Home / Romansa / Diam-diam Menikahi Bos Besar / Bab 5. Kejadian Di Dapur

Share

Bab 5. Kejadian Di Dapur

Author: Any Anthika
last update Last Updated: 2025-04-29 11:53:39

Ini membuat Emily cukup kebingungan.

Kenapa pria itu bisa sangat mirip dengan suaminya?

Tetapi bukan!

Tentu saja bukan. Orang itu adalah Felix Widjaja, cucu pertama keluarga Widjaja yang terhormat. Dari cara menatapnya, cara berbicara, dan bahkan cara berjalan pun sudah sangat berbeda dengan Felix suaminya.

Suaminya bernama Felix Lewis. Pria biasa dengan tatapan teduh dan wajah yang lembut. Rambutnya berwarna Blonde keemasan dengan panjang melebihi bahu.

Sedangkan yang ini, rambutnya berwarna hitam dengan potongan yang rapi. Terlihat begitu tampan dan berkarisma seolah-olah seperti bintang yang bersinar terang.

Hanya saja, mungkin kebetulan fitur wajah mereka sangat mirip.

Emily langsung memalingkan pandangannya.

Lalu, terdengar suara ayahnya bertanya.

“Tuan Felix, dimana istrimu? Apa dia tidak datang bersamamu?”

Emily tiba-tiba merasa pria itu kembali menatapnya. Meskipun Emily tidak berani menatapnya lagi, tetapi dia memasang telinganya baik-baik untuk mendengar jawaban dari pria itu.

“Dia tidak bisa datang karena ada urusan keluarga yang penting.”

Seketika hati Emily jadi lega, dan jantungnya yang berdebar-debar berangsur-angsur tenang.

Benarkan? Ternyata bukan.

Lalu terlihat Kelvin mengikuti di belakang mereka. Pria itu berpakaian jas dan terlihat lebih dewasa daripada yang Emily kenal selama ini. Sepertinya pria itu tidak menyadari kehadiran Emily. Dia terlihat berbisik-bisik mesra pada Alika.

Semua orang sekarang duduk di tempatnya masing-masing. Kakek Widjaja, atau biasa dipanggil mereka Tuan Tua, duduk di kursi utama. Mereka mulai mendiskusikan rencana pernikahan dua keluarga ini.

Emily perlahan keluar dari sana dan berdiri di ujung tangga, menatap ke bawah menyaksikan ramainya orang-orang di ruangan tamu itu.

Tiba-tiba lengannya ditarik oleh Lidya. “Emily, apa yang kamu lakukan di sini? Apa kamu belum bisa melupakan Kelvin? Biar kuingatkan, dia sekarang adalah saudara iparmu, calon suami adikmu, Alika. Jangan memikirkan yang macam-macam!”

Emily langsung menarik lengannya dan tersenyum. “Jangan khawatir. Aku tidak tertarik menjadi wanita simpanan. Tadi Tuan Tomi Juwanda yang memintaku tinggal sedikit lebih lama untuk merayakan hari pertunangan Alika.”

Sejak kecil dia sudah mengerti kondisinya, Dia tahu diri, jadi memang selalu memanggil ayahnya Tuan Tomi, bukan ayah.

Lidya menggertakkan giginya, “Kamu jangan pura-pura polos! Ayahmu itu hanya basa-basi saja. Kamu saja yang langsung mengambil hati. Apa kamu tidak tahu dimana tempatmu? Ini perjamuan terhormat! Aku tidak ingin membuat malu keluarga Juwanda, apalagi kamu hanya putri haram. Apa kamu punya tempat untuk duduk di sana? Jadi lebih baik kamu pergi sekarang sebelum membuat malu keluarga ini.”

Emily sangat ingin menjawab, tapi dia takut menimbulkan keributan dan menjadi perhatian orang-orang.

Akhirnya dia mengalah dan beranjak pergi.

Dia berjalan menuju pintu keluar lewat dapur. Dia menunduk menghindari pandangan para pelayan. Tapi tiba-tiba dia menabrak bahu seseorang.

