Inicio / Fantasi / QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan / Bab 7: Darah dan Formasi

Compartir

Bab 7: Darah dan Formasi

Autor: Just B
last update Última actualización: 2025-06-20 18:18:57

Hari ketiga Festival Gunung Xuan. Setelah kompetisi alkemis yang menggemparkan, kini perhatian semua sekte tertuju pada arena duel murid inti — ajang yang akan menguji kekuatan nyata para calon pewaris sekte. Suara genderang besar menggema dari puncak Gunung Xuan, menandai dimulainya duel.

Salah satu nama yang menarik perhatian banyak pihak adalah: Wu Xuan – Sekte Langit Timur.

Tingkat Kultivasi Wu Xuan: Alam Dasar Qi – Tahap 5

Status: Juara Kompetisi Alkemis Perunggu, Pewaris Warisan Qi Kuno

Di antara kerumunan, banyak mata dari sekte lain memperhatikannya. Beberapa penasaran, beberapa meremehkan, dan sebagian… menganggapnya ancaman.

Babak penyisihan pertama mempertemukan Wu Xuan dengan murid dari Sekte Pilar Es — Zhang Yue (Tingkat Kultivasi: Alam Qi Murni – Tahap 1). Dikenal sebagai pendekar es yang dapat membekukan meridian lawan dengan satu serangan.

“Menyerahlah sebelum aku membekukan darahmu, bocah,” ucap Zhang Yue saat memasuki arena.

Wu Xuan hanya mengangkat tangan. “Biar kekuatan yang bicara.”

Wasit memberi tanda. Duel dimulai.

Zhang Yue langsung melepaskan tombak es murni dari tangan kirinya. Hawa dingin menyebar, menghancurkan batu di bawah kaki. Namun Wu Xuan memutar tubuh dan melepaskan gelombang Qi ungu kehitaman. Pilar Darah Pembersih aktif, membungkus tubuhnya dengan lapisan pelindung tebal.

Tombak es pecah di udara.

Zhang Yue melompat ke udara dan membentuk salib es, namun sebelum ia sempat melemparkannya—

BOOM!

Segel Naga Dalam meledak dari bawah kaki Zhang, menjatuhkannya ke tanah. Wu Xuan melesat ke depan, meninju dengan Qi berbentuk naga membungkus lengannya.

Serangan langsung ke dada lawan, menghancurkan formasi pelindung. Zhang Yue terlempar keluar arena.

“Pemenangnya: Wu Xuan!”

Kemenangan mengejutkan itu membuat banyak murid sekte lain mulai memasukkan nama Wu Xuan ke daftar ancaman.

Salah satu dari mereka, Lin Feng dari Sekte Api Perak (Tingkat Kultivasi: Alam Qi Murni – Tahap 3), memperhatikan dari kejauhan.

“Qi-nya... meresap ke dalam serangan lawan dan mengurai struktur teknik mereka. Itu bukan teknik biasa.”

Di sisi lain, Qian Ruo dari Sekte Pilar Obat Langit mengangguk tipis. “Kekuatan yang dibentuk oleh harmoni tubuh dan warisan naga. Tidak bisa dipalsukan.”

Di belakang panggung, Wu Xuan menarik napas dalam. Tubuhnya mulai terasa penuh. Qi Kuno-nya tak hanya berputar cepat, tapi mulai memadat di tengah dantiannya.

Pilar Ketiga — Pilar Naga Dalam: Aktif!

Tingkat Kultivasi Wu Xuan: Alam Dasar Qi – Tahap 6

Ia duduk bersila dan mulai menyerap energi spiritual di udara. Aura tubuhnya semakin pekat. Beberapa murid melewati tempat itu dan tertegun melihat aura naga samar muncul di belakang tubuh Wu Xuan.

Bai Zhong yang memperhatikannya dari kejauhan hanya tersenyum. “Dia akan menembus Alam Qi Murni dalam waktu singkat…”

Sore hari, ujian formasi dimulai.

Peserta dikirim ke dalam ruang ilusi: Hutan Formasi Seribu Cermin — tempat yang mencerminkan kelemahan jiwa dan kekuatan niat. Ujian ini bukan tentang kekuatan fisik, tapi ketahanan mental dan penguasaan formasi dasar.

Wu Xuan masuk ke dalam sendirian. Begitu pintu ditutup, ia berdiri di tengah kabut cermin. Ribuan bayangan dirinya muncul dari segala arah — masing-masing mencerminkan keraguan, kemarahan, ketakutan, dan penyesalan.

“Kenapa kau hidup jika tak bisa melindungi ibumu?” tanya salah satu bayangan.

“Kau hanyalah beban sekte,” sindir yang lain.

