Share

Bab 7

"Deva, apa yang kamu katakan barusan? Kamu tahu itu bukan perbuatan main-main, kamu harus benar-benar siap dengan konsekuensinya,” ucap Raka sambil menatap Devana lekat.

"Tapi aku sudah siap Mas. Mommy pernah bilang kalau seorang istri tidak akan sempurna sebelum menyerahkan mahkota berharganya pada suaminya, lalu mengandung dan melahirkan seorang anak, kata mommy disitu lah kesempurnaan seorang istri," Ucap Devana yg kali ini dengan berani menatap Raka.

"Ta-tapi kamu tau kan, it-itu akan sakit sayang, apa kamu siap menahan rasa sakitnya?” Tanya Raka. Kali ini dia lah yang dibuat gugup oleh istri kecilnya itu. Karena keinginan Devana yang tiba-tiba dan berani itu.

"Mas Raka sayang, tadi kan aku sudah bilang aku siap apapun konsekuensi yang aku terima. Sesakit apa pun itu, aku akan menerimanya," Jawab Devana dengan mantap. Tanpa ragu sedikit pun, membuat Raka terkekeh dengan kelakuan mahasiswinya yang kini telah menjadi istrinya itu.

"Kamu yakin Deva? Kamu bisa merubah keinginanmu sampai kau benar-benar siap melakukannya, aku tidak akan memaksa dan aku akan menunggu sampai kamu siap,” ucap Raka. Mencoba mengubah pemikiran Devana.

"Aku siap Mas, aku benar-benar udah siap. Toh mau nanti atau sekarang sama saja kan? Pasti sama-sama sakit juga,” sahut Devana. Yang kini tersenyum manis pada Raka. Tiba-tiba membuat darah Raka seolah mendidih saat melihat senyum manis istrinya itu, dan rasanya dia ingin segera menerkam istrinya itu.

"Aku bertanya sekali lagi Deva. Apakah kamu benar-benar sudah siap? Karena setelah nanti aku melakukannya, mungkin aku tidak akan berhenti meski kamu memintanya dan merengek sekalipun." Raka kini menatap lekat wajah cantik Istrinya, yang mengangguk sambil mengelus pipinya.

*****

Tanpa menunggu, Raka pun langsung menindih tubuh mungil Devana, lalu dia mendekatkan wajahnya ke wajah istrinya itu untuk mengecup bibir ranum Devana. Dengan tak sabaran Raka pun langsung mengecup bibir Devana yang baginya terasa sangat manis. Namun ciuman yang semula hanya mengecup kini berubah menjadi lumatan yang menuntut balasan dari Devana.

Karena terbuai oleh Cumbuan Raka, akhirnya Devana pun membalas ciuman panas Raka meski masih sedikit kaku karena ini baginya adalah ciuman pertamanya. Bibirnya Yang selalu dia jaga untuk kekasih halalnya. Mereka pun saling mengecap rasa manis dibibir pasangannya, setelah mendapat respon dari Devana tangan Raka pun mulai berani bergerak, menggerayangi tubuh Devana, lalu dengan cepat Raka melepaskan pakaian yang menempel di tubuh Devana. Tentu saja dengan bantuan Devana, Raka pun membuka baju dengan bibir yang masih asyik berpagutan dan kini ruangan kamar itu pun hanya terdengar suara decapan dan lenguh penuh gairah dari dua insan yang tengah melakukan aktivitas malam pertamanya. Ruangan kamar itu pun menjadi saksi bersejarah bagi Devana karena dia telah memberikan keperawanannya pada suaminya. Raka.

"Aaaah..., Mas pelan...pe-lan. aaahh...." Desah Devana, sedang Raka dia tengah sibuk menikmati tonjolan bulat milik Devana yang menurutnya pas dalam genggamannya, dan sesekali Raka pun memberikan kissmark di dada Devana, dan juga diparut rata Devana membuat Devana semakin gelisah.

Dan desahan pun terus keluar dari mulutnya, karena merasakan sesuatu di daerah intinya, tentu saja karena dengan lihai Raka terus memainkan daerah intim Devana dengan jari tangannya, Raka terus menikmati setiap inci tubuh indah Istrinya itu, dengan gairahnya yang semakin menggebu-gebu.

