Home / Fantasi / Puncak Benua / Bab 5 Majikan Cantik yang Baik Hati

Share

Bab 5 Majikan Cantik yang Baik Hati

Author: Milky Way
last update Last Updated: 2024-11-17 18:38:37

Mendengar saran nona Xia, Aaron terdiam. Ia telah berjanji kepada ayah dan ibunya suatu hari nanti akan menjadi seorang yang kuat. Masuk akademi adalah jalan untuknya menjadi terampil dengan cepat, namun membayangkan harapan itu akan hilang sekarang hatinya sangat tidak rela.

"Aku akan mencoba mencari cara," jawab Aaron menanggapi saran Xia.

"Bodoh, bahkan jika kamu bisa masuk ke dalam akademi, kamu hanya akan menjadi bahan bully-an siswa lain. Tapi terserahmu, kamu yang akan mengalaminya," ucap Xia dengan sinis. Sebenarnya ia lebih suka jika Aaron ikut dengan paman Hong, dengan demikian mereka akan mendapatkan tenaga yang cukup cekatan dan lincah. Mendengus lalu ia bangkit dan pergi menuju tendanya, suasana hatinya menjadi buruk.

"Maafkan sikap kakakku, tolong jangan dimasukkan ke dalam hati," kata Yue. Meskipun saat ini Aaron adalah bawahannya, namun setelah pekerjaannya selesai nanti hubungan majikan dan pelayan akan berakhir.

"Tidak masalah, Nona. Kakak Xia benar dengan perkataannya. Aku hanya harus berjuang lebih keras," balas Aaron.

"Ambil ini, makanlah jika kamu kelaparan tengah malam." Yue mendorong piring berisi daging ke depan.

Aaron melirik paman Lei meminta persetujuan. Paman Lei mengedipkan matanya, lalu tanpa ragu Aaron berjalan dan mengambil potongan daging tersebut.

Setelah Aaron mendekat, Yue berkata dengan suara lambat. "Tentang persyaratan itu tidak usah khawatir, aku akan meminjamkannya kepadamu nanti," ujarnya.

Aaron terkejut, ia tidak percaya telah mendengar kata-kata itu. "Maaf, Nona?" Aaron ingin Yue mengulangi kalimatnya.

"Aku akan meminjamkanmu sepuluh kristal, rumput roh dan inti monster nanti. Tapi kamu harus mengembalikan jika telah memilikinya," ulang Yue menjelaskan.

Aaron tertegun, kata-kata Nona Yue adalah penyelamat jiwa baginya. Jika ia tidak ingin kehilangan harapan dan tujuannya maka jalan satu-satunya saat ini adalah menerima kebaikan nona Yue.

Menangkupkan kedua tangan dengan cepat ia berkata, "Karena seperti itu, Aaron mengucapkan terima kasih atas pertolongan Nona Yue. Aaron pastinya akan membalas kebaikan Nona Yue di masa depan."

"Tidak masalah, lagipula itu hanya pinjaman. Tidak perlu dibesar-besarkan," ujar Yue tersenyum. Ia berdiri dan mengangguk, lalu berjalan menyusul kakaknya ke dalam tenda.

Aaron memandangi punggung Yue yang menjauh. Menyadari sosok Yue telah menghilang ke dalam tenda, Aaron menarik napas, lalu berbalik kepada paman Lei.

"Paman Lei, apakah tuan Hong tidak keberatan dengan apa yang ditawarkan nona Yue kepadaku?" tanya Aaron setelah nona Yue pergi.

Paman Lei jelas mendengarkan ketika Yue menawarkannya bantuannya.

"Hahaha ... mereka orang kaya, tidak perlu khawatir. Lagipula jika kamu tidak menerimanya, lantas bagaimana kamu akan mendapatkan persyaratan itu?" jawab Paman Lei. Ia cukup suka dengan bocah laki-laki ini, selain cekatan tampaknya anak ini juga cukup cerdas.

Aaron sedikit lega mendengar kata-kata paman Lei, dalam hati ia bersyukur telah bertemu orang baik diperjalanannya.

Dengan riang ia membereskan meja tempat makan kedua nona itu dan menyimpannya ke dalam gerbong barang.

Selesai dengan pekerjaan itu Aaron mengambil buntalan kainnya, lalu merebahkan tubuhnya di tikar dekat api unggun.

Tidak lama kemudian Aaron pun jatuh tertidur.

...

