Share

PART 3

Author: Reinee
last update Last Updated: 2021-09-29 14:06:28

"Mbak Nana, gimana apakah sudah ditransfer uangnya? Ibu tunggu lho ya."

 

Duuuh, bagaimana ini baiknya? Apa aku harus memberitahunkannya pada ibu? Tapi dari kata-kata ibu tadi, sudah jelas ibu tidak ingin pernikahan ini sampai batal. Semuanya menyangkut nama baik keluarga karena undangan sudah terlanjur disebar. 

 

"Bu," kuketuk pelan kamar ibu pada akhirnya setelah selesai mencuci peralatan makanku. 

 

Tak berapa lama pintu kamar pun terbuka. Ibu nampak sudah berganti kostum dengan baju tidurnya.

 

"Ada apa, Na?"

 

"Boleh ngomong sebentar enggak?" tanyaku sedikit ragu.

 

Ibu menoleh ke dalam sejenak. Aku pikir dia pasti sedang meminta ijin bapak untuk keluar kamar. Tak lama setelah itu, ibu pun keluar sambil menutup pintu kamar rapat-rapat. 

 

Aku menyeret tangan ibu ke serambi rumah. Sebenarnya agak takut juga jika sampai bapak tahu. Dalam segala hal, bapak termasuk orang yang menjunjung tinggi nama baiknya di atas apapun. 

 

"Ada apa?" bisik ibu bertanya, seolah dia tahu aku takut bapak akan mendengar semua yang akan kukatakan. 

 

"Ibunya mas Alvin mau pinjam uang sama aku," kataku akhirnya.

 

"Ibunya Alvin? Pinjam uang? Buat apa, Na?"

 

"Itulah, Bu. Aku juga nggak tau mau buat apa."

 

"Pinjem berapa?" tanya ibu lagi. 

 

"Lima juta, Bu."

 

"Lima juta? Mau buat apa ya kira-kira, Na?"

 

Ibu nampak terdiam sejenak. Dahi tuanya nampak berkerut sebentar, berpikir.

 

"Apa jangan-jangan mereka tidak punya uang untuk acara pernikahan? Tapi kan pesta pernikahannya hanya diadakan di tempat kita saja." Dahi ibu berkerut lagi usai mengatakan hal itu. 

 

"Aku juga nggak tau, Bu."

 

"Jadi itu yang membuat kamu gelisah dari tadi, Na?"

 

Aku pun mengangguk. 

 

"Owalah, pantas saja kamu jadi galau kayak gitu. Alvin tau nggak masalah ini?"

 

"Belum, Bu. Nana nggak cerita sama mas Alvin. Ibunya juga berpesan untuk tidak bilang ke mas Alvin."

 

"Ada apa ya? Kok aneh?" Ibu pun nampak mulai mencurigai sesuatu. "Atau mungkin memang untuk urusan pernikahan kali, Na. Bisa jadi calon ibu mertuamu butuh sesuatu tapi nggak berani meminta pada Alvin. Bisa kan kayak gitu?"

 

"Bisa juga sih, Bu. Tapi menurutku agak aneh. Jadi aku harus gimana dong, Bu?"

 

"Ya udah gini aja, Na. Kita jangan su'udzon dulu. Siapa tahu aja memang mereka lagi butuh uang. Pinjami aja dulu, nggak apa-apa kan cuma lima juta, Na. Nah, dari situ kan nanti kamu bisa lihat dia bener-bener berniat mengembalikan atau tidak. Kalau tidak ya nanti selanjutnya terserah kamu, Na. Mau kamu bilang ke Alvin atau tidak."

 

"Tapi, Bu. Gimana kalau nanti itu ternyata kebiasaannya dia, ngutang?"

 

"Jangan su'udzon gitu ah. Sapa tau memamg lagi kepepet, Na. Nggak ada salahnya kan kita tolong orang? Apalagi calon mertua sendiri. Kamu terlalu parno kali, kebanyakan nonton sinetron," kata ibu sambil terkekeh.

 

"Ih ibu apaan sih?" kataku sewot. Mendengar kelakar ibu, aku jadi sedikit tenang juga akhirnya. Ya mudah-mudahan memang benar ibunya mas Alvin sedang kepepet. 

