Share

Bab 12.

Rasya tersenyum senang ketika melihat kertas ulangan Kimia yang sudah dibagikan, Rasya tahu bahwa Marvel sangat lemah pada pelajaran itu membuat Rasya memotret kertas ulangan nya, ia tersenyum jahil lalu memasukkan foto tersebut ke close friend instagramnya dan Rasya sengaja hanya memasukkan Marvel saja ke daftar close friend nya karena Rasya ingin agar Marvel tahu bahwa nilainya sangat sempurna pada ulangan Kimianya.

Sementara Marvel yang sedang iseng membuka akun intagramnya pun tersenyum ketika melihat Rasya yang memposting kertas ulangannya di close friend instagramnya, Marvel tahu Rasya sengaja memposting itu untuk dirinya karena Rasya tahu bahwa dirinya memang lemah dalam pelajaran Kimia.

Rasya tersenyum ketika melihat Marvel sudah melihat postingannya itu, setelah itu Bella dan Jessy menghampirinya.

"Ciee yang ulangannya ngalahin Marvel!"goda Jessy membuat Rasya tersenyum bangga.

"Jelas dong, siapa coba yang gak seneng bisa ngalahin musuh,"

"Oh jadi musuh nih ceritanya,"goda Bella membuat Rasya menabok pelan lengan Bella.

"Gak usah mulai deh Bell,"ucapan Rasya membuat Bella tertawa.

Tiba-tiba ada guru yang memasuki kelas mereka membuat kelas Rasya yang tadinya ramai kini menjadi sunyi, mereka menatap bingung ke arah guru tersebut karena hari ini tidak ada pelajarannya.

"Pagi anak-anak, ibu kesini cuman mau panggil Rasya, ada kan?" tanya bu Dita membuat Rasya yang mendengar namanya disebut pun langsung beranjak dari duduknya.

"Saya bu, ada apa ya?"tanya membuat bu Dita tersenyum.

"Kamu di panggil bu Lily tuh di ruangannya sekalian tolong bawain buku ini ke bu Lily ya," ucap bu Dita membuat Rasya mengangguk lalu berjalan dan mengambil tumpukan buku itu.

"Tapi bu ini bukunya saya bawa sendiri?" bu Dita tersenyum lalu mengangguk.

"Iya, bisa kan? Yaudah kalau gitu ibu pergi dulu ya," ucap bu Dita yang langsung melenggang pergi membuat Rasya sedikit berdecak, mau tak mau ia harus membawa buku ini sendirian.

Saat di koridor Rasya berusaha memegang agar tumpukan buku ini tidak terjatuh, ia berjalan sangat pelan karena jalan di depan sedikit tak terlihat karena tumpukan buku ini yang menutupinya. Namun tak disangka ia merasa ada seseorang yang menabrak pundaknya membuat tumpukan buku itu terjatuh berserakan dilantai, Rasya yang ikut terjatuh pun langsung bangkit dan berjalan ke arah Marvel yang ternyata menabraknya.

"Woy kalau jalan matanya juga di pake, jalan seenak lo aja udah tau gue lagi susah bawa buku banyak!"ucap Rasya yang sedikit emosi sementara Marvel membalikkan tubuhnya dan menaikkan satu alisnya.

"Ya siapa suruh, udah tau pendek kecil masih aja bawa buku banyak gitu," Rasya mendelikkan matanya ketika Marvel mengejeknya seperti itu.

"Apa lo bilang?!"pekiknya membuat Marvel tetap menatapnya datar.

"Gue baru tau ternyata lo budek,"ucapan Marvel membuat Rasya menggeram kesal.

"Gue gak mau tau, ini semua salah lo dan sekarang lo harus beresin semua buku yang berserakan itu, cepetann!!"pekiknya membuat Marvel menatap ke arah buku yang berserakan dilantai sejenak kemudian kembali menatap Rasya.

"Lo punya tangan kan? Lo aja sendiri yang beresin," ucap Marvel yang langsung melenggang pergi namun Rasya menggeram kesal dan menghampirinya lalu menghalangi jalannya.

"Lo tuh yaaa! ini salah lo jadi lo yang harus beresin buku itu, kalau gue yang salah gue gak bakal kali nyuruh lo idih ogah banget gue!"pekik Rasya membuat Marvel tetap menatapnya.

"Tapi kan yang bawa bukunya elo, kok jadi nyalahin gue sih berarti elo yang gak becus bawa bukunya sampai jatuh gitu," Rasya lagi-lagi menggeram kesal.

"Elo ya! Udah salah bukannya minta maaf malah nyalahin gue!"pekiknya membuat Marvel yang membuka suaranya pun tidak jadi karena Rafli yang tiba-tiba datang menghampiri mereka.

"Ada apa nih ribut-ribut?"tanyanya membuat Rasya sontak menatapnya.

