Share

Bab 39

"Nay ... kamu bangun, Sayang."

Netra ini tak bisa menahan lajunya air mata setelah melihat istriku akhirnya bangun dari koma. Meski ia masih nampak lemah dan belum bisa berbicara, setidaknya ia masih bisa tersenyum menanggapi perkataanku.

"Mas kangen, Nay. Anak-anak juga kangen sama bundanya. Cepat sehat lagi ya, Sayang. Biar bisa cepat pulang ke rumah dan bermain sama Syafa dan Aqlan."

Alis Inaya mengernyit. Aku paham ia pasti bingung mendengar nama Aqlan.

"Aqlan putra kedua kita. Usianya sekarang hampir enam bulan. Dia tampan sekali, mirip sama Mas" terangku sambil sedikit berkelakar.

Inaya tersenyum, kali ini lebih lebar. Tentu ia bahagia mendengar putra kami lahir dengan selamat.

Aku belum bisa menceritakan kejadian tentang hilangnya Aqlan pada istriku, mengingat kondisi Inaya yang baru saja sadar dan belum sepenuhnya pulih.

Saat ini Papa dan Akbar sedang berusaha mencari keberadaan putraku tersebut, sekaligus menunggu Laila menghubungi kami. Papa memintaku untuk fokus pada Inaya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nugrahita Probogaluh
.mustahil seorang pengusaha gak bawa pengawal bayangan gak terhubung dg polisi yg menyamar ini anaknya lho yg diculik.sejak.awal dijebak Hera gak ngubungin orang tuanya pengusaha kok radang idiot sih.
goodnovel comment avatar
Difa Farhanah
diih itu sih obsesi bukan cinta...lg mana ada nikah dipaksa ga syah namanya...gada saksi dr pihak cowo jg
goodnovel comment avatar
Isabella
ah pingin jotos si Laela.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status