Beranda / Thriller / Qolbu Quddus / Chapter 5 Target Pembunuhan

Share

Chapter 5 Target Pembunuhan

Penulis: aries23
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-24 10:51:16

Sesampainya di rumah Ardian, Safira dan Abbas bergegas memasuki rumah tersebut. Keduanya segera memeriksa kamar demi kamar dan disudut ruangan.

Abbas membuka sebuah ruangan dan menemukan beberapa map, dan Safira menemukan pistol, jas hitam, sepatu hitam dan kaca mata hitam. Safira segera memungutnya sebagai barang bukti dan keluar dari kamar tersebut.

“Saya menemukan beberapa map, beberapa foto yang dilingkari merah, kemungkinan ini adalah musuhnya yang harus disingkirkan….” jelas Abbas.

“Bagus….” imbuh Safira.

“Termasuk dirimu….” Abbas menatap Safira dingin. Safira mengerutkan keningnya bingung.

“Foto kau ada disalah satu foto yang dilingkari dengan tinta merah…. Mungkin kau juga target pembunuhan….” jelas Abbas. Belum sempat Safira mencerna perkataan Abbas, mereka sudah mendengar seperti ledakkan dan seperti bunyi alarm.

“Disini ada bom….” teriak Abbas menarik Safira keluar dari rumah tersebut. Mereka berlari sekuat tenaga, sesaat mereka sudah keluar, rumah Ardian pun meledak membuat keduanya harus terpelanting jauh menghindari percikan api.

Keduanya berusaha berdiri, saat merasa telah selamat dan menatap diam api yang membakar rumah Ardian.

“Seperti dugaanmu, seseorang akan berusaha menghilangkan barang bukti….” cetus Safira dingin, menatap nanar api yang berkobar tersebut.

“Untung saja kita masih bisa selamat…. Jika tidak, maka semua barang bukti bersama kita ini akan musnah begitu saja bersamaan dengan kita juga….”

“Anggap saja ini keberuntungan bagi kita, masih dikasi hidup….” jawab Safira meninggalkan Abbas. Namun saat hendak mendekati mobil, Abbas segera menarik tubuh Safira menjauh dari mobil yang tiba-tiba meledak, hingga tubuh keduanya menghantam aspal.

“Terima kasih….” ucap Safira segera berdiri, dan membantu Abbas yang meringis berdiri.

“Sepertinya tidak hanya barang bukti yang hendak mereka hilangkan, tapi juga nyawa kita….” Safira melenguh kasar.

“Resiko bagi seorang polisi dan mata-mata yang hendak mengungkapkan kasus…. Selalu saja ada rintangan dan seseorang yang membenci….” jawab Abbas.

“Terpaksa pulang harus jalan kaki….” Safira melangkah dengan wajah kesal.

“Jangan terburu-buru, kita harus berhati-hati dengan sekitar kita…. Mana tahu orang yang ingin menghilangkan barang bukti dan ingin membunuh kita ada disini….” peringat Abbas membuat Safira menjadi siaga.

Abbas meraih ponselnya dari saku celana dan menelpon seseorang, dan tidak lama kemudian sebuah mobil menghampirinya.

“Mobil siapa?” tanya Safira saat melihat mobil mendekati mereka. Saat itu Safira berada diposisi siap siaga jika diperlukan untuk menyerang.

“Dari kantor, saya sudah menelpon orang kantor untuk menjemput kita….” terang Abbas. Keduanya langsung masuk kedalam mobil.

“Kenapa tidak Ridho yang menjemput?” tanya Abbas kepada rekan polisinya yang menyetir.

“Dia sedang sibuk….” jawab Kevin sekenanya.

“Tapi dia bilang kepadaku, dia yang menjemput….” ujar Abbas melirik kearah rekannya heran.

“Ridho yang menyuruh saya menjemputmu kapten….” jawab Kevin. Abbas hanya menganguk dan keduanya saling mengobrol satu sama lain, sedangkan Safira sibuk dengan handphonenya.

“Kita mau kemana?” tanya Abbas heran saat melihat mobil yang mereka tumpangi tidak mengarah ke jalan kantor polisi. Kevin hanya diam dan mengas mobil dengan kecepatan tingi.

“Apa yang sedang kau lakukan? Kita bisa menabrak orang….” tegur Abbas heran melihat gelagat Kevin yang mulai mencurigakan.

Sedangkan Safira mulai merasakan ketidakberesan. Belum sempat berpikir hendak bertindak, Kevin membuka jendela mobil dan melompat keluar dari dalam mobil yang melaju kencang.

Sedangkan Abbas berusaha tenang mengambil kendali menyetir mobil yang mulai oleng.

“Rem nya blong….” pekik Abbas membuat Safira kesal. Abbas berusaha menginjak rem, dan berusaha mengendalikan laju mobil.

