Share

Susah Minum Obat

Penulis: Galuh Arum
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-23 15:43:09

Bibir Bu Maria bergetar saat mendengar penuturan Joan. Pria dengan tutur lembut itu kini bersikap dengan tegas menjawab semua tudingan darinya. Bu Maria kali ini merasa lawannya bukan pria lemah.

“Maaf, jika perkataan saya menyinggung Nyonya. Walau bagi Alexa pernikahan ini seperti permainan, tapi tidak dengan saya. Saya akan bertanggungjawab tanpa harus di ingatkan.” Joan menarik napas setelah ia berhasil mengeluarkan apa yang menjadi beban di hati.

Joan kembali pamit menemui Alexa. Ia melihat sang istri kini malah melemah.

“Lex, ke Dokter saja,” ujar Joan.

“Nggak usah!”

Joan mengambil ponsel dan mencoba menghubungi seseorang untuk berkonsultasi tentang kehamilan Alexa. Ia sengaja menjauh dari sang istri dan menelepon di halaman rumah.

“Siang, Nes,” ujar Joan dengan sapaan pada orang di seberang telepon sana.

“Iya, Jo. Ada apa, tumben kamu menelepon.” Suara serak wanita terdengar dari kejauhan.

Joan mulai bercerita tentang kehamilan Alexa. Wanita di seberang telepon sedikit terkejut saat pria dengan wajah blasteran itu bertanya soal kehamilan. Joan mengangguk saat ia mulai mengerti dengan penjelasan dari Ines—Dokter kandungan yang juga sahabat lamanya.

“Terima kasih, Nes.” Joan menutup telepon setelah ia selesai. Kemudian, pria itu ke dapur terlebih dahulu.

“Bi, boleh buatkan teh hangat buat Alexa?” tanya Joan sopan.

Dahi Bi Rukmin berkerut mendengar permintaan Joan. Yang ia tahu, Alexa tidak suka dengan minuman hangat apalagi panas. Namun, wanita dengan daster bunga itu tidak banyak bicara dan langsung membuatkannya.

Joan kembali ke kamar Alexa untuk memberikan dia teh hangat untuk membuat mualnya sedikit reda. Akan tetapi, seperti biasa tingkah Alexa masih saja angkuh dan tidak mau menerima bantuan Joan.

“Kamu lebih memilih masuk rumah sakit dengan infusan di tangan atau minum teh hangat ini?” Joan sama sekali tidak memberikan pilihan. Keduanya sama-sama tidak disukai wanita di hadapannya.

“Aku nggak suka teh hangat,” tolak Alexa.

“Jadi, kamu lebih memilih aku pilihkan rumah sakit untuk berlibur?” Pertanyaan Joan membuat Alexa melirik cepat.

Alexa gegas mengambil gelas dari tangan Joan. Dengan berat hati ia meminumnya walau seperti orang yang sedang meminum jamu. Setelah itu, kembali meyerahkan pada sang suami gelas bekas minumnya.

“Anak pintar,” ujar Joan sembari mengelus pucuk rambut Alexa.

Alexa menepis tangan Joan yang mengelus pucuk rambutnya. Wajahnya terlihat tidak suka dengan apa yang dilakukan sang suami.

“Aku suami kamu, bebas melakukan apa pun, apalagi hanya mengelus rambut saja,” timpal Joan.

Alexa mengerucutkan bibir, ia kesal melihat Joan memperlakukan hal itu. Baginya, tidak penting menunjukkan kepura-puraan itu.

“Jangan pura-pura baik,” ujar Alexa ketus.

“Pura-pura baik bagaimana? Kamu dan aku sudah saling mengenal sejak beberapa lama bukan? Kalau aku pura-pura baik, mana bisa kamu pergi pacaran dengan pria berengsek itu.” Nada suara Joan terlihat sangat emosi.

Alexa melirik ke arah Joan yang terlihat marah. Ia pun tidak lupa jika Joan selalu melindunginya dari sang ayah. Bahkan, berkat Joan ia bisa pergi bersama Frans untuk makan malam atau yang lainya. Bahkan, saat mereka khilaf melakukan dosa yang membuat Alexa harus terjebak sendiri dalam perbuatan maksiat itu dan Frans malah kabur.

“Kamu pura-pura lupa atau pura-pura amnesia?” Lagi, Joan bertanya pada Alexa yang sejak tadi bergeming.

“Kamu menyebalkan Joan!”

Alexa mendorong pria itu ke luar dari kamarnya. Mendengar apa yang dikatakan Joan, ia malah merasa bersalah dengan pria itu. Apalagi selama ini Joan pria yang sangat berjasa dalam hidupnya.

Bukan hanya sebagai sopir, tapi Joan lebih seperti sang kakak yang sedang menjaga adiknya.

“Kenapa aku jadi merasa bersalah pada Joan?” Alexa bergumam sendiri.