"Kamu tidak perlu begitu baik, Yue. Ingat dia itu orang asing, dirimu terlalu mudah dimanfaatkan," tegur Xia setelah Yue masuk ke dalam tenda mereka.

Yue baru menyadari kakak Xia ternyata mendengar obrolannya dengan Aaron. "Tidak apa-apa, Kak. Dia tidak memanfaatkanku tetapi akulah yang menawarkan pinjaman kepadanya. Lagipula dia bekerja dengan kita. Sedikit memberinya kebaikan barangkali ada gunanya," kilah Yue beralasan.

"Berguna? Huh ... aku tidak percaya seorang gelandangan akan berguna bagimu," cibir Xia. Ia kesal adiknya tidak menuruti kata katanya.

"Sudahlah ... Aku mau tidur, Kak," pungkas Yue mengakhiri obrolan, ia malas berdebat.

Tetapi Xia sepertinya belum ingin berhenti. "Bagaimana menurutmu tuan muda Qibo? Sepertinya cukup cocok untukmu?" Xia mengalihkan pembicaraan.

"Qibo? Aku tidak tertarik sama sekali," jawab Yue acuh.

"Semua orang tahu kalau Qibo suka padamu, kenapa kamu tidak memberinya sedikit perhatian?" Xia terus mendesaknya dengan topik itu.

"Aku hanya ingin fokus berkultivasi, Kak, tidak memikirkan hal-hal yang seperti itu," elak Yue. Ia menarik selimut dan memejamkan mata.

"Ah, andai saja klan kita dan klan Qibo bisa dipersatukan. Dua klan lainnya akan tunduk di bawah kita," gumam Xia. Namun Yue pura-pura tidak mendengar.

Menyadari Yue tidak merespon lagi, Xia pun menarik selimut dan memejamkan mata.

...

Pagi subuh Aaron terbangun, ia meregangkan tubuhnya dan menguap kemudian berjalan menuju ke arah sungai di dalam hutan.

Cahaya temaram fajar masih muram namun tidak membatasi pandangannya ke sekeliling. Ia dengan jelas dapat melihat pepohonan dan jalan yang ditapakinya.

Tiba-tiba sesuatu terlihat berlari di depannya, memperhatikan dengan cermat Aaron melihat seekor kelinci menyembunyikan dirinya ke dalam semak-semak.

Aaron sangat menyukai daging kelinci. Selama dalam perjalanan ia telah berburu kelinci untuk menjadi santapannya. Dengan bumbu racikan yang dibekali ibunya, kelinci itu akan terasa sangat gurih dan lezat.

Melemparkan buntalan kainnya, Aaron mengendap-endap. Ia telah cukup mahir untuk menangkap hewan lincah yang satu ini.

Mengambil sebongkah batu seukuran kepalan tangan, Aaron melemparnya ke samping persembunyian kelinci tersebut. Hewan kecil itu terkejut lalu melompat hendak melarikan diri. Namun Aaron telah siap dengan itu, telah mengukur sebelumnya dengan presisi, Aaron secepat-kilat menerkam kelinci tersebut dan mengulurkan kedua tangannya.

Happp!

"Kena kau!" teriak Aaron dengan gembira. Namun ia segera menjadi pucat karena tempatnya menangkap kelinci tersebut adalah sebuah tebing terjal. Aaron tidak menyadari sebelumnya sebab tebing itu terhalang semak-semak.

Hilang keseimbangan tubuhnya tanpa ampun meluncur tak terkendali bersama kelinci yang dipegangnya.

Dengan panik Aaron berusaha meraih sesuatu, namun tidak menemukan apa pun untuk menjadi pegangan tangannya.

Gluduk! gluduk! gluduk!

Tubuhnya terus berguling di tebing tersebut. Sekarang kelinci itu telah terlepas dari tangannya, makhluk kecil malang itu juga ikut bergulingan. Di ujung tebing ia merasakan tubuhnya melayang, lalu jatuh ke dalam sungai.

Byurrrr!

Karena tidak siap akan jatuh masuk ke dalam air, Aaron gelagapan. Merasakan kakinya menyentuh dasar sungai ia segera menginjaknya dengan kuat, lalu mendorong tubuhnya meluncur ke atas.

Tetapi alangkah terkejutnya Aaron ketika kepalanya menyembul di permukaan sungai, pandangannya langsung tertumpu pada tatapan panik seorang gadis yang berusaha menutupi tubuh telanjangnya dengan selembar kain.

