Share

Bab 395

Author: Si Kecil Tangguh​
Dianti terperanjat dari tempat tidurnya. "Mau ketemu aku? Untuk apa dia mau ketemu aku?!"

Panji adalah bajingan yang terkenal di seluruh ibu kota! Apa ada kemungkinan yang baik jika orang seperti Panji ingin menemuinya?

Astuti tampak ketakutan melihat reaksi Dianti. Tanpa sadar, dia mundur dua langkah dan menggeleng kuat. "Sa ... saya tidak tahu, Nona ...."

Jantung Dianti berdegup kencang, napasnya juga ikut memburu. Panji pasti ingin menggunakan masalah ini untuk mengancamnya!

Namun, Rangga sudah tahu kejadian semalam. Apa lagi yang bisa digunakan Panji untuk mengancamnya? Dia bisa saja menolak untuk menemui Panji.

Namun, menghadapi orang berengsek seperti Panji .... Jika permintaannya tidak dituruti, siapa tahu hal kotor apa yang akan dilakukannya? Bagaimana jika dia menyebarkan rumor ini ke mana-mana?

Pikiran Dianti sangat kacau dan dia tidak bisa segera mengambil keputusan. Namun pada akhirnya, dia memaksakan diri untuk tenang. Dia menatap Astuti dan bertanya, "Selain kamu, apa ada
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1319

    Akhirnya, ketika pandangannya yang kabur mulai fokus, barulah Rangga dapat melihat jelas kecemasan pekat yang tak bisa dihapus dari dasar mata Andini.Dalam sekejap, dia seolah-olah kembali ke ruang leluhur yang gelap dan dingin, seolah-olah orang yang berdiri di sampingnya adalah gadis yang dulu memberinya obat, menemaninya dihukum berlutut dengan tatapan dipenuhi rasa bersalah dan rasa sayang.Tubuh Rangga seperti memiliki naluri sendiri. Dia ingin mengangkat tangan untuk mengusap kepala Andini, sama seperti yang pernah dia lakukan berkali-kali di masa lalu.Namun, tulang-tulangnya seakan benar-benar remuk, tak mampu mengeluarkan sedikit pun tenaga. Dia hanya bisa dengan susah payah menyunggingkan sedikit lengkungan di sudut bibir.Tenggorokannya terasa seperti digesek kertas pasir. Setiap helaan napas membawa rasa panas yang perih. Akhirnya, hanya keluar beberapa suara patah-patah yang nyaris tak terdengar, kering seperti gesekan daun gugur."Jangan ... khawatir ....""Aku ... nggak

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1318

    Di balik tirai lipat, tatapan Andini tidak pernah lepas dari sosok yang tengah bergumul hebat di dalam bak mandi obat itu.Rasa sakitnya menggerogoti tulang dan membakar hingga ke jantung, tetapi Rangga tetap mampu menahannya tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.Dia tiba-tiba teringat, dulu ketika harus menguji jarum untuk mengobati cedera kaki Kalingga, seluruh penghuni kediaman itu tidak ada satu pun yang mampu bertahan dua kali tusukan. Hanya Rangga yang bisa bertahan dari awal sampai akhir.Urat-uratnya menegang, otot-ototnya gemetar karena sakit, tetapi dia tetap diam. Dia ingat waktu itu dia berkata kepada Rangga, "Jenderal Rangga boleh teriak kalau merasa sakit."Namun, Rangga hanya tersenyum dan balik bertanya, "Kalau aku teriak, apa kamu akan merasa kasihan?"Beberapa hal memang tidak terasa apa-apa saat terjadi. Karena itu, waktu itu Andini sama sekali tidak merasa iba.Namun, ketika kenangan lama itu melintasi tahun-tahun yang telah berlalu, perlahan bertumpuk dan menyatu d

