Share

3. Sejarah Keberadaan Chofa (1)

Chofa lahir beratus-ratus tahun yang lalu, tak ada yang tahu kapan kemunculan persis pertamanya. Namun ada sebuah cerita turun temurun yang melegenda tentang kelahiran awal mula Chofa yang tadinya tak ada. Konon katanya, ada manusia yang berteman baik dengan iblis, dia adalah seorang pria bernama Anar. Anar memiliki kemampuan unik dengan bisa memasuki dunia selain dunia manusia sesukanya, termasuk dunia tempat iblis berada.

Pertama kali Anar mengetahui kekuatannya saat dia berusia tiga belas tahun, saat itu, sebuah lubang hitam muncul di hadapan Anar ketika dia mengarahkan kedua telapak tangan ke depan. Bocah yang baru genap tujuh tahun itu awalnya takut dengan kejadian yang ia alami, namun lama kelamaan ia semakin penasaran dengan lubang hitam yang selalu muncul jika ia dengan sengaja mengarahkan kedua telapak tangannya ke depan. Suatu ketika, Anar memasuki lubang hitam yang misterius tersebut. Anar berhasil masuk, tubuhnya seolah terseret dengan cepat ke dalam lubang hitam.

Saat sadar, Anar sudah tak lagi berada di tempat yang ia kenal, tempat itu sangat asing, langitnya hampir hitam meski tak ada awan yang menutup dan matahari di sana sangat berkilau terang, namun terangnya masih tak bisa membirukan langit gelap. Anar mencoba bangun dari tidurnya, melihat sekitar yang begitu ganjil. Ia berada di pinggir sebuah hutan, pohon-pohon menjalar lebat di samping Anar, anak itu mundur-menjauh dari hutan yang terlihat menakutkan. Untunglah tidak terjadi apa-apa pada Anar, tubuhnya utuh dan semua fungsi indranya berjalan normal.

Anar membalikkan badan, matanya merekah, bahasa tubuhnya berseru takjub, di depannya terpapar sebuah pemandangan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Sebuah desa yang aneh, begitu pula dengan makhluk-makhluk yang menghuni desa tersebut. Tanah yang Anar pijak lebih ke atas dari dataran di sekitarnya hingga ia bisa melihat pemandangan desa tersebut dengan cukup jelas. Anar menelan ludah kemudian memberanikan diri menuju desa misterius di hadapannya itu dengan menuruni gundukkan tanah yang lumayan curam.

Anar berjalan setengah berlari, menyelidik setiap sisi, memastikan tak ada hal yang mengancam dirinya. Setelah yakin, Anar berlari kencang. Beberapa saat kemudian, di hadapan Anar terpampang sebuah kayu tinggi bertuliskan sesuatu yang tak bisa ia baca. Di bawah tulisan tersebut, terdapat dua orang, atau bukan orang? Mereka mengenakan pakaian besi yang biasa digunakan untuk berperang lengkap dengan sebuah pedang yang sudah sedia di pinggang mereka, tinggi kedua penjaga itu seperti dua buah rumah, membuat Anar sangat terlihat kecil dan harus mendongak hampir sembilan puluh derajat untuk dapat melihat wajah mereka jika dari jarak dekat. Tak ada respon apa pun, kedua penjaga itu seakan tidak melihat Anar, ia memberanikan diri masuk ke desa aneh tersebut.

Saat pertama kali masuk, Anar dihadiahi pemandangan bagian desa yang paling dekat dengan dinding perbatasan, di sana banyak penjual benda-benda yang tidak Anar mengerti menjajakan barang-barangnya. Anar masuk lebih dalam, masih belum ada yang menyadari kehadirannya, di sekeliling bocah tiga belas tahun tersebut terdengar ramainya jual beli meski Anar tak mengerti bahasa mereka. Fisik para penjual dan pembeli yang Anar temui beragam, di antara mereka, tak ada yang persis seperti manusia, semua makhluk memiliki tanduk, bahkan beberapa berekor panjang menjuntai membuat Anar kagum setengah takut.

Beberapa langkah Anar menyusuri bagian depan desa, salah seorang pedagang menyadari jika ada manusia yang berjalan dengan santainya. Penjual tersebut berteriak, mengeluarkan kata-kata yang tidak Anar kenal, wajah anak itu masam, kemudian segera ambil ancang-ancang balik badan tuk berlari kencang. Namun, saat ia membalikkan badan, dua orang penjaga yang ia temui di depan gerbang sudah berdiri lamat menatap. Anar mendongak sembari menelan ludah.

