Share

Part 3

Author: Khakalara
last update Last Updated: 2025-01-07 19:00:58

Happy Reading

Nara baru saja landing dan tiba di London Heathrow Airport bersama dengan dua rekan lainnya dari kota yang berbeda. Mengingat London Heathrow Airport tidak terlepas dari sejarahnya Airport ini merupakan Bandara terbesar dan tertua di London. Berdiri sejak tahun 1930-an, bandara ini awalnya dikenal sebagai Great Western Aerodrome. Pada tahun 1946, bandara ini resmi dibuka untuk penerbangan sipil. Saat ini, London Heathrow menjadi bandara tersibuk di Inggris dan peringkat kelima di dunia dalam hal lalu lintas penumpang. Bandara ini juga memiliki lima terminal penumpang dan melayani berbagai rute penerbangan domestik dan internasional.

Nara tidak melupakan untuk lunch di Lounge VIP sebelum ke hotel yang sudah mereka booking. Tanpa sengaja manik matanya melihat seseorang yang Ia kenal berjalan menaiki lift diikuti dengan beberapa orang.

"Kamu tidak lupa 'kan Nara jika Dia berada di London." kalimat itu terlintas kembali di pikirannya tapi sedetik kemudian Ia abaikan tidak mungkin juga bertemu mengingat London adalah kota yang besar dan luas.

Dilain tempat Rehan baru saja tiba dari California, Ia langsung melonggarkan dasinya seraya mengambil tablet yang diberikan oleh Alex. Laki-laki itu menatap puas omset perusahaannya bulan ini sangat meningkat drastis.

"Pasar Saham meningkat pesat beberapa perusahaan yang semakin melejit membuat investor kian gesit melakukan negosiasi, beberapa perusahaan diantaranya Grendra Corp...." berita di layar airport menampilkan CEO dari Grendra Corp siapa lagi jika bukan wajah Rehan yang terpampang.

"Uhuk...uhuk..." melihat berita tersebut Nara pun langsung tersedak.

"Ya ampun minum dok minum," ujar rekan Nara yang langsung memberikan segelas air putih.

"MasyaAllah udah ganteng, famous kaya raya lagi." sementara Nara tersedak rekan Nara yang satunya itupun salah fokus dengan ketampanan yang dimiliki Rehan.

"Kalian tidak tau dibalik wajah itu ada apa." batin Nara menggigit bibirnya gemetar.

****

"Rehan....," pekik Clara dengan suara melingkik dan langsung mengalungkan tangannya pada Rehan setiba di apartemen gadis ini.

"Jauhkan tangan kotormu itu!" perintah Rehan dengan suara dingin sambil mendengus dengan terpaksa Clara melepaskannya.

"Ihh Rehan...." Clara pun berjalan di belakang Rehan yang sudah lebih dulu masuk ke apartemennya.

"Buka pakaianmu!" perintah Rehan yang sudah tau ada apa di balik piyama yang gadis itu kenakan benar saja banyak bekas kissmark di leher hingga dada wanita ini.

Rehan sudah menduga jika Clara tidur dengan laki-laki lain melihat wanita ini memakai pakaian tertutup saat menemuinya tadi sedangkan Clara tidak menyangka jika Rehan akan ke apartemennya hari ini, masalahnya baru kemarin laki-laki itu pergi masa langsung pulang biasanya tidak secepat ini. Sungguh Clara sangat menyesal.

"Rehan tolong maafkan Aku Rehan." Clara langsung berlutut di hadapan Rehan yang sekarang sedang melepaskan dasi mahalnya dari leher.

"Dasar pelacur," kutuk Rehan menekan rahang Clara dengan tangan kirinya.

Memang brengsek laki-laki ini Ia tidak suka jika miliknya disentuh oleh orang lain tapi, Ia bebas tidur dengan siapapun.

"Maafkan Aku Rehan Aku benar-benar minta maaf," mohon Clara seraya menangkupkan tangannya di depan dada.

Tubuhnya sudah bergetar hebat Ia sangat ketakutan, Clara tidak ingin hal itu terjadi lagi padanya. Ia tidak mau disiksa lagi oleh bagaimana laki-laki itu membuatnya ketergantungan dengan obat-obatan.

"Kamu mau Saya maafkan baby?" bisik Rehan seraya memegang bahu Clara membuat gadis itu semakin bergidik ngeri.

