Share

PART 2

Penulis: Reinee
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-29 14:05:56

Aku baru saja keluar dari kamar mandi saat ponsel yang kuletakkan di atas nakas samping tempat tidur berbunyi. 

 

"Ya, Mas?" sapaku dengan sedikit malas. 

 

"Sudah sampai rumah, Dek?" tanya mas Alvin dari seberang.

 

"Sudah, Mas. Ini baru selesai mandi."

 

"Mas masih di jalan. Bentar lagi juga nyampe rumah. Oya, tadi biaya periksa bapak habis berapa? Aku baru saja telpon ibu katanya kamu yang bayarin?" 

 

"Oh, itu. Iya, Mas. Nggak apa-apa kok. Ya udah, mas nyetir aja dulu jangan sambil telponan ah, bahaya lho," ujarku mengingatkan.

 

"Nggak apa-apa, bentar lagi nyampe rumah kok. Ini udah masuk perumahan. Jadi berapa tadi habisnya, biar sampai rumah nanti mas langsung transfer, Dek."

 

"Udah nggak usah, Mas. Cuma berapa sih. Ya udah mas buruan pulang trus istirahat gih. Nanti aja telponannya."

 

Sejenak suasana hening. Lalu kemudian terdengar mas Alvin bicara lagi. 

 

"Kamu nggak apa-apa kan, Dek?" tanyanya, yang terdengar di telingaku sedikit aneh. 

 

"Nggak apa-apa tuh, Mas. Kenapa emangnya?"

 

"Enggak. Tadi nggak terjadi sesuatu kan di rumahku?" tanyanya lagi. Membuatku semakin berpikiran aneh. 

 

"Enggak tuh, Mas. Memangnya ada apa sih?" tanyaku justru penasaran. 

 

"Bener?"

 

"Iya, bener."

 

"Ya udah kalau gitu. Mas udah nyampe nih. Dah dulu ya? Nanti mas telpon lagi," katanya.

 

"Iya, Mas. Aku juga mau istirahat kok, Mas. Capek banget," ujarku kemudian. 

 

Entah kenapa aku sedikit malas malam ini berbincang lama dengan mas Alvin. Mungkin karena masih memikirkan peristiwa yang terjadi di rumahnya tadi. 

.

.

.

"Kamu kenapa, Na? Makan kok sambil ngelamun gitu?"

 

Ibu menyodorkan sepiring kecil buah ke arahku, sambil duduk di kursi sebelah.

 

"Enggak, Bu. Nggak apa-apa," sahutku.

 

Lalu kami pun terdiam, aku fokus pada makananku walaupun sebenarnya tidak. Sementara ibu menuangkan segelas air putih untukku. 

 

"Bu," panggilku.

 

"Ya?"

 

"Mmm ... kalau misalnya pernikahanku sama mas Alvin dibatalkan, kira-kira gimana?" tanyaku tiba-tiba. Aku bahkan tak percaya bisa menanyakan itu pada ibu. 

 

"Dibatalkan? Memangnya kenapa, Na? Kalian lagi ada masalah?" Dahi ibu berkerut parah.

 

"Enggak sih. Nggak ada."

 

"Nggak ada masalah kok mau dibatalkan? Jangan aneh-aneh kamu, Na. Ini tuh pernikahan, bukan permainan. Lagipula undangan udah 80 persen tersebar lho. Apa nanti kata orang-orang kalau sampai pernikahanmu batal? Muka bapak sama ibu mau ditaruh dimana coba?" kata ibu menjelaskan dengan tenang. Sementara aku menghembuskan nafas panjang.

 

"Ada masalah apa sih sebenarnya, Na? Coba cerita sama ibu."

 

"Nggak ada apa-apa kok, Bu. Dah lupakan saja deh," kataku kemudian. 

 

"Na, ujian pra pernikahan itu terkadang memang berat. Semua orang yang akan melangsungkan pernikahan pasti pernah mengalaminya. Ibu sama bapak dulu juga begitu. Kata orang-orang, menjelang pernikahan memang akan ada saja masalah yang membuat kita jadi ragu. Tapi semua itu harus dilewati. Karena itulah ujiannya."

 

"Kalau seandainya sudah berhasil melewati itu tapi pernikahannya tidak bahagia, Bu. Bagaimana?"

 

"Kamu dan Alvin sudah mengenal cukup lama. Ibu dan bapak juga sedikit banyak sudah mengenal calon suamimu. Menurut kami Alvin itu lelaki yang baik, nggak neko-neko. Dia juga sayang kan sama keluarganya. Dari situ bapak sama ibu bisa melihat bagaimana dia nanti akan bertanggung jawab pada keluarga kalian nanti. Lalu apa lagi yang kamu ragukan, Na? Apa ada sesuatu dari sifat Alvin yang kamu tidak suka?"