Namun Wu Xuan tak goyah. Ia membentuk formasi dasar Segel Inti Jiwa, memfokuskan Qi Kuno ke jantung pikirannya. Aura naga menderu di dalam kesadarannya, menghancurkan cermin satu per satu.

Setelah dua jam, ia muncul dari ruang ujian lebih cepat dari peserta lain.

Pengawas, Master Tian Zhu dari Sekte Taman Bintang (Alam Inti Roh – Tahap 8), menatap catatan kristalnya. “Waktu: 2 jam 11 menit. Stabilitas Formasi: 91%. Rekor baru dalam dua dekade terakhir…”

Malam harinya, para tetua aliansi berkumpul di dalam menara kristal utama.

Master Gonglie (Alam Roh Dewa – Tahap 1) duduk di singgasananya, menatap ke arah para utusan.

“Kita memiliki beberapa nama menarik tahun ini,” katanya. “Qian Ruo. Lin Feng. Wu Xuan.”

Beberapa tetua dari sekte besar mengangguk setuju.

Namun seorang tetua berjubah hitam — utusan rahasia dari Sekte Darah Malam — menyempilkan komentar:

“Qi Kuno itu… jika tak dikendalikan, bisa membuka Gerbang Dosa. Kita harus hati-hati.”

Master Gonglie menatapnya. “Atau justru… dia adalah harapan terakhir dunia kita.”

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Comentarios (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin seru
VER TODOS LOS COMENTARIOS

Último capítulo

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 117 – Jejak Bayangan di Balik Retakan Spiral

    Suasana di dalam Dimensi Spiral Qi semakin mencekam. Retakan-retakan bercahaya di langit menyerupai guratan petir yang membelah ruang, seakan dimensi itu sudah tidak mampu menahan beban benturan dua aliran Qi yang bertolak belakang: Qi Tanpa Bentuk yang diwarisi Wu Yao, dan Qi Sintetis yang dipaksa melebur dalam tubuh Ran Zhu.Aura dari kedua sumber kekuatan itu saling menekan, menciptakan badai energi yang membuat para peserta lain kesulitan bahkan untuk bernapas.“Kalau terus begini... kita semua akan hancur bersama dimensi ini,” gumam Liang Sheng (Alam Inti Roh puncak) dari Sekte Pedang Surya, wajahnya pucat.Wu Yao berdiri di tengah pusaran energi, tubuhnya bergetar hebat. Dalam dirinya, Qi Tanpa Bentuk beresonansi dengan retakan ruang, memanggil sesuatu yang lebih dalam—sebuah ambang batas menuju Alam Jiwa Langit. Tapi setiap kali ia mencoba mengendalikannya, energi itu terasa liar, menuntut pilihan yang bisa merenggut nyawanya bila salah langkah.Di sisi lain, Ran Zhu tampak sem

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 116 – Gerbang Spiral Terdalam

    Cahaya perak yang muncul di langit Spiral Qi tidak segera lenyap. Semakin lama, lingkaran itu membesar, memperlihatkan bayangan menara kuno yang dipenuhi ukiran simbol-simbol tak dikenal. Aura kuno menyebar, menekan jiwa setiap orang yang memandangnya.Wu Yao merasakan jantungnya berdegup keras. Aura itu tidak hanya menggetarkan roh, tapi juga menyeret Inti Roh-nya ke arah yang sama. Seakan ada sesuatu di dalam menara itu yang memanggilnya.> “Inikah warisan sejati yang disebut dalam catatan kuno…? Atau jebakan yang ditinggalkan dewa untuk menguji kita?”---Suara Para TetuaElder Mo Tian dari Jiwa Alir menatap ke atas dengan wajah serius. “Itu jelas warisan dimensi Spiral. Tapi kenapa ia muncul sekarang, setelah pertarungan besar?”Elder Danxu dari Tungku Langit Suci tersenyum samar. “Bisa jadi, kemunculannya dipicu oleh benturan Qi Tanpa Bentuk dan Qi sintetis. Dua jalur berbeda memaksa warisan kuno menampakkan diri.”Elder Jian Luo dari Pedang Surya menggenggam pedangnya erat. “Apa

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 115 – Bayangan yang Tersisa

