang Membuatmu Menari

    “Ini kalung darimu,” sahut Jade sambil mengedipkan sebelah mata. Sasha mendelik. Ia tidak meladeni gurauan Jade. “Tunggu!” Jade menarik Sasha, mencoba membujuk wanitanya yang merajuk. Tak jauh dari sana, aroma manis menarik mereka ke kios makanan. Tampak penjual, masih remaja sedang membuat kue berbentuk ikan kecil-kecil. Jade dan Sasha mendekat. “Ini kue apa?” tanya Jade. “Kue cubit, Om. Silakan, satu loyang sepuluh ribu rupiah,” ucap penjual. Jade juga melihat beberapa makanan lain. Puding kelapa, kelapa tart, dan juga sesuatu yang dibungkus daun pisang. “Kalau itu namanya apa?” tanya Sasha yang juga melihat makanan yang dibungkus. Penjual melihat yang ditunjuk Sasha. “Itu namanya Jongkong, Kak, makanan khas Nusantara.”“Rasanya?” tanya Jade. Penjual itu kemudian mengambil piring kecil dan meletakkan sebungkus jongkong di atasnya. Ia melepas lidi penguncinya. Aroma gurih dan manis langsung memanjakan hidung Sasha. “Silakan. Kalau tidak enak, tidak perlu bayar,” ucap penj

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status