….. Darah tampak keluar dari sudut bibir Koa ketika wanita itu dibaringkan ke atas ranjang. Black yang panik meminta kepala pelayannya untuk segera memanggilkan dokter keluarga mereka. Tak berselang lama, dokter tersebut akhirnya datang. Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, kabar tidak mengenakkan harus diterima oleh Black dan Keluarga Dorian. “Tulang rusuk Lady Koa patah dan menusuk organ dalamnya. Inilah yang menjadi alasan mengapa lady tidak berhenti memuntahkan darah. Ada bagian dari patahan tulang yang menusuk bagian paru-parunya,” jelas Dokter William kepada Black dan Duke Sander. Madam Cleo menggenggam erat tangan sang suami. Tubuhnya gemetar hebat. Matanya yang basah terus menatap Koa dari tepian ranjang. “Kalian bisa menolongnya bukan?” tanya Madam Cleo penuh harap. Koa memang bukanlah anak kandung Madam Cleo. Dan Madam Cleo akui, ia juga tidak begitu suka ketika anak ini berada di sekitarnya. Koa mengingatkan Madam Cleo pada wajah wanita jalang ‘tidak tahu diri’ yan
….. “Hal gila apa yang sudah kau lakukan Pangeran Nathaniel!” Tamparan keras mendarat di pipi Nathaniel ketika dirinya baru saja menginjakkan kaki di ruang kerja Raja Alden. Setelah rapat parlemen berakhir, ia diminta untuk datang kemari. Nathaniel tidak menyangka jika kedatangannya akan disambut dengan cara menyakitkan seperti ini. “Y-Yang Mulia…?” ujar Nathaniel terkejut, langsung menyentuh pipi kirinya yang kini terasa panas. “Insiden yang hampir menewaskan Lady Koa Dorian— Kau ikut terlibat bukan?” Mata Nathaniel membola. Gelagatnya berubah gugup walaupun hanya untuk sesaat. “Tentu saja tidak, Yang Mulia” seru Nathaniel menampik tuduhan raja. “Berhenti berbohong di hadapanku Pangeran Nathaniel! Ada saksi yang melihat pengawal pribadimu menyemprotkan sesuatu pada kuda milik Duke Leander. Membuat kuda itu mengamuk dan berunjung pada celakanya Lady Dorian.” ‘Jonas sialan! Padahal tugas yang kuberikan padanya sangat mudah. Kenapa bisa sampai ketahuan?’ batin Nathaniel jengkel.
….. Hiruk pikuk suara manusia dan denting pedang yang saling beradu membangunkan Koa dari alam mimpi. Kepalanya sontak terasa pening. Mungkin karena baru tertidur selama beberapa jam saja. Semalam Koa kesulitan memejamkan mata karena sibuk memikirkan nasib malangnya sebagai lady dari Dorian Dukedom. Menganalisa ulang segala keputusan yang telah diambil, Koa mengerti rencana ini tidak akan berjalan lancar begitu saja tanpa adanya hambatan. Koa hanya tidak menyangka, untuk berpisah dari Nathaniel saja ia harus dihadapkan pada insiden mengerikan seperti ini. Untung Koa masih bisa selamat meskipun harus merelakan beberapa tulang rusuknya patah. ‘Jika hari itu aku tidak selamat dan mati di dunia ini, ke mana jiwaku akan pergi?’ batin Koa penasaran. Adakah konsep surga dan neraka di dunia ini? Koa memutuskan untuk bangun. Ia keluar dari ranjang sembari membalut tubuhnya dengan selimut. Wanita itu terlihat meringis menahan sakit ketika tanpa sadar melakukan gerakan yang salah. Koa meman
.....Kedatangan Yona di mansion Keluarga Leander mengejutkan Koa yang tengah bersantai di atas ranjang. Gadis itu tiba-tiba saja muncul di depan pintu kamar tempat Koa dirawat dengan mata sembap. Tangis Yona seketika pecah saat berjalan cepat menghampiri sang tuan."Aku masih hidup," ujar Koa heran."L-lady?""Caramu menangis seperti sedang menangisi orang yang sudah mati. Jadi berhentilah. Ini membuatku tidak nyaman.""Maafkan saya." Yona segera mengambil napas dalam sebanyak tiga kali, berusaha menenangkan diri. "Bagaimana dengan luka Anda? Saya dengar karena saking parahnya dokter sampai angkat tangan.""Jauh lebih baik sekarang." Koa mengkode Yona untuk mengambilkannya segelas air. Belakangan ini tenggorokannya mudah sekali kering. "Oh ya, duchess— beliau sudah sehat?"Yona mengambilkan segelas air sesuai permintaan Koa. "Madam sudah sehat. Hanya saja Duke Sander masih melarang beliau untuk keluar rumah.""Syukurlah," ujar Koa tersenyum tipis. Ia mengembalikan gelas yang sudah kos
