Home / Romansa / Diam-diam Menikahi Bos Besar / Bab 158. Kebohongan terungkap

Share

Bab 158. Kebohongan terungkap

Author: Any Anthika
last update Huling Na-update: 2025-07-27 09:26:25

"Aku datang untuk melihat, apakah Ayah mertua mendapat masalah. Aku sangat khawatir."

"Masalah katamu? Semua ini adalah masalah! Dan semua ini gara-gara kebodohanmu, sehingga memberikan kesempatan pada Felix!"

"Kalau bukan demi anak dalam kandunganmu, maka aku tidak akan kehilangan setengah dari sahamku, dan Felix tidak akan bisa datang kemari dan mempermalukan aku!"

"Wanita tidak berguna! Kamu itu sampah! Berani sekali kamu menampakkan batang hidungmu!"

Alika malah tersenyum dan tidak takut sama sekali. Dia duduk dengan tenang.

"Tenanglah Ayah mertua. Kekalahan di awal itu sudah biasa. Itu bisa membuat kita semakin kuat." Alika memenangkan emosi Adreno.

"Ngomong apa kamu?"

"Dengarkan aku." Alika mendekatkan bibirnya ke telinga Adreno dan memberitahukan rencana barunya.

Tatapan Adreno sekarang melembut dan kemudian mengangguk pelan.

"Baiklah. Tapi, ini terakhir kalinya. Jangan ada kesalahan lagi. Kamu dengar Alika?"

Di sisi lain,

Emily merasa harinya semakin membaik. Hari ini dia baru
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 158. Kebohongan terungkap

    "Aku datang untuk melihat, apakah Ayah mertua mendapat masalah. Aku sangat khawatir.""Masalah katamu? Semua ini adalah masalah! Dan semua ini gara-gara kebodohanmu, sehingga memberikan kesempatan pada Felix!""Kalau bukan demi anak dalam kandunganmu, maka aku tidak akan kehilangan setengah dari sahamku, dan Felix tidak akan bisa datang kemari dan mempermalukan aku!""Wanita tidak berguna! Kamu itu sampah! Berani sekali kamu menampakkan batang hidungmu!"Alika malah tersenyum dan tidak takut sama sekali. Dia duduk dengan tenang."Tenanglah Ayah mertua. Kekalahan di awal itu sudah biasa. Itu bisa membuat kita semakin kuat." Alika memenangkan emosi Adreno."Ngomong apa kamu?""Dengarkan aku." Alika mendekatkan bibirnya ke telinga Adreno dan memberitahukan rencana barunya.Tatapan Adreno sekarang melembut dan kemudian mengangguk pelan."Baiklah. Tapi, ini terakhir kalinya. Jangan ada kesalahan lagi. Kamu dengar Alika?"Di sisi lain,Emily merasa harinya semakin membaik. Hari ini dia baru

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 157. Diambang Kebangkrutan

    Felix hanya tersenyum, menyaksikan istrinya melakukan tos dengan sang kakek.Mereka pun duduk.Dengan nada yang lebih serius, sang kakek kembali bersuara, “Emily, kamu terlalu baik. Kamu selalu mendahulukan orang lain. Tapi, pernahkah kamu memikirkan dirimu sendiri?”Emily menatapnya lembut. “Memikirkan diri sendiri? Rasanya aku sudah cukup beruntung karena ada orang-orang yang peduli padaku.”Tuan Tua Widjaja tersenyum tipis.“Bukan begitu maksudku. Apa kamu tidak khawatir Alika akan menyimpan dendam dan mencoba membalas? Kamu harus tetap waspada kedepannya.”Apakah Emily takut pada Alika? Selama ini memang iya. Tapi bukan takut pada sosoknya, melainkan pada tipu daya dan kelicikan yang ia miliki.Namun kali ini, Emily merasa tenang. Terlebih saat Felix menggenggam tangannya dan berkata lembut,“Aku ada disini. Kamu tak perlu takut pada siapapun.”Tuan Tua Widjaja pun merasa lega. Ia pulang dalam keadaan puas setelah menyaksikan semua dengan mata kepala sendiri.Kini semua masalah te