Gelas jus di tangan orang itu oleng, dan isinya tumpah ke lantai. Sebagian mengenai gaun si pemegang gelas.

“Emily, kamu sengaja ya?” Suara Alika terdengar sangat marah.

Emily mendongak, dia menyerngitkan alisnya. “Alika, kenapa kamu ada di dapur?”

Seharusnya dia ada di depan, kan?

“Aku hanya ingin mengambil jus favorit tunanganku. Tapi kamu sengaja menumpahkannya! Lihat gaunku yang mahal ini! Gara-gara kamu jadi rusak! Apa kamu bisa menggantinya?” Alika menggertakkan gigi karena marah.

“Maafkan aku, Alika. Aku tidak sengaja. Aku tidak melihatmu. Lagian, begitu banyak pelayan, kenapa kamu harus repot-repot pergi ke dapur?” Emily merasa agak aneh.

Alika mengepalkan tangannya. Dia telah menyingkirkan harga dirinya untuk pergi ke dapur sendiri demi membuatkan jus favorit Kelvin. Karena Kelvin bilang jika hari ini dia tidak ingin minum anggur.

Dia berpikir ini adalah kesempatan untuk mendapatkan kesan baik di depan keluarga Widjaja. Tapi perempuan jalang ini justru menyulitkannya!

Alika menatap marah pada Emily. “Memangnya kenapa kalau aku pergi ke dapur? Oh, kamu cemburu ya? Karena aku bisa melayani Kelvin sekarang. Sedangkan kamu dibuang seperti sampah! Dan sekarang malah menikah dengan pria sampah!”

“Emily, kuberitahu kamu, Kelvin itu calon tunanganku. Kamu jangan bermimpi lagi!”

Emily menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Aku sama sekali sudah tidak memikirkannya. Kamu jangan khawatir.”

Setelahnya, Emily akan melangkah pergi. Tapi Alika tidak bisa membiarkan dia pergi begitu saja setelah membuat jus buatan tumpah dan gaunnya basah.

Dia mencekal lengan Emily dan mendorongnya dengan kasar.

“Mau kemana kamu anak haram! Bisa-bisanya kamu ingin melarikan diri setelah membuat gaunku rusak!”

Emily tercengang. “Aku sudah meminta maaf. Aku benar-benar tidak sengaja. Lagipula, itu hanya basah.”

Alika menatap gaun bagian bawahnya. Warna putih itu telah terlihat agak kekuningan karena percikan jus.

“Apanya yang hanya basah. Warnanya jadi rusak. Ini adalah hari pentingku. Kamu sengaja ingin mempermalukan aku, kan?”

Kening Emily berkerut. Ketika dia ingin bicara, Lidya muncul dari belakangnya.

Dia melihat Alika memegang gelas kosong, dan wajahnya terlihat marah. Lidya terkejut. “Alika, ada apa ini?”

Dia melihat Emily ada disini juga, dan bekas tumpahan jus di lantai..

Lidya langsung bisa tahu apa yang terjadi.

“Emily, apa sebenarnya yang kamu inginkan?” Dia benar-benar marah pada Emily.

Emily menatap ibunya dengan datar, tidak ada emosi saat dia berbicara, “Ibu, beruntung kamu datang. Cepat bawa Alika ke atas untuk mengganti gaunnya. Aku benar-benar tidak sengaja.”

Mengganti gaun?

Alika meradang. Sudah lama dia memilih gaun ini. Hampir setiap malam dia memimpikan bisa mengenakan gaun ini tepat di pesta pertunangannya. Dan hari yang diimpikannya itu benar-benar tiba.

Lalu anak haram ini tiba-tiba merusak mimpinya begitu saja. Memikirkan hal itu dia menjadi sangat marah.

Alika mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan siap menampar Emily.

Tetapi tiba-tiba saja, pergelangan tangannya dipegang seseorang dan dilempar begitu.

Semua orang terkejut saat melihat siapa orangnya.

Felix Widjaja berjalan dari samping dan berdiri di sisi Emily.

Alika tertegun melihat pria itu.

Wajah Felix terlihat sangat tampan. Fitur wajahnya sempurna, dan auranya sangat luar biasa. Sangat jauh jika dibandingkan dengan Kelvin yang padahal sudah cukup tampan.

