Share

16. Pulang ke Rumah

"Sayang .. apa kau sekarang sudah lebih baik?"

Dilihatnya keringat sampai membasahi baju suaminya. Terlebih saat melihat wajah suaminya yang pucat, Maudy menjadi panik. Namun ia tahu jika dirinya harus berusaha untuk tetap tenang.

CUP.

Sebuah kecupan di dahinya membuat Maudy merasa tenang seketika. Ternyata suaminya lebih mengkhawatirkan dirinya, bukan sebaliknya.

"Jangan panik sayang .. aku sungguh tak apa-apa. Aku sudah tidak lagi melihat ke arah jendela."

"Aku marah karena kau jadi begini karena si brengs*k itu!" Tak sengaja ia mengucapkan kalimat itu di depan suaminya.

Maudy tidak boleh membuat suaminya bekerja lebih keras untuk memikirkan kasus kecelakaannya itu. Atau hal tersebut malah bisa menjadi boomerang untuknya sendiri.

Beberapa menit ia hanya diam sembari menenangkan dirinya. Tanpa disadari, pundaknya kini menjadi sandaran kepala suaminya yang telah tertidur nyenyak.

"Maafkan aku ..." gumamnya dengan perasaan yang tak tentu.

**

"Aku sudah tiba di Jakarta, tolong jemput ak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status