Share

Bab 10.

Bella mendelik dikala ia baru saja memasuki kelasnya, ia kaget melihat Rasya yang tengah santainya mencatok rambutnya itu membuat Bella dengan cepat menghampirinya.

"Sya? Kok lo bawa catokan lagi sih, kalau misalnya cat-" Rasya berdecak.

"Berisik!"potongnya membuat Bella menyengir.

"Gue gak bawa catokan gue yang kemaren gue bawanya catokan biasa aja jadi kalau anak osis mau nyita ya gue gak masalah,"ucap Rasya disela-sela mengcurly rambutnya sedangkan Bella hanya mengganggukkan kepalanya.

"Hari ini ada apa sih di grup rame bener,"ucap Bella membuat Rasya menatapnya.

"Gak tau juga, katanya ada pengumuman gitu dari pak kepsek,"ucapan Rasya membuat Bella membulatkan mulutnya, sementara Rasya kembali mencatok rambutnya.

****

Rasya beriringan berjalan bersama Jessy dan juga Bella menuju aula, seperti biasa disaat memasuki aula semua pandangan tertuju kepada mereka membuat Rasya memutarkan bola matanya lalu mencari tempat duduk yang agak sepi, Bella dan Jessy hanya mengikutinya.

Selama pengumuman telah berlangsung yang disampaikan oleh bapak kepala sekolah membuat Rasya menghembuskan nafasnya dan beranjak dari duduknya membuat Bella dan Jessy pun mengerutkan keningnya.

"Mau kemana Sya?" Rasya menoleh.

"Gue bosen mau keluar,"

"Tapi di luar di jagain sama Rafli Sya, dan kita pasti gak diijinin keluar," mendengar ucapan Jessy membuat Rasya berdecak.

"Kalau gue bilang mau ke toilet dia juga bakalan gak ngijinin? Terus kalau kita ngompol emang mereka mau tanggung jawab?"ucap Rasya, sementara Jessy dan Bella terdiam membuat Rasya berdecak.

"Lo berdua ikut gak sih? Kalau nggak yaudah gue sendiri aja,"ucap Rasya sembari melenggang pergi membuat Bella dan Jessy sontak menyusulnya.

Saat berada di depan pintu Rasya melihat Rafli yang tengah menjaga membuat Rafli yang sadar akan kehadiran Rasya pun menatapnya.

"Sesuai suruhan guru, setiap siswa gak diijinin keluar sebelum pak kepala sekolah selesai ngasih tau pengumuman,"ucapan Rafli membuat Rasya menatapnya malas.

"Gue mau ke toilet,"ucap Rasya yang kemudian melihat Jessy dan Bella sudah berada di belakangnya membuat Rafli sontak menatap mereka berdua.

"Kalau ke toilet harus sendiri, gak boleh berbanyak," Rasya berdecak.

"Ribet banget sih lo!" celetuk Rasya membuat Jessy memegang pundaknya dan memasangkan cardingan yang ia gunakan di pinggang Rasya membuat Rasya menoleh dan mengerti akan tatapan Jessy lalu ia berjalan mundur mensejajarkan dirinya dengan Bella, sementara Jessy kini ia sudah berada di depan Rafli lalu membisikkan sesuatu di telinganya, awalnya Rafli ingin menolak akibat bisikan Jessy namun Jessy tetap memohon padanya agar mengijinkan mereka yang membuat Rafli menganggukkam kepalanya.

"Gue kasih waktu kalian 15 menit kalau lewat kalian bakalan gue bawa ke BK," Rasya memutarkan bola matanya malas.

"Bawel lo!"ucap Rasya yang langsung mengajak Jessy dan Bella untuk pergi.

Ketika mereka tengah berjalan di koridor Bella menatap bingung ke arah Jessy ia sangat ingin tahu apa yang telah Jessy bisikan pada Rafli yang membuat dirinya mengijinkan mereka.

"Gue masih kepo deh Jess, lo ngomong apa sama Rafli?"tanya Bella dengan raut bingungnya, sementara Jessy hanya terkekeh kecil yang membuat Rasya menaikkan satu alisnya.

