"Pak Raka tunggu...!" Panggil Amara yang kini tengah mengejar Raka yang berjalan menuju kelas fakultas kedokteran. Raka pun berhenti ketika mendengar namanya dipanggil
"Ya ada apa, Bu?" Tanya Raka. Dengan seramah mungkin.
"Saya mau tanya apa benar Anda dan mahasiswi anda melakukan affair lalu menikah secara diam-diam karena dia hamil?" Tanya Bu Amara. Dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Membuat Raka membulatkan matanya tidak terima dengan ucapan rekan kerjanya itu.
"What! Apa yang ibu bilang barusan? Hubungan Affair dari mana ibu mengetahui itu?! Dengar ya Bu. Saya dan istri saya tidak pernah seperti itu, kami menikah juga karena restu dari orang tua kami, dan asal ibu tau kami menikah sejak dua bulan yang lalu karena pernikahan kami memang sengaja kami rahasiakan, sampai saatnya tiba untuk mengumumkan pernikahan kami. Dan asal ibu tau, istri saya mengandung, usia kandungannya baru menginjak usi
Hari ini sepulang kuliah Devana dan Raka akan pergi kerumah sakit untuk memeriksakan kandungan Devana yang tepat hari ini kandungannya sudah menginjak satu bulan.Dengan antusias Raka menggandeng tangan Devana untuk memasuki ruangan dokter Lalita, karena memang mereka sudah ada janji dua minggu yang lalu, kini Lalita pun sedang memeriksa perut Devana yang masih rata, dengan mengoleskan Jel. Lalu Dokter Lalita pun melihat perkembangan janin calon bayi Raka dan Devana."Lihatlah ini. Bayi kalian benar-benar kembar tiga, Raka, Deva." Dokter Lalita ikut bahagia melihat perkembangan janin Devana yang sehat."Benarkah kak Lalita. Itu calon bayi kami? Mas itu calon bayi kita," Ucap Devana. Dengan tersenyum dan matanya mulai berkaca-kaca. Raka pun mengangguk lalu mengecupi kening Devana dan puncak kepala Istrinya itu berulang-ulang dengan senyuman penuh kebahagiaan."Dokter Lalita. A
Akhirnya kini Devana dan Raka pun sudah berada di depan rumah orang tua Devana, setelah melalukan perjalanan panjang selama dua jam, kini waktu pun sudah menujukan pukul 17.30. Dan mobil orang tua Raka pun sudah terparkir rapih bersama mobil orang tua Devana lebih tepatnya daddy Devana yang sudah pulang dari kantornya. Setelah Security membuka kan pintu rumah yang besar bak istana itu. Raka pun memasuki halaman dan memarkirkan mobilnya disamping mobil orang tuanya."Sudah siap membuat orangtua kita terkejut sayang?" Raka tersenyum. Sambil menggandeng lengan istrinya itu."Pastinya Mas, aku udah gak sabar lihat wajah Mereka saat terkejut, pasti sangat lucu," Ucap Devana dengan antusias.Setelah berbicara seperti itu Raka dan devaba pun memasuki timah, dengan menggandeng lengan Devana, kini Raka pun sudah memasuki rumah tempat dia dibesarkan."Mommy, Bunda...!" Seru Devana. Yang kini melihat kedua wanita paruh baya itu tengah m
Setelah pesta memakan rujak yang Devana bawa, keempat paruh baya itu pun terlihat sangat tersiksa karena masing-masing harus menghabiskan satu porsi rujak yang Devana bawa. Sementara Raka hanya terkekeh melihat empat paruh baya itu tersiksa karena rasa pedas dari rujak itu."Terma kasih anak-anak ayah, karena tidak menyiksa ayah, dengan harus memakan rujak itu, kalian memang kesayangan ayah," Ucap Raka dalam hati sambil mengelus perut Devana yang masih rata. Sedang Devana hanya tersenyum karena menikmati sentuhan Raka pada perutnya yang membuat merasa sangat nyaman."Astaga cucu kita belum lahir saja sudah nyiksa apa lagi kalau sudah lahir," Ucap Ardi. Yang kini tengah kepedasan karena memang tidak biasa memakan makanan pedas. Devana dan Raka hanya terkekeh saat melihat Ardi mengomel."Iya, dan ini sangat pedas sumpah aku tidak kuat kalau harus menghabiskan semuanya," Sambung Devan. Dengan keringat ber