 Tidak lama kemudian mobil tersebut menabrak tiang listrik, mobil tersebut terjatuh disemak-semak samping jalan dan seketika meledak. Seseorang tersenyum puas menyaksikan mobil yang ditumpangi oleh Abbas dan Safira meledak. Lalu pria yang berkaca mata hitam tersebut memasuki mobil dan menelpon seseorang.

“Barang bukti dan target sudah berhasil dilumpuhkan….”

“Bagus….” jawab seorang pria yang sedang berdiri didepan jendela ruang kerjanya, dengan memakai kacamata hitam, dan satu tangannya dimasukkan kedalam kanton celananya.

Dua minggu kemudian….

“Selamat anda di bebaskan….” ucap seorang polisi tersenyum membuka pintu jeruji.

“Terima kasih sudah bekerja keras untuk mengeluarkanku….” balas Ardian tersenyum menepuk pundak sang polisi perlahan. Polisi tersebut hanya tersenyum menanggapi perkataan Ardian.

“Berhati-hatilah, jangan sempat anda tertangkap lagi….” peringat sang polisi, sedangkan Ardian hanya melambaikan tangan perpisahan meninggalkan sang polisi.

Disisi lain Safira dan Abbas harus meratapi nasibnya yang harus terjebak disebuah perkampungan yang jauh dari keramaian, secara terpisah.

Safira merenung duduk diteras rumah seorang warga yang menemukannya tidak sadarkan diri saat terjadinya tragedi mobil mereka meledak.

“Apakah adek baik-baik saja? Bagaimana keadaan kepalanya?’ tanya seorang bapak dan seorang pria yang seumuran dengannya. Keduanya hendak masuk kerumah dan baru saja pulang dari kebun.

Safira hanya tersenyum tipis, “Sudah mendingan pak…” jawabnya tersenyum, walaupun kepalanya masih merasakan nyeri.

“Ayo masuk nak, kita makan ubi bareng. Bapak bawa banyak ubi dan sayur untuk dimakan nanti….” jelas sang bapak dengan ramah. Safira tersenyum mengikuti langkah sang bapak dalam rumah.

Saat sudah didalam rumah, Safira membantu sang ibu memotong ubi yang mau digoreng, sedangkan sang bapak dan anaknya sedang membersihkan diri dibelakang rumah.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Qolbu Quddus   Chapter 46 Lukisan

    Safira menghela napas lelah membaca bait demi bait tulisan diary tersebut. Safira menutup laptopnya, dan segera keluar dari kamarnya. “Mau kemana?” hadang Safira saat melihat Fikri keluar dari kamarnya. “Bukan urusanmu.” jawabnya acuh. “Akan memanaskan motor,” ucap Safira meninggalkan Fikri yang hanya bisa mendengus sebal. Dia harus bisa menghindari Safira, dia tidak ingin terlalu dekat dengan wanita itu. Fikri tidak ingin masalalu nya terulang lagi. Bukankah menjaga lebih baik dari pada merusak. Fikri melangkah keluar dan dilihatnya Safira sedang memanaskan motornya. Fikri mendekati Safira, dengan kasar merampas kunci motor dan segera hendak menaiki motor tersebut, namun dengan gerakan gesit, Safira menarik baju Fikri. “Kau tidak akan bisa pergi tanpa diriku. Apa kau ingin disiksa terus oleh ibumu? Apa kau sangat suka ya disiksa oleh ibumu?” ujar Safira ketus. “Bukan urusanmu.” jawab Fikri dingin. “Akan jadi urusanku jika menyangkut dirimu. Apalagi aku sudah ditugaskan untuk

  • Qolbu Quddus   Chapter 46 Rekaman Cctv

    “Bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya Safira disebrang telepon.“Silahkan….” jawab Abbas.“Boleh aku minta alamat rumah bu Zivana Azzahra Alfathunissa Hidayatullah?”“Akan saya kirimkan…..” jawab Abbas. Saat sudah mendapatkan alamat Zivana, Safira segera keluar dari rumah pribadi Fikri. Motornya berhenti disebuah rumah dan mengetuk pintu rumah tersebut. Seorang wanita keluar membukakan pintu.“Maaf, bolehkah saya bertemu dengan bu Zivana Azzahra Alfathunissa Hidayatullah?” tanya Safira ramah.“Maaf bu Zivana tidak ada dirumah…. Bu Zivana belum pulang.” jawab sang Art.“Kapan ya pulangnya?”“Mungkin sore ini, kalau tidak lembur….”“Bolehkah saya masuk dan menunggu bu Zivana? Saya ingin sekali bertemu dengannya.” sang Art hanya menganguk perlahan dan menyilahkan Safira masuk. Sesaat setelah masuk, sang Art nampak menelpon seseorang. Safira mengamati seluruh ruangan tersebut. Dia melihat foto keluarga, Safira mengamati foto tersebut dengan seksama. Safira duduk disofa panjang. Tak lama

