Share

Bab 151

Penulis: Si Kecil Tangguh​
Bak tersengat listrik, keduanya segera menarik kembali tangan mereka. Byakta bahkan mundur beberapa langkah. Wajahnya yang berkulit sawo matang memerah dengan jelas.

Di sampingnya, Laras hampir saja memelotot karena terkejut. Sementara itu, Andini yang teringat dengan sikapnya yang tak terkendali kemarin, tak dapat menahan rasa malu dan hanya menunduk. Dia tidak tahu harus berkata apa.

Suasana mendadak menjadi hening. Padahal hanya beberapa detik, tetapi rasanya seperti berlangsung selama berjam-jam.

Akhirnya, Byakta yang memecahkan kesunyian lebih dulu. Dia berujar, "Um ... ada urusan penting yang harus aku selesaikan di militer. Aku pamit dulu." Usai berbicara, Byakta membungkuk untuk memberi hormat kepada Andini.

Di sisi lain, Andini membalas hormatnya dengan sopan, lalu diam-diam mengantar kepergiannya dengan pandangan mata.

Tidak disangka, Laras mendekat dan berucap sambil tersenyum jahil, "Nona, kamu lihat tadi? Telinga Tuan Byakta merah banget!"

Laras terus menahan tawa. Dia tak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ningsih
kok bab ini gk bsa di buka ya ...‍...️...‍...️...‍...️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1317

    Kekuatan obat dari Pemandian Pembersih Sumsum ini sangat ganas. Hasilnya memang baik, tetapi efek sampingnya juga sangat besar. Rasa sakitnya bahkan jauh lebih parah dibandingkan racun Sembilan Putaran Pemutus Jiwa yang pernah dirasakan Andini sebelumnya. Oleh karena itu, dia kembali berkata dengan suara lembut, "Jadi, kalau sakit, teriak saja."Meskipun berteriak tidak bisa mengurangi rasa sakit, setidaknya bisa memberikan sedikit pelepasan. Mungkin akan membuat Rangga lebih mudah bertahan.Dari balik sekat, terdengar suara tawa yang pelan. Tawa itu sama seperti tahun itu, saat Rangga yang berusia enam belas tahun dihukum oleh Lukman dan berlutut di aula peringatan Keluarga Maheswara. Saat melihat dia diam-diam memanjat dinding untuk menjenguk, Rangga pun tertawa.Saat itu, Rangga berkata, "Andin, nggak perlu mengkhawatirkanku."Tepat pada saat itu, Rangga yang berada di balik sekat juga berkata, "Andin, nggak perlu mengkhawatirkanku."Mendengar perkataan itu, Andini mengepalkan kedua

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1316

    Saat Surya meninggalkan istana, malam sudah larut. Cuaca di Negara Tarbo terasa jauh lebih dingin dibandingkan dengan Negara Darsa, hanya tiupan angin yang lembut saja sudah cukup membuat hawa dingin terasa sampai menerobos tulang. Meskipun selama ini dia tidak takut dingin, kali ini dia juga tanpa sadar mengangkat bahunya.Bayangan di tembok istana yang menjulang tinggi terlihat makin suram dan menekan di bawah cahaya lampu-lampu istana yang remang-remang. Kereta Keluarga Gutawa berhenti diam di bayangan di luar gerbang istana, jelas sudah menunggu cukup lama.Kusir kereta itu berdiri dengan tangan terkulai di sisi tubuhnya, membisu bagaikan sebuah patung. Melihat Surya perlahan-lahan mendekat, dia baru memberi hormat. "Hormat pada Pangeran."Sambil mengatakan itu, kusir itu mengangkat tirai keretanya.Surya tidak menjawab, hanya membungkuk untuk masuk ke dalam kereta.Roda kereta melindas jalan batu biru yang keras dan dingin di depan istana dan menimbulkan suara tabrakan yang berat,

