Home / Romansa / Proposal Cinta Sang Miliarder / Bab 44: Tanda-tanda Aneh

Share

Bab 44: Tanda-tanda Aneh

Author: Resya
last update Last Updated: 2025-04-08 12:15:36

Malam itu, Aisyah terjaga lebih lama dari biasanya. Di luar, udara sejuk menembus jendela kamar mereka, sementara Farhan sudah terlelap di sampingnya. Namun, mata Aisyah tidak bisa terpejam. Pikirannya berkelana jauh, menyusuri segala yang telah terjadi selama beberapa minggu terakhir.

Safira. Anak kecil yang baru datang ke dalam hidup mereka, yang kini sudah menjadi bagian dari keluarga mereka. Ia mengingat betul bagaimana mereka pertama kali bertemu di panti asuhan. Safira yang cemas, tampak takut untuk percaya pada orang lain, dan tentu saja, Aisyah tahu perasaan itu. Tetapi sekarang, setelah beberapa waktu berlalu, ada perasaan yang mulai mengganjal di hati Aisyah. Perasaan yang sulit dijelaskan, tapi jelas ada.

Sudah beberapa hari ini, Aisyah merasa ada sesuatu yang aneh antara Farhan dan Safira. Sesuatu yang tak terucapkan. Sesuatu yang lebih dari sekadar ikatan orang tua dan anak. Mungkin itu hanya perasaannya saja, atau mungkin ia hanya terlalu sensitif. T
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 100: Pengorbanan

    Farhan duduk di dalam mobil yang melaju pelan di jalan sempit, tatapannya kosong menatap ke luar jendela. Pikirannya berputar. Victor telah membuat langkah yang kejam kali ini. Adnan dan Yadi ditangkap. Sebuah pesan singkat dari Victor tadi pagi muncul di ponselnya: "Lo punya dua pilihan, Farhan. Selamatkan teman-teman lo atau lanjutkan misi lo menghancurkan gue. Tapi lo tau kan, dua-duanya nggak bakal gampang." Farhan menghela napas berat. Pilihannya jelas, tapi konsekuensinya menakutkan. Dia tahu ini perangkap. Victor nggak pernah bermain bersih. Safira, yang duduk di kursi belakang, memecah keheningan. "Om, kita beneran mau ke sana? Itu pasti jebakan." Suaranya gemetar, tapi dia mencoba tetap tegar. Farhan berbalik menatap keponakannya. "Om nggak punya pilihan, Safira. Adnan itu temen lama Om, dan meski Yadi udah ngelakuin banyak hal buruk, Om nggak bisa ninggalin dia begitu aja." Safira menghela napas. "Tapi Om sendiri tahu, Vict

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 99: Jebakan Victor

    "Selamat datang, Farhan. Aku sudah menunggumu."Suara itu menggema di dalam bangunan tua yang berdiri angkuh di tengah hutan. Farhan berdiri mematung, rahangnya mengeras. Ia mengenali suara itu dengan sangat baik. Victor. Orang yang selama ini mereka kira sudah lenyap dari permainan, ternyata masih hidup dan kini berdiri di balik bayang-bayang, menunggu mereka masuk ke dalam perangkapnya."Mas, ini nggak beres," bisik Aisyah yang berdiri di belakang Farhan. Suaranya bergetar, tapi ia berusaha tetap tenang. Tangannya menggenggam erat lengan suaminya, seolah mencari perlindungan.Farhan menoleh, menatap Aisyah dengan tatapan penuh keyakinan. "Kamu sama Safira tetap di belakangku. Jangan jauh-jauh."Safira, yang berdiri di samping Aisyah, menggigit bibirnya. Ia mencoba menahan rasa takut yang mulai merayap di dadanya. "Om, kita nggak harus masuk, kan? Kita bisa cari jalan lain?"Farhan menggeleng pelan. "Nggak ada jalan lain, Safira. Kalau k

