Pelajaran telah usai, bel istirahat pun berbunyi, kini semua penghuni kampus itu pun antusias menyambutnya karena bisa mengistirahatkan otaknya dan juga bisa mengisi perutnya yg sudah berdemo, begitu pun dengan Devana dan Mita.
"Deva mau pesan apa?” tanya Mita yg akan memesan makanan, untuk makan siang mereka.
"Emm.. Aku mau pesan Bakso aja, tapi jangan pedes ya, kasih kecap saja dan sausnya dikit aja terus teh manis anget aja minumannya," Jawan Devana sambil memamerkan giginya.
"Siap bosqiu " Seru Mita lalu melangkah menuju tempat konter makanan untuk memesan makanan.
Ting tiba-tiba notip pesan masuk diponsel Devana, membuat Devana tersenyum, saat membaca pesan dari suaminya.
@MyHubby
Sayang awas ya jangan makan sembarangan, kalau mau makan bakso jangan pake sambal dan minumnya yg anget-anget ya.
&nb
Satu jam pun berlalu akhirnya Raka dan Devana pun tiba di Apartemen mereka. Setelah di dalam apartemen, Devana pun langsung menuju dapur karena merasa haus, sedang Raka kini tengah duduk diruang Televisi."Sayang bawakan aku jus orange ya,” teriak Raka pada Devana yang kini berada di dapur. Lalu Raka membuka laptopnya untuk kembali mengerjakan yg tadi sempat tertunda dikampus."Iya hubby,” sahut Devana dari arah dapur. Devana pun menyiapkan dua gelas minuman dingin dan satu piring kukis coklat kesukaannya dan Raka, sebenarnya sih kesukaan Raka hanya saat Devana mencicipinya, dia pun jadi ketagihan dan selalu menyetok lebih banyak kukis coklat yg kini menjadi makanan pavoritnya bersama sang suami. Kini Devana pun menghampiri suaminya di ruang Telivisi dengan membawa minuman dingin dan kukis coklat pesanan sang suami." Wah enak nih,” ucap Raka saat sang istri membawakan pesanannya, lalu Raka pun mengambil
Matahari pun telah menampakan sinarnya, namun kedua pasangan suami istri itu masih terlelap dalam tidurnya, dan masih setia bersembunyi dibawah selimutnya yang tebal dan hangat. Tapi, beberapa menit kemudian Devana terbangun dari tidur lelapnya, meski enggan bangun karena dekapan hangat sang suami, tapi dia harus bangun dan menyiapkan sarapan untuknya dan suaminya. Devana pun mulai melepaskan dekapan tangan Raka, namun kini berbalik menjadi menghadap wajah Raka yang masih terlelap. Devana pun tersenyum melihat wajah teduh suaminya saat tidur. "Suamiku memang sangat tampan, beruntungnya aku menikah dengannya," Ucap batin Devana sambil tersenyum lalu mengecup bibirnya sekilas dan pelan karena tidak ingin membuatnya terbangun, Devana pun bangun lalu memasuki kamar mandi dalam keadaan Naked, karena aktivitasnya semalam yang berakhir dini hari. Setelah selesai bersiap dan terlihat cantik dengan dre
Setelah sampai di Supermarket yang tak jauh dari Apartemen mereka cuma beberapa meter saja, Devana pun mengambil beberapa bungkus kripik dan camilan lainnya. Sementara Raka tentu saja dia mengikuti Devana dibelakangnya dengan mendorong troli untuk menampung belanjaan yang sedang Devana pilih."Hubby biskuit coklat stok kita cuma tinggal satu bungkus, kita beli lagi ya beberapa bungkus gimana? Jadi sepulang dari study tour dari bali kita ga usah kelabakan beli camilan, sekalian juga stok makanan yg lainnya,” ucap Devana antusias."Terserah kamu saja sayang. Atur aja kamu kan nyonyanya," Goda Raka dengan senyuman manisnya pada sang istri."Issh.. Orang serius malah ngegombal, jangan manis-manis senyumnya hubby nanti ada yg lihat bisa bahaya. Cukup Deva aja yang lihat senyuman manis seorang Raka hehe,” ujar Devana sambil nyengir ke arah Raka."Iya My Little Wife apa sih yang nggak buat kamu,&rdquo
Malam pun kini berganti pagi. Devana baru saja terbangun dari tidurnya, dia merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku saat bangun tidur, Devana yang tengah terduduk pun menatap kesamping dan dia tersenyum miris, ternyata tempat tidur di sampingnya masih terlihat Rapih, lalu semalam Suaminya itu tidur dimana? tak mau berpikir yang tidak-tidak, Devana pun turun dari ranjangnya dan saat menatap wajahnya dicermin dikamar mandi Devana terkejut karena matanya membengkak."Astaga mataku, aku harus gimana ini? Apa aku coba kompres pake air es saja," Ucap Devana sambil membersihkan dirinya, setelah beberapa menit akhirnya Devana pun sudah selesai mandi dan dia pun bersiap-siap. Namun tiba-tiba dia merasa bingung karena tidak menemukan Laks dimana pun saat dia mencari keberadaan suaminya itu."Mas Raka kemana ya? Segitu marahnya kah dia sama aku? sampai pergi pun dia tidak memberi tahu aku,” Ucap Devana lirih setelah mencarinya tak kunjung k
