Share

Tuduhan keji (pura-pura tidak tahu)

Fatih berjalan menghampiri ibunya dengan tatapan tajam penuh tanya. 

"Tolong jelaskan pada Fatih, Bu. Apa maksud ibu berbicara seperti itu?" ucap Fatih meminta penjelasan, pria itu berdiri tepat di hadapan sang ibu.

"Kenapa Ibu diam saja? Ayo jawab, Bu. Kenapa ibu menuduh Wulan sengaja membunuh anaknya sendiri?" Melihat Bu Ratna mengacuhkan pertanyaannya, Fatih pun mulai geram, kali ini ia bertanya dengan nada satu tingkat lebih tinggi dari sebelumnya dan itu sontak membuat Bu Ratna murka.

"Jangan kurang ajar kamu Fatih! Berteriak pada ibumu sendiri, apa tidak bisa kamu bicara dengan nada yang halus dan sopan?"

"Fatih hanya ingin penjelasan, Bu. Kenapa ibu diam saja?"

"Kamu itu terlalu bodoh jadi suami! Coba kamu pikir, Wulan tidak pernah melakukan pekerjaan berat, semua kebutuhannya pun terpenuhi, tapi kenapa dia bisa dua kali keguguran? Kamu tau kan Fatih, wanita hamil bisa keguguran jika dia terlalu capek beraktivitas, jika dia kelelahan atau terjatuh.  Tapi Wulan? Dia tidak terjatuh, aktivitasnya pun hanya makan dan tidur saja! Dia sama sekali tidak pernah kelelahan. Apa kamu tidak curiga jika dia sengaja menggugurkan kandungannya? Bisa saja' kan, anak itu adalah anak haram, anak hasil perselingkuhannya dengan pria lain! Anak itu bukan darah daging kamu, makannya Wulan sengaja menggugurkan kandungannya!" tuduh Bu Ratna penuh emosi. Ucapannya itu membuat Wulan semakin terluka, sesungguhnya Wulan sudah tidak tahan mendengar tuduhan ibu mertuanya itu. Namun, ia mencoba bersabar dan tidak terpancing emosi. Ia yakin jika ibu mertuanya memiliki niat buruk dibalik semua tuduhannya itu. 

'Baiklah, Bu. Akan aku ikuti permainanmu! Silahkan kau tuduh aku sesuka hatimu, aku akan berpura-pura tidak mendengarnya. Aku yakin, Mas Fatih tidak akan terhasut oleh fitnah keji yang kau tuduhkan,' batin Wulan lirih. Matanya masih berusaha terpejam untuk bisa mendengar semua percakapan mereka.

"Keterlaluan! Tega sekali ibu memfitnah Wulan berselingkuh? Fatih tau siapa Wulan, Bu. Dia bukan wanita sembarangan! Wulan tidak mungkin berselingkuh dengan pria lain, Fatih benar-benar kecewa dengan Ibu! Harusnya ibu bersyukur memiliki menantu sebaik Wulan, jika bukan karena Wulan' Fatih tidak mungkin berada di posisi saat ini! Ibu tidak mungkin bisa menikmati semua hasil kerja keras Fatih," ujar Fatih. Pria berwajah tegas itu terlihat begitu kecewa dengan sikap dan tuduhan ibunya.

"Jadi sekarang kamu mau perhitungan sama ibu? Kamu mau ungkit semua pemberianmu pada ibu, hah? Asal kamu tau Fatih, nyawa pun kamu berikan pada ibu, itu tidak akan cukup untuk membalas jasa ibu yang telah melahirkan dan merawat kamu sampai sukses seperti ini!" 

"Fatih tidak akan seperti ini jika Ibu tidak keterlaluan,"

"Kamu yang keterlaluan, Fatih! Semenjak kamu menikah dengan benalu itu, kamu makin kurang ajar sama ibu! Apa kamu sengaja ingin menjadi anak durhaka seperti malin kundang, hah?" ujar Bu Ratna dengan tatapan penuh intimidasi. Wanita paruh baya itu membuat suasana di kamar inap ini menjadi semakin memanas.

Melihat keributan yang terus berlanjut, Sarah pun akhirnya membuka suara untuk melerai perdebatan adik dan ibunya itu.

"Sudah, sudah! Ko malah pada ribut? Ini tuh rumah sakit, nggak enak jika sampai ditegur oleh petugas. Apalagi jika sampai Wulan bangun dan mendengar semua percakapan kalian, bisa gawat" ucap Sarah khawatir.

"Dengar apa, Mbak?" tanya Wulan yang tiba-tiba bersuara membuat mereka bertiga terkejut. 

"Wu-wulan? Ka-kamu sudah bangun?" tanya Sarah terbata-bata. Seketika wajah Fatih dan Bu Ratna pun memucat. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kang Supir_12
next kak...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status