 

"Yang terpenting Alvin sayang sama kamu. Dan Alvin lelaki baik. Gitu aja, Na. Perkara keluarganya gimana-gimana kan itu urusan mereka pribadi."

 

"Tapi, Bu ...."

 

"Sudah, Na. Mau kamu tapi tapi, tetep saja pernikahan ini nggak akan bisa dibatalkan. Bapakmu nggak akan setuju, Na. Sudahlah, kita cari jalan keluar lain saja."

 

"Maksudnya, jalan keluar lain apa, Bu?"

 

"Besok coba kamu temui Alvin. Kamu bilang sama Alvin bahwa setelah menikah kamu maunya hidup mandiri. Kalian harus tinggal sendiri, bukan jadi satu sama mertuamu. Atau bisa juga kalian tinggal di sini sama bapak sama ibu."

 

"Mas Alvin yang nggak akan mau kalau tinggal di sini, Bu."

 

"Ya sudah, kalau gitu kalian cari rumah. Bisa ngontrak dulu sambil menabung untuk beli rumah sendiri nanti. Gimana?"

 

"Jadi aku harus bilang ke mas Alvin kalau aku nggak mau tinggal di rumah orangtuanya. Gitu, Bu?"

 

"Iya. Menurut ibu sih lebih baik memang begitu. Di samping menghindari konflik nanti sama mertua, kalian juga akan cepat belajar mandiri."

 

"Ya udah deh, coba besok aku bicara sama mas Alvin. Jadi, sekarang aku transfer nih uangnya, Bu?"

 

"Ya sudah, transfer saja, Na. Bismillah, niatkan untuk menolong calon ibu mertuamu yang sedang kesusahan. Okay?"

 

"Ya deh." Dengan masih agak berat hati akhirnya aku mengangguk juga. 

 

Tak berapa lama, aku pun mengirimkan chat ke ibunya mas Alvin setelah kutransfer uang sejumlah yang dia minta tadi sore.

 

"Sudah Nana transfer uangnya, Bu."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 25

    Tak berapa lama setelah Vita bangkit untuk ke belakang, tiba tiba Nana memekik kaget saat seseorang sudah memeluknya sangat erat."Maafkan ibu, Na. Maafkan ibu ....""Ibu ...." Suara Nana tercekat. Matanya mendadak berkaca-kaca dalam dekapan ibu mertuanya.Tangannya hampir bergerak untuk balik memeluk ibu mertuanya, namun urung. Nana kembali teringat kejadian terakhir di rumahnya. Bagaimana menyakitkannya perlakuan dan kata-kata ibu mertuanya itu padanya.Nana juga teringat apa yang diceritakan suaminya tentang kebohongan sang ibu di rumah sakit."Mungkinkah wanita ini sedang berpura-pura lagi?" tanyanya dalam hati."Tolong maafkan ibu, Nak. Ibu telah salah menilaimu. Ibu memang bodoh, ibu tidak bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk. Ibu menyesal. Ibu benar-benar menyesal." Nita pun mulai terisak.Nana hanya terpaku menatap suaminya. Sementara ibu mertuanya masih mendekapnya erat.

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 24

    Tiga hari setelah peristiwa di rumah sakit, Alvin sudah kembali berkumpul dengan sang istri. Walau berat, lelaki itu tetap menceritakan peristiwa sebenarnya pada Nana.Dalam hati Nana memang marah. Tapi melihat betapa suaminya berusaha untuk selalu melindunginya, Nana pun rmencoba mengesampingkan perasaan buruknya itu pada keluarga mertuanya. Meskipun semakin lama Nana makin merasa tak mengerti kenapa ibu mertuanya bisa sangat tak menyukainya.Hingga pada suatu sore saat keduanya baru saja pulang dari kantor. Alvin bahkan belum sempat menutup pintu mobil. Tiba-tiba ponsel di dalam tas lelaki itu berbunyi."Mas, mas Alvin bisa ke sini kan? Tolong, Mas!"Suara Elman dari seberang telepon. Dahi Alvin pun berkerut penuh tanya."Ada apa, Man?" tanyanya serius. Sementara Nana yang sebelumnya telah melangkah duluan ke dalam rumah menghentikan langkahnya. Lalu kembali melangkah keluar dari rumah kontrakannya.Dahinya ikut ber