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1315

    Surya mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan dan tatapannya terlihat sangat tajam. Setiap kata yang keluar dari bibirnya menghantam hati dari kaisar Negara Tarbo dengan keras. "Keluarga Gutawa menguasai harta yang berlimpah, kekayaannya mampu menandingi sebuah negara. Kekuasaan mereka juga menjulang tinggi, seolah-olah mampu menutupi langit hanya dengan satu tangan.""Besarnya pengaruh itu sudah jauh melampaui apa yang bisa dicapai seorang pejabat biasa. Kaisar menguasai negara dan memerintah empat penjuru, apa Kaisar ... nggak pernah berpikir untuk mencari sebuah kesempatan yang tepat untuk meluruskan kembali kekacauan ini dan membereskan seluruh kekuatan yang berbelit-belit itu, sampai tuntas?"Suara Surya tidak keras, tetapi meledak bagaikan petir di dalam ruang kerja kekaisaran itu. Saat menatap erat pada mata Gilang, dia melihat jelas emosi rumit yang langsung bergejolak di dalam sana. Apakah itu rasa waspada, amarah yang terpendam, atau getaran halus karena merasa terharu?Gilan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1314

    Pada saat yang bersamaan, di dalam ruang kerja kekaisaran di istana Negara Tarbo.Pintu besar dari kayu cendana ungu yang tebal mengisolasi sepenuhnya hiruk pikuk dunia luar, hanya menyisakan kesunyian yang menyesakkan napas. Aroma Ambergris terbakar perlahan-lahan dalam tungku dupa berukir hewan keberuntungan berlapis emas. Asapnya mengepul dengan lembut, tetapi tetap tidak mampu mengusir tekanan tak kasat mata yang memenuhi udara.Langit di luar jendela terlihat sudah gelap. Cahaya menembus kisi-kisi jendela yang berukiran indah dan memantul ke lantai bata emas yang mengilap seperti cermin, lalu pola geometris pun terbentuk dari terang dan bayang yang saling berjalin. Cahaya itu juga menerangi sosok kaisar berjubah naga kuning yang duduk di balik meja kekaisaran, berwibawa tanpa perlu menunjukkan amarahnya.Di atas meja kekaisaran yang besar, sebuah papan catur terletak tepat di tengahnya. Bidak hitam dan putih saling bersilangan memenuhi papan, permainan sedang berada di puncaknya.

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1313

    Andini baru saja hendak menjawab, tetapi sudut matanya yang tajam menangkap sekilas ujung pakaian berwarna gelap yang menghilang di balik pilar lorong di luar aula. Tatapannya langsung muram, tetapi senyuman malah makin ceria.Dia sengaja meninggikan suaranya dan nadanya terdengar menenangkan sekaligus pasrah, lalu berkata dengan lantang pada Rinun, "Baiklah. Aku tahu kamu nggak rela berpisah denganku, tapi ini menyangkut nyawa orang. Aku ini seorang tabib, mengobati dan menyelamatkan pasien adalah tugasku. Aku nggak bisa meninggalkan orang yang sedang sakit hanya karena ingin bersenang-senang."Rangga masih berada di sini, Andini tidak bisa pergi.Saat itu, terlintas tatapan mengerti di mana Rinun. Dia tidak bodoh, sehingga dia langsung mengerti situasi dan isyarat rahasia dari Andini. Dia mengalihkan pandangannya seperti sedang mengambek, tetapi dia tetap menggandeng tangan Andini dan membawanya duduk di sebuah kursi yang empuk.Mulut Rinun masih terus menggerutu dengan volume suara

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1312

    Ekspresi Ganendra terlihat terkejut, seolah-olah ini adalah pertama kalinya dia mendengar tentang hal itu. "Belenggu Tulang? Jangan-jangan Jenderal Rangga juga terkena racun? Aku nggak tahu, mungkin saja ... ini ulah Keluarga Gutawa."Saat mengatakan itu, ekspresi Ganendra terlihat benar-benar kebingungan dan polos.Andini perlahan-lahan menganggukkan kepalanya, tetapi tidak menanggapi lebih lanjut.Ganendra pun segera bertanya kembali dengan ekspresi sangat khawatir, "Kenapa? Kondisi Jenderal Rangga sangat parah ya?""Ya, nggak bisa disembuhkan dalam waktu singkat," jawab Andini dengan jujur dan tatapan yang tenang.Ekspresi Ganendra terlihat sangat terkejut dan menghela napas. "Kalau Nona Andini pun sudah berkata begitu, sepertinya memang sangat sulit disembuhkan."Sebelum Ganendra sempat menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang melapor dari luar ruangan. "Pangeran, Nona Keenam dari Keluarga Gutawa ingin bertemu."Nona Keenam dari Keluarga Gutawa? Mendenga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status