Home / Pendekar / Putra Langit Tak Tertandingi / Bab 110. Janji, Perjalanan, dan Rencana dalam Bayangan

Share

Bab 110. Janji, Perjalanan, dan Rencana dalam Bayangan

last update Last Updated: 2025-08-31 07:06:27

Di halaman utama Vila Ganbu, pagi itu berkumpul semua orang yang selama ini menjadi pilar kekuatan Tian Fan. Para muridnya yang mulai pulih, para kepala keluarga besar Kota Xia, istri-istrinya, serta empat kakek dan neneknya. Mereka semua berdiri dalam keheningan, menyaksikan Tian Fan bersiap memulai perjalanan panjang yang penuh ketidakpastian.

Angin pagi berhembus pelan, membelai pakaian mereka yang berwarna putih kelabu. Suasana hati semua orang serasa berat. Bagaimana tidak, pemimpin yang selama ini selalu menjadi tumpuan kekuatan mereka kini harus meninggalkan mereka dalam kondisi genting.

Tian Fan berdiri di depan mereka, mengenakan jubah panjang berwarna hitam dengan bordiran perak. Di belakangnya, di dalam ruang spasial yang tersembunyi, Fan Shishi masih terbaring di dalam pagoda sembilan lantai yang memancarkan aura kehidupan.

Ruo Qi Jian melangkah maju dengan mata berkaca-kaca, menggenggam tangan Tian Fan erat.

"Kakak Tian... apa kau benar-benar harus pergi sendiri?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 120. Darah yang Diburu, Rindu yang Terjaga

    Di sisi lain dunia... Sosok tinggi berbaju hitam berdiri di atas tebing karang tandus, menatap peta dunia spiritual yang terbuka di udara. Di matanya berpendar merah samar, dan dari punggungnya, bayangan makhluk asing mengendap-endap. "Fan Mo Jun telah lenyap," gumamnya dingin. "Kini... waktuku dimulai." Ia melompat turun, membelah awan gelap, menebas medan sihir, menuju lokasi keberadaan aroma Darah Suci yang mulai menguar samar dari utara Kota Yunyan. Ia adalah Jiwa Iblis Kedua... dan kekuatannya jauh melampaui yang sebelumnya menguasai tubuh Mo Jun. ... Di Kota Xia, kehidupan perlahan kembali berjalan seperti biasa. Namun rindu mulai tumbuh. Di markas militer, Ni Dan Ran berdiri tegak di hadapan medan latihan. Tatapannya tajam, namun ketika ia menyendiri di kantor, ia sering melirik layar ponsel kosong. Seorang seniornya, Mayor Qi Hao, mulai memperhatikannya lebih dari sekadar atasan dan bawahan. Pria itu selalu mencari-cari alasan untuk berada di dekat Dan Ran... namun

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 119. Jejak Pertama di Kota Yunyan

    Langit senja perlahan turun menyelimuti jalur perbukitan di luar Kota Sen Zen. Setelah melewati hutan, lembah, dan dua kota kecil di antaranya, Tian Fan dan Huang Yi Lin akhirnya tiba di gerbang timur Kota Yunyan... sebuah kota perdagangan yang terkenal akan pasar langitnya, tempat di mana para pedagang spiritual dan ahli alkimia dari seluruh penjuru negeri bertemu. Kota ini berdiri di atas dataran tinggi yang dikelilingi tebing hijau, dan kabut spiritual yang menggantung tipis di udara membuat atmosfernya terasa berbeda dari kota biasa. Begitu memasuki kota, aura para kultivator terasa lebih padat... menandakan bahwa di sinilah awal dari pencarian serius mereka dimulai. ... Tian Fan dan Yi Lin menyewa kamar di sebuah penginapan bergaya klasik bernama Yunhua Pavilion. Dari jendela kamar mereka di lantai tiga, tampak langsung pasar langit yang membentang seperti lorong tanpa akhir, penuh tenda-tenda misterius yang menjajakan benda aneh: tanaman langka, batu spiritual, hingga orga

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 118. Awal Sebuah Perjalanan

