MasukGadis calon guru ini harus menyerahkan dirinya pada kaki tangan bandar obat terlarang, demi menyelamatkan orang tuanya. Ia harus menerima saat dijual ke tempat prostitusi, hingga sang kaki tangan menebusnya. Mulailah hidup dikejar rasa takut dan cemas dijalaninya, hingga suatu hari ia tahu tenyata sang kaki tangan bernama Jodi adalah ..
Lihat lebih banyakMasa kecil yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan, kini harus berakhir dengan kesedihan. Persahabatan yang harusnya ada untuk saling mendukung. Kini harus terpisahkan oleh waktu.
Kisah dua sahabat yang harus berpisah lantaran situasi dan kondisi yang tidak menentukan. Mereka harus berpisah karena Kenzo harus pergi bersama orang tua angkatnya.
Ya, Kenzo dan Ayu adalah sahabat yang selalu bersama. Mereka tidak pernah terpisah meskipun hanya sedetik. Ayu selalu saja menempel pada Kenzo, kemanapun Kenzo pergi, Ayu selalu ada di sana.
***
"Hei Kenzo, kembalikan bonekaku." Teriak Ayu sambil mengejar Kenzo yang sedang berlari.
"Hahaha, ayo ambil saja kalau bisa." Ejek Kenzo yang memutari pohon di taman.
Ayu berlari mengejar Kenzo sampai dia terjatuh, melihat sahabatnya jatuh. Kenzo langsung berbalik arah dan berlari mendekati Ayu.
"Ayu, kamu tidak apa-apa kan?" Kenzo cemas mendapati luka di lutut Ayu.
Kenzo kemudian menggendong Ayu dan menuju bangku yang ada di taman itu. Ia lalu mendudukan Ayu di bangku itu. "Ayu, kamu di sini dulu. Aku akan mengambilkan obat untukmu," ucap Kenzo.
Kenzo berlari pulang untuk mengambil kotak obat di rumahnya. Ia mengabaikan ibunya yang sedang memamggilnya karena melihatnya berlari. "Ken, ada apa? kenapa kamu berlari terburu-buru seperti itu," kata Ibu Kenzo.
"Tidak apa-apa bu, aku hanya mencari kotak obat." Jawab Kenzo sambil terus mencari kotak obat.
Ibunya yang heran kembali bertanya padanya. "Untuk apa kamu mencari kotak obat? apa kamu terluka?" Ibu Kenzo mulai khawatir dan mendekati Kenzo yang sedang sibuk mencari kotak obat tersebut.
"Tidak-tidak, bukan aku." Jawab Kenzo.
Mendengar jawaban Kenzo, Tante Rara mengerti kenapa anaknya itu sangat oanik saat mencari kotak obat sehingga tidak dapat menemukannya meskipun aslinya kotak itu ada di hadapan matanya.
Tante Rara tertawa lepas memperhatikan tingkah putra semata wayangnya itu. "Hei, kotak itu ada di hadapanmu. Kenapa kamu mencarinya kemana-mana." Tante Rara kembali tertawa terbahak-bahak.
"Aduh, kenapa ibu tidak bilang dari tadi." Kenzo kesal dan langsung mengambil kotak obat yang ada di lemari.
"Lah, kamu yang carinya nggak fokus makanya nggak lihat ada kotak di sana, ujar Tante Rara.
Kenzo tidak mempedulikan ibunya yang sedang mengejeknya. Dia kembali berlari setelah mendapat kotak obat itu. Dia langsung menghampiri Ayu yang masih menunggunya di bangku taman.
"Kenzo, kenapa kamu lama sekali?" tanya Ayu yang mulai bosan menunggu sahabatnya itu.
"Iya maaf, tadi aku tidak menemukan kotak obat ini. Padahal aku yangbtidak melihat kotak yang ada di depanku," kata Kenzo sambil mengoleskan obat luka pada lutut Ayu.
Mendengar jawaban Kenzo, Ayu menjadi tertawa. "Hahaha, apa kamu sudah buta sampai kotak di depan mata saja tidak terlihat? apa kamu butuh kacamata seperti nenek itu, Kenzo?" ledek Ayu sambil menunjuk pada nenek tua yang duduk di bangku seberang sambil membaca koran.
"Hei, berhentilah menertawaiku. Aku begini juga karena tidak fokus mencarinya," ucap Kenzo membela dirinya sendiri.
"Iya, iya. Kapan kamu pernah fokus? di sekolah saja kamu tidak bisa fokus dengan pelajaran," ucap Ayu.