Wajah Alika bersemu merah. Dia tidak bisa untuk tidak terpesona.

“Tuan Felix, kenapa anda bisa pergi ke dapur? Apa anda perlu sesuatu?” Alika berkata dengan lembut, sangat kontras dengan nada bicaranya pada Emily tadi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Any Anthika
Terima kasih kakak
goodnovel comment avatar
Pendita Keramat
terbaikkk... padu ceritanya bos ku
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 141. Akhirnya Hamil

    Mendengar suster menyebut nama Felix dengan panggilan Presdir Lewis, para pengunjung yang tengah menunggu di ruang tunggu langsung menoleh penuh terkejut.“Hah?! Dia Presdir Lewis? Pengusaha terkenal itu?”Baru sekarang mereka menyadari bahwa pria yang sejak tadi duduk bersama mereka ternyata adalah tokoh ternama pemilik Lewis Group.“Ya ampun! Berita itu ternyata benar! Presdir Lewis benar-benar mencintai istrinya. Sampai-sampai rela ikut antre demi menemani istrinya ke dokter kandungan!”“Dokter kandungan? Jadi… maksudnya…”“Hah! Apa ini artinya?”“Nyonya Lewis mungkin sedang mengandung!”Ruangan itu pun menjadi ramai oleh bisik-bisik kagum dan kegembiraan yang tak tersembunyikan.Seorang pria yang sempat bercakap dengan Felix tampak ternganga. Ia sama sekali tak menyangka, pria ramah yang diajaknya berbicara tadi adalah Presdir Lewis."Kalau tahu dia Felix Lewis, pasti tadi aku sudah minta selfie. Siapa tahu anak dalam kandungan istriku ikut tertular suksesnya!"Sementara itu, Feli

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 140. Sudah telat datang bulan

    "Tuan Felix Lewis tidak bisa melanjutkan rapat hari ini. Rapat akan ditunda beberapa hari. Istri Tuan sedang sakit dan Tuan Felix harus menemani ke rumah sakit. Kami mohon pengertiannya, silakan keluar sekarang," kata Ken dengan suara tenang.Tamu-tamu tampak kecewa, namun mereka tidak ada yang berani protes. Bagaimanapun juga, ini adalah urusan keluarga Tuan Felix. Selama ini, Felix dikenal sebagai suami yang sangat peduli pada istrinya.Mereka tidak menyalahkan Felix bahkan memuji betapa setianya dia pada Emily. Di tengah rapat penting sekalipun, Felix rela membatalkannya hanya untuk mengantar istrinya yang sakit.Ken yang melihat situasi itu langsung bergerak menuju ruang kerja Tuan Felix. Di sana, dia melihat Felix yang sedang memangku kepala Emily. Wajah Emily tampak pucat, matanya setengah terpejam sambil memijat pelipisnya."Ayo Tuan, kita berangkat sekarang," kata Ken, cepat dan cekatan."Baik." Felix menatap Emily, ingin menggendongnya, tapi Emily menahan."Aku masih bisa ber

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 139. Muntah

    Felix menghela napas panjang."Astaga... Kakek benar-benar serius ingin punya cicit rupanya," batinnya geli namun juga terharu.Ia tahu, semua ini dilakukan karena sang kakek sangat peduli dengan rumah tangganya—dan tentu saja, sangat menyayangi Emily.Felix membawa kotak itu ke dapur dan menemui Bibi Sun."Bibi, ini katanya Kakek. Dia bilang Bibi tahu apa ini dan harus apa."Bibi Sun hanya mengangguk tenang."Tuan Tua sudah mengabari saya tadi pagi. Saya akan siapkan ramuan ini malam ini juga."Felix tak banyak komentar dan segera naik ke kamar.---Saat malam tiba, Felix menuntun Emily ke ruang makan.Ia menarikkan kursi untuknya, kemudian mereka duduk menikmati makan malam bersama seperti biasa.Selesai makan, Bibi Sun datang dan meletakkan dua mangkuk yang masih mengepul hangat.Emily menatap mangkuknya heran. "Felix, ini apa?""Ramuan dari Kakek. Katanya ini bagus untuk kita."Emily mengangkat alis. "Ramuan bergizi?""Iya, dan kamu harus habiskan. Niat baik Kakek tak pantas kita

