Share

Bab 487

Author: Zaina Aulia
Rangga tidak menyangkal, juga tidak berbicara. Hanya dengan satu gerakan tangan, tiba-tiba lebih dari 10 pria kekar muncul dari gang di sekitarnya. Terlihat jelas bahwa mereka adalah prajurit-prajurit terlatih.

Wajah Kalingga semakin masam, matanya menatap Rangga dengan tajam. "Apa sebenarnya yang ingin kamu lakukan?"

Saat itu juga, Rangga mengeluarkan sebutir pil dari dalam sakunya. "Ini adalah obat yang kudapatkan dari Lembah Raja Obat. Obat ini bisa memperkuat tubuh dan otot, mempercepat pemulihan. Sangat cocok untukmu."

Kaki Kalingga lumpuh selama 5 tahun, otot-ototnya melemah. Obat ini bisa membantunya pulih lebih cepat.

Namun, jika obat ini memang sebaik itu, kenapa Rangga harus menipunya dan membuatnya keluar dari kediaman sebelum memberikannya?

Kalingga tetap diam, menunggu Rangga melanjutkan perkataannya. Seperti yang sudah diduganya, Rangga menunduk, seolah-olah tidak berani menatap mata Kalingga.

"Hanya saja, ada satu efek sampingnya. Setelah dikonsumsi, seseorang akan terti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 654

    Lamunan Andini buyar saat mendengar pertanyaan Rangga. Dia memandangi pria itu yang tampak begitu lemah saat ini, tapi raut wajahnya tetap tidak banyak berubah."Sebenarnya, apa yang perlu kukatakan padamu, sudah kukatakan semuanya. Hanya saja, kamu nggak pernah mau mendengarkan. Kamu juga nggak peduli apa sebenarnya isi hatiku," ucap Andini dengan datar sambil terus menyuapi Rangga agar dia tidak sempat bicara."Aku masih ingat kebaikanmu dan Abimana padaku sejak kecil. Tapi luka yang kuterima, sudah jadi bekas yang nggak bisa hilang, Rangga. Kita semua harus melihat masa depan."Akhirnya, semangkuk obat itu pun habis disuapkan.Rangga menatap Andini. Sepasang mata yang selama ini selalu tenang, kini dipenuhi kesedihan yang mendalam. Mungkin karena rasa sakit yang begitu hebat, dia bahkan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun lagi. Atau mungkin, ada terlalu banyak yang ingin dikatakan sampai-sampai tidak tahu harus mulai dari mana.Andini pun berkata dengan pelan, "Jenderal, beristi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 653

    Sambil terus menyuapi Rangga, Andini berkata dengan suara datar, "Hal-hal yang sudah lewat, biarlah berlalu. Kita semua harus menatap ke depan."Rangga tahu, Andini sedang mencoba membujuknya agar bisa melepaskan semuanya. Namun, dia benar-benar tidak tahu bagaimana cara untuk melepaskannya.Gadis kecil yang dulu selalu mengitarinya, sekarang duduk di depan ranjangnya dan menyuapinya obat. Jarak mereka sedekat ini, tapi entah kenapa, terasa sejauh langit dan bumi. Berkali-kali dia pernah punya kesempatan untuk memeluk Andini dan menjadikan Andini miliknya seutuhnya. Namun setiap kali, dia malah menyia-nyiakan kesempatan itu.Rangga merasa tidak rela. Bagaimana mungkin dia bisa rela?Mungkin karena emosi di dadanya begitu kuat, sebelum sempat menelan obat, Rangga malah tersedak dan kemudian mulai batuk hebat. Andini langsung berdiri panik dan menepuk-nepuk punggung Rangga dengan hati-hati.Paru-parunya sudah terluka parah. Batuk seperti ini hanya akan memperburuk keadaannya!Saat ini, H