"Iyaa Rehan...Aku mohon," pinta Clara lagi dengan tatapan ketakutan, sorot mata Rehan yang tajam mampu menusuk pertahanan Clara.

"Plak." tamparan keras mendarat di pipi Clara gadis itu langsung tersungkur ke belakang. Tidak sekali saja Rehan kembali menamparnya di sisi lainnya.

"Plak."

"Argh...sakit Rehan," rintih Clara saat Rehan menjambak rambut gadis ini sehingga mendongak ke belakang. Salah betul Clara memohon pada Rehan padahal Ia sudah tau bahwa Rehan tidak akan pernah memaafkannya sebelum Ia menyiksa gadis ini.

"Bagaimana baby? apakah sakit?" tanya Rehan menyunggingkan sebelah senyum seringainya.

Rehan kemudian menarik rambut Clara hingga ke kamar gadis ini lalu mengunci pintunya.

"Permainan kita belum berakhir," ucap Rehan pada Clara sudah penuh dengan air mata, kedua pipinya terasa perih. Sekarang Rehan mengeluarkan benda yang sangat-sangat ditakuti oleh Clara.

"Aku mohon jangan Rehan please jangan," pinta Clara merintih, Rehan menggunakan cambuk dan mulai memukul bokong dan bagian belakang tubuh Clara sedangkan tangan yang satunya Ia gunakan untuk menyiksa bagian sensitif tubuh Clara baik yang di atas maupun yang di bawah.

****

Tbc

Thanks

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 185

    Happy ReadingMatahari bersinar hangat di Zurich siang itu. Setelah berminggu-minggu penuh perjuangan, cemas, dan harapan, kini semuanya terbayar dengan manis. Nara sudah sepenuhnya pulih berkat pengobatan terbaik di Swiss. Wajahnya berseri, matanya bersinar penuh semangat yang baru, dan tawa kecilnya yang khas kembali memenuhi rumah.Hari itu, mereka semua berkumpul di halaman belakang villa kecil yang mereka sewa selama di Swiss. Sebuah perayaan kecil diadakan untuk merayakan kesembuhan Nara, keberhasilan Aiden dan Alea dalam ujian semester mereka, dan rencana besar yang mulai membentuk masa depan keluarga mereka.Alea berlarian kecil di taman, tertawa saat Aiden mengejarnya dalam permainan ringan mereka. Sesekali, Aiden dengan nakalnya mencolek pinggang Alea, membuat gadis itu berteriak geli sambil berusaha melarikan diri.Di bawah pohon apel yang rindang, Nara duduk di kursi rotan sambil menikmati teh hangat. Rehan duduk di sampingnya, menggenggam tangan istrinya dengan lembut, se

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 184

    Happy ReadingPagi yang cerah di Zurich terasa begitu sempurna. Aiden, yang biasanya serius dan terkadang terlihat sangat sibuk dengan pekerjaan dan urusan lainnya, tampak lebih santai hari ini. Setelah menikmati sarapan bersama Alea dan Nara, serta mendengarkan rencana liburan mereka yang semakin menyenangkan, Aiden merasa ada sesuatu yang ingin dia bicarakan.Nara, yang sedang mempersiapkan diri untuk pergi berbelanja dengan Alea, duduk di kursi ruang tamu, memandangi pemandangan luar jendela yang indah. Rehan, yang sedang mengatur jadwal pertemuannya lewat telepon, terlihat sibuk dengan pekerjaannya, namun tetap mencuri waktu untuk berbicara dengan keluarga.Aiden menatap Nara dan Rehan, dengan niat untuk meminta sesuatu yang cukup besar. Melihat momen yang pas, dia mengambil napas panjang dan akhirnya berkata, "Mami, papi, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."Nara yang baru saja selesai memeriksa ponselnya, menoleh dan tersenyum pada Aiden. "Ada apa, Nak? Kamu kelihatan serius,"