 

"Nggak sih, Bu. Ini bukan tentang mas Alvin."

 

"Kalau bukan tentang Alvin, lalu tentang apa?"

 

"Tentang .... ah sudahlah. Tidak penting, Bu," kataku akhirnya.

 

"Na, ibu bukannya ingin memaksa kamu harus menikah dengan Alvin. Tapi coba kamu pikir, Nak. Usia kamu sekarang sudah 28 tahun. Teman-teman sebayamu rata-rata sudah pada punya anak. Bahkan anak mereka sudah ada yang gede-gede. Ibu sama bapak kan juga pengen menikmati hari tua dengan tenang. Tinggal kamu lho, Na, satu-satunya anak kami yang belum menikah. Jadi, pikirkan lagi kalau kamu berniat ingin membatalkan pernihakanmu. Kamu juga tidak mau kan ada yang bertanya lagi kapan nikah? Katanya kamu capek ditanya seperti itu terus. Nah, ini sudah ketemu jodoh lelaki baik, kalem. Trus mau yang gimana lagi?"

 

"Iya, iya bu. Ya sudah, lupakan saja. Tadi Nana cuma becanda aja kok."

 

Mendengar penjelasan ibu yang panjang lebar itu, aku pun jadi berpikir ulang, apa jadinya jika pernikahan yang sudah di tengah jalan ini batal?

 

"Ya sudah kalau gitu. Cepet habiskan makanannya, lalu istirahat. Capek kan kamu seharian kerja, Na. Besok kakak-kakakmu katanya mau pada mau ke sini. Ibu juga mau istirahat dulu."

 

"Ya, Bu."

 

Seperginya ibu, aku pun kembali melanjutkan makan malamku. Agak malas memang malam ini aku mengisi perut. Entah kenapa pikiran tentang kejadian di rumah calon mertua tadi begitu mengganggu. 

 

Saat akhirnya aku menyelesaikan makanku dan beranjak untuk mencuci peralatan makan, tiba-tiba ada pesan masuk ke aplikasi whatsappku. Perlahan aku pun membuka pesan itu.

 

"Mbak Nana, gimana? Apakah sudah ditransfer uangnya? Ibu tunggu lho ya."

 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Wahyu Sudaryanti
gak pengen maksa nikah tp knp ngomongnya gt Bu??? sama ajaaaaa bnyk yg mikir itu ujian sebelum nikah,tp coba pikir lagi bs aja itu petunjuk klo dia bukan jodoh sebenarnya klpun tar ada apa2 gak perlu kaget ato ngeluh
goodnovel comment avatar
Anitha Yunitha
kenapa gk jujur sma ibunya kan yang jalanin anaknya ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 25

    Tak berapa lama setelah Vita bangkit untuk ke belakang, tiba tiba Nana memekik kaget saat seseorang sudah memeluknya sangat erat."Maafkan ibu, Na. Maafkan ibu ....""Ibu ...." Suara Nana tercekat. Matanya mendadak berkaca-kaca dalam dekapan ibu mertuanya.Tangannya hampir bergerak untuk balik memeluk ibu mertuanya, namun urung. Nana kembali teringat kejadian terakhir di rumahnya. Bagaimana menyakitkannya perlakuan dan kata-kata ibu mertuanya itu padanya.Nana juga teringat apa yang diceritakan suaminya tentang kebohongan sang ibu di rumah sakit."Mungkinkah wanita ini sedang berpura-pura lagi?" tanyanya dalam hati."Tolong maafkan ibu, Nak. Ibu telah salah menilaimu. Ibu memang bodoh, ibu tidak bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk. Ibu menyesal. Ibu benar-benar menyesal." Nita pun mulai terisak.Nana hanya terpaku menatap suaminya. Sementara ibu mertuanya masih mendekapnya erat.

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 24

    Tiga hari setelah peristiwa di rumah sakit, Alvin sudah kembali berkumpul dengan sang istri. Walau berat, lelaki itu tetap menceritakan peristiwa sebenarnya pada Nana.Dalam hati Nana memang marah. Tapi melihat betapa suaminya berusaha untuk selalu melindunginya, Nana pun rmencoba mengesampingkan perasaan buruknya itu pada keluarga mertuanya. Meskipun semakin lama Nana makin merasa tak mengerti kenapa ibu mertuanya bisa sangat tak menyukainya.Hingga pada suatu sore saat keduanya baru saja pulang dari kantor. Alvin bahkan belum sempat menutup pintu mobil. Tiba-tiba ponsel di dalam tas lelaki itu berbunyi."Mas, mas Alvin bisa ke sini kan? Tolong, Mas!"Suara Elman dari seberang telepon. Dahi Alvin pun berkerut penuh tanya."Ada apa, Man?" tanyanya serius. Sementara Nana yang sebelumnya telah melangkah duluan ke dalam rumah menghentikan langkahnya. Lalu kembali melangkah keluar dari rumah kontrakannya.Dahinya ikut ber

