Accueil / Romansa / Diam-diam Menikahi Bos Besar / Bab 4. Kenapa Sangat Mirip Dengan Suaminya?

Share

Bab 4. Kenapa Sangat Mirip Dengan Suaminya?

Auteur: Any Anthika
last update Dernière mise à jour: 2025-04-28 23:32:59

Lalu Tomi Juwanda berkata, “Wajar kalau kalian tidak mengenalnya. Aku sendiri belum pernah bertemu dengannya. Tapi dia adalah kakak sepupu dari Kelvin. Dia adalah cucu pertama keluarga Widjaja, dari putra pertama keluarga itu. Dia adalah pemegang kekuatan sebenarnya di keluarga Widjaja.”

Lidya terkejut mendengarnya, dia buru-buru berkata, “Bukankah dia itu bisa menjadi pasangan yang lebih baik untuk Alika daripada Kelvin?”

Menurut pemikiran Lidya, yang berkuasa itu jauh lebih baik. Apalagi itu adalah cucu pertama keluarga Widjaja. Bukan hanya mandiri, tetapi jelas dialah orang yang akan memegang penuh kekuatan keluarga Widjaja.

Tomi Juwanda langsung memelototinya. “Bicara apa kamu?! Tuan Felix itu sudah punya pasangan. Dia sudah lama bertunangan dan hari ini dia baru saja menikah.”

Hari ini baru saja menikah?

Emily menyipitkan matanya.

Apa mungkin…

Tidak, tidak. Emily langsung menepis pikirannya sendiri. Suaminya bernama Felix Lewis, bukan Felix Widjaja. Mungkin hanya kebetulan saja nama depan mereka sama.

Lidya terlihat kecewa. “Siapa istrinya? Wanita itu pasti sangat beruntung.. bahkan dibanding Alika.”

Emily cepat memandang Tomi dan mendengarnya dengan teliti.

“Aku juga tidak tahu. Aku hanya mendengar kalau Tuan Felix sudah lama bertunangan dari perjodohan kakeknya. Dan hari ini, dia menikah secara sederhana hanya demi kakeknya tenang. Orang hebat seperti mereka itu sudah biasa begitu, mereka akan menikah diam-diam dulu, dan resepsi besar-besarannya nanti menyusul belakangan”

Lalu Tomi Juwanda tampak mengernyitkan keningnya. “Aku juga tidak tahu kenapa tiba-tiba dia bersedia datang ke pesta perjamuan ini. Meskipun ini masih pertunangan adik sepupunya, tetapi hubungannya dengan keluarga Widjaja kurang bagus. Dia juga tidak pernah datang di acara-acara besar kerabatnya yang lain.”

Apalagi hanya seukuran keluarga Juwanda yang masih ada di deretan keluarga kelas tengah. Jika bukan karena bertunangan dengan Kelvin Widjaja, sepertinya pesta mereka ini tidak akan dilirik oleh orang-orang penting. Bisa dihadiri oleh seorang Felix Widjaja, itu sudah merupakan suatu keajaiban.

“Kenapa dia tiba-tiba datang untuk pesta ini?” Lidya mulai berpikir, kemudian dia menyala penuh semangat, “Itu pasti karena Alika sangat luar biasa sampai dia menarik perhatian Tuan Felix! Alika, kamu benar-benar putri sejati! Kalau begitu, kalung berlian yang kamu pakai itu kurang mewah untuk tamu-tamu penting seperti itu. Ayo kita cari yang lebih mewah lagi!”

Lidya segera memasukkan kembali sertifikat pernikahan ke dalam tas Emily tanpa memeriksanya, kemudian dengan cemas membawa Alika pergi untuk kembali memilih perhiasan. Lidya terlihat sangat peduli pada Alika, bahkan melebihi putrinya sendiri.

Emily sudah tidak heran lagi dengan pemandangan seperti itu. Ini sudah terjadi sejak dia bayi. Da hanya bisa tersenyum pahit.

“Tuan, keluarga Widjaja sudah datang!” Seorang pelayan datang untuk mengingatkan Tomi.