"Napa ketawa lo?" Jessy masih terkekeh.

"Kalian mau tau gue bisikin apa ke Rafli?" Bella dan Rasya sontak menganggukkan kepalanya.

"Tadi gue bilang ke dia kalau hari ini Rasya lagi come moon, terus gue bilang ke dia kalau Rasya lagi bocor dan harus ganti ke toilet, makanya tadi gue pasangin cardingan gue di pinggang lo, biar dia percaya kalau lo itu emang bocor Sya," ucapan Jessy membuat Rasya mendelik begitu juga Bella.

"What the fu*k?! Kok lo gitu sih Jess?!"ucap Rasya dengan nada tingginya membuat Jessy menyengir.

"Mau taruh dimana muka gue Jess, lo gila ya ih," Jessy terkekeh.

"Ya maaf soalnya gue dari tadi bingung mau cari alasan gimana sama Rafli soalnya dia orangnya sudah dibohongin Sya," Rasya menghembuskan nafasnya.

"Whatever, yang jelas gue laper mau makan,"ucap Rasya yang berjalan lebih dulu membuat Jessy dan Bella langsung menyusulnya.

Sesampai di kantin mereka tertawa ria karena bebas dari ceramahan pak kepala sekolah itu.

"Kasian banget yang lain gak bisa makan enak kayak kita,"ucapan Jessy membuat Bella dan Rasya tertawa.

"Salahin gurunya juga lah, kalau mereka mati kelaparan emang semua guru mau tanggung jawab?"

"Ya lo seharusnya bisa kasih tau Sya, lo kan berhak atas sekolah ini," Rasya menggeleng.

"Walaupun gue berhak, ini sama sekali bukan urusan gue jadi gue gak bisa seenaknya ikut campur Bell," Bella mengangguk mengerti, kemudian mereka kembali melanjutkan makannya. Saat sedang asik menikmati makanannya tiba-tiba ia melihat Marvel yang sudah berdiri di depan mereka dengan tatapan tajamnya membuat Rasya berdecak.

"Ngapain sih lo muncul terus di hadapan gue? Gue kan udah pernah bilang jangan pernah nampakin diri di depan gue, lo budek?!"ucapan Rasya membuat Marvel tetap menatapnya tajam.

"Kalian emang gak punya hati ya, emang kalian kira kalian doang yang ngerasa laper sama haus? Semua siswa juga ngerasain itu, demi perkataan guru mereka mau nahan laper dan hausnya,"ucapan Marvel membuat Rasya terkekeh sinis.

"Terserah lo deh mau ngomong apaan yang jelas gue gak nanya,"ucap Rasya yang kembali melanjutkan makannya, Marvel menahan emosinya saat ini.

"Kalian harus balik!"perintahnya membuat Rasya kembali menatapnya.

"Ngapain gue mesti nurutin semua suruhan lo? Lo juga bukan siapa-siapa gue, bahkan gue gak mau kenal sama lo," ucapan Rasya membuat Marvel kini menatap tajam ke arah Jessy yang sedang menunduk.

"Jess, kalau lo gak mau ngajak kedua temen lo ini buat balik ke aula, jangan harap gue bakal ngasih jawaban ulangan gue ke elo,"ucapan Marvel membuat Rasya mendelik ke arah Jessy.

"Jess?! Jadi selama ini dibelakang gue lo ngehianatin gue? Kok lo tega banget sih sama gue Jess? Lo tau sendiri kan kalau Marvel itu musuh gue tapi kenapa lo malah nan-"ucapan Rasya teropotong oleh Jessy.

"Gue minta maaf Sya, itu gue nanya ke dia karena terpaksa soalnya waktu itu gue gak belajar dan ulangan itu dikasih mendadak, mau gak mau gue nanya ke Marvel karena dia doang yang mau ngasih jawabannya ke gue, tapi gak sering kok Sya cuman beberapa kali dan sekarang juga udah gak pernah lagi,"ucap Jessy membuat Rasya menghembuskan nafasnya kasar.

