Home / Romansa / Pusaran Cinta Terlarang / Asal-usul Si Cantik Yang Misterius

Share

Asal-usul Si Cantik Yang Misterius

last update Last Updated: 2024-11-14 11:37:04

Di sebuah kafe mewah di Kuta, Bali, dengan suasana temaram dan alunan musik jazz lembut, si wanita cantik (Vera Rahmi Diany) duduk di hadapan Bayu, tunangannya. Secangkir kopi espresso tergeletak di depannya, namun ia belum menyentuhnya.

Bayu mengamati kekasihnya yang tampak gelisah, ia lalu menggenggam tangannya dan bertanya dengan suara rendah.

“Sayang, kamu kenapa? Ada masalah serius?” tanya Bayu, sambil menyelidik wajah cantik itu dengan penuh perhatian.

Vera memaksakan senyum, walau senyum itu tampak hambar dan pahit.

Bayu tersenyum tipis, seolah memahami kekasihnya yang memang keras kepala dan berdarah panas. “Ini soal Arief, kan?” tebaknya.

Vera mendengus, jelas-jelas wajahnya menampakkan kekesalan yang teramat sangat. Ia pun mengangguk tanpa berkata apa-apa.

Bayu tertawa kecil tapi bijak. “Bukankah Arief itu mantan pacarmu, waktu kalian dulu kuliah di Bandung? Pasti kamu tahu sifatnya luar dalam kan?"

Vera mendengus lagi, nadanya menyimpan rasa kesal yang tidak bisa disembunyikan.

“Itu dia masalahnya! Sifat Arief nggak pernah berubah sedikitpun. Dulu suka obral janji, sekarang pun masih sama. Tapi semua janjinya itu palsu! Dia janji mau kabarin soal Celine, apakah istrinya itu mau atau tidak, menjadi sekretaris Pak Alex, itu saja! Tadi aku telepon, jangankan di respon, diangkat pun tidak!”

Bayu tersenyum bijak, lalu menanggapi dengan nada sedikit santai agar tunangannya itu turun emosinya.

“Bisa jadi, mungkin dia sedang bercumbu sama istrinya, makanya dia nggak mau diganggu.”

Mata Vera yang berbulu lentik itu menyipit, tatapannya sinis tapi penuh amarah. “Arief mencumbui istrinya? Dengan kondisinya yang impoten? Huh, Itu sama aja kayak berharap pohon bisa berbuah emas!”

Bayu tersadar, ekspresinya berubah kikuk. “Maaf, aku lupa… Kamu benar.”

Vera memalingkan wajahnya, memandang ke luar jendela kafe, melihat riak ombak yang menghantam pantai dengan ritme tenang tapi kemarahannya tetap tidak mereda.

Bayu mencoba mengganti topik. “Lalu, bagaimana dengan yang lain? Evi, Eva, dan Arman. apakah mereka patuh?”

Vera kembali menoleh pada Bayu, ekspresinya tetap dingin, dengan ketus ia menjawab.

“Nggak ada masalah dengan mereka. Evi masih setia mengawasi setiap pergerakan Arief, Arman dan Pak Alex. begitu juga dengan adiknya si Eva. Sedangkan Arman… Arman sedang proses menjalankan tugasnya, untuk mendekati Celine. Mereka semua tahu tugas masing-masing.”

Bayu tersenyum puas. “Bagus. Tapi kalau rencana ini gagal… kamu sudah siap menghadapi risiko?”

Mendengar itu, Vera langsung menatap Bayu dengan sorot mata tajam dan berapi-api. Dadanya yang busung terlihat naik turun, karena emosi.

“Gagal? Tidak ada kata gagal! Setelah semua yang sudah aku jalani selama ini. rasa sakit yang bertahun-tahun aku tanggung… dan akhirnya gagal! Enggak! aku nggak mau gagal dan nggak akan pernah gagal!"

Bayu memperhatikan Vera sejenak, lalu bertanya hati-hati, suaranya lembut. “Kenapa sih kamu begitu berambisi untuk menguasai harta Pak Alex?"

Vera terdiam, matanya yang tadinya berkilat kini berubah sendu. Sorot matanya menerawang jauh, kembali pada kenangan dua belas tahun yang lalu. Tanpa terasa air matanya berlinang.

*Flashback*

Ruangan sidang yang dingin dan terasa begitu asing, meski penuh orang, terasa sepi dan menyakitkan bagi Vera, yang kala itu berusia 15 tahun. Ia duduk di samping Mamanya, Saras Dewanti, yang matanya sembab, wajahnya terlihat lelah dan penuh luka.