Tomi mengangguk, kemudian melangkah. Begitu dia melewati Emily, dia berkata, “Kamu sudah lama tidak pulang ke rumah ini. Nanti tinggallah dulu sebentar untuk merayakan pertunangan Alika, kemudian kamu boleh pergi lagi.”

Emily mengangguk setuju, bukan karena permintaan Tomi Juwanda, melainkan dia sangat penasaran dengan sosok Felix Widjaja itu.

Di dalam, Lidya membantu Alika memilih perhiasan dan memakaikannya dengan lembut.

Wanita tua itu menatap gadis cantik yang ada di depannya itu. Dia tidak bisa menyembunyikan raut gembira dan kepuasan di wajahnya.

Seharusnya, jika bukan karena Nyonya Mira, saat ini dia pasti sudah menjadi nyonya besar di rumah ini!

Kemudian terlihat dia tersenyum sinis. ‘Cepat atau lambat, keadaan pasti akan berubah. Suatu saat kamu akan yang akan tersingkir dari keluarga ini, dan aku yang akan menjadi Nyonya besar dirumah ini. Mira, kamu pantas mendapatkannya!’

Di lantai bawah, Emily dengan santai berdiri di ujung tangga, menatap pintu masuk dan menunggu dengan tenang kedatangan keluarga Widjaja.

Diujung sana, dia melihat Nyonya Mira perlahan turun dibantu oleh seorang pelayan. Nyonya Mira mengenakan gaun berwarna coklat, tubuhnya terlihat kurus

Terdengar pelayan itu berkata dengan lembut, “Nyonya, Anda sedang tidak enak badan. Sebenarnya tidak apa-apa kalau Anda tidak turun. Kesehatan Anda jauh lebih penting.”

Nyonya Mira terlihat menggelengkan kepalanya dan berbicara pelan, “Tidak. Aku harus turun. Aku tidak bisa untuk tidak menghadiri hari penting Alika.”

Mereka tidak menyadari kehadiran Emily yang menatap mereka dari ujung tangga.

Emily menatap Nyonya Mira, hatinya dipenuhi kekaguman. Sejenak, dia menggelengkan kepalanya. Dia merasa semua ini benar-benar sangat lucu sekaligus aneh.

Jika dipikir-pikir, Nyonya Mira-lah orang yang seharusnya paling membencinya. Tapi semuanya terbalik. Justru Nyonya Mira-lah orang yang paling baik padanya.

Bahkan ibunya saja tidak pernah seperti itu. Dulu saat dia kecil, bahkan ibunya sering lupa memberinya makan.

Karena itulah dia tumbuh sangat kurus, dia bahkan sering memakan makanan sisa dari pelayan sampai dia beranjak remaja.

Jika bukan karena kebaikan Nyonya Mira, mungkin dia sudah mati kekurangan gizi. Nyonya Mira-lah yang sering memperhatikannya, memberi dia makanan lezat dan buah-buahan, bahkan sering mengusap kepalanya dengan lembut dan penuh kasih sayang, serta mengucapkan beberapa kalimat untuk menghiburnya.

Emily hanya menatap Nyonya Mira. Mendengar suara batuknya, dia merasa khawatir dan berniat untuk menghampiri, namun sebelum dia melangkah, terdengar suara keributan di pintu masuk.

Ternyata keluarga Widjaja telah tiba.

Nyonya Mira buru-buru mengajak pelayan untuk turun. Dia menemani Tomi Juwanda untuk menyambut mereka..

Setelah bertukar sapa, keluarga Widjaja dipersilakan masuk.

Emily tidak sabar menunggu seseorang. Dia mencari-cari keberadaan orang itu, namun dia tidak dapat menemukannya. Lalu tiba-tiba, dia mendengar ayahnya menyapa seseorang, “Tuan Felix, mari silakan. Kursi Anda di sana.”

Emily langsung mengarahkan pandangannya pada pria yang disapa oleh ayahnya tersebut. Pria itu mengenakan setelan jas hitam, berjalan seperti layaknya seorang bintang. Fitur wajahnya sangat tampan, dengan karisma serta aura kewibawaan yang kuat mengelilingi tubuhnya.

Mungkin karena menyadari tatapan dari seseorang, pria itu tiba-tiba menoleh ke arah tempat Emily berdiri.