Saat ini Devana tengah di pijat oleh asistennya. Seseorang datang dan membuat Devana merasa terkejut dan merasa sangat bahagia."Wah enak banget nih ya dipijit," Ucap seseorang yang baru saja datang. Membuat Devana menoleh lalu dia pun langsung berdiri dan menghampiri pria itu meski dengan jalan pelan-pelan."Hubby...!" Seru Devana. Dengan mata berbinar dan senyuman termanisnya. Lalu Devana pun memeluk Raka meski kini pelukan mereka dijeda oleh perut Devana yang sudah sangat besar."Iya sayang, gimana keadaan kamu dan baby kita saat aku pergi?" Tanya Raka. Yang kini menggandeng memapah Devana untuk duduk di sofa."Baik Mas. Cuma anak mu ini kadang nakal, hobi banget nendang-nendang terus. Oh ya bi tolong angetin makanannya ya. Mas belum makan kan?" Tanya Devana. Sementara Santu kini pergi ke dapur untuk menyiapkan makanannya."Belum sayang, gak sempet tadi mau
Kini Raka tengah sibuk dengan pekerjaan di kantornya yang mulai banyak kerjaan. Dia pun kini sering pulang larut malam karena harus lembur menyiapkan beberapa proposal untuk kerja samanya dengan klien yg berasal dari London. Tentu saja dibantu oleh Suami Siska yaitu Rendi. Ya Raka menerima Rendi berkerja sebagai akuntan. Dan sesekali dia membantu Gara dengan tugas yang lain. Sebagai ucapan terima kasih karena sudah mau menerima dia berkerja di perusahaan milik Raka itu.Tiba-tiba ponsel Raka berbunyi. Raka pun segera menerima panggilan, dia takut terjadi apa-apa karena kandungan Devana yang sudah berusia 9 bulan."Hallo bunda. Ada apa, bun?" Tanya Raka disebrang sana."Hallo Ka. Kamu harus segera datang kerumah sakit sekarang Devana akan melahirkan." Seru Ratih. Dengan suara paniknya."A-apa? Deva mau melahirkan kenapa sangat cepat bukannya jadwalnya dua minggu lagi?" Raka bertanya dengan tidak kalah paniknya."Dia tadi jatuh dika
"Papa kejar kami, Pa." Teriak dua bocah perempuan yang sangat lucu dan menggemaskan berlarian disebuah taman bunga yang sangat indah banyak bunga-bunga bermekaran disana."Iya kejar kami Papa...!" Sambung seorang anak laki-laki yang tidak kalah menggemaskan. Raka pun mengejar mereka ditengah kebingungannya. Namun, saat dia mengejar mereka tiba-tiba kabut putih menyelimuti dan semuanya menghilang termasuk ketiga anaknya."Deva, Deva... Dimana kamu sayang?" Teriak Raka. Sambil berlari mencari keberadaan Devana. Namun, tiba-tiba dia membuka matanya dan saat mendengar suara Devana memanggilnya. Raka pun terbangun dan melihat sekitarnya dia bingung karena kini dia tengah berbaring diruangan serba putih dan jarum infus yang menancap di punggung ditangannya. Tapi dia tidak menemukan istrinya disampingnya"Akhh... Dimana aku? De-Deva kamu dimana sayang?" Raka memegangi kepalanya yang masih terasa sakit. Sambil kemba
Empat hari sudah Devana dirawat dirumah sakit. akhirnya dia kini sudah diizinkan untuk pulang karena si kembar juga sudah tak bermasalah lagi. Mereka juga sudah bisa dibawa pulang, karena kondisinya mereka yang memang sudah kuat untuk keluar dari inkubator dan mereka pun sudah mengenakan kalung dengan nama masing-masing. Karena kalung pesanan Devan sudah jadi dan sudah diambil. Kini kalung itu pun dikenakan pada mereka.Santi dan Siska juga Rendi dan pekerja lainnya sudah menyiapkan penyambutan untuk Devana dan ketiga bayi kembar sang majikan. Raka pun sudah membawa mereka menuju ke rumah mereka. Dan kini mereka pun sudah sampai dirumah.Melihat sambutan dari asistennya saat dia kembali ke rumah membuat Devana merasa sangat terharu. Karena bagi Devana mereka sudah Devana anggap seperti keluarga dia sendiri."Selamat datang nyonya Deva dan juga....""Naela Ciara, Naila Clarine
Devana baru saja memberi susu pada bayinya. Tidak terasa pertumbuhan putra dan putrinya sangat pesat kini usia Cla, Cia dan Nevan pun sudah menginjak 7 bulan. Mereka pun terlihat sangat lucu dan menggemaskan.Kini Devaba dibantu Siska untuk merawat Cla dan Beban. Sedangkan Cia sudah dua hari ini dibawa menginap oleh Ana dirumahnya. Begitulah mereka selalu dimonopoli secara bergantian dan biasanya Nevan dan Cia juga sering dimonopoli oleh Ratih. Tapi karena Ratih sedang menemani Radit ke keluar kota. Jadi kini Devana lah yang merawat mereka berdua dibantu oleh Siska."Sayang aku berangkat Ke kantor dulu ya. Baik-baik dirumah, Cla dan Nevan masih tidur ya?" Tanya Raka. Yang kini tengah memakai jasnya dan bersiap untuk pergi ke kantor."Iya Cla baru saja minum susu. Sedang Nevan masih tidur belum bangun. Ya udah hati-hati ya, Mas. Nyetirnya jangan ngebut-ngebut, jangan dibiasain ngebut kalau bawa mobil,"