Share

Bab 351

Author: Zaina Aulia
Tiga hari kemudian, Keluarga Maheswara mengantar sertifikat pernikahan, belasan kotak perhiasan, kain, dan hewan ternak. Selain itu, ada 6 pengurus pernikahan yang datang.

Andini tidak pernah melihat situasi seperti ini. Dia sedikit kewalahan saat kediamannya menjadi ramai.

Untung saja, Farida bisa menghadapinya dengan tenang. Dia mengarahkan bawahan untuk memasukkan barang ke gudang sambil mengajari Andini cara mengurus hadiah pernikahan.

Empat jam kemudian, semuanya baru beres. Andini yang lelah duduk di kursi. Laras bergegas berjalan ke belakang Andini untuk memijat bahunya.

Jabal segera maju, lalu memberi hormat kepada Andini dan berucap, "Tuan Kalingga nggak bisa keluar. Maaf merepotkan Nona Andini."

Andini tersenyum seraya menggeleng. Farida dan Laras juga tahu kali ini Kalingga sudah banyak membantu Andini. Jadi, mereka tidak menyalahkan Kalingga yang tidak muncul.

Hanya saja, Farida tetap maju ketika melihat para pelayan yang sedang memindahkan mahar. Dia bertanya kepada Jabal,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 662

    Awalnya Andini mengira para pengemis itu datang untuk menyampaikan perkembangan kondisi Joko. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa kedatangan mereka berkaitan dengan Dianti.Bagaimanapun juga, dengan keadaan Dianti sekarang, sudah pasti dia akan sangat berhati-hati dan bersembunyi dengan baik. Meskipun para pengemis memang setiap hari berseliweran dan menerima berbagai kabar dari banyak tempat, tetap saja rasanya mustahil menemukan jejak Dianti secepat ini.Oleh sebab itulah, saat mereka bilang telah menemukan tempat Ratih bersembunyi, Andini bahkan sempat sedikit kecewa. Dia sempat berpikir, kalau memang bisa ditemukan semudah ini, kemungkinan besar "Ratih" yang dimaksud bukanlah Dianti. Mungkin hanya kebetulan nama saja yang sama.Namun tak lama kemudian, salah satu dari pengemis itu berkata, "Aku sudah menyelidiki, rumah tempat dia bersembunyi itu adalah vila milik Tuan Muda Keluarga Biantara ... maksudku, kakak Nona Andini sendiri!""Satu lagi! Tebak, Nona! Belum lama ini, Keluarg

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 661

    Dianti sendiri juga tidak tahu apakah Kirana benar-benar mendengar semua kata-katanya barusan. Namun, saat dia melihat wanita itu terus-terusan batuk hebat, amarah di dalam hatinya pun perlahan surut.Akhirnya, dia turun dari tubuh Kirana. Setelah melemparkan tatapan tajam ke arah ibunya, dia berbalik dan melangkah pergi.Dianti tidak melihat, di balik tubuh yang terbaring miring di atas ranjang, Kirana menatap punggungnya dengan penuh kebencian dan amarah sambil terus terbatuk keras.Keesokan harinya. Seperti biasa, Andini pergi ke balai kesehatan kekaisaran. Kebetulan, Harafah sedang berada di sana.Kali ini, dia tidak lagi menyeret Andini ke lapangan pelatihan seperti sebelumnya. Dia justru tampak Santai dan mengajak Andini ke gudang obat. Sebagai calon tabib, tentu saja harus mengenal berbagai jenis ramuan dan tanaman obat.Harafah pun mulai menjelaskan satu per satu dan mengenalkan berbagai bahan obat yang tersimpan. Andini mengikuti dari belakang sambil membawa kertas dan pena, s