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 156. Ada satu Syarat

    Seorang pelayan datang ke lantai atas dan mengetuk pintu kamar. Felix yang membukanya, langsung bertanya keperluan si pelayan. Dengan sopan, pelayan itu menyampaikan bahwa di bawah ada Kelvin bersama ayahnya.Felix meminta Emily untuk tetap tinggal di kamar dan beristirahat. Ia sendiri yang akan menemui mereka.Namun rasa cemas membuat Emily akhirnya memutuskan untuk ikut turun diam-diam. Dari tangga, ia bisa melihat Kelvin dan Adreno tengah bersitegang dengan suaminya. Suara mereka terdengar meninggi.Keduanya memohon agar Felix mau melepaskan Alika."Aku tidak bisa membiarkannya bebas begitu saja. Dia sudah terlalu keterlaluan. Berkali-kali mencoba mencelakai istriku. Aku tidak akan membunuhnya, tapi aku akan mengirimnya keluar Negeri. Bukankah itu masih lebih baik?" ujar Felix tanpa ekspresi.Ucapan itu sontak membuat Kelvin dan Andreno panik. Mereka tahu persis ke mana maksud Felix akan mengirim Alika.Saat ini, Lydia telah berada di luar negeri, terasing di sebuah wilayah kumuh

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 155. Kamu penyelamatku

    Hari hari berlalu. Beberapa hari Emily datang dan memberinya makan, membuat Felix kembali memiliki tenaga. Dan pada saat ada kesempatan, dia melarikan diri dari Gudang itu.Dia berlari sejauh Mungkin. Tetapi dia tidak tahu harus kemana. Dia bahkan tidak mengenal daerah ini. Mungkin karena dia sudah dikurung dalam waktu yang cukup lama, dia masih belum mempunyai tenaga yang normal. Tubuhnya masih sangat lemah dan dia terjatuh di sebuah rel kereta api. Kakinya terluka.Felix sangat ketakutan. Ketika mendengar langkah kaki orang-orang, dia sangat takut karena itu adalah kelompok yang menculiknya.Dia berdoa dan terus berdoa.Pada hari yang sama, bertepatan Alika sedang pergi berlibur bersama ibu dan ayahnya, sementara Lidya juga ikut bersama mereka untuk menjadi penjaga Alika.Emily sudah sejak lama memendam rasa kagum sekaligus iri terhadap gaun tuan putri milik Alika. Gaun cantik dan mewah itu adalah impian Emily di masa kecilnya—impian yang seolah hanya bisa ditatap dari kejauhan, kar

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 154. Apa kakak diculik?

    Dia mendengar suara kembali dan itu tepat di balik jendela yang sedang ia intip."Hei.. Apa ada orang?" Bisik Emily, sambil mengetuk dengan pelan.Mendengar ada suara seseorang dari luar jendela, Felix yang saat itu sudah sangat lemah, hanya bisa menempelkan tangannya ke kaca jendela.Emily terjingkat ke belakang ketika melihat bayangan tangan seseorang. Hampir saja dia berlari dari sana kala itu. Tetapi setelah berpikir berulang,"Bagaimana jika seseorang itu Adalah korban penculikan?"Dia mendengar suara kembali dan itu tepat di balik jendela yang sedang ia intip."Hei.. Apa ada orang?" Bisik Emily, sambil mengetuk dengan pelan.Mendengar ada suara seseorang dari luar jendela, Felix yang saat itu sudah sangat lemah, hanya bisa menempelkan tangannya ke kaca jendela.Emily terjingkat ke belakang ketika melihat bayangan tangan seseorang. Hampir saja dia berlari dari sana kala itu. Tetapi setelah berpikir berulang,"Bagaimana jika seseorang itu Adalah korban penculikan?”Emily langsung

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 153. Coba Kamu ingat-ingat sesuatu

    Felix merasa seperti dunia berputar, hampir menjatuhkan album yang ada di tangannya. "Apa… apa?" Mulut Felix terbuka, suaranya bergetar karena keterkejutan."Hehe. Dia terlihat berbeda, ya? Wajar saja, Emily tujuh tahun yang lalu sangat berbeda dengan sekarang. Pada waktu itu, dia masih tertekan oleh ibunya. Mana sempat dia merawat penampilannya," tambah Nyonya Mira tanpa menyadari bahwa Felix sama sekali tidak mendengarkan ceritanya. Felix hanya terdiam, terperangah mendengar kata-kata Juwanda."Jadi, jadi dia adalah Emily?""Haha... iya iya. Itu adalah foto Emily," jawab Nyonya Mira. Tiba-tiba, wajahnya terlihat murung, matanya menerawang ke masa lalu."Aku merasa bersalah tidak bisa membahagiakannya. Dia sangat menderita saat itu," ujarnya sambil menyeka sudut matanya yang mulai basah.Felix, yang berdiri di depan Nyonya Mira, hampir pingsan mendengar cerita itu. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa gadis kecil dalam foto itu adalah Emily.Felix mencoba menahan diri untuk tidak lar

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status