Share

Bab 29 Merindukan Anak Belahan Jiwa

Niken sedang menikmati teh manis berdua Yuma di ruang tamu sempit rumah petak sewaan perempuan enam puluh tahun itu.

"Ibu saya mengucapkan banyak terima kasih telah diberi nginap di sini,"

"Soraya,"

"Ya, Bu,"

"Bagaimana kalau kamu nggak usah pergi tapi tinggal saja di sini menemani Ibu ya sambil mencari ibumu," mata Yuma terkesan ingin ajakannya diterima oleh gadis yang diharapkan bisa menjadi teman mengobrolnya.

"Apa Ibu tsk merasa terganggu dan saya nggak merepotkan Ibu?"

Yuma tersenyum, " Memangnya kamu minta gendong sampai Ibu merasa repot," ujarnya lalu tertawa, "Ya nggaklah," lanjutnya.

Niken terdiam berpikir. Ajakan Yuma memang lebih baik daripada ia tinggal sendiri. Lebih aman jika ia tinggal dengan seorang ibu.

"Bagaimana mau, ya?" Yuma sangat berharap Niken mau menerima ajakannya.

"Kalau memang tak merepotkan baiklah," angguk Niken.

"Nah gitu dong," senyum lebar Yuma terhias di sisa kecantikan masa mudanya dulu.

"Terima kasih, ya, Bu sudah mau nampung saya," apa yang diuca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status