Kenzo menekan kapan yang di beri obat luka itu ke lutut Ayu. "Awww, sakit tau! dasar bego." Ayu meringis kesakitan.
"Makanya jangan cerewet kalau nggak mau sakit," ujar Lenzo sambil bangkit dari posisi jongkoknya.
Ayu semang melihat Kenzo sangat perhatian padanya, karena itulah dia tidak ingin sedetikpun berpisah dengan Kenzo. Kasih sayang Kenzo padanya lah yang membuat dia betah terus di samping Kenzo.
"Sudah sore, ayo kita pulang." Ajak Kenzo.
"Baiklah," ucap Ayu.
Mereka berdua pun meninggalkan taman dan berjalan pulang. Di tengah perjalanan, mereka melihat sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan rumah Kenzo.
"Hei Kenzo, apa ibumu beli mobil semewah itu?" Tanya Ayu yang penasaran.
"Entah, amu juga tidak tau. Ya sudahlah tidak usah di pikirkan lebih baik kamu pulang sana, ibumu pasti sedang menunggumu," kata Kenzo.
"Iya-iya astaga, aku pulang. Tapi nanti ceritalan padaku mobil siapa itu," ucap Ayu sambil berjalan ke rumahnya.
Rumah Ayu dan Kenzo cukup dekat sehingga tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk bisa bertemu kembali. Hanya berbatas dua rumah saja antara rumah Kenzo dan rumah Ayu.
Saat Kenzo mulai memasuki halaman rumahnya, dia melihat seorang laki-laki turun dari mobil mewah itu. Dia heran karena tidak pernah melihat laki-laki itu berkunjung ke rumahnya. Baru kali ini dia melihat laki-laki itu.
"Ah, mungkin saja teman ibu," ucap Kenzo menepis rasa penasarannya.
Saat Kenzo sudah dekat dengan pintu rumahnya, laki-laki itu memanggilnya. "Kenzo, kamu sudah besar sekarang," kata laki-laki itu. Kenzo yang mendengar sapaan dari laki-laki itu semakin penasaran, kenapa laki-laki itu bisa tau namanya.
"Maaf, apa kita pernah saling bertemu?" tanya Kenzo dengan nada sopan.
Belum sempat laki-laki itu menjawab pertanyaan Kenzo, Tante Rara sudah datang dan menyuruh Kenzo untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Sayang, sebaiknya kamu masuk dan mandi dulu ya," kata Tante Rara.
"Baiklah bu." Kenzo masuk kedalam rumah dan langsung menuju pintu kamarnya.
Dalam hati Kenzo masih penasaran siapa laki-laki paruh baya itu, kenapa dia bisa mengetahui namanya. Setau dia, ibunya tidak pernah memiliki teman laki-laki selama ini.
"Ah, sudahlah. Mungkin hanya firasatku saja yang buruk." Kenzo lalu mengambil handuk dan masuk ke dalam kamarandi untuk membersihkan diri.
Selesai mandi, Kenzo langsung berganti pakaian, dia masih penasaran apa yang di bicarakan ibunya dengan laki-laki itu. Karena penasaran, Kenzo memutuskan untuk menguping pembicaraan mereka di balik pintu kamarnya.
"Rara, tolong lah izinkan aku merawatnya. Dia bisa hidup dengan baik bersamaku, aku janji dia tidak akan hidup susah." Laki-laki itu memohon agar Tante Rara mengizinkan dirinya membawa Kenzo bersama dengannya.
"Aku izinkan, aku juga tidak ingin dia hidup menderita bersamaku Win. Aku ingin melihat dia menjadi seorang yang sukses," ucap Tante Rara.
pembicaraan kedua orang tua itu membuat hati Kenzo kacau, dia masih tidak mengerti apa yang di maksud ibunya itu. Dan kenapa laki-laki itu ingin dia tinggal bersamanya.
"Apa ini semua? ini ... ini sangat tidak masuk akal. Kenapa ibu ingin aku pergi," kata Kenzo sambil menangis di dalam kamarnya. Entah ingin menangis atau bagaimana, Kenzo bingung menyikapi semua ini, semuanya terjadi begitu tiba - tiba sampai ia tidak bisa berkata apa - apa.