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 23

    Jam sudah menunjuk pukul 1 siang saat pesawat yang membawa Alvin mendarat. Sebenarnya lelaki itu sudah berniat untuk memesan taksi dan langsung menuju ke rumah orang tua Nana. Namun Alvin sedikit kaget karena ternyata Elman telah mrnunggunya di bandara.Pantas saja sepagian tadi adik lelakinya itu terus menghubungi dan menanyainya jam berapa dia pulang. Rupanya Elman memang berniat untuk menjemput kakaknya itu."Memangnya separah apa sih ibu, Man?" tanyanya kemudian saat akhirnya Elman mengatakan padanya untuk mengikutinya ke rumah sakit dulu sebelum pulang ke rumah."Nanti mas lihat sendiri deh. Dari jatuh itu ibu nyariin mas Alvin terus. Hari ini tadi ibu juga yang nyuruh aku jemput ke bandara," jelas adiknya."Ya sudah kalau gitu kita langsung ke rumah sakit. Kamu naik apa ke sini tadi?""Aku bawa mobil, Mas.""Mobil? Mobilnya siapa?""Temennya Dian. Kan disuruh bawa Dian dari kapan itu.""Mobil itu belum d

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 22

    Kejadian jatuhnya ibu mertua di rumah kontrakannya membuat Nana tidak tenang. Lalu malam itu pun dia langsung memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya."Benar nggak ada masalah apa-apa, Na? Ibu lihat wajah kamu murung gitu dari tadi datang."Mau disembunyikan seperti apapun, rupanya sang ibu tak pernah bisa dibohonginya. Nana tetap terlihat tak ceria selama berada di rumah orang tuanya itu."Nggak apa-apa kok, Bu. Bener.""Nggak ada masalah sama Alvin kan?" Ibunya berusaha mendesak."Mas Alvin kan belum pulang dari luar kota, Bu.""Ooh gitu? Ibu pikir Alvin sudah pulang dan kalian bertengkar.""Enggak kok.""Trus kenapa kok tiba-tiba kamu ke sini? Waktu itu katanya mau tinggal sendirian di kontrakan saja sambil belajar berani?"&nb

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 21

    Dua hari setelah pertengkaran kecil pasangan pengantin baru itu, Alvin sebenarnya selalu berusaha untuk membuat Nana melupakan apa yang terjadi. Namun rupanya kantor tempatnya bekerja justru membuat mereka harus terpisah jarak. Sore itu Alvin pulang dan mengatakan pada Nana bahwa dia ditugaskan mendadak ke luar kota untuk menggantikan salah seorang rekannya yang sakit.Nana yang belum sepenuhnya bisa melupakan peristiwa insiden chat Sinta dengan Alvin bertambah cemberut saja mendengar hal itu."Jadi mas beneran harus pergi? Berapa hari?" tanyanya dengan tak bergairah."Paling lama seminggu, Dek. Maaf ya aku nggak bisa menolak tugas kali ini. Karena ini penting banget dan nggak mungkin dilimpahin sama anak buah. Kamu nggak apa-apa kan?"Alvin menatap khawatir pada istrinya. Nana yang masih kesal dengan pemberitahuan mendadak itu nampak tak minat banyak bicara.&n

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 20

    Kekesalan Alvin rupanya terbawa sampai di rumah. Tak biasanya dia menjadi lebih banyak diam. Bahkan dia yang biasanya sangat bersemangat saat istrinya mengajaknya segera beristirahat, malam ini justru lebih memilih duduk sendirian di teras rumah."Kamu tidur dulu aja, Dek. Nanti mas susul," katanya dengan nada sedikit malas.Nana yang masih belum mau beranjak di kursi sebelahnya hanya menarik nafas berat."Mas masih mikirin Dian?" tanyanya ragu. "Dari sejak makan di kafe tadi mas nggak banyak bicara.""Aku agak curiga dengan teman Dian yang bernama Jeslin itu." Alvin menatap istrinya, berharap Nana memahami apa yang dia rasakan saat ini."Mas curiga kalau si Jeslin itu mau berbuat jahat sama Dian?" Dahi Nana berkerut."Persis.""Tapi mana mungkin, Mas?

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status