Untuk sesaat, mata mereka bertemu. Tatapan tajam dari pria itu membuat jantung Emily hampir copot.

Pria itu sangat mirip dengan pria yang menikahinya tadi….

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (2)
goodnovel comment avatar
Fatmah Gobel
perbedaan sikap alika dan emily laksana bumi dan langit.
goodnovel comment avatar
Hesti Husa Monoarfa
sy sangat suka sekali cara dan sikap Emily di banding alika
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 234. Aaron Datang

    45. Hanya menikahi Pria tua. Felix datang.---Amelia kemudian menatap tajam ke arah Rania, matanya berkilat penuh kebencian.Dengan nada pedas dan penuh racun, ia berteriak:"Rania! Berani-beraninya kamu mendorong Ibuku?!Kamu memang senang menyiksa orang lain, ya!Ibuku sudah melakukan apa kepadamu sampai kamu begitu kejam?!Kamu memang… terlalu jahat!"Rania hanya menatap datar, malas menanggapi omong kosong itu.Dia membungkuk hendak mengambil kotak gaunnya yang terjatuh, namun tiba-tiba…Plaakkk!Harun Sanjaya memukulnya tepat di tangan.Kotak gaun kembali terlepas dan jatuh ke lantai.Rania merasakan rasa perih menyengat di tangannya, seolah disiram air panas.Bekas merah memanjang tampak jelas di kulitnya.Dengan napas tertahan, Rania mengangkat wajahnya.Tatapannya tajam dan jujur, suaranya tegas."Aku sama sekali tidak mendorongnya.Dia sendiri yang jatuh."Namun Harun Sanjaya masih membentak, suaranya semakin keras:"Minta maaf! Segera kamu minta maaf kepada Bibimu sekarang!

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 223. Apa ini masih rumahku?

    Rania mendengus kesal."Kamarnya Amelia begitu besar, apa masih tidak cukup untuk menyimpan barangnya?Ini kamarku, bukan tempat ganti bajunya!"Nada suaranya meninggi.Rania sangat marah.Bagaimanapun juga, kamar ini sudah penuh barang.Kalau memang bicara soal menikah, Rania juga akan menikah.Lalu kenapa semua barang Amelia justru dimampatkan ke kamarnya?Dan parahnya lagi, tidak ada satu pun yang memberitahunya lebih dulu!Di lantai dua ini masih banyak kamar kosong lainnya.Sinta mencoba menenangkan,"Kamu jangan marah ya, sekarang aku akan membereskannya."Lalu ia menoleh ke belakang,"Harun Sanjaya!""Apa lagi ini?"Harun Sanjaya naik ke lantai dua dengan wajah tidak senang."Kan kamu sekarang sudah tidak tinggal di rumah ini, dan kamarmu jadi kosong.Memangnya kenapa kalau Amelia memakainya sementara waktu?"Rania menatap Harun Sanjaya dengan tajam."Jadi… kamu begitu tidak menginginkan aku tinggal di sini?Aku baru beberapa hari menikah, tapi kalian sudah mengubah kamarku jad

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 222. Hanya menikahi Pria tua

    Untungnya, sepanjang jalan Rania tidak bertemu polisi.Ia langsung memasukkan mobil ke dalam pintu vila keluarga Sanjaya.Mobil sport milik Kimy ini adalah mobil keluaran terbaru. Saat Rania turun, mobil itu langsung menarik perhatian.Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari arah belakangnya,"Rania?!"Rania berbalik badan.Di sana, Rangga berdiri dengan ekspresi terkejut, sama sekali tidak menyangka Rania bisa menyetir mobil sport semahal ini.Mobil itu model paling baru, harganya mencapai jutaan yuan."Bagaimana mungkin mereka membiarkan dia menyetir mobil semahal itu begitu santai?!" pikirnya kesal.Dari belakang, Rangga dan Nindy yang baru turun dari mobil juga melihat ke arahnya.Rania hanya mengangguk sopan, lalu membalikkan badan untuk masuk ke dalam rumah tanpa banyak bicara."Ibu, apakah kamu lihat sikapnya tadi?"Rangga berbicara dengan nada kesal."Wanita sialan ini… beraninya dia mengabaikanku?!"Bahkan dia tidak menyapaku."Benar-benar sombong sekali!" bentaknya, tak mamp

