Share

PART 3

"Mbak Nana, gimana apakah sudah ditransfer uangnya? Ibu tunggu lho ya."

 

Duuuh, bagaimana ini baiknya? Apa aku harus memberitahunkannya pada ibu? Tapi dari kata-kata ibu tadi, sudah jelas ibu tidak ingin pernikahan ini sampai batal. Semuanya menyangkut nama baik keluarga karena undangan sudah terlanjur disebar. 

 

"Bu," kuketuk pelan kamar ibu pada akhirnya setelah selesai mencuci peralatan makanku. 

 

Tak berapa lama pintu kamar pun terbuka. Ibu nampak sudah berganti kostum dengan baju tidurnya.

 

"Ada apa, Na?"

 

"Boleh ngomong sebentar enggak?" tanyaku sedikit ragu.

 

Ibu menoleh ke dalam sejenak. Aku pikir dia pasti sedang meminta ijin bapak untuk keluar kamar. Tak lama setelah itu, ibu pun keluar sambil menutup pintu kamar rapat-rapat. 

 

Aku menyeret tangan ibu ke serambi rumah. Sebenarnya agak takut juga jika sampai bapak tahu. Dalam segala hal, bapak termasuk orang yang menjunjung tinggi nama baiknya di atas apapun. 

 

"Ada apa?" bisik ibu bertanya, seolah dia tahu aku takut bapak akan mendengar semua yang akan kukatakan. 

 

"Ibunya mas Alvin mau pinjam uang sama aku," kataku akhirnya.

 

"Ibunya Alvin? Pinjam uang? Buat apa, Na?"

 

"Itulah, Bu. Aku juga nggak tau mau buat apa."

 

"Pinjem berapa?" tanya ibu lagi. 

 

"Lima juta, Bu."

 

"Lima juta? Mau buat apa ya kira-kira, Na?"

 

Ibu nampak terdiam sejenak. Dahi tuanya nampak berkerut sebentar, berpikir.

 

"Apa jangan-jangan mereka tidak punya uang untuk acara pernikahan? Tapi kan pesta pernikahannya hanya diadakan di tempat kita saja." Dahi ibu berkerut lagi usai mengatakan hal itu. 

 

"Aku juga nggak tau, Bu."

 

"Jadi itu yang membuat kamu gelisah dari tadi, Na?"

 

Aku pun mengangguk. 

 

"Owalah, pantas saja kamu jadi galau kayak gitu. Alvin tau nggak masalah ini?"

 

"Belum, Bu. Nana nggak cerita sama mas Alvin. Ibunya juga berpesan untuk tidak bilang ke mas Alvin."

 

"Ada apa ya? Kok aneh?" Ibu pun nampak mulai mencurigai sesuatu. "Atau mungkin memang untuk urusan pernikahan kali, Na. Bisa jadi calon ibu mertuamu butuh sesuatu tapi nggak berani meminta pada Alvin. Bisa kan kayak gitu?"

 

"Bisa juga sih, Bu. Tapi menurutku agak aneh. Jadi aku harus gimana dong, Bu?"

 

"Ya udah gini aja, Na. Kita jangan su'udzon dulu. Siapa tahu aja memang mereka lagi butuh uang. Pinjami aja dulu, nggak apa-apa kan cuma lima juta, Na. Nah, dari situ kan nanti kamu bisa lihat dia bener-bener berniat mengembalikan atau tidak. Kalau tidak ya nanti selanjutnya terserah kamu, Na. Mau kamu bilang ke Alvin atau tidak."

 

"Tapi, Bu. Gimana kalau nanti itu ternyata kebiasaannya dia, ngutang?"

 

"Jangan su'udzon gitu ah. Sapa tau memamg lagi kepepet, Na. Nggak ada salahnya kan kita tolong orang? Apalagi calon mertua sendiri. Kamu terlalu parno kali, kebanyakan nonton sinetron," kata ibu sambil terkekeh.

 

"Ih ibu apaan sih?" kataku sewot. Mendengar kelakar ibu, aku jadi sedikit tenang juga akhirnya. Ya mudah-mudahan memang benar ibunya mas Alvin sedang kepepet. 

 

"Yang terpenting Alvin sayang sama kamu. Dan Alvin lelaki baik. Gitu aja, Na. Perkara keluarganya gimana-gimana kan itu urusan mereka pribadi."

 

"Tapi, Bu ...."

 

"Sudah, Na. Mau kamu tapi tapi, tetep saja pernikahan ini nggak akan bisa dibatalkan. Bapakmu nggak akan setuju, Na. Sudahlah, kita cari jalan keluar lain saja."

 

"Maksudnya, jalan keluar lain apa, Bu?"

 

"Besok coba kamu temui Alvin. Kamu bilang sama Alvin bahwa setelah menikah kamu maunya hidup mandiri. Kalian harus tinggal sendiri, bukan jadi satu sama mertuamu. Atau bisa juga kalian tinggal di sini sama bapak sama ibu."

 

"Mas Alvin yang nggak akan mau kalau tinggal di sini, Bu."

 

"Ya sudah, kalau gitu kalian cari rumah. Bisa ngontrak dulu sambil menabung untuk beli rumah sendiri nanti. Gimana?"

 

"Jadi aku harus bilang ke mas Alvin kalau aku nggak mau tinggal di rumah orangtuanya. Gitu, Bu?"

 

"Iya. Menurut ibu sih lebih baik memang begitu. Di samping menghindari konflik nanti sama mertua, kalian juga akan cepat belajar mandiri."

 

"Ya udah deh, coba besok aku bicara sama mas Alvin. Jadi, sekarang aku transfer nih uangnya, Bu?"

 

"Ya sudah, transfer saja, Na. Bismillah, niatkan untuk menolong calon ibu mertuamu yang sedang kesusahan. Okay?"

 

"Ya deh." Dengan masih agak berat hati akhirnya aku mengangguk juga. 

 

Tak berapa lama, aku pun mengirimkan chat ke ibunya mas Alvin setelah kutransfer uang sejumlah yang dia minta tadi sore.

 

"Sudah Nana transfer uangnya, Bu."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status