…..“Milady, apakah Anda baik-baik saja?” tanya Maylea khawatir.Ramainya tamu membuat Cleo kehilangan fokus dan tak sengaja menumpahkan tehnya. Untung saja pegawai butik sigap membantu membereskan kekacauan tersebut sebelum menarik atensi para tamu lebih jauh. Elena yang ikut khawatir mengoper sehelai sapu tangan bersih agar digunakan Cleo untuk mengeringkan tangan.“Aku… baik-baik saja,” jawab Cleo kurang meyakinkan. Ia menoleh ke sekeliling, seakan mencari sesuatu yang hilang. “Mungkin aku masih lelah. Biarkan aku sendiri dulu.”Cleo berjalan keluar dari ruang naratama menuju bagian butik yang sepi. Ia menggosok-gosok kedua sikunya, merasakan tubuhnya yang mengigil tanpa alasan. Cleo kembali menoleh ke sekeliling, mencari sesuatu yang lebih dari seminggu ini telah hilang dari pandangannya.“Lord Sander,” batin Cleo, tak kunjung merasa tenang. Layaknya kincir yang terkena angin, tanpa sadar Cleo membawa tubuhnya berputar mengelilingi ruangan. “Aku mencemaskannya.”Bahu Cleo menjungk
…..Dikarenakan sejumlah agenda dadakan yang tak mungkin dibatalkan, Sander gagal memenuhi permintaan Cleo untuk menemaninya pergi menghadiri undangan Mysie. Sebagai ganti, Sander menemui Lady Lucian secara pribadi untuk meminta wanita itu agar menyertai Cleo ke Ibu Kota. Meski kecewa, Cleo tak melayangkan protes panjang. Seiring bertambahnya usia pernikahan mereka, Cleo dan Sander memang mulai malas mendebatkan masalah-masalah sepele.“Milady, di mana pelayan Anda yang lain?” tanya Maylea saat mengetahui hanya Elena yang naik ke kereta.“Maksudmu Abby? Aku sengaja tidak membawanya pergi kali ini,” jawab Cleo sembari merapikan roknya agar tidak terlipat saat duduk. “Anak itu mengaku sedang tidak enak badan. Aku khawatir kondisinya bertambah buruk jika aku memaksanya ikut bersamaku.”“Oh, begitu rupanya.” Maylea tersenyum tipis kala Elena menyapanya dengan menganggukkan kepala. “Itu keputusan yang masuk akal.”Kereta rombongan Cleo bergerak meninggalkan manor. Kusir dengan lihai mengen
…..“Masalah apa yang membuat kening Anda berkerut sedemikian dalamnya, Lord Sander?” tanya Cleo sembari menempelkan punggungnya ke dada sang suami yang tengah gundah. “Tolong ceritakan kepada saya.”Rutinitas berendam bersama masih sering mereka lakukan meski sudah tidak bisa disebut lagi pasangan pengantin baru. Entah dihabiskan untuk mendiskusikan topik menarik, atau hanya melamun menatap langit-langit, berendam bersama nyatanya mampu mempertahankan kehangatan rumah tangga sebab momen ini merupakan kesempatan emas bagi mereka untuk berkomunikasi tanpa mendapatkan gangguan dari luar.“Parlemen Elinor kembali gaduh,” ujar Sander tak habis pikir. Sepulangnya dari Elinor, pria itu tampak sangat lelah, baik batin maupun fisik. “Para petinggi fraksi meragukan kebenaran akan asal-usul dari anak Selir Camille. Karena tidak adanya bukti, mereka khawatir anak itu bukan anak kandung Pangeran Alden.”“Tunggu dulu! Anak Selir Camille? Bukankah selir baru yang dibawa pangeran masih dalam keadaan
…..Empat tahun berlalu. Dorian kini berdiri di persimpangan sejarahnya.Lady Cleo Austin menjelma menjadi salah satu sosok paling berpengaruh dalam dunia sosialita. Setiap musim sosial, namanya senantiasa dikaitkan dengan pesta dansa termegah, perjamuan termewah, serta jaringan pertemanan yang merentang hingga ke luar negeri. Para utusan dari benua lain berlomba menghadiri undangannya, menyadari bahwa di balik tawa lembut sang nyonya rumah, tersimpan peluang untuk menanamkan pengaruh mereka di Dorian. Para wanita muda menirukan gaya berpakaiannya, sementara para pria terpikat pada kecakapan diplomasi yang dibungkus rapi dengan senyuman ramah.Di sisi lain, Duke Muda Sander Dorian tenggelam dalam urusan besar yang berbeda rupa. Megaproyek rel kereta uap—jalur besi panjang yang akan menghubungkan Dorian dengan berbagai wilayah di Benua Utama—akhirnya mulai dibangun setelah lima tahun penuh kerja keras. Proyek bernilai fantastis itu berhasil diwujudkan berkat sokongan dana dari bangsawa
…..Lampu-lampu minyak berlapis kaca mulai dinyalakan, memandikan area perkemahan bangsawan dalam cahaya keemasan yang temaram. Tenda Keluarga Dorian menjadi salah satu pusat perhatian. Seperti lazimnya protokol sosial bangsawan, keluarga yang berada di bawah strata mereka akan mampir untuk memberikan salam, sementara Sander dan Cleo hanya diwajibkan mengunjungi tenda Keluarga Kerajaan.Malam itu, arus tamu datang silih berganti. Para pelayan bergerak lincah menyuguhkan anggur, teh, dan kudapan ringan. Hingga sebuah pengumuman dari pengawal di luar tenda menarik perhatian Cleo.“Marquess Alex Ronan dan Marchioness Mysie Ronan.”Cleo yang tengah duduk anggun di kursi rendah berhias bantalan beludru segera bangkit. Senyumnya merekah begitu melihat sosok sahabat lamanya.Alex Ronan, pria berperawakan gempal yang padat oleh otot, memberikan hormat pada Sander. Seragam dinas Royal Guard-nya yang berwarna putih tampak mencolok malam itu. “Duke Muda Dorian, suatu kehormatan bisa bertamu di t
…..Festival Berburu Elinor dibuka dengan kemegahan yang jarang terlihat bahkan di musim sosial tersibuk. Raja Edward berdiri di atas panggung kayu, didampingi oleh Ratu Shopie dan beberapa bangsawan senior.“Selamat datang di Hutan Bossa,” ujar Raja Edward dengan nada hangat yang berwibawa. “Semoga festival ini membantu menguatkan tali persaudaraan di antara kita. Nikmatilah kemeriahan acara, hidangan terbaik, dan tentu saja—kompetisi yang akan kita kenang hingga musim gugur berikutnya.”Para bangsawan serentak menyambut akhir pidato sang raja dengan riuh tepuk tangan.Di kejauhan, Hutan Bosaa—yang membentang dari ujung barat Elinor hingga perbatasan Leander Dukedom—terlihat begitu memukau. Pohon-pohon tua menjulang tinggi, dedaunnya yang mulai menguning berkilau keemasan disapu cahaya matahari awal musim gugur. Tanah lapang di tepi hutannya telah dipenuhi puluhan tenda mewah yang didirikan berderet. Masing-masing tenda membawa ciri khas keluarga bangsawan pemiliknya, dari warna dan