Home / Romansa / Diam-diam Menikahi Bos Besar / Bab 130. Felix berterimakasih pada Alika?

Share

Bab 130. Felix berterimakasih pada Alika?

Author: Any Anthika
last update Last Updated: 2025-07-12 09:42:05

Alika sendiri sudah mulai pulih berkat perawatan intensif dari dokter. Kesadarannya telah kembali, meskipun wajahnya masih memancarkan ketakutan. Seakan tak percaya bahwa ia masih hidup setelah disiksa, dicekoki obat, lalu mendadak dibebaskan. Ia bahkan tidak pernah membayangkan bisa selamat.

Saat terdengar gerakan dari ranjang, Felix segera mendongak dan menatap Alika. Tatapan itu membuat Alika terperanjat. Wajah pria yang ada di hadapannya adalah sosok yang selama ini ia takuti.

“Alika, kamu sudah sadar?” tanya Felix dengan tenang.

Alika menatapnya tanpa berani mengucap sepatah kata pun.

Felix lalu memanggil perawat untuk memeriksa kondisinya. Setelah pemeriksaan selesai, perawat mengatakan bahwa Alika sudah boleh pulang karena keadaannya stabil.

“Terima kasih,” ujar Felix.

Perawat hanya tersenyum, mengira bahwa Felix adalah kekasih atau suami dari Alika, lalu memuji betapa beruntungnya wanita itu memiliki pria yang begitu perhatian hingga rela menemaninya semalaman.

Felix menoleh m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 135. Dipanggil Adreno

    Ia menatap Emily lurus-lurus. “Alika sudah hamil, padahal Kelvin belum menikahinya. Sekarang aku ingin tahu—kamu kapan, Emily? Kenapa sampai sekarang belum ada tanda-tanda?”Wajah Emily langsung memerah. “Kalau soal itu, aku sendiri tidak tahu, Kek…”Ia dan Felix memang sudah sah menikah. Hubungan mereka pun sangat baik—lebih dari cukup. Tapi tetap saja, belum ada tanda-tanda kehamilan. Emily sendiri bingung."Hm... itu dia yang Kakek curigai. Jangan-jangan kalian ini tidak berusaha sungguh-sungguh? Atau mungkin..." Tuan Tua Widjaja menggantungkan kalimatnya dengan ekspresi penuh makna.Emily buru-buru memotong, wajahnya makin merah. “Tidak, Kek! Kami… kami itu terus...” Ia terhenti. Rasanya malu sekali melanjutkan.Namun Tuan Tua Widjaja justru tertawa keras, puas melihat reaksi malu-malu Emily.“Baiklah, baiklah... Kakek mengerti. Maaf ya, mungkin Kakek yang terlalu terburu-buru. Bukan maksud menekan, hanya saja... Kakek merasa, jika kalian punya anak, rumah tangga itu akan semakin

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 134. Kekhawatiran Kakek

    “Aku mengerti sekarang, Felix. Kamu memang harus membalas budinya. Kalau aku di posisimu, mungkin aku juga bakal melakukan hal yang sama. Tanpa dia, kita mungkin nggak akan bisa bertemu seperti sekarang.”Felix memeluk Emily erat, memeluk seolah tak mau kehilangan. Pelukannya hangat dan menenangkan.“Katanya tadi mengantuk? Masih mau tidur nggak?” bisik Felix sambil menunduk melihat wajah istrinya di pelukannya.Emily menggeleng dengan pipi merona. “Mana bisa ngantuk dalam kondisi begini?”Felix tertawa lembut, lalu dengan sigap menggendong tubuh mungil Emily dan membawanya ke sofa. Mereka duduk berdua, menikmati waktu bersama, melepaskan rindu yang terpendam.---Sementara itu, di rumah besar Adreno.Pria paruh baya itu—ayah dari Kelvin—sedang berbicara serius dengan asistennya. Wajahnya tampak muram, penuh rasa iri yang sulit disembunyikan.“Aku benar-benar tidak habis pikir. Bagaimana bisa anak ingusan seperti Felix mengelola dua perusahaan besar sekaligus, dan malah sukses besar p

