Share

Bab 739

Author: Zaina Aulia
Kalau terlalu banyak bicara, dia pasti salah paham lagi.

Rangga hanya berdiri di luar pintu, pandangannya masih tertuju pada tempat di mana Andini berdiri tadi. Dadanya terasa sesak, seperti dicengkeram dengan erat.

Entah sejak kapan, Kalingga sudah berdiri di ambang pintu. Dia menatap ke arah Andini yang sudah berjalan menjauh, lalu bertanya, "Kamu masih berdiri di situ buat apa? Bukannya harus menghadap Kaisar?"

Sebagai seorang jenderal, Rangga tidak bisa sembarangan keluar masuk istana seperti Kalingga yang merupakan Panglima Pengawal Istana. Jadi jelas, kedatangannya ke sini pasti menggunakan alasan untuk melapor kepada Kaisar.

Suara Kalingga berhasil mengalihkan perhatian Rangga padanya. Dengan suara berat, dia memaki, "Dasar curang."

Kalingga mengangkat alis sedikit. Dengan suara dingin, dia membalas, "Namanya juga aku lebih dekat. Tentu aku yang mendapat keuntungan."

Sangat masuk akal. Jabatannya memang tidak setinggi jenderal, tetapi karena dia setiap hari berada di istana, dia
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 742

    "Kamu siapa?" tanya Adara. Suaranya sangat lembut dan juga sangat lemah.Andini berjalan maju dan memberi hormat. "Hamba Andini, tabib wanita dari balai kesehatan kekaisaran. Hari ini diperintahkan oleh Kaisar untuk datang menjenguk Nona Adara."Atas perintah Kaisar? Wajah Adara menunjukkan ekspresi bingung. Dia duduk dengan perlahan dan menopang diri di sandaran kursi. Akan tetapi, kakinya terasa lemas sehingga tubuhnya hampir terjatuh.Melihat hal itu, Andini segera maju untuk menopangnya. Alisnya langsung berkerut. Lengan Adara ini besar sekali. Tadi ketika dia masih berbaring di kursi goyang, Andini belum sempat melihat dengan jelas. Sekarang setelah berdiri di sisinya, Andini bisa merasakan betapa besar tubuh wanita ini. Sepertinya, berat badannya mendekati 100 kilogram.Adara terkejut sejenak. Dia menepuk-nepuk dadanya untuk menenangkan diri, lalu menarik tangannya kembali dan mengucapkan terima kasih kepada Andini. "Terima kasih telah menolongku, Nona Andini."Nada bicaranya leb

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 741

    Safira sudah tahu bahwa Andini akan pergi ke Istana Berkah secepat ini? Padahal percakapan itu hanya terjadi di kamar tidur Kaisar! Safira ternyata menempatkan anak buahnya di sisi Kaisar?Andini terkejut dalam hati, tetapi sekaligus merasa lega. Untungnya, yang menyebut nama Adara di hadapan Kaisar tadi adalah Selir Nurul, bukan dirinya. Kalau tidak, semua kepercayaan yang telah susah payah didapatkan dari Safira akan runtuh seketika.Namun, wajahnya tetap menampilkan senyum. "Nggak disangka, Putri begitu memperhatikan hamba. Hamba merasa sangat tersanjung!"Sapri tersenyum kecil dan mengangguk. "Yang penting, Nona Andini selalu mengingat kebaikan Putri Safira." Setelah berkata demikian, dia memberi hormat pada Andini. "Nona Andini, silakan.""Silakan, Kasim Sapri." Andini membalas hormatnya, lalu mengikuti Sapri menuju Istana Berkah.Sebenarnya, jalur di istana ini tidak terlalu rumit. Istana Berkah berada di sudut barat. Tinggal mengikuti jalan, pasti akan sampai. Sapri berjalan di