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 183

    Happy ReadingMinggu pertama liburan mereka di Swiss dimulai dengan suasana yang penuh kebahagiaan. Setelah ujian semester selesai dan kabar baik tentang pemulihan Nara yang semakin membaik, Aiden, Alea, Nara, dan Rehan memutuskan untuk menikmati liburan panjang di negeri yang terkenal dengan pegunungannya yang megah dan pemandangan yang menakjubkan ini. Mereka memutuskan untuk menjelajahi keindahan alam Swiss, menikmati kebersamaan mereka setelah melewati banyak tantangan.Pagi itu, mereka tiba di Zurich, kota terbesar di Swiss, dan langsung disambut dengan cuaca yang cerah dan udara segar yang begitu menyegarkan. Rehan, yang selalu merencanakan setiap perjalanan dengan teliti, memesan penginapan di sebuah hotel mewah yang terletak di tengah kota, dekat dengan banyak tempat wisata terkenal. Setelah check-in dan beristirahat sejenak, mereka semua berkumpul untuk merencanakan petualangan mereka hari itu."Bagaimana kalau kita mulai dengan jalan-jalan di sekitar Zurich dulu?" Rehan meng

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 182

    Happy ReadingAiden dan Alea duduk bersama di meja belajar, keduanya sangat fokus pada buku-buku mereka. Meskipun ujian semester sudah semakin dekat, mereka tidak bisa mengabaikan kabar bahagia yang baru saja mereka terima. Nara, yang sempat terbaring lemah di rumah sakit, kini mulai pulih berkat perawatan yang diterima di Swiss. Kabar ini membuat hati mereka sangat lega. Sejak mengetahui kondisi Nara membaik, mereka merasa seolah-olah beban yang ada di pundak mereka sedikit berkurang."Alea, kamu dengar kabar tentang Nara kan?" Aiden memecah keheningan sambil memandang wajah Alea, yang tampak lebih ceria dari biasanya.Alea mengangguk sambil tersenyum lebar. "Iya, aku senang sekali mendengar bahwa Mami Nara mulai pulih. Aku bahkan tidak sabar untuk bisa bertemu dengan dia lagi. Mami Nara benar-benar wanita yang kuat, Aiden. Aku percaya dia akan kembali sehat seperti sediakala."Aiden mengangguk, matanya tampak penuh dengan kehangatan. "Aku juga merasa lega mendengarnya. Setelah semua

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 181

    Happy ReadingSetelah keputusan untuk membawa Nara ke Swiss, perjalanan pengobatan dimulai dengan penuh harapan. Nara, yang sebelumnya sangat terpuruk karena kondisinya, kini merasakan sedikit perubahan positif berkat pengobatan yang intensif dan tepat sasaran. Di bawah pengawasan dokter ahli di salah satu rumah sakit terkemuka di Zurich, setiap hari menjadi langkah kecil menuju kesembuhan.Rehan, yang selama ini setia menemani Nara, merasakan betapa beratnya perasaan sang istri, tetapi ia tidak pernah menunjukkan kelelahan atau keputusasaan. Ia selalu berusaha memberikan dukungan terbaik untuk Nara, bahkan ketika terkadang dirinya sendiri merasakan kelelahan luar biasa. Namun, melihat Nara perlahan mulai pulih membuat hatinya tenang. Proses pemulihan Nara tidak hanya mempengaruhi tubuhnya, tetapi juga hatinya. Sinar kebahagiaan kembali menerangi wajahnya, meski masih ada sisa-sisa kelelahan yang harus dihadapi.Hari-hari di Swiss bagi Rehan dan Nara terasa sangat berbeda. Di tengah k

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 180

    Happy ReadingHari-hari menjelang ujian semester semakin dekat, dan Aiden serta Alea semakin sibuk mempersiapkan diri. Meskipun banyak hal yang mereka hadapi dalam kehidupan pribadi, mereka tetap berfokus pada tujuan yang lebih besar—menyelesaikan ujian dengan hasil yang memuaskan. Alea, yang sudah beberapa kali terlibat dalam berbagai olimpiade, tahu betul bahwa persiapan yang matang adalah kunci. Sementara itu, Aiden, meskipun tertekan dengan keadaan keluarganya, tetap berusaha keras untuk belajar dan berfokus pada ujian.Setiap pagi, Aiden selalu menjemput Alea dengan mobil sport kesayangannya. Mobil itu, yang biasanya menjadi simbol kemewahan dan kesuksesan, kini menjadi alat untuk mendekatkan mereka berdua. Aiden tidak hanya mengandalkan mobilnya untuk mengantar Alea, tetapi juga untuk memberikan kesempatan bagi mereka untuk berbicara lebih banyak, bertukar pikiran, dan saling mendukung.“Alea, siap untuk belajar?” tanya Aiden sambil tersenyum, mengingatkan Alea tentang hari yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status