Share

Siuman

Author: AIRENN
last update Last Updated: 2021-08-02 11:18:29

Mama Lusi terus berusaha menyadarkan Serena. Semua bagian indra yang melekat pada tubuh gadis itu, tak luput diberi aromatherapi. Serena perlahan mengerjap, kelopak mata yang tadi tertutup akhirnya sedikit mulai terbuka. pandangannya masih sedikit kabur. Ia berusaha mengingat kejadian sebelum dirinya pingsan. Matanya menelusuri ruangan yang di tempatinya, jelas terlihat berbeda. Di sudut kamar itu terdapat dua buah sofa abu-abu. Lukisan klasik bertengger di dinding, serta ranjang empuk yang menyenangkan. Lampu kristal menggantung sempurna di langit-langit kamar. Serena meyakini pintu sebelah kanannya merupakan walkin closet yang bersatu dengan kamar mandi. Ia yakin dirinya berada di salah satu kamar di kediaman keluarga Castanyo. Melirik ke samping, Serena melihat wajah cemas wanita paruh baya yang usianya tidak lagi muda, tapi masih terlihat cantik. 

"Ta-tante." Aku dimana sekarang?" tanya Serena berusaha bangun. 

Mama Lusi senang melihat Serena bangun. Dan langsung memeluk gadis itu di hadapannya. 

"Oh, syukurlah kamu sudah sadar." Tadi kamu pingsan sangat lama. Kami putuskan sebaiknya kamu dipindahkan ke kamar ini." 

"Tante yang memindahkanku kesini? Pasti aku berat yah Tante," ujarnya sungkan. Serena menggigit bibir bawahnya seraya menunduk. "Maafkan aku Tante. Ini semua gara-gara aku."

Mama Lusi tersenyum melihat sikap Rara. Tangan wanita paruh baya itu terulur mengusap rambaut panjang Serena.

"Bukan Tante, tapi anak Tante yang membawamu ke kamar ini." ucap Lusi seraya memberikan segelas air putih kepadanya.

Serena menerima air minum dan menghabiskannya hingga benar-benar kosong. Sejak awal kedatangannya menginjakkan kaki di rumah ini, ia sudah diliputi perasaan gugup. Apalagi saat bertemu dengan Gifran tadi. Ia merasa seluruh keringatnya mengucucr deras bak hujan di tubuhnya sampai membuatnya dehidrasi. Apalagi dirinya pingsan. Makin bertambah kadar dehidrasinya.

"Maaf yah, gara-gara permohonan Papa Gifran kamu ikut-ikutan masuk ke dalam masalah ini." Lusi menatapnya dengan raut bersalah.

"Tidak Tante, justru disini saya yang salah, karena sudah membuat kekacauan yang berakibat fatal. Serta mencoreng nama baik perusahaan keluarga Tante. Tapi, permintaan dari Tuan besar, akan saya pertimbangkan dan diskusikan dengan kedua orang tua saya," tutur Serena  sembari menggenggam kedua tangan Lusi.

Mama Lusi kembali mendekap Serena ke dalam pelukannya. Entah, sejak pertama kali bertemu dengannya, Mama Lusi merasa jika Serena seorang gadis yang baik. Ia bisa menilai langsung dari sikap dan tingkah laku perempuan ini. Ia mempunyai insting yang kuat dan tidak pernah salah dalam menilai seseorang. 

"Baiklah sayang. Bagaimana keadaanmu ? kamu susah merasa baikan?"

"Iya Tante, sekalian saya mau pamit."

"Kalau begitu kamu akan diantar oleh supir yah!"

"Ti-tidak usah Tante, saya bisa pesan taksi online kok. Lagi pula saya langsung ke toko saja. Jaranknya lumayan dekat dari sini." tolak Serena.

Sementara itu Antoni dan Gina melangkah  masuk ke dalam kamar tamu untuk mengecek keadaan Serena.

"Bagaimana keadaanmu Serena?" tanya Gina sembari duduk di atas ranjang samping Serena.

"Sudah lebih baik." sahutnya Seraya tersenyum.

Antoni merasa bersyukur, Serena baik-baik saja. Ia tadi, sempat khawatir akan terjadi sesuatu dengan gadis itu. 