    Restoran paling mewah di jantung Kota Sen Zen berdiri megah di puncak gedung kristal bertingkat lima puluh. Tirai sutra emas bergoyang lembut di tiupan angin pagi. Di salah satu meja VIP yang menghadap ke danau buatan di tengah kota, Tian Fan dan Huang Yi Lin duduk berdampingan, menikmati sarapan mewah dengan tenang. Udara terasa damai, kontras dengan kekacauan dan darah yang sempat memenuhi tempat ini beberapa hari lalu. "Makanlah yang banyak," ujar Tian Fan lembut sambil menyodorkan potongan daging asap kepada Yi Lin. Yi Lin tersenyum manja. "Setelah tiga hari kau 'makan' aku habis-habisan, sekarang giliran aku makan sungguhan." Tian Fan tertawa kecil. "Nakal." ... Usai sarapan, mereka meninggalkan restoran. Yi Lin mengenakan pakaian petualang ringan berwarna krem, rambut panjangnya diikat rapi. Tian Fan berjalan di sampingnya, satu tangan menggenggam erat tangan istrinya itu, dan satu lagi menyelipkan ponsel ke saku. Petualangan dimulai. Tujuan mereka: mencari bahan u

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 117. Satu Pengumuman Dari Kota Sen Zen

    Tiga hari telah berlalu sejak malam kelam itu... Di dalam vila kayu tua milik Fan Mo Jun, di tengah hutan tersembunyi Kota Sen Zen, Tian Fan dan Huang Yi Lin larut dalam penyatuan yang lebih dari sekadar tubuh, tetapi juga jiwa yang terluka. Mereka tidak keluar kamar. Tiga hari tiga malam, tanpa jeda berarti, mereka saling menebus rasa sakit, kerinduan, dan dendam yang membara… dalam pelukan, ciuman, dan desahan yang memecah sunyi. Huang Yi Lin, yang selama ini hidup dalam bayang rasa bersalah dan trauma, akhirnya menyerahkan segalanya. Dan Tian Fan, yang selalu memendam perasaan terluka terhadap masa lalu Yi Lin, akhirnya menyatu tanpa sisa. Keduanya benar-benar terpuaskan. Bukan hanya secara jasmani, tapi juga batin yang lama terkoyak. Dan setelah malam panjang mereka selesai... maka dimulailah langkah baru. ... Pagi keempat, sinar mentari menerobos celah-celah kayu jendela. Tian Fan mengenakan pakaian hitam sederhana, berdiri tegap di depan jendela. Di atas ranjang, Yi Li

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 116. Altar Pemurnian Jiwa

    Mentari pagi menyelinap perlahan di sela-sela celah jendela kayu tua vila peninggalan Fan Mo Jun. Di luar, kabut tipis masih menyelimuti perbukitan kecil di pinggiran Kota Sen Zen, menandai datangnya hari yang baru. Aroma embun bercampur bau tanah basah menghadirkan kesejukan alami... seakan menyucikan kembali tempat ini dari darah dan amarah yang membanjiri semalam. Namun, suasana yang jauh lebih hangat kini memenuhi ruang sederhana itu. Di atas ranjang kayu usang yang sempat menjadi saksi bisu kejahatan Fan Mo Jun, kini hanya tersisa keheningan damai. Tian Fan terbaring dengan dada telanjang, sementara di atas tubuhnya, seorang wanita mungil tengah meringkuk manja, melingkarkan lengannya di lehernya. Kulit pucat yang kini memerah samar, rambut panjang terurai berantakan menutupi sebagian wajah manisnya, dia adalah Huang Yi Lin, yang kini adalah istri kesembilannya. Mata indah Yi Lin masih terpejam, namun napasnya pelan dan teratur. Sisa kenikmatan dari pembantaian brutal semal

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 115. Malam Penyerahan Cinta Huang Yi Lin

    Setelah malam berdarah itu berakhir, suasana di dalam rumah tua itu berubah sunyi. Aroma darah masih memenuhi udara, namun hawa keputusasaan yang selama bertahun-tahun menghantui Huang Yi Lin kini sirna. Ia berdiri bersama Tian Fan, menatap tubuh hancur Fan Mo Jun yang kini tak lagi berdaya. Namun justru saat itulah, ketika semua beban seharusnya terangkat, perasaan getir merayap di hati Yi Lin. Ia menunduk perlahan, tubuhnya sedikit gemetar. Tangannya mengepal erat. "Adik Tian... Aku mencintaimu..." suaranya pelan, nyaris seperti bisikan. Tian Fan menoleh lembut, menatap mata Yi Lin yang mulai berkaca-kaca. "Tidak adik Tian, lupakan saja. Aku… aku tak pantas untukmu," suara Yi Lin tercekat. "Tubuh ini... sudah ternoda. Harga diriku telah direbut... Aku tak layak berdiri di sampingmu..." Tian Fan terdiam sejenak, menatap dalam ke arah wanita yang kini benar-benar menunjukkan sisi rapuhnya. "Yi Lin..." ucap Tian Fan pelan, dia mengecup kening Huang Yi Lin beberapa detik, se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status