Share

Mual

Author: Galuh Arum
last update Last Updated: 2024-05-23 15:42:04

Alexa merasa mual, ia berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua makanan yang tadi di makannya. Ia memegangi kepalanya yang terasa nyeri, begitu juga perut yang semakin menjadi. Ia mencoba melangkah ke luar perlahan.

Bu Maria menghampiri sang anak karena mendengar suara muntah Alexa. Wanita berbaju hitam itu mengelus pundaknya. Tidak seharusnya Alexa mengalami hal yang belum waktunya. Namun, karena kesalahannya dan membuat Alexa harus menerima konsekuensi atas perbuatannya.

“Kamu sudah minum obat mualnya belum?” tanya Bu Maria.

“Aku nggak mau minum obat, Ma. Nggak suka, Ma.” Alexa kembali berbaring dengan membalurkan minyak gosok di perutnya.

Bu Maria bingung harus berbuat apa untuk membuat Alexa meminum obat. Ia kasihan melihat calon cucunya jika tidak ada asupan vitamin.

Bu Maria meninggalkan Alexa di kamar, ia lalu menelepon Joan untuk pulang. Selanjutnya ia ke halaman di rumah untuk menyirami beberapa bunga dan tanaman yang ditanamnya.

“Bu, Non Alexa bagaimana keadaannya?” tanya Bu Rumin.

“Ah, anak itu mah susah, Bi. Di suruh minum obat mual nggak mau, salah sendiri.” Bu Maria memang dekat dengan asisten rumah tangganya. Wanita itu ramah dengan siapa saja, sebelum Joan menikah dengan Alexa pun, ia bersikap ramah juga.

Namun, ia agak kesal karena sang suami menikahkannya dengan Alexa. Bu Maria hanya ingin sang anak mendapat suami yang lebih baik. Dan takut Joan hanya memanfaatkan Alexa demi kekayaan sang suami.

“Bibi mau bikin teh hangat, tapi takut Non Alexa marah. Nyonya tahu sendiri kalau Non Lexa mah nggak suka teh hangat,” ujar Bi Rukmin.

“Biarkan saja, ada suaminya. Biar Leon yang mengurusnya.”

“Nyonya yakin? Bukannya Nyonya nggak setuju dengan Joan?”

“Saya mau tahu saja, seberapa kuat dia menghadapi Alexa yang keras kepala dan egois.”

Keduanya saling tersenyum saat melihat Joan yang datang dan tergesa masuk ke rumah tanpa melihat mereka di halaman rumah..

**

Joan langsung masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu. Alexa terkesiap dan langsung mengomel sembari melempar bantal ke wajah sang suami.

“Kamu, ngapain ada di sini sekarang?” tanya Alexa ketus.

“Mama kamu menelepon saya, kamu sakit sampai muntah-muntah. Mau saya antar ke rumah sakit?” tanya Joan sembari melangkah mendekati Alexa.

“Stop, jangan maju.  Aku nggak kenapa-kenapa. Jangan sok peduli sama aku, Joan. Kamu itu hanya suami pengganti.”

Joan tidak peduli dengan ucapan Alexa. Ia mendekat dan menyentuh kening sang istri untuk memastikan dia baik-baik saja. Alexa menepis tangan Joan, pria itu kembali bangkit dan berdiri di samping ranjang.

“Walau kamu tidak menganggap saya, tapi pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan buka permainan. Jadi, selama saya menjadi suami kamu, apa yang terjadi sama kamu adalah tanggung jawab saya.” Joan menatap tegas wanita di hadapannya.

Netranya melirik tangan Alexa yang sejak tadi mengelus perutnya yang masih terlihat rata. Pria itu tahu ada janin di rahim sang istri, tapi ia merasa miris karena anak itu bukanlah darah dagingnya.

“Jangan mimpi, setelah anak ini lahir, kupastikan kita akan bercerai.”

Penuturan Alexa membuat Joan geram. Sikap egois dan sombong masih begitu melekat di dirinya padahal Tuhan sedang mengujinya dengan ujian. Namun, Alexa seolah-olah tidak pernah belajar dari kesalahan.

Tidak mau mengambil pusing, Joan pun duduk sembari memainkan ponselnya di sofa. Ia mencari tahu tentang artikel ibu hamil muda. Sesekali ia melirik ke arah Alexa yang sibuk dengan laptopnya.

Joan kembali bangkit dan melihat bungkus obat di meja rias. Ia memperhatikan tulisan dokter dan kegunaan obat tersebut. Lalu, ia kembali menemui ibu mertuanya di luar.