"Gue minta maaf Sya, gue janji gak akan pernah nanya jawaban sama Marvel lagi, gue janji," Rasya menatap Jessy lalu mengangguk.

"Yaudah." ucap Rasya yang kembali melanjutkan makannya sementara Marvel masih menatap tajam ke arah Jessy membuat Jessy tahu akan tatapannya pun kembali menatap Rasya.

"Sya tapi kita harus balik," Rasya mendelik.

"Ngapain?!" Jessy memegang tangan Rasya.

"Gue mohon Sya sekali ini aja, gue janji juga gak bakal nanya apapun sama Marvel, tapi kali ini lo turutin gue ya?" Rasya mengendus kesal lalu beranjak dari duduknya diikuti dengan Bella yang hanya terdiam karena ia tidak mengerti dengan mereka ini.

"Fine! Gue maafin lo Jess, tapi kalau sampai lo nanya apapun sama Marvel lagi gue bakalan musuhin lo seumur hidup,"ucapan Rasya membuat Jessy menelan salivanya lalu mengangguk.

"Iya Sya," Rasya menatap tajam ke arah Marvel lalu berjalan pergi meninggalkannya.

Sesampai di depam aula Rasya hanya menatap tajam ke arah Rafli yang ingin membuka suaranya lalu langsung masuk ke dalam aula diikuti Jessy dan Bella, sementara Marvel yang berada di belakang mereka pun menghentikan langkahnya tepat dihadapan Rafli.

"Lain kali suruh anak-anak lo buat mencar jaganya, jangan sampai ada siswa yang lolos, kalau gini lo keliatan bego mau di bohongin mereka,"ucapan Marvel membuat Rafli mengerutkan dahinya tak mengerti.

"Maksud lo?" Marvel menatapnya.

"Lo gak seharusnya langsung percaya sama ucapan Rasya dan kedua sahabatnya, walaupun lo keliatan percaya di depan mereka tapi lo harus nyuruh salah satu anggota lo buat mata-matain dia, kalau nggak karena gue yang gak sengaja ke kantin tadi mungkin mereka bakal keenakan sampai pengumuman ini selesai," Rafli mendelik lalu mengangguk.

"Gue awalnya juga gak percaya cuman Jessy ngeyakinin gue terus yang ngebuat gue jadi ngijinin mereka," Marvel memegang pundak Rafli.

"Gue ngerti, lain kali lo harus hati-hati, gue gini juga karena mau ngejaga nama baik osis, dan jangan sampai nama osis jadi jelek karena mereka," Rafli mengangguk dan tersenyum.

"Thanks Vel," Marvel mengangguk lalu melangkahkan kakinya memasuki aual tersebut.

Rasya kembali duduk di auka bersama kedua sahabatnya, bersamaan dengan Marvel yang sudah berdiri di depan sana bersama pak kepala sekolah, semua berteriak heboh sementara Rasya mencibir dengan mengikuti gaya mereka, membuat Marvel yang menatapnya pun tersenyum sinis sementara Rasya memutarkan bola matanya malas dan melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"Kenapa bisa samaan banget ya kita dateng Marvel langsung di depan?"tanya Bella membuat Jessy menatapnya.

"Gue jadi curiga deh Sya, jangan-jangan Marvel sengaja lagi nyuruh lo balik biar lo bisa liat dia, gila kayaknya gue emang bener," Rasya mengangguk setuju.

"Gue juga mikir gitu, lagian ngapain sih gak penting banget," Bella menatap ke arah Marvel.

"Lo liat aja tuh Sya daritadi dia ngeliat ke elo terus, gue juga yakin kalau Marvel emang sengaja,"ucap Bella membuat Rasya menatap Marvel dengan tatapan malas, lalu ia mengeluarkan ponselnya dan memilih untuk memasangkan earphonenya di telinganya setelah itu menghidupkan lagu sekeras mungkin agar tidak mendengar suara Marvel, membuat Bella dan Jessy yang melihat pun menggelengkan kepalanya karena sedari tadi Marvel dan Rasya saling membalas tatapan yang mereka tidak tahu artinya.

.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status