Share

Bab 143

Penulis: Si Kecil Tangguh​
Ketika Andini sadar kembali, dia mendapati dirinya berbaring di atas ranjang yang asing. Udara di sekitar dipenuhi aroma kayu gaharu yang samar. Dia langsung menyadari bahwa ini adalah kamar seorang pria!

Namun, sebelum dia bisa bereaksi lebih jauh, suara dingin terdengar di telinganya. "Kalau sudah sadar, cepat pergi!"

Andini terkejut dan langsung menoleh ke arah sumber suara. Di ujung ranjang, duduk seorang pria dengan fitur wajah yang tegas, mirip dengan Rangga. Auranya memancarkan aura seorang jenderal yang gagah, tetapi tubuhnya tampak kurus kering dan kulitnya juga pucat.

Andini segera mengenalinya dalam sekali pandang. "Kak Lingga?"

Dia sungguh terkejut dan mencoba bangkit dari ranjang. Namun, tubuhnya sangat lemah sehingga dia terjatuh dengan keras ke lantai. Rasa sakit itu membuatnya sedikit lebih sadar.

Di atas ranjang, Kalingga tetap memandang dengan dingin tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Andini merasa panik. "Maaf, Kak. Aku ... Aku nggak tahu kenapa aku bisa ada di sini
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabrina Taski
dr awal kok bego bgt...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1315

    Surya mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan dan tatapannya terlihat sangat tajam. Setiap kata yang keluar dari bibirnya menghantam hati dari kaisar Negara Tarbo dengan keras. "Keluarga Gutawa menguasai harta yang berlimpah, kekayaannya mampu menandingi sebuah negara. Kekuasaan mereka juga menjulang tinggi, seolah-olah mampu menutupi langit hanya dengan satu tangan.""Besarnya pengaruh itu sudah jauh melampaui apa yang bisa dicapai seorang pejabat biasa. Kaisar menguasai negara dan memerintah empat penjuru, apa Kaisar ... nggak pernah berpikir untuk mencari sebuah kesempatan yang tepat untuk meluruskan kembali kekacauan ini dan membereskan seluruh kekuatan yang berbelit-belit itu, sampai tuntas?"Suara Surya tidak keras, tetapi meledak bagaikan petir di dalam ruang kerja kekaisaran itu. Saat menatap erat pada mata Gilang, dia melihat jelas emosi rumit yang langsung bergejolak di dalam sana. Apakah itu rasa waspada, amarah yang terpendam, atau getaran halus karena merasa terharu?Gilan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1314

    Pada saat yang bersamaan, di dalam ruang kerja kekaisaran di istana Negara Tarbo.Pintu besar dari kayu cendana ungu yang tebal mengisolasi sepenuhnya hiruk pikuk dunia luar, hanya menyisakan kesunyian yang menyesakkan napas. Aroma Ambergris terbakar perlahan-lahan dalam tungku dupa berukir hewan keberuntungan berlapis emas. Asapnya mengepul dengan lembut, tetapi tetap tidak mampu mengusir tekanan tak kasat mata yang memenuhi udara.Langit di luar jendela terlihat sudah gelap. Cahaya menembus kisi-kisi jendela yang berukiran indah dan memantul ke lantai bata emas yang mengilap seperti cermin, lalu pola geometris pun terbentuk dari terang dan bayang yang saling berjalin. Cahaya itu juga menerangi sosok kaisar berjubah naga kuning yang duduk di balik meja kekaisaran, berwibawa tanpa perlu menunjukkan amarahnya.Di atas meja kekaisaran yang besar, sebuah papan catur terletak tepat di tengahnya. Bidak hitam dan putih saling bersilangan memenuhi papan, permainan sedang berada di puncaknya.