"Dasar mesum! Kau mengintipku?!" bentak suara itu dengan marah.

Aaron gugup, mengalihkan pandangannya dari tubuh yang sebagian terbuka itu ia segera berenang ke arah berlawanan.

Sekilas Aaron sempat melihat wajahnya, itu adalah gadis yang bersama Qibo.

Aku dalam masalah! rutuknya dalam hati dengan panik.

Gadis itu buru-buru mengenakkan pakaiannya, meraih pedang yang tergeletak, wajahnya merah padam dan langsung mengejar Aaron. Ia sempat melirik seekor kelinci melintas di sampingnya yang basah kuyup menyelamatkan diri.

Aaron bergegas naik ke tepi sungai. Tanpa menoleh ke gadis itu ia berlari sekuat tenaga. Sementara wanita itu terus mengejar di belakangnya dengan pedang terhunus. Sepertinya ia benar-benar berniat akan menguliti Aaron hidup-hidup.

...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Puncak Benua   Bab 62 Ruangan Rahasia Di Dalam Gua

    Aaron dan Celia semakin panik ketika mendengar hentakan langkah kaki mengguncang gua. Suara raungan kemarahan terus terdengar dan semakin mendekat. "Tampaknya kita harus bertarung melawan beruang itu," ucap Aaron meminta pendapat Celia. "Itu monster rank empat tingkat awal, sama kuatnya dengan Mortal Bumi. Kita tidak akan bisa melawannya," balas Celia menggelengkan kepalanya. Melihat ekspresinya, seperti ia telah melupakan semua yang terjadi sebelumnya. "Lalu, kamu punya ide?" tanya Aaron. Celia mematung, ia tidak menemukan rencana apa pun. Namun, saat ia memperhatikan sekeliling, tiba-tiba wajahnya mengernyit ketika melihat sesuatu di sisi air terjun. Aaron yang juga sedang memandang ke sana, langsung berseru, "Ada lubang di balik air terjun. Cepat ke sana!" Sebelum Celia menjawab, ia langsung melompat ke dalam kolam. Celia buru-buru mengikutinya, dan menyusul Aaron berenang menuju air terjun. Sesampai di air terjun, Aaron mengulurkan tangannya. Celia sedikit ragu ketika akhir

  • Puncak Benua   Bab 61 Hasrat Tak Terbendung

    Begitu perasaan asing bergejolak di tubuhnya, Aaron menjadi gugup. Sementara di depannya Celia tampak kebingungan, wajahnya merona merah dan napasnya sedikit lebih intens. Ia menatap kepada Aaron. "A-apa yang terjadi?" tanyanya dengan suara lirih, hampir seperti desahan. Mendengar suara tersebut, tubuh Aaron merinding. "A-Afrodisiak ..." Mata Celia membelalak lebar, seketika ia mengetahui apa yang terjadi dengan tubuhnya. Perasaan panas dari bawah perutnya, dan tiba-tiba saja ia menjadi sangat sensitif. Ia tidak tahu jika bunga itu sebenarnya adalah Afrosisiak, yang dapat memicu rangsangan di dalam tubuh. "Cepat pergi dari pohon itu!" sergah Aaron menarik lengan gadis itu sambil mempertahankan kewarasannya. Namun, begitu tangannya menyentuh lengan Celia, seolah-olah tubuhnya tersengat aliran listrik dan menegang seketika. Demikian juga Celia yang merasakan hal yang sama, memekik tertahan dan tubuhnya terhuyung. Sebelum ia terjatuh, Aaron menyambut tubuh gadis itu. Tetapi sentuhan

  • Puncak Benua   Bab 60 Bunga Pemancing Gairah

    Melihat ada bagian lain di dalam ruangan, Aaron menoleh kepada Celia. "Kita harus pindah ke dalam. Jika nanti beruang buas itu datang ke sini, aku takut dia akan membunuh kita berdua," ucap Aaron. Celia tampak bimbang, tetapi mengingat beruang itu memiliki kekuatan setingkat Mortal Jiwa puncak, atau bisa jadi Mortal Bumi, ia hanya mengangguk. Beruang Batu bulan itu bukan lawannya, bahkan jika dia tidak mengalami kecelakaan, tetap saja ia tidak percaya diri menghadapinya. Namun, ketika mencoba berdiri, tubuhnya terasa lemah. Wajahnya memerah ketika membayangkan bahwa ia akan memerlukan bantuan anak muda itu lagi untuk beranjak. Aaron mengetahui pikiran Celia, tetapi saat ini keselamatan mereka lebih penting. Tidak bertanya terlebih dahulu, ia bergerak mendekati gadis itu dan berjongkok, lalu meraih tubuhnya untuk membopongnya sekali lagi."Apa yang akan kau lakukan?" tanya gadis itu dengan panik. Aaron mengabaikan pertanyaan gadis itu, dan mengangkat tubuhnya. "Jangan banyak berger