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 138. Titik Lemah

    "Itu semua karena keinginan Felix sendiri yang ingin membalas budi padaku. Tapi kenyataannya? Dia justru mengirim Ibuku ke luar negeri—ke tempat yang sangat menyedihkan dan mustahil untuk kembali! Aku sangat membencinya, dan istrinya pun tak kalah kubenci. Aku ingin membuat hidup mereka berakhir tragis. Aku ingin mereka menyesal telah bermain-main denganku."Adreno tertawa pelan, nada sinis menyertai senyumannya. "Sekarang aku mengerti. Kamu membenci Emily karena Kelvin mencintainya, bukan?"Alika mengangguk tanpa ragu. "Ya, Paman benar. Aku sangat sakit hati karena hal itu.""Jadi, apa pun caranya, aku ingin Emily jatuh. Kehancurannya adalah kepuasanku."Awalnya Adreno mengira akan sulit melawan Felix, apalagi setelah Emily menolak tawaran kerja samanya. Ia tidak menyangka akan muncul Alika—gadis yang tiba-tiba menawarkan diri menjadi sekutu.Adreno menatap Alika lebih dalam. "Lalu, apa rencanamu? Jangan anggap remeh, Felix bukan lawan yang mudah ditaklukkan."Senyuman sinis tersungg

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 137. Bekerjasama

    "Felix tidak pernah benar-benar mencintaimu! Kalau nanti kamu disingkirkan, jangan pernah berharap aku akan membantumu. Sekali kamu menolak tawaranku, kamu tidak akan mendapatkannya untuk kedua kalinya."Emily tersenyum kecil."Tak apa, Paman. Sekalipun hidupku menjadi sulit, aku tidak akan pernah menyusahkan orang seperti Anda."Adreno mencibir, “Kamu benar-benar keras kepala.”Emily berdiri tanpa ekspresi. “Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan—menjaga rumah tanggaku. Aku permisi, Paman.”Tanpa memberi waktu lebih, Emily melangkah keluar dari ruangan, membiarkan Adreno menatap punggungnya yang menjauh.Sambil menyesap sisa wine-nya, Adreno bergumam pelan, "Wanita itu terlalu sulit untuk dipengaruhi. Pendiriannya kuat. Dia berbeda… jauh berbeda dengan Alika."Andreno menghela napas berat. Ia telah lama menyimpan dendam pada Felix. Dulu ia merasa ayah Felix adalah penghalang utama baginya untuk menguasai seluruh kekayaan keluarga Widjaja. Kini, bangkitnya Felix justru menjadi

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 136. Tawaran kerja sama

    Perlahan ia kembali duduk.Melihat Emily mengambil tempat duduknya lagi, Adreno segera bicara lebih dalam.“Saat kalian menikah, aku tahu itu bukan kebetulan. Maaf kalau aku terdengar lancang, tapi aku tahu pernikahan kalian dibangun atas dasar kesepakatan. Felix saat itu hanya ingin membuat ayahku tenang. Kakekmu sangat khawatir karena trauma masa lalu Felix, dan tekanan itu membuatnya buru-buru menikah. Dan kamu... kamu saat itu hanya karena desakan ibumu.”Emily menahan napas. Kalimat itu seperti serangan yang dilapisi kehalusan. Ia tahu memang begitulah awal mereka bertemu. Tapi hubungan mereka sudah jauh melampaui awal yang rumit itu.Adreno melanjutkan, “Tapi kamu cukup cerdas, Emily. Dari semua pilihan, kamu menjadi yang paling bertahan di sisi Felix. Aku salut. Tapi percayalah, tidak semua orang di keluarga ini menyukai perubahan besar yang terjadi sejak kamu hadir…”Deg! Jantung Emily berdetak keras mendengar perkataan Adreno barusan. Bagaimana bisa pria itu tahu semua detail

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status