  • Qolbu Quddus   Bab 150 Pengajuan Banding

    "Maksud Anda apa berbicara seperti itu? Anda meragukan pengkapan yang kami lakukan? Kau iri? Sudah tidak percaya lagi oleh pak Haikal?" Alfa tersenyum menyeringai. "Saya tahu, ini semua rencanamu untuk mengetahui isu kalian tentang berita Taqy Shafiullah. Bau busuk rencana sudah tercium kok, hanya menunggu waktu kehancuran kalian saja...." ucap Safira dengan dingin. "Bilang saja kau memihak pada teroris ini. Jika iya, itu sama saja kau membela para teroris. Itu sama saja kau berpihak pada kejahatan dan kau memberi kesempatan bagi para teroris membunuh dan menyebarkan teror lagi....""Jika iya memangnya kenapa? Kau takut seorang Safira Ramadhani berpihak pada teroris? Jika aku ikut menyelesaikan kasus ini, sudah pastikan kau kalah, Alfarezel Arfan.... Kesempatan mu untuk menang hanya sedikit.... Jangan sampai saya turun tangan menangani kasus ini Fa...." Safira tersenyum sinis. Saat melewati Alfa, Safira sengaja menyenggol lengan Alfa dengan kasar. Alfa tampak geram, meninggalkan sel

  • Qolbu Quddus   Bab 149 Mengadu domba

    "Saat itu Reyhan di ancam saat melakukan pemberontakan karena apa yang dituduhkan para polisi itu tidak lah benar...." jelas Alfariz. Safira hanya diam, terus saja mendengar apa yang di ceritakan oleh Alfariz. Pecakapan tersebut terekam kamera tersembunyi yang terpasang di baju nya."Kau, harus ikut kami dan mengakui bahwa kau adalah teroris.... Jika tidak, kau dan istrimu akan kami bunuh...." ancam Alfa menarik paksa Reyhan yang masih meronta melepaskan diri. Reyhan di dorong masuk ke dalam mobil tahanan. Mobil melaju meninggalkan rumah Reyhan. Tiga orang tidak ikut rombongan tersebut, kembali mendekati rumah Reyhan. Mengedor pintu yang terkunci, membuat istri Reyhan semakin panik di balik jendela saat mengintip suami nya di bawa polisi.Gedoran semakin kuat terdengar oleh istri Reyhan, dan berubah menjadi tendangan. Istri Reyhan hanya membeku berdiri membelakangi jendela. Jantung istri Reyhan sejenak terhenti, saat tiga polisi tersebut berhasil membuka pintu dan melepaskan beberapa k

  • Qolbu Quddus   Bab 148 Fitnah?

    Reyhan Aldhani perlahan keluar dari dalam kamar, sedangkan sang istri duduk dengan panik di atas ranjangnya. Saat keluar, Reyhan langsung di borgol oleh polisi. "Bapak kami tangkap...." ucap Alfa. "Apa salah saya pak? Saya tidak melakukan apa-apa yang bertentangan dengan hukum?" balas Reyhan meronta saat polisi memborgol nya. "Kamu telah melakukan tindakkan teroris.... Mengebom rumah makan X dan menewaskan banyak orang...." jelas Alfa mendorong kasar Reyhan keluar dari rumah nya. "Saya tidak melakukannya pak.... Bapak salah orang...." sanggah Reyhan tidak terima dengan tuduhan tersebut. "Tidak usah melawan dan tidak mengakui perbuatan mu.... Kau bisa membela diri saat di kantor polisi...." jelas Alfa menarik paksa Reyhan masuk ke dalam mobil. Sedangkan istri Reyhan mencoba menahan diri tidak keluar dari rumahnya, karena lebih menuruti perintah suaminya. Mobil tahanan tersebut pun meninggalkan rumah Reyhan. Sang istri hanya bisa menahan tangis saat di lihat nya mobil yang membawa s

  • Qolbu Quddus   Bab 147 Penangkapan

    "Kamu sudah mendengar berita yang sudah viral di TV kan?" tanya Haikal dengan dingin pada Alfarezel Arfan duduk di kursi depan Haikal."Saya sudah mendengarnya pak...." jawab Alfa. "Misi kali ini, kalian yang selesai kan.... Saya harap kalian bisa menyelesaikan nya dengan mudah...." jelas Haikal. "Siap pak.... Ngomong-ngomong kenapa tidak Safira saja yang menyelesaikan misi ini pak? Bukankan gadis itu adalah orang yang sangat bapak percayai?...." tanya Alfa dengan dingin. "Lakukan saja sesuai perintah.... Safira akan menyelesaikan kasus lainnya...." balas Haikal dengan tegas dan memerintahkan dengan satu jarinya untuk pergi dari ruangannya. Alfa pun keluar dari ruangan pak Haikal dan saat keluar berpapasan dengan Safira. Alfa menatap Safira tajam, "Sepertinya ada yang sudah tidak di percaya lagi menyelesaikan kasus besar...." sindir Alfa dengan senyum sinis. Safira menghela napas pendek. "Karena pak Haikal mungkin udah bosan dengan dia yang sok baik, dan menyelamatkan para tahana

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status