    Langit Spiral Qi kini redup, seakan baru saja melewati badai besar. Retakan yang tadinya hampir menelan seluruh ruang, kini tampak seperti luka membeku di udara: tidak meluas, namun belum juga sembuh. Energi liar masih bergelora di celah-celahnya, mengeluarkan suara lirih yang membuat jiwa bergetar.Di tanah yang retak, para murid sekte tergeletak dalam lingkaran luka dan lelah. Beberapa masih berusaha duduk bersila, memulihkan diri dengan pil, sementara yang lain terdiam dalam ketakutan. Pertarungan barusan bukan hanya ujian fisik, tapi juga benturan batin yang menyisakan trauma.Wu Yao duduk bersila di pusat arena. Napasnya berat, namun matanya menatap lurus ke depan dengan tenang. Inti Roh di tubuhnya berdenyut pelan, seperti naga yang menunggu untuk bangkit.> “Aku belum menembus Jiwa Langit… tapi fondasiku kini lebih kokoh. Jalan yang kupilih jelas. Jalan menyeimbangkan dunia.”---Ketenangan PalsuTetua dari Sekte Jiwa Alir, Mo Tian, melangkah ke depan. Ia menatap Wu Yao dengan

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 114 – Riak Retakan Dunia Spiral

    Kegelapan pekat meliputi dunia Spiral Qi. Retakan yang semula hanya garis halus di langit kini menjalar bagaikan sarang laba-laba, memancarkan kilatan cahaya keperakan yang menekan jiwa setiap orang yang melihatnya. Suara gemuruh menyerupai teriakan ribuan jiwa terdengar samar, seakan dimensi ini bukan sekadar ruang buatan, melainkan penjara kuno yang menyimpan rahasia besar.Wu Yao berdiri dengan napas berat. Tubuhnya dipenuhi luka terbakar Qi sintetis Ran Zhu, namun matanya masih menyala dengan determinasi yang tak tergoyahkan. Inti Roh di dalam tubuhnya bergetar keras, seolah hendak meledak."Apakah ini saatnya aku menembus Jiwa Langit…?" gumamnya lirih.Qi Tanpa Bentuk yang diwariskan Wu Xuan berputar liar di meridian tubuhnya, menolak, menekan, dan pada akhirnya menyatu dengan Qi Inti Roh miliknya. Sebuah badai kecil terbentuk di sekeliling Wu Yao, membuat para murid sekte lain terhuyung mundur dengan wajah pucat.---⚔️ Ran Zhu: Kehilangan KendaliRan Zhu berdiri tak jauh dariny

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 113 – Luka Jiwa, Bayangan di Celah

    Langit Spiral Qi kembali tenang, namun suasananya bukanlah kedamaian, melainkan keheningan penuh tekanan. Retakan-retakan besar masih menggantung di udara, seolah-olah cermin dunia bisa pecah kapan saja. Cahaya redup yang sebelumnya membanjiri dimensi itu kini berganti warna kelabu pucat. Di tengah ruang kosong, Wu Yao berlutut dengan napas terengah, darah menetes dari mulutnya, dan aura Jiwa Langit yang baru lahir masih bergetar tidak stabil. “Wu Yao!” Li Qing dan Bai Sheng segera melesat menghampiri, menahan tubuh pemuda itu. Yan Mei buru-buru mengeluarkan pil penyembuh dari tungkunya, meski tangannya gemetar. “Cepat, telan ini!” Wu Yao tersenyum tipis, meski wajahnya pucat. “Tidak perlu terlalu khawatir. Luka tubuhku bisa sembuh dengan pil. Tapi luka jiwaku… itu harga yang sudah kupilih.” Yan Mei tertegun, matanya berkaca-kaca. “Luka jiwa…? Wu Yao, kau… benar-benar mengambil jalan itu?” Wu Yao mengangguk pelan, matanya menatap retakan di langit. “Kalau aku memilih jalan lain,

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 112 – Retakan Spiral, Jalan yang Terpilih

    Langit dimensi Spiral Qi yang semula biru pekat berkilauan kini berguncang hebat, seperti permukaan cermin yang retak satu demi satu. Setiap retakan memancarkan cahaya keperakan yang menembus ruang, mengiris aliran Qi di udara. Getaran itu membuat banyak peserta yang masih berjuang di medan bawah berjatuhan, tubuh mereka bergetar hebat karena tidak mampu menahan tekanan. “Retakan dimensi… ini buruk sekali,” gumam Elder Mei Lan dari Sekte Tungku Langit Suci. Wajahnya pucat, kedua tangannya terulur untuk membentuk penghalang pil spiritual, melindungi murid-murid yang ada di bawah pengawasannya. “Jika Spiral Qi runtuh, kita semua akan terseret ke dalam kehampaan.” Di tengah pusat retakan, dua sosok berdiri saling berhadapan. Wu Yao dengan napasnya yang berat namun tegak, tubuhnya diliputi aura Qi yang bergetar tak terkendali. Di sisi lain, Ran Zhu, dengan mata merah darah, tubuhnya penuh retakan halus yang bersinar kehijauan seperti kristal pecah—tanda bahwa tubuh eksperimen sintetisny

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status