Didalam pesawat Mita duduk dengan sang ketua kelas yaitu Kevin. Sedangkan Devana duduk bersama Ares untung saja Raka tidak melihat itu, dan Raka jangan ditanya sudah pasti dia duduk bersama Amira.Saat pesawat lepas landas Devana hanya menatap keluar jendela pesawat, tanpa memperdulikan ucapan Ares, dia sedang berpikir bagai mana dengan rumah tangganya, melihat Raka yang cuek dan seakan tidak peduli lagi padanya membuat Devana takut. Devana pun memejamkan matanya dengan hati yang gelisah karena memikirkan segala sesuatu yang bisa saja terjadi, Ares yang sadar sedari tadi tidak mendapat respon dari Devana atas ucapannya, menoleh kearah Devana dan menatap Devana yang sudah tertidur.Ares pun tersenyum akhirnya dia bisa melihat wajah cantik dan teduh Devana saat tertidur."Kamu memang cantik Ra, apalagi saat tidur seperti ini terlihat natural dan wajah teduhmu saat tidur membuatku semakin mengagumi kecantikanmu, Aku mencintai
Setelah seharian berlayar kini para mahasiswa dan beberapa dosennya pun kembali ke penginapan untuk beristirahat, tentu saja mereka sangat menikmati keindahan alam dialam terbuka menikmati udara laut, setelah sampai ke hotel tempat mereka menginap semua pun kembali ke kamar masing-masing begitu juga dengan Mita dan Devana."Deva, gimana keadaan kamu?" Tanya Anita yang satu kamar dengannya."Sudah baikan kok Nit," Jawab Devana yang kini tengah berbaring di tempat tidurnya."Syukurlah kalau udah baikan, aku tadi kaget banget pas Mita teriak-teriak, kirain ada apa," Ucap Anita yang kini duduk ditepi ranjang yang Devana tiduri."Iya aku juga panik saat denger Mita teriak-teriak, untung pak Raka dengan cepat nolongin kamu. Ra," Sambung Pita, yang tiduran disamping Alia, karena dikamar mereka terdapat dua ranjang yang lumayan besar, jadi satu ranjang dua orang, Devana dengan Mita, sedang Pita dengan Alia.
Tiga hari pun sudah berlalu, mereka semua pun sudah lumayan senang dengan mengunjungi beberapa tempat di bali. Dan tepat hari ini mereka semua sudah berkumpul untuk kembali ke Jakarta. Karena waktu yang diberikan pihak kampus mereka sudah habis untuk berlibur. Setelah melakukan penerbangan bebrapa jam, kini seluruh mahasiswa yang di dampingi Raka, Arjun, Roni dan Amara juga Mita pun sudah tiba di bandara Soekarno Hatta, dan bus jemputan mereka pun sudah terparkir didepan lobby Bandara. Setelah mereka siap didalam bus mereka pun kini dibawa menuju kampus mereka. Akhirnya setelah satu jam lebih semua mahasiswa pun sampai dikampus yang sudah mulai ramai oleh para mahasiswa lain yang tidak mengikuti study tour. Ares kini tampak menghampiri Devana yang tengah sibuk mengeluarkan koper dan beberapa oleh-oleh dari bagasi bus, karena selama di bali Ares tidak sempat mengajak Devana jalan berdua karena berbeda hotel dan berbeda rombongan.
Setelah istrihat yang benar-benar istirahat. Devana dan Raka pun kini sedang diperjalanan menuju rumah Orang tua Raka, sesekali Devana terdengar bersenandung, dan sesekali menatap 6 Paperbag yang ia bawa, mendengar Devana bersenandung. Raka pun hanya tersenyum dia senang karena Istrinya terlihat sangat bahagia. "Suaramu bagus sayang, mulai hari ini dan seterusnya kamu harus rajin menyanyi untukku saat pergi kekampus dan pulang dari kampus, apalagi saat dikamar," Ujar Raka. Dengan senyumannya "Iiiihh... Hubby, bikin aku malu aja deh." Devana pun berhenti bernyanyi dan kini dia terlihat malu-malu setelah mendengar ucapan suaminya. "Kenapa harus malu. Aku kan suamimu sandiri sayang, saat kamu mendesah dibawahku kamu tidak malu," Goda Raka. Yang terdengar sedikit vulgar. "Hubby...! Dasar otak mesum," Teriak Devana. Dengan wajah merah meronanya dan kini menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Rak