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 133. Salah Paham selesai

    Ia memejamkan mata, mencoba menahan sesak di dadanya. Bayangan Felix yang berjalan santai bersama Alika di mall terus berputar di benaknya, seolah menampar harga dirinya berkali-kali.Di luar kamar mandi, Felix mulai merasa cemas karena Emily terlalu lama.Dia mendekat ke pintu, mengetuknya perlahan.“Emily… kamu kenapa? Kenapa lama sekali?”Namun tak ada sahutan dari Emily. Beberapa kali Felix mengetuk pintu dan memanggil namanya, tetap tidak ada suara yang terdengar dari dalam.Felix mulai cemas. Samar-samar, dia mendengar suara isakan. Hatinya terasa seperti diremas. Rasa bersalahnya menyesak.“Emily… maafkan aku. Aku sudah membuatmu sedih. Tolong dengar aku. Semua yang kulakukan pada Alika ada alasannya.”Emily tetap diam di balik pintu. Alasan? Felix menyebut alasan? Bukankah semua itu sudah melampaui batas “alasan”?Mengapa Felix bisa melepaskan Alika begitu saja—perempuan yang jelas-jelas telah membuat hidup Emily hancur? Padahal dulu Felix sendiri yang berjanji akan memberi pe

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 132. Bertemu Mereka Disana

    Emily merasa sangat jenuh berada di rumah. Felix belum juga pulang ataupun memberi kabar. Setelah berkali-kali menahan diri, akhirnya Emily mencoba menelepon suaminya—namun kecewa, karena nomor Felix tidak bisa dihubungi.Dia menarik napas panjang, memejamkan mata sejenak untuk meredakan rasa gelisah di dadanya, lalu melangkah keluar dari kamar.Butuh udara segar, Emily memutuskan pergi ke pusat perbelanjaan untuk sekadar mengalihkan pikiran dan merilekskan pikirannya yang mulai kalut karena memikirkan Felix terus-menerus.Dia berangkat seorang diri, menolak saat para pengawal hendak menemaninya.“Aku baik-baik saja. Percayalah padaku,” ucap Emily meyakinkan.Tak mampu membantah keputusan nyonya muda itu, para pengawal hanya bisa menatap khawatir saat ia pergi diantar sopir.Namun setibanya di mall, Emily malah meminta sopirnya untuk pulang.“Nyonya, saya bisa tunggu di mobil,” ucap sopirnya hati-hati.“Tidak perlu. Aku ingin sendiri. Kalau aku butuh jemputan, aku akan telepon,” jawab

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 131. Kamu penyelamatku

    Dengan suara pelan dan penuh harap, Alika bertanya, “Kalau begitu… bagaimana dengan Lydia? Bisakah kamu membebaskannya juga?”“Lidya sudah aku kirim ke luar negeri,” jawab Felix tegas. “Apa yang menimpa Emily adalah karena kejahatannya. Aku masih bisa memaafkanmu. Tapi tidak untuk dia. Itu satu-satunya cara agar aku bisa melindungi istriku.”Alika merinding. Tatapan Felix begitu tajam dan penuh aura dingin. Ia memilih bersikap hati-hati demi menyelamatkan dirinya untuk sementara waktu.“Baiklah. Kalau begitu, aku ingin pulang ke rumah saja. Bisakah kamu mengantarku?”Felix mengangguk. “Aku akan mengantarmu pulang.” Ia berdiri dan segera menelepon Ken.Tak lama, Ken pun datang. Bersama-sama, mereka mengantar Alika pulang ke kediaman keluarga Juwanda.Di sana, rumah tampak sepi. Lidya memang telah dikirim Felix ke luar negeri, sedangkan Juwanda sibuk mengurus urusan bisnisnya. Alika duduk di sofa, sementara Felix sudah lebih dulu duduk di hadapannya. Ken berdiri di belakang Felix, mena

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 130. Felix berterimakasih pada Alika?

    Alika sendiri sudah mulai pulih berkat perawatan intensif dari dokter. Kesadarannya telah kembali, meskipun wajahnya masih memancarkan ketakutan. Seakan tak percaya bahwa ia masih hidup setelah disiksa, dicekoki obat, lalu mendadak dibebaskan. Ia bahkan tidak pernah membayangkan bisa selamat.Saat terdengar gerakan dari ranjang, Felix segera mendongak dan menatap Alika. Tatapan itu membuat Alika terperanjat. Wajah pria yang ada di hadapannya adalah sosok yang selama ini ia takuti.“Alika, kamu sudah sadar?” tanya Felix dengan tenang.Alika menatapnya tanpa berani mengucap sepatah kata pun.Felix lalu memanggil perawat untuk memeriksa kondisinya. Setelah pemeriksaan selesai, perawat mengatakan bahwa Alika sudah boleh pulang karena keadaannya stabil.“Terima kasih,” ujar Felix.Perawat hanya tersenyum, mengira bahwa Felix adalah kekasih atau suami dari Alika, lalu memuji betapa beruntungnya wanita itu memiliki pria yang begitu perhatian hingga rela menemaninya semalaman.Felix menoleh m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status