Di seberang mereka, Papanya Vera, Indra Wijaya, duduk diam, tak bergeming saat hakim membaca putusan.

“Dengan ini, saudara Indra Wijaya bin Surya Wijaya dan saudari Saras Dewanti binti Bima Kartanegara, dinyatakan resmi bercerai,” hakim mengetukkan palu dengan suara yang tegas, yang menggetarkan hati si cantik.

Saras Dewanti menunduk, bahunya bergetar menahan tangis. Vera menggenggam tangan mamanya erat, meski dirinya juga tak kuasa menahan air mata.

Setelah putusan, Indra Wijaya hanya memberikan tiga miliar sebagai kompensasi, sementara hartanya yang nyaris lima triliun, tetap utuh bersama dirinya. Tak ada harta gono-gini untuk Saras dan Vera.

Semua itu dilakukan Indra, demi mengawini Tina Mustika, sekretarisnya yang jauh lebih cantik, lebih muda dan tentu saja lebih segar daripada Saras.

Setelah itu, hidup Vera dan mamanya berubah drastis. Usaha yang mereka kelola kecil-kecilan bangkrut. Tiga tahun setelah perceraian, seluruh hartanya habis. Mereka pun terpaksa hidup sebagai pemulung dan tinggal di gerobak, karena tak sanggup lagi membayar kontrakan.

Kemiskinan dan penyakit merenggut nyawa Saras dua tahun setelahnya. Vera pun sendirian, memendam sakit dan dendam. Apalagi papanya seolah tak perduli.

Empat tahun kemudian, tepatnya setelah tujuh tahun Papanya menikahi Tina, ia jatuh sakit dan meninggal. Karena tak punya anak, otomatis seluruh hartanya yang berjumlah lima belas triliun itu, jatuh ke tangan Tina Mustika, yang setahun kemudian menikah lagi dengan Pak Alex Subrata.

Setelah kematian mamanya, Vera bersumpah untuk membalas semua kepedihan yang ia dan Mamanya derita. Ia bangkit, bekerja keras, lalu kuliah sambil bekerja apa saja, asal bisa memenuhi kebutuhannya.

Saat itulah Vera bertemu Arief dan mereka memadu kasih. Tapi akhirnya si cantik memutuskan Arief yang begitu memujanya. Vera mengalihkan cintanya pada Ario Bayu Prakasa yang sekarang menjadi tunangannya.

Vera lebih memilih Bayu karena ia kaya dan mau membiayai hidup dan kuliahnya hingga lulus.

*Back to normal*

Kembali ke Kafe

Setelah mengingat semua itu, Vera menarik napas panjang, mencoba meredakan gemuruh di dadanya. Bayu yang melihat mata kekasihnya banjir air mata, segera menghampiri dan duduk disampingnya, lalu mengeluarkan sapu tangan dan mengusap air mata Vera. Kemudian ia menggenggam tangannya dengan lembut.

“Kamu nggak harus cerita kalau memang itu berat dan menyakitkan." ucap Bayu, suaranya pelan namun penuh ketulusan. "Toh, semua itu sudah aku ketahui."

Bayu lalu mengecup mesra kening kekasihnya.

Vera terharu. “Tidak, Bayu. Aku harus selalu ingat, karena semua itu menjadikan aku terus termotivasi, kenapa aku harus melakukan semua ini. Tina menghancurkan hidup Mama dan hidupku. Setelah meninggalkan Mama, Papa langsung menyerahkan semua pada Tina. Setelah papa mati, Tina enak-enakan hidup mewah dengan Pak Alex, sementara kami hidup sebagai pemulung. Mama ku juga meninggal karena sakit paru-paru. Semua penderitaan kami, itu karena Tina dan Pak Alex, makanya aku harus merebut kembali hakku!” Mata Vera berkobar-kobar penuh amarah dan dendam.

Bayu mengangguk mengerti, tak ingin memotong. “Aku tahu sayang. Kamu sudah lama menahan ini semua.”

Bayu menggenggam tangan kekasihnya lebih erat. “Jangan kuatir, aku selalu disampingmu sayang. Aku nggak akan membiarkan kamu berjuang sendirian. Aku akan selalu mendukung semua rencanamu.”

Vera tersenyum, menatap tunangannya dengan rasa syukur. “Thanks Beb. Kamu selalu ada buat aku, dan aku tahu kita akan menang kali ini.”