"Syukurlah. Asal kamu tahu. Kita semua tadi sangat mengkhawatirkan keadaanmu. Kamu lama banget baru sadar. Jadi Papa menyuruh Kak Gifran membawamu ke kamar ini, lalu menelfon Dokter. Untungnya kata dokter yang memeriksamu tadi, kamu tidak apa-apa." jelas Gina.

Serena kaget mendengar penjelasan Gina. Ia tidak menyangka, ternyata si pria kedondong yang angkuh itu mau juga direpotkan. Padahal ia sudah berpikir, jika laki-laki itu kurang memiliki jiwa sosial. Apalagi menolong orang. Itu tidak mungkin. Pikir Serena.

"Mumpung kalian semua disini, jadi saya ingin pamit. Sudah lama saya meninggalkan toko kue hari ini." ujarnya.

Mendengar ucapan Serena membuat Lusi bertanya, "Kamu kerja di toko kue?" tanyanya antusias.

Serena menoleh ke arah mama Lusi dan tersenyum. "Iya Tante, kebetulan saya mengelola toko milik orang tua."

Tak kalah antusias. Gina juga ikut angkat suara, "Wah, hebat kamu! Apa nama toko kuenya? nanti aku coba pesan di sana. Pasti kamu jago banget buatnya kan?"

"Toko kue 'Raja dan Ratu Cake'! Nanti kalau mau saya akan buatkan  khusus untukmu."

"Yang benar? Aku kalau dijanji akan menunggu loh." ucap Gina.

Serena tersenyum melihat sikap dan bentuk perhatian keluarga si laki-laki Kedondong. Ia heran, kedua orang tuanya dan juga adiknya sangat baik. Tapi dia sendiri yang bertolak berlakang dengan sifat mereka. pikirnya.

"Iya. Aku janji akan bawakan khusus untukmu. Kalau begitu saya permisi Tuan, Tante, dan Gina." pamit Serena.

Mereka semua mengantar kepergian Serena ke depan pelataran rumah. Mama Lusi selalu memberitahukannya agar selalu datang berkunjung. 

"Kamu hati-hati di jalan yah. Sopir sudah menunggumu." 

"Iya Tante!"

Sebelum naik ke atas mobil yang terparkir di depan pelataran kediaman Castanyo, Serena menoleh ke arah Antoni. "Tuan untuk permintaan yang tadi akan saya pikirkan dan bicarakan dengan kedua orang tua saya." 

"Baiklah, saya tunggu jawaban kamu secepatnya!" ujar Antoni.

"Iya Tuan."

Serena lekas naik ke atas mobil pribadi keluarga Castanyo. Kendaraan roda empat itu tengah membelah jalanan Ibu Kota. Serena duduk diatas mobil mewah yang dikemudikan supir keluarga Castanyo menuju ke toko kue milik keluarganya yang sudah dikelola sejak dirinya menamatkan pendidikan sekolah menengah atas. Hingga, ia menyelesaikan kuliahnya dibidang kuliner dan pastry, ia membuat berbagai menu baru untuk menarik minat konsumen.

Mobil mewah sedan silver keluaran Jepang, berhenti di depan toko kue keluarganya. Supir keluarga Castanyo lekas turun membukakan pintu mobil untuknya.

"Bapak tidak usah repot-repot begini, saya bisa sendiri turun kok!" tolak Serena karena merasa diperlakukan layaknya keluarga Castanyo.

"Ini perintah Nona, saya tidak bisa membantah." ujar Pak Sopir.

"Terima kasih Pak, sudah mengantarkan saya." ucap Serena sembari tersenyum.

"Sama-sama Nona, saya mohon pamit undur diri."

"Iya Pak hati-hati."

Usai kepergian mobil keluarga Castanyo, Serena melangkah masuk ke dalam toko kue. Ia disambut manis oleh Cinta, yang tersenyum kearahnya semanis gula Jawa.

"Selamat Siang Kak Serena Paulina Geum Jan Di." sambut Cinta berdiri di meja kasir.

"Siang juga Cinta si manis gula Jawa. Bagaimana keadaan toko hari ini?" tanyanya mengecek buku penjualan hari ini.

