Share

Bab 212. Tuntutan

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-25 09:31:23

Aaron mengangkat kepalanya, ia bertanya dengan suara dan tatapan yang dingin, "Mau membawa siapa ke kantor polisi?"

"Dia!" Yunita dengan marah menunjuk Rania, "Kamu lihat dia, pakaian yang dia kenakan seperti barang yang dijual di pinggir jalan. Lalu dengan wajah seperti siluman rubah dia masih mau menggoda pria di sini, dia benar-benar sedang bermimpi ya.... Kakak?"

Rangga berjalan dari arah belakang untuk menangkap Yunita dan menariknya pergi, tetapi Yunita menepisnya.

"Kakak, kenapa kamu menarik aku?!"

"Pulang dengan aku sekarang." Suasana hati Rangga tidak enak karena ia masih dipaksa menikah, nada suaranya terdengar sangat cetus.

"Kenapa?" Yunita tidak mengerti, "Dia telah menghancurkan hadiah yang aku beli, itu hadiah untuk kakek, dia harus mengganti rugi....”

"Dia adalah Rania." Rangga langsung mengatakannya.

"..." Yunita terdiam, matanya langsung terbelalak. "Rania? Tidak mungkin!"

Yunita membalikkan badan dan menatap Rania dari atas kepala sampai ujung kaki dengan baik-baik,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 213. Minta maaf, 38 Kali!

    Yunita dari kecil hingga besar hidup dalam kasih sayang orang tua, karena latar belakang keluarga yang bagus, ia selalu melihat orang lain dengan tidak sopan. Kakek Widjaja sendiri tidak terlalu memperdulikannya, ia benar-benar tidak pernah bertemu dengan Aaron yang begitu dingin dan tidak mau tersenyum ini.Yunita panik, ia hanya bisa merengek dan meminta perlindungan dari Rangga, "Kakak, cepat bantu aku mengatakannya." Yunita merasa kepalanya begitu sakit.Sejak Rangga melihat Aaron dan Rania bersama di rumah sakit, dia merasa kakaknya ini sama sekali tidak mempedulikan nama baik keluarganya, "Apakah.... Yunita yang salah duluan dalam masalah ini?""Kakak..." Yunita tidak berhenti meminta, dia benar-benar sangat takut jika nanti dituntut.Dalam situasi panas itu tiba-tiba Rania berkata, "Sudahlah, bagaimanapun juga dia tetap sepupumu, kalian masih satu keluarga, pasti tidak baik jika nanti sampai berurusan dengan kantor polisi."Rangga yang agak terkejut, Yunita lebih terkejut lagi,

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 212. Tuntutan

    Aaron mengangkat kepalanya, ia bertanya dengan suara dan tatapan yang dingin, "Mau membawa siapa ke kantor polisi?""Dia!" Yunita dengan marah menunjuk Rania, "Kamu lihat dia, pakaian yang dia kenakan seperti barang yang dijual di pinggir jalan. Lalu dengan wajah seperti siluman rubah dia masih mau menggoda pria di sini, dia benar-benar sedang bermimpi ya.... Kakak?"Rangga berjalan dari arah belakang untuk menangkap Yunita dan menariknya pergi, tetapi Yunita menepisnya."Kakak, kenapa kamu menarik aku?!""Pulang dengan aku sekarang." Suasana hati Rangga tidak enak karena ia masih dipaksa menikah, nada suaranya terdengar sangat cetus."Kenapa?" Yunita tidak mengerti, "Dia telah menghancurkan hadiah yang aku beli, itu hadiah untuk kakek, dia harus mengganti rugi....”"Dia adalah Rania." Rangga langsung mengatakannya."..." Yunita terdiam, matanya langsung terbelalak. "Rania? Tidak mungkin!"Yunita membalikkan badan dan menatap Rania dari atas kepala sampai ujung kaki dengan baik-baik,

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 211. Putri keluarga Mahendra