"Ini nih cowok sok kegantengan ini tadi nabrak gue terus buku yang gue bawa jadi jatuh, dia itu gak ngertiin gue banget udah tau gue lagi kesusahan tapi malahan ditabrak, dan sekarang dia gak mau tanggung jawab lagi dan malah nyalahin gue, lo cowok bukan sih?! Padahal lo pernah bilang ke gue kalau gue harus ngakuin dan nerima kesalahan gue tapi lo nya sendiri juga sama, kemakan omongin sendiri adalah hal yang udah biasa," celetuk Rasya membuat Marvel masih menatapnya datar.

"Yaudah gini deh Sya, sekarang biar gue yang bantuin lo beresin dan bawa buku ini, dan lo Vel lo boleh pergi," ucapan Rafli membuat Rasya mengangguk setuju.

"Oke, daripada gue harus nungguin orang yang sama sekali gak mau tanggung jawab, yuk Fli kita beresin bukunya,"ucap Rasya sembari berjalan menuju buku yang berserakan dilantai dan diikuti oleh Rafli, sementara Marvel pun menatap kesal ke arah Rasya dan langsung melenggang pergi.

Sesampai di ruang guru bu Lily menatap Rasya.

"Kamu darimana saja Rasya? kok lama banget bawa bukunya?"

"Iya bu maaf soalnya di perjalanan tadi sempat ada gangguan dari orang sinting,"ucapan Rasya membuat Rafli terkekeh kecil sementara bu Lily hanya menggelengkan kepalanya.

"Yaudah kamu boleh duduk dulu," Rasya mengangguk dan langsung duduk di kursi tersebut, setelah itu ia menatap ke arah Rafli yang masih berdiri di sebelahnya.

"Thanks ya Fli lo boleh kok balik ke kelas soalnya ada yang mau bu Lily bicarain sama gue," Rafli tersenyum lalu mengangguk kemudian ia berjalan keluar dari ruangan bu Lily.

Tak lama kemudian bu Lily kembali dan duduk di depan Rasya.

"Jadi gini Sya, ibu liat nilai Kimia kamu selalu bagus, ibu maunya ngirim kamu sebagai perwakilan sekolah untuk lomba pelajaran Kimia tapi kamu mau nggak? Jarang-jarang sih Sya ada lomba gini," setelah mendengar ucapan bu Lily Rasya terdiam sejenak.

"Hm saya belum tau ya bu, saya masih bingung juga," bu Lily tersenyum lalu mengangguk.

"Iya ibu ngerti, ibu gak maksa kamu harus ikut lomba ini kok ibu cuman nanya aja kamu bisa apa ngga, kamu juga gapapa kalau mau nolak" Rasya tersenyum lalu mengangguk.

"Yaudah saya coba pikir-pikir dulu ya bu, nanti kalau gimana-gimana saya kasih tau ibu," bu Lily tersenyum lalu mengangguk.

"Saya ke kelas ya bu," lagi-lagi bu Lily menganggukkan kepalanya membuat Rasya langsung melenggang pergi menuju kelasnya.

*****

Saat Rasya sedang berada di kantin bersama kedua sahabatnya tiba-tiba Rafli menghampirinya membuat Rasya menatapnya dengan tatapan bingung.

"Sya ikut gue ke ruang osis ya?" Rasya mendelik sembari mengerutkan keningnya.

"Ngapain?!"tanya nya.

"Gina mau minta maaf sama lo soal kejadian waktu itu," ucapan Rafli membuat Jessy dan Bella tertawa.

"Yakin lo Fli? Gue liat sih Gina orangnya susah banget minta maaf sama orang ya kan Bell," ucapan Jessy membuat Bella mengangguk setuju.

"Iya tuh, Gina kan orangnya selalu pengen bener gak mau disalahin," ucap Bella membuat Rafli menghela nafasnya.

"Iya beneran dia mau minta maaf sama Rasya, Sya ikut gue ya pliss gue mohon bentar doang kok," Rasya melipatkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Kalau dia emang beneran minta maaf sama gue seharusnya dia dong yang ngajakin gue ke ruang osis lah ini kenapa mesti lo yang ribet?"tanya Rasya.

"Gina minta tolong sama gue buat bawa lo kesana, gue mohon sama lo Sya bentar doang kok," Rasya menatap ke arah Jessy dan Bella secara bergantian, setelah itu mereka bertiga tersenyum jahil lalu kembali menatap Rafli.

"Oke gue bakalan ikut sama lo tapi dengan syarat kedua sahabat gue harus ikut," ucapan Rasya membuat Rafli menganggukkan kepalanya.

"Iya Sya lo boleh kok ngajak Jessy sama Bella," Rasya tersenyum lalu mengangguk yang pastinya ia tersenyum jahat.

Setelah berada di depan ruangan osis, mereka berempat langsung memasuki ruangan itu membuat semua orang yang tengah asik mengobrol pun terhenti dan menatap Rasya dengan tatapan kagetnya.

"Napa mukanya gitu sih, ngeliat gue kayak ngeliat hantu aja," celetuk Rasya sembari memutarkan bola matanya malas, setelah itu Rafli berdiam di depan mereka dan menatap ke arah Gina.