**

Sementara, pria bertubuh tinggi dengan anting di telinganya kini sedang meneguk minuman berulang kali. Tubuhnya mulai goyang akibat terlalu banyak meminum minuman keras.

“Frans, lu mau mabuk?” Salah satu pria berjaket coklat menegurnya.

Frans hanya tertawa terbahak karena kesadarannya sudah sedikit hilang. Pria itu kembali mengoceh tidak jelas dan sedikit kacau.

“Kalau seperti ini, karier lu hancur. Pekerjaan lu juga kacau, Bro. Memang kenapa, sih?”

“Lu percuma nanya ke dia. Orang lagi mabuk, dia itu orang paling bego di dunia. Mau jadi menantu konglomerat malah kabur dari acara akad. Gila, nggak tuh.” Salah satu dari mereka kembali bicara.

“Lah, dia udah tajir, Bro. Bokapnya aja pengusaha sukses, ceweknya aja yang gatel kali.”

“Diam lu, semua. Gua belum siap nikah, tahu!”

Frans malah berdiri di atas meja dan menari-nari tidak jelas. Lalu, ia kembali meracau sembari meneguk kembali minuman keras itu.

“Gua bakal di bunuh sama bokap gua kalau dia tahu gua hamilin anak orang! Jadi, lebih baik gua kabur, toh Alexa nggak tahu bebet, bobot gua.” Frans kembali tertawa.

Sementara, beberapa temannya hanya tertawa melihat kelakuan Frans saat dia mabuk. Pria itu sangat rusuh jika sudah berhadapan dengan alkohol.

Pria itu tidak peduli bagaimana hancurnya kedua orang tua Alexa saat tahu sang anak hamil. Dan, kembali tersakiti saat pria bernama Frans itu memilih kabur dan meninggalkan pernikahan mereka.

“Frans, apa lu tahu, kalau ada yang menikahi Alexa saat lu pergi?”

Frans meloncat saat mendengar pernyataan itu. Ia mengernyitkan dahi saat mendengar jika Alexa kini menjadi milik orang lain.

***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pura-pura Miskin ternyata sultan    Pertemuan Alexa dan Sesil

    Sesil menarik napas dalam-dalam, berusaha meredam kecemasannya sebelum akhirnya menggeser layar ponsel untuk menerima panggilan.“Joan?” ucapnya, suaranya terdengar lebih tegang dari yang ia harapkan. Ia melirik Alexa yang duduk di depannya dengan wajahnya tegang. Suara Joan terdengar datar di ujung sana, “Sesil, aku perlu bicara denganmu.”Sesil buru-buru memotong, suaranya sedikit lebih keras dari yang dimaksudkan, “Aku sedang bersama Alexa sekarang.”Hening. Joan tidak menjawab. Ia pasti memahami maksud Sesil. Keduanya tahu bahwa rahasia hubungan keluarga mereka tidak pernah sampai ke telinga Alexa. Ada alasan yang tidak pernah diungkapkan Joan mengapa ia memilih untuk merahasiakan bahwa Sesil adalah sepupunya.“Baik,” jawab Joan akhirnya, singkat, seperti menyetujui kode yang disampaikan Sesil.Sesil segera menutup telepon, merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Alexa menutup bukunya dengan pelan, lalu menatap Sesil dengan pandangan penuh selidik."Joan menelepon?"

  • Pura-pura Miskin ternyata sultan    Kecemasan Joan

    Tidak bisa di biarkan, Joan pun tidak mungkin menyembunyikan identitasnya. Selain itu, di mulai cemas dengan beberapa kali Jerico kakaknya menghubungi Alexa. Tidak akan Joan diam begitu saja seperti dulu sang kakak merebut semuanya. "Hari ini aku mau ke kantor papa. Kamu di rumah sama mama atau ada kegiatan lain?" tanya Alexa. "Aku mau ketemu Sesil." Sontak kopi yang sedang di minum Joan pun tersembur begitu saja. Alexa sudah menduga jika sang suami akan kaget mendengar apa yang di katakan. Memang dengan sengaja Alexa mendekati Sesil untuk mengetahui hubungan mereka berdua. Joan kembali merapikan bajunya yang sedikit terkena kopi. "Di ganti Joan. Kamu mau ke kantor Papa dengan baju dengan noda?" Alexa sedikit menggerutu lalu mengambil baju kemeja berwana navy dan menyerahkannya pada Joan."Pakai ini." "Kamu enggak mau bantu aku ganti baju?" tanya Joan."Mimpi aja terus. Halu! Pakai sendiri." Alexa keluar dari kamar, sedangkan Jona terkekeh di kamarnya. Agak sedikit senang karen