"Baik Kak. Sejak buka tadi pagi sampai siang ini, pengunjung cukup ramai datang silih berganti." jawab Cinta.

Serena mengangguk mendengar penuturan Cinta. "Ya sudah, lanjutkan pekerjaanmu saya ke dalam dulu," ujarnya sembari melangahkan masuk menuju ruangan pribadinya. 

"Iya Kak."

Sampai di dalam ruangannya, Serena menyandarkan tubuhnya ke sofa yang terletak di depan meja kerjanya. Ia sejenak memikirkan kembali tawaran Tuan Antoni.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Harsia
waduhhhhhhh seren Pingsannnn. Untung saja mama Lusi baik hati
goodnovel comment avatar
Harsia
kerennnn kakkkkk ............
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pura-Pura Menikah   KEBAHAGIAAN

    Kesuksesan perilisan produk di Dubai berhasil menyita perhatian dunia. Pasalnya iklan yang terpampang di layar besar yang ada di gedung-gedung pencakar langit di sana menampilkan pasangan suami istri yang menjadi model produk mereka sendiri. Gifran dan Serena bak model internasional yang sangat piawai bergaya di depan kamera. Pencapaian ini membuat nama mereka melejit sebagai pasangan suami istri yang sangat romantis. Awalnya banyak masayarakat awam yang tidak mengetahui identitas mereka, namun seiring dengan laku kerasnya produk clothing B&G membuat keduanya semakin dikenal masyarakat lewat wawancara sebuah majalah fashion dunia.Lusi dan Antoni siang itu bermain di taman samping dengan cucunya lekas memanggil kedua cucunya.“Danish, Dea! Lihat foto siapa ini?” tanya Lusi sembari memperlihatkan gambar foto Gifran dan Serena.“Mama dan Papa! Ini mama dan papa.” Jawab kedua cucunya serentak. Semenjak beredarnya foto Serena dan Gifran di majalah fashion, kedua anak mereka sangat antus

  • Pura-Pura Menikah   curhatan sahabat

    Dua bulan kemudianSetiap pagi manusia disibukkan dengan berbagai rutinitas. Mulai dari bangun tidur bahkan sampai menjelang tidur. manusia masih saja disibukkan dengan berbagai kegiatan yang tiada hentinya. Ini berlaku bagi manusia yang memiliki tingkat kesibukan yang tinggi dalam mengumpulkan pundi-pundi uang dan harta benda.Tidak terkecuali dengan pasangan suami istri yang baru. Tomi dan Tiara pagi-pagi sudah disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing di kantor. walau berbeda tempat kerja keduanya berusaha tetap kompak dan tidak mempermasalahkan hal tersebut.“Mas, pakaianmu sudah aku taruh di atas tempat tidur. Aku turun dulu.” ucap Tiara kepada suaminya yang ada di dalam kamar mandi.Perempuan yang berpakaian kemeja peach kerah bermodel V bertali pita dipadukan dengan rok pensil warna mocca di bawah lutut, menuruni anak tangga menuju dapur. Tiara selalu berusaha setiap pagi menyiapkan sarapan untuk suami tercinta. Walau dengan menu sederhana.Dua potongan roti sandwich menj

  • Pura-Pura Menikah   Pernikahan T2 (Tiara Tomi)

    Pernikahan Tomi dan Tiara diadakan di salah satu hotel mewah di kawasan ibu kota. Setelah menyelesaikan tadi pagi serangkaian prosesi akad nikah kini dua orang manusia yang berbeda jenis kelamin itu akhirnya bersatu dalam ikatan suci tali pernikahan di mata hukum dan agama.Tiara yang tampil cantik dengan busana kebaya putih tulang membuat auranya sebagai pengantin sangat cantik. kedua sejoli itu memakai pakaian adat pada saat prosesi akad tadi. Tomi pun tampil gagah dalam balutan jas tutup berwarna putih senada dengan pakaian Tiara.“Semoga kalian langgeng dan segera diberi momongan,” ucap mama Tiara kepada keduanya saat proses sungkeman.Rasa haru dan bahagia melihat adik semata wayangnya melepas masa lajangnya membuat Serena menititkkan air mata bahagia. Melihat hal itu, Tayo merengkuh bahu sang istri dan memberi kecupan di pelipisnya.“Jangan sedih, sayang. Bukankah ini yang kau inginkan sejak kemarin-kemarin? Melihat Tomi bersanding dengan pilihannya.” Ucap Tayo menenangkan sang