"Gin sini lo, Rasya nya udah dateng nih lo bilang lo mau minta maaf kan sama dia?" Gina mengerutkan keningnya.

"Gak usah ngaco lo Fli, sejak kapan gue pernah bilang sama lo kalau gu-"ucapan Gina terpotong ketika Rafli mendelikkan matanya membuat Gina pun terdiam, sementara Rasya yang mendengar perkataan Gina pun melipatkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Ohh jadi Rafli yang nyuruh lo buat minta maaf sama gue? Bukan dari elonya sendiri?"tanya Rasya sembari tersenyum sinis, membuat Rafli memberi kode agar Gina meminta maaf padanya membuat Gina yang awalnya tidak mau pun terpaksa harus mau, Gina beranjak dari duduknya dan berusaha tersenyum kearahnya.

"Gue emang mau minta maaf sama lo," ucap Gina sembari memegang tangan Rasya membuat Rasya sontak menatap kedua sahabatnya dan memberi kode agar mereka memulai aksinya dan mereka berdua hanya mengangguk setuju.

"Sya gue minta maaf ya udah kasar sama lo, udah berani ngelawan lo, gue bener-bener nyesel udah ngelakuin itu sama lo," ucapan Gina membuat Rasya terdiam.

"Kalau lo emang beneran tulus minta maaf sama gue, sekarang lo sujud di kaki gue terus lo ulang perkataan lo,"ucapan Rasya membuat semua orang yang ada di ruangan ini termasuk Rafli dan Gina terkejut ketika mendengar perkataan Rasya.

"Cepetan, gue gak punya waktu banyak!" Gina menghembuskan nafasnya lalu mulai besujud di kaki Rasya dan kembali mengulang ucapannya, setelah itu tatapan Rasya tertuju pada kedua sahabatnya yang tertawa sembari mengacungkan jempolnya membuat Rasya tersenyum senang.

"Hm okey gue maafin lo," ucapan Rasya membuat Gina kembali berdiri, sementara tatapan Rasya beralih pada Rafli yang berdiri disebelahnya.

"Udah kan Fli? Kalau gitu gue ke kelas dulu ya," ucap Rasya yang langsung melenggang pergi dari ruangan terkutuk itu menuju kelasnya diikuti Jessy dan juga Bella.

****

Rasya melangkahkan kakinya menuju lantai bawah sembari membawa kertas ulangan Kimianya tadi, ia menghampiri kedua orang tuanya yang sedang duduk di sofa membuat Rasya langsung duduk di tengah mereka.

"Papa mama!"panggil Rasya membuat Reno dan Gisela menoleh.

"Kenapa Sya?"tanya Reno membuat Rasya langsung menyerahkan kertas ulangannya pada Reno sembari tersenyum, Reno mengambil kertas itu sambil menatapnya bingung.

"Ini apa?" Rasya tersenyum.

"Udah papa liat aja," Reno pun langsung melihat kertas itu dan menatap kagum ketika melihat nilai sempurna yang tertulis di dalan kertas itu.

"Wahh anak papa pinter banget sih, cocok nih jadi dokter,"ucap Reno sembari memeluk Rasya, Gisela menatap mereka dengan bingung.

"Ada apa pa?" Reno menoleh sembari tersenyum dan menyerahkan kertas itu kepada Gisela.

"Liat deh ma, anak kita pinter banget!"ucap Reno membuat Gisela tersenyum bangga.

"Rasyaaa mama bangga deh sama kamu,"ucap Gisela yang ikut memeluk Rasya, sementara Rasya pun tersenyum lalu membalas pelukan mereka, setelah itu Rasya melepaskan pelukannya lalu menatap Reno dan Gisela.

"Ma Pa tadi Rasya dipanggil bu Lily di ruang guru, bu Lily nyuruh Rasya jadi perwakilan sekolah untuk lomba Kimia ma pa, tapi Rasya masih bingung soalnya Rasya sibuk banget,"ucap Rasya membuat Reno mengelus rambut Rasya sembari tersenyum.

"Mama sama papa sama sekali gak maksa kamu, kalau kamu sanggup ya kamu ikutin tapi kalau nggak sanggup di tolak juga gak papa kok lagian pasti guru kamu gak maksa kan?" Rasya menggeleng.

"Iya pa bu Lily gak maksa Rasya sih," Gisela tersenyum.

"Semampu kamu aja ya Sya, tapi alangkah bagusnya kalau kamu ikut," Rasya menganggukkan kepalanya.

"Rasya pikirin dulu ya ma" Gisela tersenyum lalu mengangguk, setelah itu Rasya melihat ponselnya yang baru saja berdenting menandakan ada pesan yang masuk, Rasya tersenyum sinis ketika melihat video yang dikirimkan oleh Jessy di grup mereka, video yang Jessy dan Bella rekam saat Gina meminta maaf sembari bersujud di hadapan Rasya.

Rasya membuka akun twitternya kemudian mulai memposting video itu, setelah selesai Rasya kembali menglockscreen ponselnya lalu tersenyum jahat.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status