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1313

    Andini baru saja hendak menjawab, tetapi sudut matanya yang tajam menangkap sekilas ujung pakaian berwarna gelap yang menghilang di balik pilar lorong di luar aula. Tatapannya langsung muram, tetapi senyuman malah makin ceria.Dia sengaja meninggikan suaranya dan nadanya terdengar menenangkan sekaligus pasrah, lalu berkata dengan lantang pada Rinun, "Baiklah. Aku tahu kamu nggak rela berpisah denganku, tapi ini menyangkut nyawa orang. Aku ini seorang tabib, mengobati dan menyelamatkan pasien adalah tugasku. Aku nggak bisa meninggalkan orang yang sedang sakit hanya karena ingin bersenang-senang."Rangga masih berada di sini, Andini tidak bisa pergi.Saat itu, terlintas tatapan mengerti di mana Rinun. Dia tidak bodoh, sehingga dia langsung mengerti situasi dan isyarat rahasia dari Andini. Dia mengalihkan pandangannya seperti sedang mengambek, tetapi dia tetap menggandeng tangan Andini dan membawanya duduk di sebuah kursi yang empuk.Mulut Rinun masih terus menggerutu dengan volume suara

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1312

    Ekspresi Ganendra terlihat terkejut, seolah-olah ini adalah pertama kalinya dia mendengar tentang hal itu. "Belenggu Tulang? Jangan-jangan Jenderal Rangga juga terkena racun? Aku nggak tahu, mungkin saja ... ini ulah Keluarga Gutawa."Saat mengatakan itu, ekspresi Ganendra terlihat benar-benar kebingungan dan polos.Andini perlahan-lahan menganggukkan kepalanya, tetapi tidak menanggapi lebih lanjut.Ganendra pun segera bertanya kembali dengan ekspresi sangat khawatir, "Kenapa? Kondisi Jenderal Rangga sangat parah ya?""Ya, nggak bisa disembuhkan dalam waktu singkat," jawab Andini dengan jujur dan tatapan yang tenang.Ekspresi Ganendra terlihat sangat terkejut dan menghela napas. "Kalau Nona Andini pun sudah berkata begitu, sepertinya memang sangat sulit disembuhkan."Sebelum Ganendra sempat menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang melapor dari luar ruangan. "Pangeran, Nona Keenam dari Keluarga Gutawa ingin bertemu."Nona Keenam dari Keluarga Gutawa? Mendenga

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1311

    Mendengar itu, Agos sangat gembira dan segera menyuruh para pelayan di luar ruangan membawa masuk hidangan obat itu.Andini secara refleks menerima mangkuk giok yang hangat itu, lalu duduk di tepi dipan empuk berlapis kulit harimau putih yang berada di sisi Ganendra. Dia menyendok satu sendok hidangan obat yang kental dan hangat, lalu menyuapkannya ke bibir pucat Ganendra seolah-olah sudah sangat terbiasa. Gerakannya begitu lancar dan tidak ragu sedikit pun.Ganendra benar-benar tidak menyangka Andini bisa menyuapi seorang pria dengan sangat mahir. Dalam sekejap, dia pun tertegun.Melihat Ganendra tidak membuka mulut, Andini pun membujuk dengan lembut, "Pangeran harus menjaga kesehatanmu. Meskipun nggak punya selera, tetap harus makan sedikit."Saat itu, Ganendra baru membuka mulut dan memakan sesuap. Jika dipikir-pikir, dia juga sudah puluhan tahun ini tidak pernah makan dengan disuapi orang lain. Meskipun kali ini dia sengaja berpura-pura lemah untuk mendapat belas kasihan dari Andi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1310

    Agos membawa Andini ke kamar pribadi Ganendra.Tirai pintu dari kain brokat tebal terangkat sedikit tanpa suara. Di dalam ruangan, bara api di sudut terdengar berletupan, membuat seluruh kamar terasa hangat.Aroma obat yang samar seolah-olah ikut mengepul, menyebarkan hawa sakit yang tipis tetapi nyata.Ganendra bersandar miring di sebuah dipan besar dekat jendela yang dilapisi kulit harimau putih tebal. Dia mengenakan pakaian tidur berwarna putih kebiruan yang longgar. Rambut panjangnya yang hitam tidak diikat, terurai begitu saja di bahunya, membuat wajahnya tampak semakin pucat hingga hampir transparan. Benar-benar tidak ada sedikit pun rona darah.Satu tangan terkulai lemah di atas lutut yang ditekuk, sementara tangan lainnya menekan erat bagian dada kirinya, tepat di atas jantung. Buku jarinya memucat karena menahan terlalu kuat. Dia seperti sedang berusaha keras menekan sesuatu.Mendengar suara langkah kaki, Ganendra perlahan mengangkat kepala. Di dalam matanya tersimpan sedikit

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status