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 652

    Andini tidak menyangka, obat dari tabib kediaman akan memberi efek sehebat ini. Padahal sebenarnya, Andini seharusnya sudah bisa menduganya. Dulu saat dia dipukul separah itu oleh Pangeran Baskoro, obat dari tabib kediamanlah yang menyelamatkannya.Pemulihan Rangga yang begitu cepat, mungkin tidak akan terlalu mencolok bagi orang awam. Akan tetapi, Harafah adalah seorang ahli. Dia pasti bisa menebaknya!Andini pun menarik kembali tatapannya, lalu berdiri dan mundur selangkah. Rangga tampaknya menyadari perubahan di wajah Andini, maka dia bertanya pelan, "Bagaimana?"Andini menatap Rangga, lalu menjawab datar, "Sudah cukup baik."Namun, mungkin karena ekspresinya saat itu terlalu aneh, Rangga jadi salah paham. Dia malah tersenyum tipis sambil berkata, "Nggak apa-apa ... meski nggak bisa bertahan hidup, asal bisa membuatmu senang saja sudah cukup."Mendengar hal itu, alis Andini seketika mengernyit tajam. Sementara Malika yang berdiri di sisi mereka, tidak bisa lagi menahan diri. Dia lan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 651

    Andini tertegun sejenak, lalu menjawab dengan jujur, "Iya, aku melakukan terapi akupunktur padanya, kenapa?""Sudah kuduga! Kondisi Jenderal Rangga bisa pulih sebaik ini, semua berkat terapi yang kamu berikan itu. Hari ini kamu ke sana lagi untuk berikan terapi, sekalian biar aku belajar juga."Mendengar hal itu, Andini malah terkejut. "Aku cuma lakukan akupunktur untuk menurunkan demam Jenderal Rangga, apa hubungannya dengan pemulihannya? Lagi pula, teknik ini nggak bisa diajarkan ke orang lain sembarangan!"Teknik akupunktur itu berasal dari buku pengobatan yang diberikan tabib kediaman padanya. Tidak masalah kalau itu hanya teknik biasa, tapi kalau sampai ada yang tahu bahwa teknik itu berasal dari Lembah Raja Obat, bisa-bisa malah menimbulkan masalah bagi tabib kediaman!Siapa sangka, setelah mendengar perkataan itu, Harafah malah marah besar. "Dasar gadis nggak tahu balas budi! Aku sudah mengajarimu ilmu pengobatan sepenuh hati, tapi kamu bahkan nggak mau mengajariku teknik akupun

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 650

    Abimana mengerutkan kening. "Di dalam rumah terlalu banyak orang dan mata-mata. Kalau Ayah benar-benar ingin Dianti menemani Ibu, sepertinya satu-satunya cara adalah menggunakan alasan memulihkan diri untuk mengirim Ibu ke rumah kecil itu."Nanti, mereka bisa menyiapkan beberapa pelayan baru untuk merawat. Bagaimanapun, para pelayan lama di rumah besar ini tidak bisa digunakan lagi. Kalau sampai ada satu saja yang mengenali Dianti, seluruh Keluarga Adipati akan berada dalam bahaya!Kresna mengangguk ringan. "Ayah juga berpikir demikian. Lagi pula, tabib kediaman juga bilang ibumu perlu istirahat. Paling-paling bawa ibumu pulang setengah bulan sekali untuk diperiksa tabib kediaman."Abimana ikut mengangguk. Beban berat di hatinya akhirnya terangkat dan seluruh tubuhnya terasa jauh lebih ringan.Dia menatap Kresna, melihat ayahnya juga tampak sedikit lega, bahkan ada secercah kegembiraan yang muncul di wajahnya. Seketika, dia termangu.Abimana tiba-tiba teringat pada Andini. Ada emosi ya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 649

    Meskipun Abimana tidak tahu mengapa pihak pemerintah Provinsi Sawala menyatakan bahwa Dianti telah meninggal dunia, juga tidak tahu dari mana asal mayat yang telah mereka urus, jelas bahwa masih ada secercah harapan!Kresna menggeleng dengan perlahan. "Ayah tahu kamu dan Dianti sangat dekat sebagai saudara. Tapi, sekarang bukan waktunya untuk larut dalam kesedihan. Kamu harus mencari cara untuk menenangkan ibumu dan membawa Dianti kembali dari Provinsi Sawala.""Ayah!" seru Abimana, sedikit meninggikan suaranya. Tindakannya ini membuat Kresna langsung menatap ke arahnya.Wajah Abimana tampak serius. "Dian sekarang berada di salah satu rumah kecil milikku!"Kresna menatap Abimana, bingung apakah ucapan putranya itu nyata atau hanya omong kosong. Putranya ini memang tak berguna, ceroboh dan gegabah, sering membuat masalah. Namun, untuk hal sepenting ini, seharusnya dia tidak akan berani berbohong.Segera, rasa cemas mulai muncul di benaknya. Dia perlahan berdiri, menatap tajam pada Abima