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 23

    Jam sudah menunjuk pukul 1 siang saat pesawat yang membawa Alvin mendarat. Sebenarnya lelaki itu sudah berniat untuk memesan taksi dan langsung menuju ke rumah orang tua Nana. Namun Alvin sedikit kaget karena ternyata Elman telah mrnunggunya di bandara.Pantas saja sepagian tadi adik lelakinya itu terus menghubungi dan menanyainya jam berapa dia pulang. Rupanya Elman memang berniat untuk menjemput kakaknya itu."Memangnya separah apa sih ibu, Man?" tanyanya kemudian saat akhirnya Elman mengatakan padanya untuk mengikutinya ke rumah sakit dulu sebelum pulang ke rumah."Nanti mas lihat sendiri deh. Dari jatuh itu ibu nyariin mas Alvin terus. Hari ini tadi ibu juga yang nyuruh aku jemput ke bandara," jelas adiknya."Ya sudah kalau gitu kita langsung ke rumah sakit. Kamu naik apa ke sini tadi?""Aku bawa mobil, Mas.""Mobil? Mobilnya siapa?""Temennya Dian. Kan disuruh bawa Dian dari kapan itu.""Mobil itu belum d

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 22

    Kejadian jatuhnya ibu mertua di rumah kontrakannya membuat Nana tidak tenang. Lalu malam itu pun dia langsung memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya."Benar nggak ada masalah apa-apa, Na? Ibu lihat wajah kamu murung gitu dari tadi datang."Mau disembunyikan seperti apapun, rupanya sang ibu tak pernah bisa dibohonginya. Nana tetap terlihat tak ceria selama berada di rumah orang tuanya itu."Nggak apa-apa kok, Bu. Bener.""Nggak ada masalah sama Alvin kan?" Ibunya berusaha mendesak."Mas Alvin kan belum pulang dari luar kota, Bu.""Ooh gitu? Ibu pikir Alvin sudah pulang dan kalian bertengkar.""Enggak kok.""Trus kenapa kok tiba-tiba kamu ke sini? Waktu itu katanya mau tinggal sendirian di kontrakan saja sambil belajar berani?"&nb

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 21

    Dua hari setelah pertengkaran kecil pasangan pengantin baru itu, Alvin sebenarnya selalu berusaha untuk membuat Nana melupakan apa yang terjadi. Namun rupanya kantor tempatnya bekerja justru membuat mereka harus terpisah jarak. Sore itu Alvin pulang dan mengatakan pada Nana bahwa dia ditugaskan mendadak ke luar kota untuk menggantikan salah seorang rekannya yang sakit.Nana yang belum sepenuhnya bisa melupakan peristiwa insiden chat Sinta dengan Alvin bertambah cemberut saja mendengar hal itu."Jadi mas beneran harus pergi? Berapa hari?" tanyanya dengan tak bergairah."Paling lama seminggu, Dek. Maaf ya aku nggak bisa menolak tugas kali ini. Karena ini penting banget dan nggak mungkin dilimpahin sama anak buah. Kamu nggak apa-apa kan?"Alvin menatap khawatir pada istrinya. Nana yang masih kesal dengan pemberitahuan mendadak itu nampak tak minat banyak bicara.&n

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 20

    Kekesalan Alvin rupanya terbawa sampai di rumah. Tak biasanya dia menjadi lebih banyak diam. Bahkan dia yang biasanya sangat bersemangat saat istrinya mengajaknya segera beristirahat, malam ini justru lebih memilih duduk sendirian di teras rumah."Kamu tidur dulu aja, Dek. Nanti mas susul," katanya dengan nada sedikit malas.Nana yang masih belum mau beranjak di kursi sebelahnya hanya menarik nafas berat."Mas masih mikirin Dian?" tanyanya ragu. "Dari sejak makan di kafe tadi mas nggak banyak bicara.""Aku agak curiga dengan teman Dian yang bernama Jeslin itu." Alvin menatap istrinya, berharap Nana memahami apa yang dia rasakan saat ini."Mas curiga kalau si Jeslin itu mau berbuat jahat sama Dian?" Dahi Nana berkerut."Persis.""Tapi mana mungkin, Mas?

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status