  • Pura-Pura Menikah   Keluar Dari Rumah Sakit

    Tiga bulan sudah, Tomi menjalani serangkaian perawatan untuk memulihkan kondisinya. Tiara dengan setia menemani calon suaminya memberikan dukungan yang tiada henti.“Dari seluruh pemeriksaan, kondisi Tomi sudah kembali baik. Kepala, lengan, dan kaki yang terluka sudah pulih kembali semula. Ini hal yang baik untuk Tomi bisa kelaur dari rumah sakit.” jelas dokter laki-laki paruh baya dengan kacamata yang menggantung di hidungnya.“Benarkah, Dok?” tanya Tomi tersenyum senang.Dokter paruh baya itu mengangguk. Lalu berkata, “Iya, Tuan. Hari ini anda sudah bisa pulang.”Tiara yang berdiri di samping ranjang Tomi pun turut bahagia mendengar penjelasan dokter.“Selamat, sayang. Akhirnya kamu keluar juga hari ini.” Tiara menggenggam kedua tangan Tomi.“Baiklah, kalau begitu Saya permisi,” ujar dokter laki-laki paruh baya itu.”***Kepulangan Tomi menjadi berita yang sangat membahagiakan bagi kakaknya. Pasalnya, selama di rumah sakit, Lela bolak-balik bergantian dengan Tiara menjaga Tomi. Belu

  • Pura-Pura Menikah   Mengetahui Dalang Insiden yang Menimpa Tomi

    Setelah melakukan penyelidikan, Gifran sudah mengantongi bukti kasus yang menimpa Tomi. Ia sangat geram mengetahui ternyata ada yang senagaja ingin menjatuhkan citra perusahaannya. Selama ini ia berpikir, ia sama sekali tidak pernah mengusik lawan saingannya. Namun, semua itu di luar perkiraannya. Ternyata diam-diam, karyawannya ada yang sengaja berkoalisi dengan pihak lawan untuk menjatuhkannya secara pelan-pelan.Untung saja, Gifran mengetahui dengan cepat. Terlambat sedikit saja, bisa jadi pembangunan yang ada di kota V tersendat karena adanya isu yang mengkambinghitamkan dirinya.“Tuan, tidak usah kahwatir. Saya sudah menghubungi HRD untuk memecat yang bersangkutan. Bisa dipastikan ia tidak akan mendapatkan pekerjaan di manapun di negeri ini. karena kita sudah membeberkan kartu asnya. Begitupun, dengan Tuan Simon. Sekarang ini perusahaannya berada di ambang kehancuran.” Ujar Tayo.Gifran tidak menyangka jika Simon salah satu rekan bisnisnya ternyata memiliki dendam yang sangat dal

  • Pura-Pura Menikah   Operasi

    Sementara itu di proyek, Tomi yang baru saja berdiskusi dengan salah satu tehnisi berdampingan keluar. “Tuan awas!” teriak salah satu pekerja yang melihat rangka bangunan roboh. Rangka gedung timur yang sudah terpasang sempurna tiba-tiba saja ambruk menimpanya.Namun na’as, Tomi dan rekannya tidak sempat menyelamatkan diri. Sehingga mereka berdua mengalami cedera parah yang sangat serius. Para pekerja yang menyaksikan insiden tersebut langsung berlarian membawa Tomi dan rekan mereka cedera.Ambulans yang dipesan sudah datang. Kedua orang itu cepat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan insentif.Di kediaman Tayo, Lela yang baru saja menidurkan Tala, terkejut mendapat kabar dari rumah sakit perihal tentang Tomi. “Tidak. tidak mungkin!” Ia langsung menguhubungi suaminya Tayo untuk mengkonfirmasi apakah berita tersebut benar atau tidak.Sementara itu kantor B&G pusat, semua orang sangat terkejut dan tidak menyangka jika Tomi mengalami kecelakaan kerja. Apalagi Tayo dan Gifran

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status