Mr.Dedy sibuk memperhatikan dan mensortir semua foto pelamar. Hingga kemudian ia berhenti di foto Niken."Walau mempergunakan cadar tapi sinar matanya tetap mirip dengan Niken gadis yang sedang dalam pencarian." Gumam mr. Dedy sangat condong dengan Niken.Berulang kali fito Niken yang bercadar diperbesar lalu kedua sinar matanya ia cocokkan dengan foto yang diberikan Yusri.Ada bermacam foto Niken di mejanya. Foto saat Niken menjadi calon primadona dan berada dalam pelukan Andre. Lalu foto Niken yang sakit berada di rumah Andre. Saat di rumah Andre foto Niken dicetak dari rekaman CCTV. Walau gadis itu tampil polos tapi masih tampak cantik. Sinar mata di beberapa foto itu telah dikirim pada pakar telematika oleh mr. Dedy benarkah mereka sepasang mata yang sama, artinya milik satu orang.Yusril memberi kabar yang disampaikan oleh mt. Dedy pada Andre."Bro mudah mudahan detektif kita berhasil," "Serius?" Andre sangat antusias mendengar kemajuan yang dicapai detektif sewaan Yusril."Menu
Mr. Dedy si pemasang iklan berharap Niken yang memiliki nama Bidadari Flower si calon primadona Fliower itu, akan datang melamar. Nsmun justru yang datang lain orang. Tak ada yang mirip dengan gambar Niken yang diberikan oleh Yusril."Ya Ampun aku baru ingat, manamungkin gadis itu melamar, kan nggal ada ijazah padanya?" Mr. Dedy bari menyadari jika Niken yang dijebak dan kabur itu tak mungkin sempat membawa data tentang dirinya. Jadi cara apa lagi yang bisa mengundang kehadiran gadis cantik itu?Semua pelamar diberi ganti ongkos atas kerugisn mereka sudah datang melamar pekerjaan yang sesungguhhya tidak ada.Puluhan pelamar telah diberi konpensasi. Sebenarnya tanpa ganti ongkos pun tak mengapa, toh sudah menjadi resiko bagi pencari kerja. Masalah ditolak dan diterima itu sudah biasa bagi pencari kerja.. Namun karena lowongan kerja yang dibuka murni untuk mendatangkan Niken, maka Mr. Dedy merasa telah membohongi pelamar lainnya. Maka itu ia bertindak bijaksana mengganti ongkos rugi pa
Andre sangat gelisah. Bukan masalah pekerjaaj, buksn pula masalah rencana kedatangan Wina yang akan mengganggu ketenangannya. Gadis manja itu akan sangat meronrong hatinya. Bukan karena dia. Tapi gelisah resah itu dikarenakan keteledorannya tak bisa membaca situasi, sehingga primadona Flower itu menghilang kini.Bermula dari perasaan suka dan tergoda akan gadis itu saat menjadi pasangan di video promo, lalu ingin membooking sekaligus menikahinya. Gagal rebutan dengan pelanggan lain, dan hatinya sudah patah. Bahkan saat gadis itu minta perlindungannya karena secara tak sengaja berada di garasi mobilnya, justru ia jijik karena mengira si primadona sudah ternoda. Sudah habis dibantai di tempat tidur oleh pelanggan yang membooking keperawanan primadona flower.Kini setelah tahu gadis itu diburu dan dalam bahaya jika tertangkap, hatinya gusar merasa bersalah saat perempuam itu berada di rumahnya justru ia enggan menemuinya."Gila aku kok pingin banget ya gadis itu ketemu,"Untuk mengobati
Niken sedang menikmati teh manis berdua Yuma di ruang tamu sempit rumah petak sewaan perempuan enam puluh tahun itu."Ibu saya mengucapkan banyak terima kasih telah diberi nginap di sini,""Soraya," "Ya, Bu,""Bagaimana kalau kamu nggak usah pergi tapi tinggal saja di sini menemani Ibu ya sambil mencari ibumu," mata Yuma terkesan ingin ajakannya diterima oleh gadis yang diharapkan bisa menjadi teman mengobrolnya."Apa Ibu tsk merasa terganggu dan saya nggak merepotkan Ibu?"Yuma tersenyum, " Memangnya kamu minta gendong sampai Ibu merasa repot," ujarnya lalu tertawa, "Ya nggaklah," lanjutnya.Niken terdiam berpikir. Ajakan Yuma memang lebih baik daripada ia tinggal sendiri. Lebih aman jika ia tinggal dengan seorang ibu. "Bagaimana mau, ya?" Yuma sangat berharap Niken mau menerima ajakannya."Kalau memang tak merepotkan baiklah," angguk Niken."Nah gitu dong," senyum lebar Yuma terhias di sisa kecantikan masa mudanya dulu."Terima kasih, ya, Bu sudah mau nampung saya," apa yang diuca


















Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Ulasan-ulasan