  • Puncak Benua   Bab 59 Bersama Kecantikan Di Dalam Gua

    Jantung Aaron berdegup, ia tidak memiliki banyak waktu dan harus segera pergi dari gua ini. Sebentar lagi Beruang Batu Bulan itu akan sadar dan kembali pulang. Dan setelah mengetahui buah yang dijaganya menghilang, tempat ini akan menjadi kerusuhan. Aaron memandangi wajah gadis itu, sebagiannya tertutup kain tipis. Namun, dari jarak sedekat ini, ia dapat melihat melalui penutup itu yang sedikit transparan. Wajahnya sangat cantik, bahkan melebihi Yue dan Maye. Mengabaikan pemikiran itu, Aaron terus menggesa langkahnya keluar dari gua. Sangat beruntung beruang besar itu belum kembali, tetapi ia harus pergi sejauh mungkin, dan tidak membiarkan dirinya ditemukan. Setelah berjalan cukup jauh, Aaron melihat sebuah celah yang tersembunyi di dasar tebing. Tidak pikir panjang, ia langsung membawa Celia ke celah tersebut. Celah itu sempit di bagian pintu masuknya, tetapi di dalam ternyata cukup luas, dengan langit-langit yang runcing ke atas, lantainya cukup rata dan terlihat nyaman.

  • Puncak Benua   Bab 58 Gua Lembab dan Hangat

    Aaron mengawasi dengan saksama gua yang mereka intai dari balik batu. Berada dalam posisi yang begitu dekat dengan Celia depannya, aroma manis yang lembut menggoda penciuman Aaron. Gadis itu begitu harum. "Makhluk apa di dalam tempat itu?" tanya Aaron, ia dengan cepat menyingkirkan sedikit pikirannya yang teralihkan. "Seekor beruang besar, Beruang Bumi Kolosal," jawab Celia dengan wajah serius. "Beruang Bumi Kolosal?" Aaron terkejut. Beruang itu sangat alot dan susah ditundukkan. Tetapi kemudian memikirkan kelemahan beruang tersebut, mata Aaron berbinar. "Aku yang memancingnya pergi, kamu yang mengambil item di dalam gua," ucap Aaron mengemukakan usulnya. "Kamu?" Celia berbalik, tetapi begitu menyadari posisi Aaron sangat dekat dengannya, ia menggeser tubuhnya. "Kultivasimu tidak cukup. Monster itu level tiga puncak, setara dengan Mortal Jiwa tingkat tinggi. Kau akan mati dikejarnya."Aaron menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Aku pernah berhadapan dengan monster seperti itu

  • Puncak Benua   Bab 57 Bertemu Keindahan Di Dalam Hutan

    Aaron terus meloncat dari dahan ke dahan di dalam hutan, hingga tidak menyadari bahwa ia telah keluar jauh dari tempat semula berada. Hutan-hutan di sekitarnya tampak lebih lebat dan gelap, dan nyaris tidak terdengar suara orang lain di tempat itu.Tap!Dengan satu lompatan, Aaron mendarat di tanah dan memperhatikan sekitarnya. Pandangannya langsung menangkap tanaman obat di antara sela-sela batu—Daun Dewa, herbal yang bermanfaat untuk memperkuat fisik.Aaron dengan cepat mendekat, tetapi ketika tangannya terulur hendak meraihnya, tiba-tiba sebuah tangan halus muncul dari balik batu dan menangkap herbal tersebut.Aaron langsung terkejut dan melompat mundur. Pemilik tangan halus itu tampaknya juga terkejut, dan ia keluar dari balik batu."Siapa kamu?" tanyanya dengan heran.Aaron menatap sosok di depannya—seorang gadis memakai jubah yang sama dengannya, lengkap dengan penutup wajah yang menyembunyikan bagian mulut dan hidungnya. Meski begitu, Aaron yakin gadis ini sangat cantik."Aku s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status