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 660

    Tiga hari kemudian, malam hari.Di paviliun timur kota, Dianti tengah membawa sebuah baskom air dan melangkah masuk ke kamar Kirana. "Ibu, Dian mau bantu Ibu cuci kaki." Sambil berbicara, Dianti langsung berjalan ke sisi ranjang.Saat itu, Kirana tengah duduk di tepi ranjang dengan pandangan mata yang gelisah dan kosong.Dianti tidak menggubris ekspresi Kirana. Dia langsung meletakkan baskom air di lantai, lalu membungkuk hendak melepas sepatu dan kaus kaki ibunya.Baru saat itulah, Kirana tampak menyadari kehadiran Dianti. Dia langsung tersentak kaget dan spontan menendang baskom air itu. Air tumpah ke mana-mana, bahkan mengenai wajah dan pakaian Dianti. Seketika, amarah Dianti pun membuncah.Namun, begitu dia melirik ke arah para pelayan yang sedang berjaga di samping, dia hanya bisa menahan amarah itu dan memendamnya dalam-dalam.Melihat lantai yang berantakan, para pelayan segera maju untuk membersihkannya.Sementara itu, wajah Kirana tampak penuh ketakutan. "Si ... siapa kalian? T

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 659

    Beberapa pengemis yang bersikap ramah pun mengantar Andini keluar hingga ke depan rumah. "Nona Andini, hati-hati di jalan. Hari ini benar-benar terima kasih banyak."Andini membalas dengan senyum ringan. Namun, matanya masih sempat melirik ke arah Yunus yang masih berada di dalam rumah. Dia merendahkan suara dan berkata, "Tolong tetap awasi dia untukku. Aku curiga, wanita bernama Ratih yang dia sebut-sebut itu adalah seseorang dari masa laluku. Tapi, jangan sampai dia tahu bahwa aku sedang menyelidiki hal ini."Mendengar hal itu, para pengemis seketika tertegun, lalu saling bertatapan.Namun, mengingat betapa baiknya Andini yang tidak memandang mereka jijik, bahkan rela mengobati dan memberikan uang, tentu saja mereka merasa amat berterima kasih.Mereka pun mengangguk mantap. "Tenang saja, Nona. Kami akan perhatikan baik-baik!"Andini akhirnya merasa sedikit lega dan mengangguk, lalu membalikkan badan dan melangkah pergi. Namun, rona di wajahnya justru semakin serius.Jika perempuan ya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 658

    Ruangan itu sebenarnya tidak besar, jadi pengemis yang meringkuk di sudut pun mendengar percakapan mereka dan perlahan mengangkat kepala untuk melirik ke arah Andini. Begitu melihat bahwa Andini sedang menatapnya, dia buru-buru menundukkan kepala lagi.Tiba-tiba, terdengar suara pengemis lain bertanya dengan sinis, "Heh, Yunus, ke mana pacarmu? Jangan-jangan kamu sudah dipukuli demi dia, tapi dia malah mencampakkanmu?""Jangan ngomong sembarangan!" Pengemis bernama Yunus itu malah membalas dengan suara lantang, "Ratih itu gadis baik!"Mendengar nama itu, Andini seketika berdiri tegak. Dia menatap tajam ke arah Yunus dan bertanya, "Apa kamu bilang? Siapa namanya?"Ratih?Pada saat itu juga, Andini hampir yakin sepenuhnya bahwa pengemis wanita yang mereka bicarakan itu adalah Dianti.Dia belum mati. Dia telah kembali dan bahkan memakai nama Ratih! Pembunuh berdarah dingin itu ... berani-beraninya menggunakan nama orang yang sudah dia bunuh! Hatinya benar-benar terbuat dari batu!Mungkin

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 657

    Andini pun meletakkan seluruh kepingan perak di tangannya ke dalam mangkuk para pengemis itu.Namun, dia kembali berkata, "Kalau kalian suatu saat melihat wanita itu lagi, tolong perhatikan ke mana perginya. Setelah itu, datanglah ke kediaman Pangeran Surya untuk memberitahuku.""Kediaman Pangeran Surya?"Bahkan belum sempat mengucapkan terima kasih, para pengemis itu sudah terlebih dulu berteriak kaget, "Anda ... Anda putri sulung dari Keluarga Adipati?""Istri Jenderal Kalingga?""Bukan Jenderal, tapi Panglima Kalingga!""Diam kalian! Mereka sudah cerai, sekarang nggak ada hubungannya lagi dengan Keluarga Maheswara!"Beberapa orang itu saling menyela, lalu pada akhirnya semua serempak menatap Andini dengan tatapan kikuk dan senyum canggung.Andini tersenyum tipis, "Kalian cukup panggil aku Nona Andini saja.""Baik, Nona Andini," sahut mereka dengan patuh.Namun tak lama kemudian, salah satu dari mereka tampak ragu-ragu, lalu memberanikan diri berkata, "Nona Andini, kami dengar Anda s