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 740

    Beberapa hari pun berlalu.Setelah memeriksa nadi Permaisuri, Andini menuju ke kamar Kaisar untuk memeriksa kesehatannya. Di sana, ada juga seorang selir, Nurul.Melihat Andini datang, Nurul tersenyum lebar. "Yang Mulia, kemampuan medis Andini memang luar biasa. Lihat saya sekarang, bukankah semakin memesona?"Mungkin karena jarang ada orang yang memuji diri sendiri seperti itu, Kaisar pun tertawa geli karena tingkahnya dan mengangguk. "Benar, selirku memang selalu memesona."Nurul tampak malu, lalu duduk di sisi Kaisar dan mulai melayaninya.Andini memeriksa nadi Kaisar, lalu berkata, "Denyut nadi Yang Mulia stabil dan kuat. Ramuan nggak perlu dikonsumsi setiap hari. Mulai hari ini, saya akan datang setiap selang satu hari."Kaisar mengangguk pelan. Kemudian, Nurul berkata, "Yang Mulia memang penguasa terpilih. Walau lebih tua dari saya, tubuh Yang Mulia jauh lebih sehat. Coba bandingkan dengan Adara itu, usianya belum genap 25 tahun, tapi terlihat lesu dan lemah!"Adara? Andini refle

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 739

    Kalau terlalu banyak bicara, dia pasti salah paham lagi.Rangga hanya berdiri di luar pintu, pandangannya masih tertuju pada tempat di mana Andini berdiri tadi. Dadanya terasa sesak, seperti dicengkeram dengan erat.Entah sejak kapan, Kalingga sudah berdiri di ambang pintu. Dia menatap ke arah Andini yang sudah berjalan menjauh, lalu bertanya, "Kamu masih berdiri di situ buat apa? Bukannya harus menghadap Kaisar?"Sebagai seorang jenderal, Rangga tidak bisa sembarangan keluar masuk istana seperti Kalingga yang merupakan Panglima Pengawal Istana. Jadi jelas, kedatangannya ke sini pasti menggunakan alasan untuk melapor kepada Kaisar.Suara Kalingga berhasil mengalihkan perhatian Rangga padanya. Dengan suara berat, dia memaki, "Dasar curang."Kalingga mengangkat alis sedikit. Dengan suara dingin, dia membalas, "Namanya juga aku lebih dekat. Tentu aku yang mendapat keuntungan."Sangat masuk akal. Jabatannya memang tidak setinggi jenderal, tetapi karena dia setiap hari berada di istana, dia

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 738

    Andini tidak tahu sejak kapan Rangga datang. Apakah saat Kalingga sedang mengoleskan obat untuknya, atau saat Kalingga meniup luka di wajahnya?Namun, dari ekspresi Rangga, Andini tahu satu hal yang pasti, yaitu Rangga sangat marah.Tatapan Rangga padanya seperti ingin menusuknya dengan pedang. Dia jauh lebih murka dibanding saat memergokinya bersama Baskoro di taman istana waktu itu.Dulu ketika tiba-tiba bertemu Rangga, Andini masih merasa bersalah dan gugup, seperti orang yang tertangkap basah. Namun, kali ini hatinya sangat tenang.Bahkan, dia merasa ada bagusnya juga jika Rangga melihat semuanya. Mungkin kalau pria itu salah paham, dia akan berhenti mengganggunya.Kalingga pun menyadari perubahan pada sorot mata Andini. Kemudian, dia baru sadar ada orang lain di pintu.Tubuhnya menegang sedikit, lalu dia menoleh. Saat itu, mata Rangga sudah menyala penuh amarah, seolah-olah hendak membakar Kalingga.Dia tak menyangka Rangga akan datang. Padahal, hari ini seharusnya Rangga pergi ke

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 737

    Andini berniat mengoleskan obat ke wajahnya dulu sebelum kembali. Namun, begitu masuk ke ruangan, tak disangka dia langsung melihat Kalingga.Kalingga masih mengenakan seragam, tampak seperti sudah menunggunya cukup lama."Kak Kalingga?" Andini tanpa sadar memanggil, "Kenapa Kakak ke sini?"Kening Kalingga berkerut dalam. Dia melangkah cepat ke depan Andini, matanya langsung tertuju pada pipinya yang merah dan bengkak. "Selir Agung Haira sekejam ini?"Jelas sekali, dia sudah mendengar kabar bahwa Andini ditampar, makanya dia buru-buru datang ke balai kesehatan kekaisaran.Saat itu, hanya tabib istana bernama Wira yang berjaga malam. Entah kenapa, melihat Andini dan Kalingga dalam posisi seperti itu, dia langsung melarikan diri ke ruangan sebelah.Andini sebenarnya ingin menyapanya lebih dulu, tetapi sebelum sempat membuka mulut, Kalingga sudah menarik lengannya dan menahannya di kursi dengan agak memaksa.Begitu melihat Kalingga mengambil salep luka dan berniat mengoleskannya ke wajahn

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status