Akhirnya bocah itu dibawa ke sebuah tempat di mana penguasa desa berada. Bangunannya lebih besar dari bangunan lain, tapi hawa suram sempat terasa ketika Anar melewati sebuah lorong bawah tanah aneh, dari lorong tersebut keluar asap hitam yang tak henti-hentinya. Ingin rasanya ia bertanya tentang lorong tersebut, namun mencoba bicara pun beda bahasa.

Anar ditaruh, di hadapan sesosok makhluk setinggi dua meter, berfisik seperti manusia namun memiliki dua tanduk hitam legam serta sepasang sayap kelelawar besar yang membuatnya terlihat menyeramkan. Raut Anar semakin masam, ia melangkah mundur dua langkah.

“Tenanglah, Bocah. Kau tak akan terluka,” tiba-tiba saja sosok menyeramkan di hadapan Anar itu berbicara bahasa manusia.

Anar menelan ludah untuk ketiga kalinya di dunia itu. “A-I-ini di mana?”

“Kau masuk di Dunia Iblis, Nak,” jawab sosok yang diketahui adalah iblis tersebut. “Aku adalah Verte, penguasa wilayah ini.”

“Dunia iblis?” Anar kebingungan, melirik ke segala arah.

“Ya. Hey, apakah manusia tidak diajarkan sopan santun tentang perkenalan? Bukannya ada yang harus kau sebutkan?” sidik Verte dengan senyum yang menyeramkan.

“A-aku Anar.”

“Selamat, Anar. Kau memiliki kemampuan unik yang hanya dimiliki satu per satu miliar manusia, dan kau bisa menggunakan kemampuan itu saat masih sekecil ini? Itu benar-benar luar biasa,” kagum Verte, suara cerianya masih terdengar menyeramkan bagi manusia.

“Apa… aku bisa kembali ke duniaku?” tanya Anar, ia membutuhkan keberanian untuk melontarkan pertanyaan barusan.

“Tentu….” Verte mendekatkan wajahnya ke Anar, membuat bocah itu mundur beberapa langkah lagi. “Tapi ada syaratnya.”

Anar menelan ludahnya untuk yang keempat kali. “A-apa itu?”

“Pertama, bisa kau tunjukkan caramu masuk ke dunia ini?” pinta Verte.

Ting! Anar teringat bagaimana bisa ia berada di dunia ini, dan kemungkinan besar hal itu juga bisa ia lakukan untuk pulang dan lepas dari kesalahannya ini-masuk ke Dunia Iblis. Anar mengangkat kedua telapak tangannya, kemudian diarahkan ke depan. Zonk. Tidak terjadi apa-apa. Anar mencobanya kembali, lagi dan lagi namun tetap tidak terjadi apa pun.

“Hahaha! Sudah kuduga,” tawa Verte mengeras. “Kau hanya bisa menggunakannya sesekali saja, jika sudah masuk ke dalam suatu dunia, kau akan menunggu setidaknya satu tahun agar kemampuanmu bisa digunakan kembali. Karena kemampuan berpindah dunia itu sangat-sangat langka.” Verte berjalan menyusuri ruangannya. “Aku ingin membuat kesepakatan denganmu. Kau akan mendapatkan penghidupan di sini dengan layak, tapi kau harus menggunakan ‘jatah’ kekuatanmu berikutnya untuk kepentinganku, setelah itu… kau bebas melakukan apa pun, bagaimana?”

Berpindah dunia adalah sesuatu yang sangat istimewa, bahkan di Dunia Iblis pun hal itu sangat berharga. Dengan memindahkan sesuatu ke dunia lain, Ras Iblis bisa menaruh mata-mata di dunia tersebut, atau bahkan mengirimkan benih berbahaya yang nantinya bisa merusak, menjadi parasit, dan alhasil menghancurkan suatu dunia yang Iblis inginkan.

“Kalau aku menolak?” tanya Anar tuk memastikan.

“Tentu kau tak akan selamat di dunia ini… bagaimana? Tawaran yang menarik, bukan?”

Anar menelan ludah untuk yang kelima kalinya. “B-baik, aku menerimanya.”

Anar disuruh menandatangani sebuah kontrak di atas batu hitam dengan kapur, ia pun menurut. Kontrak tersebut bukanlah kontrak biasa, hal itu sudah disetujui kedua belah pihak dan jika salah satunya melanggar, maka akan resiko yang akan ditanggung. Begitulah yang dijelaskan Verte pada anak berusia tiga belas tahun di hadapannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status