….. Dengan berat hati Alden meraih stempel resmi raja, kemudian mencetakkan tintanya pada surat pembatalan pertunangan yang diajukan oleh Koa Dorian. Desakkan yang datang dari pihak Keluarga Dorian serta protes ratusan rakyat Elinor di wilayah Leander membuat Alden tak memiliki kesempatan lagi untuk menunda keputusannya. “Padahal ini peluang yang bagus untuk menaikkan posisi keluarga Selir Camille,” ujar Alden frustrasi. Camille Agas atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Camille Elinor adalah selir ketiga Alden, ibu kandung dari Pangeran Nathaniel. Dikarenakan status keluarganya yang merupakan bangsawan rendah, Camille sering mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan dari para penghuni istana lain. Mencoba berbesan dengan Keluarga Dorian adalah salah satu usaha yang Alden lakukan untuk menaikkan derajat istri kesayangannya tersebut. “Antarkan ini ke Badan Sekretariat Negara sebelum dikirimkan ke kediaman Duke Sander Dorian,” seru Alden pada sekretaris pribadinya. “Baik Yang Muli
….. Lukisan besar yang dipajang di dinding belakang meja kerja Black menarik perhatian Koa. Sebuah lukisan berisi foto keluarga— mendiang Duke Carl, Madam Adelaine dan Black kecil. Ekspresi datar dari ketiganya tampak sama persis, begitu dingin dan menyeramkan. “Saya dengar, rumah kaca yang ada di depan sana milik Madam Adelaine.” Black yang tengah menyibukkan diri, membaca berkas-berkas pekerjaannya untuk hari ini seketika berhenti. “Kau suka dengan rumah kaca itu?” tanya Black memastikan. Koa menoleh ke arah Black. “Iya. Saya suka.” Untuk beberapa saat Black terdiam. “Kalau begitu, rumah kaca itu jadi milikmu sekarang,” usul Black tanpa ragu. “Lord? Tapi rumah kaca itu milik Madam Ade— “Beliau tidak akan kembali ke mansion ini lagi,” potong Black cepat. “Setelah mendiang duke meninggal, madam tidak mempunyai keinginan untuk tinggal di tempat ini.” Duke Carl Leander— ayah dari Black meninggal dunia ketika Black baru saja lulus dari Akademi Kerajaan. Sebagai satu-satunya keturu
….. “Lady, kita sudah sampai.” Sir Ethan membantu Koa turun dari kereta. Di depan pintu utama mansion milik Keluarga Dorian yang ada di ibukota, nampak Duke Sander beserta Madam Cleo dan para penghuni yang lain telah menunggu kedatangannya. Didampingi Yona dan Sir Ethan, Koa memberikan salam kepada semua orang. “Bagaimana perjalananmu?” tanya Duke Sander penuh perhatian. Koa tersenyum tipis. “Tentu saja sangat nyaman. Mereka menjaga saya dengan sangat baik.” Di tengah bincang-bincangnya bersama Duke Sander, Koa sesekali mencuri pandang ke arah Madam Cleo yang berdiri di belakang mereka. Mengetahui wanita itu lebih diam dibandingkan biasanya, Koa menjadi sedikit cemas. “Aku dengar, kau memilih tinggal sementara waktu di ibukota dikarenakan undangan Lady Otsana?” “Saya sudah berjanji akan hadir dalam acara pameran seni milik Lady Otsana. Tidak sopan jika saya membatalkannya, padahal saya sendiri yang menawarkan diri.” Keluarga Dorian dijadwalkan kembali ke Dorian Dukedom minggu i
….. Gaun mewah berbahan satin yang membalut tubuh Koa, ditambah lagi dengan cara berjalannya yang begitu anggun berhasil mengalihkan mata para pengunjung dari lukisan indah yang ada di hadapan mereka. Kehadiran Koa di Akademi Kerajaan sukses menyita perhatian banyak orang. “Kau sudah dengar?” “Tentang?” “Perselingkuhan Lady Dorian dan Duke Leander.” “Bukankah mereka baru menjalin hubungan setelah Lady Dorian membatalkan pertunangannya bersama Pangeran Nathaniel.” “Gosipnya mereka sudah menjalin hubungan bahkan sebelum Raja Alden secara resmi menyetujui pembatalan pertunangan yang ajukan Lady Dorian.” “Ah benar juga. Saat kompetisi berburu kemarin pun, Lady Dorian tidak menemani Pangeran Nathaniel dan malah datang bersama Duke Leander.” “Aneh bukan.” “Benar-benar memalukan.” Meski geram, Yona dan Sir Ethan terpaksa menutup mata dan telinga mereka. Sesaat sebelum masuk ke dalam, Koa memang sudah memberi peringatan kepada keduanya untuk diam dan mengabaikan ucapan orang-orang.