Vera kemudian mengecup bibir Bayu, yang kemudian meminta lebih. Akhirnya mereka saling mengulum lama sekali, pelan tapi pasti, si cantik mulai terbuai dan amarahnya menjadi turun. Tapi sebaliknya, birahi Bayu semakin meningkat, nafsunya terbakar.

Tanpa basa-basi, mereka berdua segera naik ke lantai lima dan masuk kamar hotel. Bukan hanya untuk menuntaskan gairah yang meletup-letup, tapi memang making love itu diperlukan, agar mereka bisa menyatu tanpa penghalang apapun, seperti bayi yang baru lahir, polos, tak mengenakan pakaian apapun. Bayu dan si cantik pun memulai permainan take and give.

Nun jauh di Cluster Ruby, Arman dan Evi juga tengah terbakar birahi, saling menjamah, saling mencumbu dan saling berbagi kenikmatan. Hingga untuk sementara waktu, Arman terlupa akan Celine, yang saat itu matanya terlihat murung memandang langit-langit kamarnya. Dibalik rasa penasaran akan si penelpon misterius berinisial "X-GF College" Celine juga merasa kesepian dan sendiri.

-------*-*-*-------

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pusaran Cinta Terlarang    Bab 55 - Akhir Yang Menyakitkan

    Bab 55 "Akhir Yang Menyakitkan"Celine yang menyaksikan kejadian itu dari kejauhan langsung mendekat, tak bisa lagi menahan dirinya. "Daniel, apa-apaan kamu bicara seperti itu pada Bi Minah? Dia sudah tua dan perlu istirahat!"Daniel menoleh ke arah Celine dengan tatapan santai. "Kenapa, Tante? Dia itu kan pembantu, tugasnya melayani. Kalau nggak becus, ya sudah, cari yang lain. Simple kan?""Dia bukan robot yang bisa kamu suruh sesukamu! Ini jam dua pagi, Daniel! Tidak sopan menyuruh seseorang bangun tengah malam hanya untuk memenuhi permintaan sepele!" suara Celine meninggi, emosi mulai menguasainya.Daniel menyeringai. "Kalau Tante mau bantuin, Tante juga boleh bikin nasi goreng buat saya. Tapi saya nggak yakin Tante bisa masak enak."Celine terkejut dengan ucapannya. "Kamu sudah keterlaluan, Daniel!"Daniel mendekat dengan sikap santai. "Santai aja, Tante. Ini rumah Om Alex, kan? Saya cuma menikmati fasilitas keluarga. Lagipula, Tante cuma istri barunya. Jadi, jangan sok mengatur,

  • Pusaran Cinta Terlarang    Bab 54 - Daniel Berulah

    Bab 54 "Daniel Berulah"Daniel menyeringai lebar, matanya memandanginya dengan nafsu yang menjijikan, membuat Celine merasa tidak nyaman. "Santai saja, Tante."Celine langsung menegakkan tubuhnya, menahan kimono yang terikat di pinggangnya. "Apa-apaan ini? Kenapa kamu di kamar saya?"Daniel bangun melangkah maju, senyumnya tetap lebar. "Ah, Tante Celine... saya hanya ingin bilang kalau Tante itu cantik sekali. Om Alex benar-benar beruntung punya istri seperti Tante."Wajah Celine memerah, bukan karena tersanjung, tapi karena amarah dan merasa terhina. "Keluar sekarang juga, Daniel! Sebelum saya memanggil Hera!"Daniel tidak bergerak. "Kenapa marah? Saya hanya memuji. Lagian mama tidak pernah marah, ketika saya bergaul dengan wanita manapun.""Keluar!" Celine menghardik dengan nada tinggi, matanya membara. "Saya tantemu sendiri, bukan wanita manapun!"Daniel tertawa kecil, tapi akhirnya melangkah mundur. "Baiklah, baiklah. Jangan terlalu tegang, Tante. Saya pergi sekarang. Tapi lain ka

  • Pusaran Cinta Terlarang    Bab 53 - Keluarga Arogan

    Bab 53 "Keluarga Arogan"Malam itu, kamar pengantin dihiasi cahaya lampu temaram. Celine duduk di atas ranjang, mengenakan gaun tidur sutra berwarna putih gading. Ia memandang Alex yang tampak sibuk melepaskan dasinya, lalu duduk di kursi di dekatnya.Alex menghela napas, seakan sedang mempersiapkan sesuatu yang berat untuk dibicarakan."Sayang," ucapnya, memecah keheningan. "Ada yang perlu kamu tahu soal Hera."Celine menoleh, alisnya sedikit terangkat. "Apa itu?" tanyanya lembut, meski hatinya berdebar.Alex menarik napas dalam-dalam. "Hera adalah satu-satunya keluargaku yang tersisa. Saat dia melahirkan Daniel, ayah kami meninggal dunia. Lalu, ketika Daniel berusia sepuluh tahun, ibu kami juga pergi."Celine menyentuh tangan Alex, merasakan kesedihannya yang tersirat dalam suara. "Aku tidak tahu kamu melalui semua itu sendiri," katanya pelan.Alex melanjutkan, "Setelah Daniel berusia tiga tahun, Latif membawa mereka ke Kanada karena pekerjaannya di sana. Hera hanya sempat dua kali

