Share

97. Undangan Bima

Sekian detik Bima terkesiap mendengar ucapan Rafi. Setelahnya, seulas senyum mengembang di bibir pria paruh baya itu.

“Wah, saya nggak menyangka sudah mau punya menantu. Saya, Bima, papanya Nadya.” Bima berkata sambil tersenyum kala Rafi mencium punggung tangannya dengan takzim.

Bima lantas menoleh ke arah anak gadisnya yang masih terpaku di tempatnya berdiri.

“Nad, kita ngobrolnya di dalam saja, yuk!” imbuh Bima dengan senyuman.

Nadya menganggukkan kepalanya tanpa bersuara sepatah kata. Dia lalu melangkah maju menuju ke pintu pagar dan membukanya.

Selanjutnya, Nadya menoleh dan menatap Bima serta Rafi secara bergantian. “Papa, Rafi, silakan masuk!”

Rafi dan Bima kompak mengangguk dan melangkah mengikuti Nadya, yang sudah berjalan terlebih dahulu masuk ke halaman rumah.

“Duduk dulu, Pa, Rafi! Aku mau buatkan minuman dulu untuk kalian. Papa mau minum apa?” tanya Nadya pada Bima, ketika sudah tiba di ruang tamu. Setelah itu, dia menoleh pada Rafi. “Lalu kamu mau minum apa, Raf?”

“Papa m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status