"Kamu sudah basah sayang. Apa kamu yakin ingin melakukannya sekarang. kamu benar-benar sudah siap?” tanya Raka. Meski sebenarnya dia sudah tidak tahan karena miliknya sudah menegang dibawah sana, yang meminta ingin segara dipuaskan.

"Lakukan Mas! Aku sudah siap mungkin sudah waktunya aku melepaskan sesuatu yang berharga milikku untuk Mas malam ini, " Jawab Devana yang kini sama-sama tengah dalam kabut gairah.

"Baiklah, tapi kalau kamu merasa sakit, kamu boleh cakar punggungku atau gigit bahuku kalau perlu, mungkin dengan cara itu, kamu bisa mengurangi rasa sakitmu nanti, saat aku akan memasukimu,” Ucap Raka. Mendengar ucapan Raka. Devana pun mengangguk dengan senyuman manisnya. Meski dalam hatinya merasa was-was akan rasa sakit yang mungkin akan dia rasakan. Raka pun mulai mencari posisinya untuk menyatukan miliknya dengan milik istrinya, dan setelah mendapatkannya Raka pun langsung menghentak kan miliknya dengan sekali hentakan langsung menerobos penghalang dari inti Devana, dan mereka pun kini benar-benar telah bersatu menjadi suami istri yang sesungguhnya.

"Aaaaaa..., Sa-sakit Mas. hiks... hiks....”

Mendengar teriakan dan tangisan Devana, Raka pun kebingungan. Karena melihat istrinya yang kini telah terisak, tapi miliknya kini sudah terbenam sepenuhnya dimilik Devana, saat merasakan keterdiaman Raka, Devana pun menbuka matanya yang terpejam, lalu dia menatap suaminya yang kini menatapnya penuh ke khawatiran. Melihat itu membuat Devana semakn yakin lalu akhirnya Devana pun memberi izin Raka untuk kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.

"Lanjutkan Mas," Ucap Devana yang kini tengah mengalungkan tangannya dileher Raka dengan memberikan senyumannya. Meski sebenarnya dia merasa sakit dibagian intinya.

"Tapi Deva kamu kesakitan. Kamu yakin sayang?" Tanya Raka yang terlihat khawatir dengan keadaan Devana. Namun, Devana mengangguk meyakinkan Raka bahwa dia tidak apa-apa dan bisa menahan rasa sakitnya.

"Lakukan Mas, aku bisa menahan rasa sakitnya,” ucap Devana dengan memberi senyuman pada Raka.

"Aaaaaa..., Mas Raka...!” Devana kembali berteriak lalu dia mendekap punggung Raka, namun hanya sebentar. Dan saat Raka mulai kembali memaju mundurkan miliknya didalam milik Devana. Devana yang sempat meringis kesakitan.

Akhirnya dia pun bisa menikmati permainan Raka, tentu saja bibir mereka sesekali saling melumat dan mencecap untuk menyalurkan rasa nikmat surga dunia yang mereka rasakan. Raka juga sangat menikmati tubuh indah istri kecilnya itu. Meski bagian punggungnya yang terluka karena bekas cakaran Devana untuk menghilangkan rasa sakitnya tadi. Tapi tanpa lelah mereka terus menikmati malam pertama mereka.

Desahan dan erangan pun terus terdengar diruang itu, seakan menjadi melodi yang terdengar sangat indah ditelinga Raka.

Jujur Raka tidak pernah menduga. Kalau dia akan langsung mendapatkan haknya sebagai seorang suami tepat disaat malam pertama pernikahan mereka. Tanpa harus menunda lagi karena drama belum siapnya sang istri, dengan alasan belum ada cinta diantara mereka. Raka harus berterima kasih pada sang ibu mertuanya karena telah mengajarkan Devana peranan seorang istri yang baik.

Sehingga kini dia dan Devana pun tengah menikmati malam yang bersejarah bagi Devana karena telah melepas kesuciannya pada suaminya. Begitu juga dengan Raka yang ternyata juga baru melepas keperjakannya dengan Devana. Meski Devana tidak tahu hal itu, tapi pasangan suami istri sudah berhasil menjaga mahkota masing-masing. Karena gairah Raka yang menggebu-gebu, mungkin saja mereka tidak akan tidur semalaman malam ini. Karena bisa saja mereka menghabiskan beberapa Ronde di malam pertama mereka yang sangat indah itu.

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status