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 221. Mengerjai Balik

    Oleh karena itu, dia bermalas-malasan sampai mendekati jam 4 sore.Kemudian Bibi Liu membawakan semua baju yang bisa dia pakai.Setelah mengganti baju baru, Rania turun.Di ruang tamu, Nenek Widjaja masih menonton drama Korea."Rania, kamu mau keluar?" tanyanya."Iya, Nenek. Aku mau ke rumah Keluarga Sanjaya.Aku akan cepat dan segera pulang.""Tepat sekali!Nenek akan menyuruh Kimy mengantarmu, dia juga sedang mau keluar.""Tidak perlu, Nenek...." Rania mencoba menolak.Tapi Nenek Widjaja langsung memanggil orang yang dimaksud,"Kimy! Kamu antar Rania pulang ke rumah Keluarga Sanjaya, ya."Rania merasa Kimy selalu menatapnya seperti musuh, bagaimana mungkin dia bersedia mengantarnya? Siapa tahu…"Baik." Kimy tersenyum, namun senyuman itu terlihat sangat palsu,"Ayo.""Kaki Rania masih terluka, kamu harus sangat hati-hati saat menyetir, mengerti tidak?"Nenek Widjaja dengan tegas mengingatkan Kimy."Tenang, Nenek. Aku pasti akan merawat kakak ipar baik-baik."Kimy berkata sambil terse

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 220. Diskusi Pernikahan

    Walaupun sebenarnya mereka tidak melakukan apa pun kemarin malam, tapi sekarang Rania tak tahu harus menjawab apa.Sepertinya Nenek Widjaja sudah salah paham.Dengan canggung, Rania menuruni tangga.Di bawah, terlihat Kakek Widjaja sedang membaca koran di sofa ruang tamu.Di masa mudanya, Kakek Widjaja pernah ikut berperang, setelah itu ia mendalami dunia bisnis sangat lama.Auranya benar-benar terpancar seperti orang hebat.Hanya dengan duduk dan membaca koran tanpa berbicara pun, orang yang melihat bisa merasakan auranya yang sangat kuat.Rania langsung tersenyum manis dan menyapa ketika Kakek Widjaja menatapnya,"Kakek, selamat pagi."Kakek Widjaja dengan cepat mendesah dan menarik tatapannya, lalu berkata,"Anak muda zaman sekarang ya… kebiasaannya benar-benar tidak baik!Sangat kacau!"Rania hanya terdiam, "...."Dia merasa sangat canggung, kemudian langsung menghubungkan ucapan itu dengan apa yang dikatakan Nenek Widjaja tadi."Kalau Nenek Widjaja bilang semalam mendengarnya, be

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 219. Apa kamu benar-benar sudah menikah?

    "Halo.""Kak Aaron," jawab suara dari seberang panggilan.Aaron mengerutkan kening ketika mendengar suara itu, sepintas ia melihat wanita kecil yang sedang tidur memunggunginya lalu berjalan ke teras."Ada apa?" tanya Aaron dengan suara yang tenang, kemudian menyalakan sebatang rokok."Kak Aaron, apa kamu benar-benar telah menikah?""Iya.""Siapa dia?""Kamu tidak mengenalnya.""Apa kakakku kenal?""Dia juga tidak kenal.""Kak Aaron, aku selalu mengira kamu menyukai Amara. Kakak mengatakan kamu akan menikah dengan Amara, tetapi kenapa tiba-tiba kamu mencari wanita lain…""Aku ingin tidur, aku tutup dulu ya.""Kak Aaron..."Tanpa menjawab apa pun, Aaron langsung menutup telepon lalu dengan cepat menelepon ke nomor lain."Kamu mengatakan tentang pernikahanku kepada Fuji?" Ia bertanya kepada Fu Xihan."Kenapa, apa dia menelponmu?" Fu Xihan tersenyum menjawab pertanyaan Aaron,"Dasar, cepat sekali berhubungan dengan wanita lain."Aaron menghirup napas,"Aku rasa seharusnya kamu masih inga

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status