    Setelah menutup teleponnya, Aaron menyadari istri kecilnya sedang menatap dia dengan penuh kebencian."Memangnya aku emosi saat bangun?"Aaron tidak menjawab, "....""Jika aku sedang emosi bukannya semua itu salahmu, apa kamu sama sekali tidak menyadarinya?!"Aaron masih terdiam."Kalau mau pergi, pergi saja sendiri! Aku tidak mau!""Ayolah." Aaron merasa seperti sedang menghibur anak kecil, "Aku sudah seminggu tidak pulang, mungkin juga ada yang ingin dikatakan nenek padamu."Rania malas menghiraukannya, ia langsung berjalan ke sofa dan mengambil handphone lalu bermain. Belakangan ini terlalu banyak hal aneh yang terjadi, ia tidak memainkan gamenya terlalu lama, jadi rangkingnya sudah turun dan otomatis beberapa bintang sudah turun...Aaron mengerutkan kening beberapa detik, kemudian membalikkan badan dan pergi.Setelah satu permainan berakhir, nenek Widjaja kembali menelepon, "Rania, Aaron bilang kamu tidak enak badan ya, jadi tidak ingin datang untuk makan, kamu katakan sejujurnya

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 210. Semalam memang terlalu Kasar!

    Tiba-tiba pintu kamar terbuka, lalu seorang lelaki yang tak lain adalah pelaku dari ini semua berjalan masuk.Aaron baru selesai mandi, dia mengenakan kemeja putih yang halus dan celana hitam panjang, ia terlihat sangat segar dan tampan.Sedangkan Rania hanya berbaring di ranjang seperti seorang pasien yang sedang mengidap penyakit parah, ia menatap pria itu dengan penuh kebencian.Aaron melihat istri kecilnya yang membungkus diri seperti bakcang lalu bertanya, "Kamu kenapa?”Masih beraninya dia bertanya dengan suara yang begitu lembut dan penuh perhatian.Benar-benar sangat tidak tahu malu, sekali!Aaron berjalan mendekat lalu mengulurkan tangan, belum juga menyentuh wajah Rania, tapi Rania sudah menepis tangannya.Karena terlalu kuat menepis, Rania memegang tangannya dan mengendus pelan, sudut matanya hampir mengeluarkan air mata karena kesakitan."Apakah separah itu?" Tanya Aaron sambil mengerutkan keningnya."Kamu bisa tidak separah itukan!" Rania mulai berteriak, "Semua salahmu!"

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 209. Aku tidak ingin Hamil!

    "Baiklah." Fu Ziyang mencibirkan bibir kecilnya, dalam hati berpikir, "Kalau begitu Paman Aaron seharusnya membelikan barang itu untuk Tante kecil ya?"Fu Ziyang memakai ranselnya lalu memeluk barang-barang untuk mandi dan pergi ke atas.Rania yang duduk di sana mulai marah dan mengutuk dalam hati, "Dasar orang cabul!Tidak tahu malu sekali!"Begitu pulang langsung dengan membeli barang seperti ini, benar-benar sangat tidak tahu malu!Suara pintu ruangan terbuka, Aaron yang tidak tahu malu itu berjalan keluar.Satu tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, ekspresinya lembut dengan alis mata yang tebal, kemeja putih yang sudah dipakai seharian juga tidak terlihat kotor, penampilannya terlihat sangat dewasa, terkendali dan benar-benar terlihat seperti orang yang memiliki sopan santun.Siapa yang bisa menyangka ternyata dalam hatinya selalu memikirkan untuk melakukan hal seperti itu?Rania menatap pria itu, merasa dirinya terlalu polos.Ia merasa wajah pria ini yang terlihat sangat ser

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 208. Kenapa lagi wanita ini?

    Panggilan dengan cepat diangkat dan terdengar suara seorang pria yang sangat merdu, "Apa anakku telah membuat masalah untukmu?"Rania terdiam, "....""Tidak ada apa-apa, istriku hanya salah paham saja." Setelah selesai, Aaron lalu menutup telepon.Aaron menarik koper besar itu ke salah satu sudut ruang tamu, lalu berjalan ke samping meja untuk duduk dan berkata, "Sini.""Mau apa?" jawab Rania dengan waspada.Di atas meja ada satu kotak obat, Aaron berkata, "Kakimu kenapa berdarah?"Rania menunduk, ternyata memang ada darah yang sudah membeku di bagian bawah kakinya."Sini." Aaron berkata lagi.Rania mencibirkan mulutnya tetapi masih tetap berjalan ke arah pria itu.Sampai di depannya, Aaron mengulurkan tangan untuk memegang kaki kecilnya dan langsung mengangkatnya dan membiarkan dia duduk di samping, kakinya diletakkan di atas paha pria itu.Ketika ia mengoleskan alkohol pada luka, Rania kesakitan hingga hampir menangis."Aduh, pelan-pelan.... Ah, sakit sakit.... Aduh.... pelan-pelan.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status