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1317

    Kekuatan obat dari Pemandian Pembersih Sumsum ini sangat ganas. Hasilnya memang baik, tetapi efek sampingnya juga sangat besar. Rasa sakitnya bahkan jauh lebih parah dibandingkan racun Sembilan Putaran Pemutus Jiwa yang pernah dirasakan Andini sebelumnya. Oleh karena itu, dia kembali berkata dengan suara lembut, "Jadi, kalau sakit, teriak saja."Meskipun berteriak tidak bisa mengurangi rasa sakit, setidaknya bisa memberikan sedikit pelepasan. Mungkin akan membuat Rangga lebih mudah bertahan.Dari balik sekat, terdengar suara tawa yang pelan. Tawa itu sama seperti tahun itu, saat Rangga yang berusia enam belas tahun dihukum oleh Lukman dan berlutut di aula peringatan Keluarga Maheswara. Saat melihat dia diam-diam memanjat dinding untuk menjenguk, Rangga pun tertawa.Saat itu, Rangga berkata, "Andin, nggak perlu mengkhawatirkanku."Tepat pada saat itu, Rangga yang berada di balik sekat juga berkata, "Andin, nggak perlu mengkhawatirkanku."Mendengar perkataan itu, Andini mengepalkan kedua

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1316

    Saat Surya meninggalkan istana, malam sudah larut. Cuaca di Negara Tarbo terasa jauh lebih dingin dibandingkan dengan Negara Darsa, hanya tiupan angin yang lembut saja sudah cukup membuat hawa dingin terasa sampai menerobos tulang. Meskipun selama ini dia tidak takut dingin, kali ini dia juga tanpa sadar mengangkat bahunya.Bayangan di tembok istana yang menjulang tinggi terlihat makin suram dan menekan di bawah cahaya lampu-lampu istana yang remang-remang. Kereta Keluarga Gutawa berhenti diam di bayangan di luar gerbang istana, jelas sudah menunggu cukup lama.Kusir kereta itu berdiri dengan tangan terkulai di sisi tubuhnya, membisu bagaikan sebuah patung. Melihat Surya perlahan-lahan mendekat, dia baru memberi hormat. "Hormat pada Pangeran."Sambil mengatakan itu, kusir itu mengangkat tirai keretanya.Surya tidak menjawab, hanya membungkuk untuk masuk ke dalam kereta.Roda kereta melindas jalan batu biru yang keras dan dingin di depan istana dan menimbulkan suara tabrakan yang berat,

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1315

    Surya mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan dan tatapannya terlihat sangat tajam. Setiap kata yang keluar dari bibirnya menghantam hati dari kaisar Negara Tarbo dengan keras. "Keluarga Gutawa menguasai harta yang berlimpah, kekayaannya mampu menandingi sebuah negara. Kekuasaan mereka juga menjulang tinggi, seolah-olah mampu menutupi langit hanya dengan satu tangan.""Besarnya pengaruh itu sudah jauh melampaui apa yang bisa dicapai seorang pejabat biasa. Kaisar menguasai negara dan memerintah empat penjuru, apa Kaisar ... nggak pernah berpikir untuk mencari sebuah kesempatan yang tepat untuk meluruskan kembali kekacauan ini dan membereskan seluruh kekuatan yang berbelit-belit itu, sampai tuntas?"Suara Surya tidak keras, tetapi meledak bagaikan petir di dalam ruang kerja kekaisaran itu. Saat menatap erat pada mata Gilang, dia melihat jelas emosi rumit yang langsung bergejolak di dalam sana. Apakah itu rasa waspada, amarah yang terpendam, atau getaran halus karena merasa terharu?Gilan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1314

    Pada saat yang bersamaan, di dalam ruang kerja kekaisaran di istana Negara Tarbo.Pintu besar dari kayu cendana ungu yang tebal mengisolasi sepenuhnya hiruk pikuk dunia luar, hanya menyisakan kesunyian yang menyesakkan napas. Aroma Ambergris terbakar perlahan-lahan dalam tungku dupa berukir hewan keberuntungan berlapis emas. Asapnya mengepul dengan lembut, tetapi tetap tidak mampu mengusir tekanan tak kasat mata yang memenuhi udara.Langit di luar jendela terlihat sudah gelap. Cahaya menembus kisi-kisi jendela yang berukiran indah dan memantul ke lantai bata emas yang mengilap seperti cermin, lalu pola geometris pun terbentuk dari terang dan bayang yang saling berjalin. Cahaya itu juga menerangi sosok kaisar berjubah naga kuning yang duduk di balik meja kekaisaran, berwibawa tanpa perlu menunjukkan amarahnya.Di atas meja kekaisaran yang besar, sebuah papan catur terletak tepat di tengahnya. Bidak hitam dan putih saling bersilangan memenuhi papan, permainan sedang berada di puncaknya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status