Alexa melihat sikap Joan yang terlihat aneh. Namun, ia tak mau berpikir banyak tentang pria yang mendadak menjadi suaminya.  

Joan menghampiri Bu Maria sembari membawa obat-obatan milik Alexa. Ia bertanya tentang hal itu.

“Kamu baca saja di sana untuk apa,” ujar Bu Maria.

“Saya nggak mengerti, Bu. Yang saya tahu hanya ini obat milik Alexa karena ada namanya.” Joan berkata polos sekali.

“Aduh, percuma saya percaya sama kamu. Kamu itu suaminya, masa kamu nggak mau mencari tahu obat apa itu. Sini,” ujar Bu Maria sembari merampas obat dari tangan menantunya.

Joan menjadi keheranan melihat sikap Bu Maria yang berbeda padanya. Tidak biasa ia judes padanya.

“Ingat, ya, Joan. Kamu itu suaminya, jangan pikir kamu bisa bebas dari tanggung jawab sebagai seorang suami.” Bu Maria menegaskan.

Lagi-lagi Joan merasa terjebak dalam situasi yang sebenarnya bukan ia yang harus berada di posisi itu. Joan menarik napas panjang dengan beberapa kalimat yang akan ia lontarkan.

“Tapi, Nyonya jangan lupa jika anak yang di kandungan Alexa bukan anak saya!”

Keduanya terlihat sangat tegang, apalagi Bu Maria yang tersudut dengan sikap Joan yang berani di depannya.

**

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pura-pura Miskin ternyata sultan    Pertemuan Alexa dan Sesil

    Sesil menarik napas dalam-dalam, berusaha meredam kecemasannya sebelum akhirnya menggeser layar ponsel untuk menerima panggilan.“Joan?” ucapnya, suaranya terdengar lebih tegang dari yang ia harapkan. Ia melirik Alexa yang duduk di depannya dengan wajahnya tegang. Suara Joan terdengar datar di ujung sana, “Sesil, aku perlu bicara denganmu.”Sesil buru-buru memotong, suaranya sedikit lebih keras dari yang dimaksudkan, “Aku sedang bersama Alexa sekarang.”Hening. Joan tidak menjawab. Ia pasti memahami maksud Sesil. Keduanya tahu bahwa rahasia hubungan keluarga mereka tidak pernah sampai ke telinga Alexa. Ada alasan yang tidak pernah diungkapkan Joan mengapa ia memilih untuk merahasiakan bahwa Sesil adalah sepupunya.“Baik,” jawab Joan akhirnya, singkat, seperti menyetujui kode yang disampaikan Sesil.Sesil segera menutup telepon, merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Alexa menutup bukunya dengan pelan, lalu menatap Sesil dengan pandangan penuh selidik."Joan menelepon?"

  • Pura-pura Miskin ternyata sultan    Kecemasan Joan

    Tidak bisa di biarkan, Joan pun tidak mungkin menyembunyikan identitasnya. Selain itu, di mulai cemas dengan beberapa kali Jerico kakaknya menghubungi Alexa. Tidak akan Joan diam begitu saja seperti dulu sang kakak merebut semuanya. "Hari ini aku mau ke kantor papa. Kamu di rumah sama mama atau ada kegiatan lain?" tanya Alexa. "Aku mau ketemu Sesil." Sontak kopi yang sedang di minum Joan pun tersembur begitu saja. Alexa sudah menduga jika sang suami akan kaget mendengar apa yang di katakan. Memang dengan sengaja Alexa mendekati Sesil untuk mengetahui hubungan mereka berdua. Joan kembali merapikan bajunya yang sedikit terkena kopi. "Di ganti Joan. Kamu mau ke kantor Papa dengan baju dengan noda?" Alexa sedikit menggerutu lalu mengambil baju kemeja berwana navy dan menyerahkannya pada Joan."Pakai ini." "Kamu enggak mau bantu aku ganti baju?" tanya Joan."Mimpi aja terus. Halu! Pakai sendiri." Alexa keluar dari kamar, sedangkan Jona terkekeh di kamarnya. Agak sedikit senang karen