  • Pura-pura Miskin ternyata sultan    Kehadiran Seren

    "Aku tidak suka kamu dekat atau didekati pria lain. Walau status pernikahan kita hanya dari sebuah kesalahan kamu. Hargai aku walau hanya menjadi suami pengganti." Joan Mempertegas apa yang dia rasakan. Tidak tahu harus menjawab apa, bagaiamana bisa Joan tahu dirinya tadi bersama dengan Jeri. "Apa Sesil yang mengadu? Dia sengaja bukan?" tanya Alexa. Joan mengerutkan kening, bagaimana bisa Alexa berpikir yang mengadu adalah Sesil. Tidak tahu saja jika yang mengadu adalah kaka iparnya. Namun, tidak mungkin dia mengatakan hal itu karena Alexa tidak tahu jika dirinya sering bertukar pesan pada Adam. "Bukan Sesil, bahkan dia tidak ada mengirim pesan hari ini." "Tapi biasanya dia mengirim pesan?" tanya Alexa sinis. Kali ini malah Alexa yang merasa kesal dengan Joan. Keduanya sebenarnya sudah saling peduli. Apalagi Alexa yang sudah mulai merasa kesal atau cemburu jika Joan bersama dengan wanita lain. "Kenapa jadi aku yang di sudutkan? Kita lagi bahas Jerico."Alexa kini merasa heran,

  • Pura-pura Miskin ternyata sultan    Ikut Campur

    Clarisa begitu emosi bagaimana bisa sekarang semua orang justru memihak kepada Joan sepertinya laki-laki itu sudah bisa mencuci otak semua orang sampai-sampai dirinya yang anak kandung justru diperlakukan seperti itu. Sebenarnya apa yang ia katakan tidak ada salahnya bukan memangnya Joan menikah dengan Alexa itu karena Alexa hamil dan sekarang Alexa sudah keguguran lantas tidak diperlukan lagi bukan, dia pun langsung meninggalkan ruang tamu dan masuk ke kamarnya. Mereka berencana akan menginap karena sudah terlalu malam. Adam meminta maaf pada ayah mertuanya. "Maaf pak mungkin karena Clarissa terlalu kelelahan dia tidak bermaksud seperti itu, dia hanya terlalu Sayang saja kepada Alexa." Sebagai seorang suami Ia hanya ingin melindungi martabat istrinya itu. Dirinya juga tidak menyangka jika ternyata Clarissa bisa mengatakan hal seperti itu, hal yang benar-benar sangat diluar dugaan ia kira Clarissa hanya membenci Joan saja tak menyangka jika ternyata istrinya itu berani mengatakan h

  • Pura-pura Miskin ternyata sultan    Ipar rese

    Sementara, di rumah Joan kesal melihat sebuah pesan dari Adam. Sang kakak benar-benar membuat dia jengkel, bagaimana Jeriko bisa mendekati Alexa. Katanya itu benar-benar begitu sangat gatal bagaimana bisa adik iparnya sendiri saja didekati andai saja sang kakak mengetahui yang sebenarnya jika Alexa itu adalah istrinya meminta kakak tidak akan berani seperti itu. Ia di rumah hanya bisa menahan rasa kesal yang benar-benar begitu sangat membara saja, Johan benar-benar tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh kakaknya itu karena mendekati sang istri. Dia benar-benar merasa begitu sangat kecewa sekali. Ia tentu saja akan memberikan sebuah pelajaran.Harusnya dia di sana dan dengan bangga memperkenalkan sang istri pada keluarganya. Namun, karena hal itu benar-benar membuatnya merasa ia tidak bisa memperkenalkan istrinya di hadapan orang tua. Padahal Alexa benar-benar wanita yang pantas dirinya banggakan dan waktu saja yang belum tepat. Ya benar-benar merasa begitu sangat menyesal, seharu

  • Pura-pura Miskin ternyata sultan    Hanya Karena Joan

    "Iya, anak saya Alexa sudah menikah. Dia menikah muda dan suaminya hari ini sedang mengurus bisnis saya di luar kota." Kali ini Pak Hanif yang berbohong. Hanya karena satu orang kedua orang tua itu terpaksa berdusta.Mereka berdua harus berbohong untuk menutupi semuanya, tidak mungkin jika mereka semua harus mengatakan secara langsung. Rasanya benar-benar martabat menantunya.Harusnya mereka tahu jika yang mereka lindungi adalah orang yang sama. Joan, benar-benar membuat mereka pusing. Pak Hardi berbohong untuk melindungi harkat dan martabatnya, Pak Hanif ia berbohong untuk melindungi menantunya itu. Mereka semua begitu sangat tampak melindungi Joan.Sayang sekali pikir bu Delima jika Alexa sudah menikah karena dirinya ingin sekali wanita itu jadi menantunya. Sayangnya dia baru saja bertemu dengan Alexa dan tidak mengenal Alexa lebih dulu, mungkin akan lain cerita. Padahal tadi darinya cinta berangan-angan mengenai Alexa, tetapi sayangnya justru langsung dipatahkan oleh kenyataan jik

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status