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 656

    Setelah Andini meninggalkan lapangan pelatihan, dia tidak langsung kembali bersama Harafah, melainkan menuju ke jalanan kota. Ibu kota memang ramai dan makmur. Jumlah pengemis di dalam kota sebenarnya tidak banyak dan biasanya mereka hanya terlihat di depan kedai atau restoran.Oleh karena itu, Andini langsung pergi ke kawasan paling ramai di kota, dengan rumah makan dan restoran terbanyak. Sesuai dugaannya, dia melihat beberapa pengemis sedang duduk untuk mengais keberuntungan di sudut jalan.Andini melangkah mendekat perlahan. Beberapa pengemis itu mendongak menatapnya dari arah cahaya. Begitu melihat bahwa Andini berpakaian mewah, mereka langsung menyodorkan mangkuk rusaknya."Orang baik, mohon belas kasihannya! Semoga Anda kaya raya dan sejahtera!"Andini pun mengeluarkan satu tahil perak dari lengan bajunya dan melemparkannya ke dalam salah satu mangkuk pengemis. Suara dentingan dari logam itu terdengar nyaring, jelas bukan suara dari sekeping koin tembaga biasa.Para pengemis pun

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 655

    Timbul perasaan getir yang sulit diungkapkan menyeruak di dadanya. Andini tahu, apa yang dikatakan Malika adalah kenyataan. Dia juga tahu, Rangga memang pernah berusaha menentang. Dia tahu, Rangga memang menyimpan perasaan padanya.Hanya saja, perasaan itu terlalu kecil. Terlalu kecil hingga tidak bisa menandingi air mata ibunya. Apalagi air mata Dianti. Terlalu kecil hingga saat orang lain menuduhnya, Rangga langsung memercayainya.Andini tidak pernah merasa bahwa Rangga benar-benar mencintainya sedalam itu. Apa yang Rangga lakukan sekarang, semua hanyalah penyesalan karena cintanya tidak kesampaian. Bukan karena benar-benar memikirkan Anggi.Setelah menarik napas panjang, Andini menarik tangannya perlahan dari genggaman Malika. "Bibi jangan lupa, Master Hardan pernah memberi ramalan padaku. Demi Jenderal Rangga, juga demi Kak Kalingga, akan lebih baik kalau aku menjauh dari keluarga ini."Sebenarnya, setelah Surya menasihatinya, dia sudah tidak terlalu menganggap serius ramalan itu.

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 654

    Lamunan Andini buyar saat mendengar pertanyaan Rangga. Dia memandangi pria itu yang tampak begitu lemah saat ini, tapi raut wajahnya tetap tidak banyak berubah."Sebenarnya, apa yang perlu kukatakan padamu, sudah kukatakan semuanya. Hanya saja, kamu nggak pernah mau mendengarkan. Kamu juga nggak peduli apa sebenarnya isi hatiku," ucap Andini dengan datar sambil terus menyuapi Rangga agar dia tidak sempat bicara."Aku masih ingat kebaikanmu dan Abimana padaku sejak kecil. Tapi luka yang kuterima, sudah jadi bekas yang nggak bisa hilang, Rangga. Kita semua harus melihat masa depan."Akhirnya, semangkuk obat itu pun habis disuapkan.Rangga menatap Andini. Sepasang mata yang selama ini selalu tenang, kini dipenuhi kesedihan yang mendalam. Mungkin karena rasa sakit yang begitu hebat, dia bahkan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun lagi. Atau mungkin, ada terlalu banyak yang ingin dikatakan sampai-sampai tidak tahu harus mulai dari mana.Andini pun berkata dengan pelan, "Jenderal, beristi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status