  • Pusaran Cinta Terlarang    Bab 52 - Lembaran Baru

    Bab 52 "Lembaran Baru"Pesta pernikahan Alex dan Celine berlangsung megah di sebuah aula yang dihiasi bunga putih dan lilin mewah. Hari itu, kebahagiaan pasangan pengantin terpancar dari wajah keduanya. Walaupun sudah berjam-jam berdiri menyambut 3000 tamu undangan, tapi Alex dan Celine tetap tersenyum cerah, menyalami tamu undangan yang datang dari berbagai kalangan."Selamat ya, Alex! Akhirnya kau menemukan pasangan hidup yang tepat," ujar seorang kolega Alex sambil tertawa ringan."Terima kasih," jawab Alex hangat.Tak jauh dari pelaminan, antrean panjang masih terlihat mengular. Namun, perhatian Alex tiba-tiba tertuju pada sekelompok tamu yang baru saja tiba, seorang wanita paruh baya yang anggun dengan aura tegas, seorang pria berkacamata dan dua anaknya.Alex membelalakkan mata. "Hera?" bisiknya tak percaya.Ketika wanita itu sudah dekat, Alex tak bisa menahan diri. Ia langsung memeluk wanita yang wajahnya tak asing baginya."Mbak Hera!" seru Alex penuh keharuan, mencium pipi

  • Pusaran Cinta Terlarang    Bab 51 - Vonis Untuk Vera

    Bab 51 "Vonis Untuk Vera"Ruang sidang sore itu penuh sesak. Suasana tegang sangat terasa. Banyak pengunjung yang berbisik-bisik karena penasaran.Di kursi pesakitan, Vera duduk dengan wajah penuh amarah, meskipun ia berusaha menyembunyikannya. Di sebelahnya ada Arman, Evi, Arief, dan Ario Bayu, masing-masing menunduk menanti vonis hakim.Alex duduk di bangku pengunjung, ditemani Celine yang memegang erat tangannya. Di belakang mereka, para pegawai Alex seperti Pak Made, Eva, Vina, Maya, Dion, dan Anto turut hadir untuk menyaksikan akhir dari perjuangan panjang mereka.Hakim mengetukkan palu tiga kali, menandakan sidang dimulai."Sidang putusan terdakwa Vera dimulai," ujar Hakim dengan suara tegas.Vera menatap hakim dengan tatapan dingin, sementara para pengunjung menahan napas menanti putusan.“Setelah melalui serangkaian persidangan dan mempertimbangkan semua bukti yang ada, terdakwa Vera, sebagai otak utama dalam kasus penculikan dan percobaan pembunuhan terhadap saudara Alex Subr

  • Pusaran Cinta Terlarang    Bab 50 - Pertemuan

    Bab 50 "Pertemuan"Pak Made lalu berbalik ke arah petugas polisi. “Pak, di mana tepatnya Pak Alex sekarang? Kami ingin segera ke sana.”Petugas itu membuka catatannya, lalu menjawab, “Pak Alex saat ini berada di sebuah perkampungan nelayan di Lombok. Beliau ditemukan oleh nelayan di daerah itu, lalu dibawa ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan perawatan.”Pak Made mengangguk mantap. “Baik, kami akan segera ke sana.”Eva menatap Pak Made dengan raut cemas. “Tapi, Pak, bagaimana kita bisa sampai ke Lombok dengan cepat? Perjalanan ke sana tidak mudah.”Pak Made berpikir sejenak, lalu berkata, “Kita akan cari penerbangan secepat mungkin. Ini soal hidup dan mati. Aku tidak peduli berapa biayanya, kita harus ke sana sekarang juga.”Anto ikut menyela. “Aku bisa bantu mengatur tiket pesawat. Aku punya kenalan di travel agent, mungkin dia bisa mempercepat urusannya.”“Bagus,” jawab Pak Made. “Kau urus itu. Eva dan aku akan mengabari Celine. Dia harus tahu bahwa Pak Alex masih hidup.”Dion me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status