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 648

    Abimana masih dalam keadaan linglung setelah kembali ke Kediaman Adipati. Dia bahkan tidak sadar bagaimana dirinya bisa sampai kembali ke paviliunnya sendiri.Melihat kondisinya yang seperti itu, para pelayan di halaman mengira dia mabuk berat, jadi buru-buru membawakan teh untuk meredakan mabuk.Setelah menenggak tiga cangkir sekaligus, pikirannya baru terasa lebih jernih.Seorang pelayan bertanya dengan penuh perhatian, "Tuan baik-baik saja? Perlu saya panggil tabib kediaman?"Melihat penampilannya yang begitu kacau, mereka benar-benar khawatir tuan mereka ini menjadi bodoh karena mabuk.Namun, Abimana hanya menatap si pelayan, sementara yang terus berputar di pikirannya adalah sosok Dianti. Dia telah kembali. Dia benar-benar kembali!Bagaimana dia bisa lolos dari tangan kedua petugas itu? Bagaimana dia bisa menempuh perjalanan sejauh itu sendirian? Sudah berapa lama dia di sini?Apakah ada orang yang melihatnya? Kenapa tidak ada kabar yang sampai ke Kediaman Adipati mengenai pelaria

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 647

    Dada Abimana tiba-tiba terasa nyeri tanpa sebab. Dia segera melangkah ke depan dan menarik Dianti kembali."Kakimu kenapa?"Hati Dianti sempat dipenuhi oleh rasa senang, tetapi dia segera menekannya, menggantikannya dengan kesedihan dan kepiluan yang mendalam.Air matanya terus mengalir. Dia menangis pelan, tampak sangat tersakiti. "Kak, dua petugas itu memang menerima uang dari Kakak, tapi sepanjang perjalanan mereka tetap menyiksaku! Mereka bukan hanya nggak memberiku makan, bahkan ... bahkan ingin menodaiku!""Aku sangat ketakutan. Aku ... aku hanya bisa kabur! Tapi aku nggak tahu harus ke mana, jadi aku mengemis sepanjang jalan. Tubuhku jadi sangat kotor. Aku berusaha agar nggak disentuh siapa pun. Tapi, para pengemis itu ....""Huhuhu .... Kak, aku sudah menyadari kesalahanku. Aku nggak berani lagi! Tolong jangan tinggalkan aku. Aku nggak mau disakiti lagi. Huhuhu ...."Tangisan Dianti seolah meremas-remas hati Abimana, membuatnya hampir hancur. Dia benar-benar tidak menyangka bah

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 646

    "Kamu gila?"Abimana berseru pelan dengan suara tertahan dan penuh keterkejutan. Kepalanya berdengung dan rasa mabuknya seketika lenyap.Dianti seharusnya berada di Provinsi Sawala! Namun, dia malah muncul di ibu kota!"Kalau kamu sampai tertangkap, seluruh keluarga bisa dihukum mati!" Abimana begitu khawatir sampai tidak berani bersuara keras. Namun, karena terlalu marah, cengkeramannya di bahu Dianti justru semakin kuat.Dianti merasa bahunya hampir remuk karena dicengkeram. Dia pun merintih kesakitan. Air mata membanjiri wajahnya, sementara tangannya mengangkat sesuatu dengan hati-hati sambil berkata dengan lembut, "Selamat ulang tahun, Kak Abi ...."Abimana terkejut. Dia tidak menyangka Dianti masih mengingat hari ulang tahunnya. Alisnya pun berkerut. Dia menunduk dan melirik sambil bertanya, "Apa itu?""Liontin keselamatan yang aku ukir sendiri," sahut Dianti dengan lembut. Karena takut Abimana menolaknya, dia pun menangis sambil berkata, "Aku nggak tahu harus memberi apa.""Aku h

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status