  • Pura-pura Miskin ternyata sultan    Kehadiran Seren

    "Aku tidak suka kamu dekat atau didekati pria lain. Walau status pernikahan kita hanya dari sebuah kesalahan kamu. Hargai aku walau hanya menjadi suami pengganti." Joan Mempertegas apa yang dia rasakan. Tidak tahu harus menjawab apa, bagaiamana bisa Joan tahu dirinya tadi bersama dengan Jeri. "Apa Sesil yang mengadu? Dia sengaja bukan?" tanya Alexa. Joan mengerutkan kening, bagaimana bisa Alexa berpikir yang mengadu adalah Sesil. Tidak tahu saja jika yang mengadu adalah kaka iparnya. Namun, tidak mungkin dia mengatakan hal itu karena Alexa tidak tahu jika dirinya sering bertukar pesan pada Adam. "Bukan Sesil, bahkan dia tidak ada mengirim pesan hari ini." "Tapi biasanya dia mengirim pesan?" tanya Alexa sinis. Kali ini malah Alexa yang merasa kesal dengan Joan. Keduanya sebenarnya sudah saling peduli. Apalagi Alexa yang sudah mulai merasa kesal atau cemburu jika Joan bersama dengan wanita lain. "Kenapa jadi aku yang di sudutkan? Kita lagi bahas Jerico."Alexa kini merasa heran,

  • Pura-pura Miskin ternyata sultan    Ikut Campur

    Clarisa begitu emosi bagaimana bisa sekarang semua orang justru memihak kepada Joan sepertinya laki-laki itu sudah bisa mencuci otak semua orang sampai-sampai dirinya yang anak kandung justru diperlakukan seperti itu. Sebenarnya apa yang ia katakan tidak ada salahnya bukan memangnya Joan menikah dengan Alexa itu karena Alexa hamil dan sekarang Alexa sudah keguguran lantas tidak diperlukan lagi bukan, dia pun langsung meninggalkan ruang tamu dan masuk ke kamarnya. Mereka berencana akan menginap karena sudah terlalu malam. Adam meminta maaf pada ayah mertuanya. "Maaf pak mungkin karena Clarissa terlalu kelelahan dia tidak bermaksud seperti itu, dia hanya terlalu Sayang saja kepada Alexa." Sebagai seorang suami Ia hanya ingin melindungi martabat istrinya itu. Dirinya juga tidak menyangka jika ternyata Clarissa bisa mengatakan hal seperti itu, hal yang benar-benar sangat diluar dugaan ia kira Clarissa hanya membenci Joan saja tak menyangka jika ternyata istrinya itu berani mengatakan h

  • Pura-pura Miskin ternyata sultan    Ipar rese

    Sementara, di rumah Joan kesal melihat sebuah pesan dari Adam. Sang kakak benar-benar membuat dia jengkel, bagaimana Jeriko bisa mendekati Alexa. Katanya itu benar-benar begitu sangat gatal bagaimana bisa adik iparnya sendiri saja didekati andai saja sang kakak mengetahui yang sebenarnya jika Alexa itu adalah istrinya meminta kakak tidak akan berani seperti itu. Ia di rumah hanya bisa menahan rasa kesal yang benar-benar begitu sangat membara saja, Johan benar-benar tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh kakaknya itu karena mendekati sang istri. Dia benar-benar merasa begitu sangat kecewa sekali. Ia tentu saja akan memberikan sebuah pelajaran.Harusnya dia di sana dan dengan bangga memperkenalkan sang istri pada keluarganya. Namun, karena hal itu benar-benar membuatnya merasa ia tidak bisa memperkenalkan istrinya di hadapan orang tua. Padahal Alexa benar-benar wanita yang pantas dirinya banggakan dan waktu saja yang belum tepat. Ya benar-benar merasa begitu sangat menyesal, seharu

  • Pura-pura Miskin ternyata sultan    Hanya Karena Joan

    "Iya, anak saya Alexa sudah menikah. Dia menikah muda dan suaminya hari ini sedang mengurus bisnis saya di luar kota." Kali ini Pak Hanif yang berbohong. Hanya karena satu orang kedua orang tua itu terpaksa berdusta.Mereka berdua harus berbohong untuk menutupi semuanya, tidak mungkin jika mereka semua harus mengatakan secara langsung. Rasanya benar-benar martabat menantunya.Harusnya mereka tahu jika yang mereka lindungi adalah orang yang sama. Joan, benar-benar membuat mereka pusing. Pak Hardi berbohong untuk melindungi harkat dan martabatnya, Pak Hanif ia berbohong untuk melindungi menantunya itu. Mereka semua begitu sangat tampak melindungi Joan.Sayang sekali pikir bu Delima jika Alexa sudah menikah karena dirinya ingin sekali wanita itu jadi menantunya. Sayangnya dia baru saja bertemu dengan Alexa dan tidak mengenal Alexa lebih dulu, mungkin akan lain cerita. Padahal tadi darinya cinta berangan-angan mengenai Alexa, tetapi sayangnya justru langsung dipatahkan oleh kenyataan jik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status