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 98: Jejak Victor

    Telepon dari ujung sana masih bergema di kepala Farhan. Ia berdiri di tengah ruang rapat kecil itu, memandang ke arah jendela lebar yang memperlihatkan hamparan malam Jakarta. Tangan kanannya mengepal, sementara tangan kirinya memegang ponsel yang tadi ia gunakan untuk berbicara. Rodres benar-benar membawa kehancuran, dan kali ini lebih dari sekadar ancaman kecil. Ini adalah perang."Mas, kamu nggak apa-apa?" Suara lembut Aisyah memecah keheningan. Wanita itu berdiri di dekat pintu, memandang suaminya dengan raut khawatir. Farhan menghela napas panjang, mencoba meredam kekacauan pikirannya. "Aku nggak apa-apa, Aisyah. Tapi kita punya masalah besar. Rodres menyerang markas kita." Mata Aisyah membesar. "Apa? Serius? Ada korban?""Banyak," jawab Farhan singkat. Matanya masih terpaku pada jendela. "Ini lebih parah dari yang kita duga. Dia nggak cuma nyerang secara fisik, tapi juga ngambil akses ke sebagian besar data operasional kita."Aisy

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 97: Luka Lama Terbuka

    Suasana di ruang tengah markas sementara itu terasa berat. Sisa-sisa serangan tadi malam masih membekas, baik di tubuh maupun di hati mereka. Masing-masing orang sibuk dengan pikirannya sendiri, mencoba memproses apa yang baru saja terjadi. Safira duduk di sofa dengan wajah pucat, memeluk lututnya erat-erat. Arman duduk di sampingnya, memegang bahu putrinya dengan lembut. Di sudut lain, Farhan berdiri dengan tangan terlipat, matanya menatap kosong ke arah jendela. Dia sedang berpikir keras-tentang mereka, tentang Victor, dan tentang Yadi.Di sisi ruangan, Adnan dan Yadi duduk saling berjauhan. Wajah Adnan terlihat tegang, rahangnya mengeras setiap kali matanya melirik ke arah Yadi. Sementara Yadi, meski berusaha terlihat tenang, tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya. Dia tahu, kepercayaannya di tim ini masih sangat rapuh."Aku nggak ngerti," suara Adnan tiba-tiba memecah keheningan. "Kenapa lo masih di sini, Di? Gue nggak bakal lupa siapa lo dulu, apa yang lo la

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 96: Serangan Tengah Malam

    Suasana di markas Farhan malam itu sunyi. Hanya suara angin yang sesekali berbisik melalui celah-celah jendela yang terbuka. Lampu di ruang utama sudah dimatikan. Farhan duduk di ruang kontrol, matanya fokus pada layar monitor yang menampilkan kamera pengawas dari berbagai sudut markas. Adnan berdiri di sampingnya, memutar-mutar pena di tangannya, tanda dia sedang gelisah. "Lo yakin kita udah siap, Han?" Adnan akhirnya membuka suara, memecah keheningan. Farhan mengangkat bahu tanpa menoleh. "Nggak ada yang pernah benar-benar siap untuk perang, Dan. Tapi kita nggak punya pilihan lain. Victor pasti datang." Adnan menghela napas panjang. "Gue cuma nggak pengin kita kecolongan. Lo tahu sendiri, Victor itu licik. Kalau dia nyerang, dia pasti udah punya rencana cadangan." Farhan akhirnya menoleh, menatap Adnan dengan pandangan tajam. "Makanya kita nggak cuma siapin jebakan biasa. Semua orang udah di posisi mereka, Dan. Gue percay

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 95: Kembali Ke Markas

    Malam itu dingin, tapi suasana di rumah aman terasa lebih dingin lagi. Lisa masih duduk di kursi, memandangi jendela yang gelap. Matanya menatap ke luar, tapi pikirannya melayang entah ke mana. Rasa was-was tak kunjung pergi dari dirinya."Gue nggak yakin kita aman," katanya dengan suara pelan, hampir seperti berbisik. Tangannya memeluk tubuhnya sendiri, mencoba menghalau hawa dingin yang sebenarnya lebih datang dari rasa takut.Adnan berdiri di dekat pintu. Sikapnya waspada, matanya tak berhenti mengelilingi ruangan, seperti mencoba memastikan tidak ada ancaman mendekat. "Gue juga nggak yakin," jawabnya. Napasnya terhembus berat. "Victor bukan orang bodoh. Kalau dia curiga, dia pasti bakal nyari tahu. Gue yakin dia udah punya rencana."Lisa menoleh, menatap Adnan dengan tatapan lelah. "Lo pikir dia bakal datang ke sini?" Nada suaranya bergetar. Kekhawatiran itu nyata, membayang di wajahnya yang pucat.Adnan mengangkat bahu. "Gue nggak tahu. Tapi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status