Malam pun kini telah berganti pagi. Cahaya pun menyelinap lewat celah gorden kamar yanh sedikit terbuka. Seakan ingin mengusik kenyaman dua insan yang masih terlelap dalam tidurnya, Devana ysng merasa terusik karena deru nafas yang menghembus di ceruk lehernya, akhirnya dia pun membuka mata nya, lalu menatap Pria yang kini tengah tidur disampingnya. Devana pun tersenyum kala mengingat permainan panas mereka yang berhenti saat dini hari tadi.
"Kenapa menatapku seperti itu sayang?” Tanya Raka yang kini tersenyum pada istrinya. Devana.
"Ti-idak, Aww...." Devana merasakan sakit di area intinya, saat dia akan beranjak dari tempat tidur.
"Kenapa sayang? Apa ada yang sakit?” Tanya Raka. Sambil menatap Devana yang meringis kesakitan, Devana pun mengangguk malu dengan menundukkan wajahnya.
"Dimana yang sakit?" Tanya Raka lagi, lalu Devana pun menunjuk kearah bawah miliknya. Raka pun tersenyum, bukan apa
Devana sudah mendingan. Rasa sakit dibagian intinya pun sudah sedikit menghilang.Dia melihat kearah jam dinding yang berada di sudut kamarnya. Jam sudah menujukan pukul 11.35. Dia pun tersenyum lalu bangun dari tempat tidurnya, dan menuju dapur dia ingin membuatkan sesuatu, untuk suaminya, Raka. Yang sebentar lagi akan pulang, Devana pun segera menyiapkan bahan untuk membuat nasi goreng, untung saja dia sempat belajar memasak beberapa bahan makanan termasuk membuat nasi goreng, kini Devana pun tengah konsentrasi memasak nasi goreng, untuk menyambut kepulangan sang suaminya. Namun, tiba-tiba dia terusik karena merasa ada sepasang tangan yang melingkar diperutnya."Masak apa sayang? Mencium dari aromanya. Sepertinya sangat lezat," ucap Raka yang baru saja pulang, namun saat mencium bau masakan dari dapur, dia pun langsung menuju dapur dan melihat istri kecilnya sedang memasak."Sedang masak nasi goreng hubby. Tapi ternyata
Devana kini sedang berjalan menuju kampusnya. Setelah turun dari mobil Raka di halte tadi, sesuai perjanjian semalam. Dengan senyuman yang mengembang, Devana berjalan menyusuri jalan sambil sesekali mengingat saat tadi sarapan yang baginya terasa sangat romantis saat bersama Raka. Mereka berdua saling suap-suapan dengan nasi goreng satu piring berdua."Hey Cantik, kok jalan sih? Terus sendirian lagi," ucap seorang pria dengan motor besarnya, yang berhenti tepat dihadapan Devana saat ingin memasuki gerbang kampus."Memang apa urusan mu hah?! memang kita kenal gitu?" sahut Devana ketus, lalu Pria itu pun membuka helmnya dan langsung tersenyum."Masa gak kenal sama gue," jawabnya sambil tersenyum pada Devana."Ya elah Ares. Gue kira siapa, minggir ah lo sono! Buang waktu gue aja," ketus Devana sambil mengibas-mengibaskan tangannya meminta Ares memindahkan motor yang menghalangi jalannya."Lah
Raka baru saja kembali dari toilet setelah bersolo karier akibat ulah istri kecilnya, Devana. membuat Raka sedikit kesal dengan tingkah istri kecilnya itu. "Awas saja nanti kamu Devana," Umpat Raka dalam hatinya dengan raut wajah kesalnya karena kenakalan istrinya. Membuat dia harus berurusan dengan toilet. "Pak Raka, kenapa kok wajahnya kayak kesel gitu?” Tanya Amira, entah kapan ada disampingnya, membuat Raka terkejut lalu menoleh kearah sumber suara itu dengan wajah terkejutnya. "Eh, Bu Amira se-sejak kapan ibu ada disini?” Tanya Raka, yang kini terus berjalan ditemani oleh Bu Amira. "Sejak Pak Raka berjalan sambil ngelamun dan sedikit menggerutu tidak jelas. Ngomong apa sih Pak? Apa gara-gara ulah anak-anak ya pak? mereka emang gitu Pak suka bikin ribut cari masalah mulu,” Jawab Amira sambil masih setia mengikuti Raka dengan senyuman melebar. "Oh gitu, gak kok Bu cuma saya lagi kesel aja sama orang rumah,” jawab Raka sambil ses
Raka memperhatikan Devana yang masih fokus menuyusun bukunya, sambil bergumam entah apa yang dia bicarakan, membuat Raka gemas dan dengan sigap Raka langsung menarik pinggang Devana dan mendudukkannya dipangkuannya membuat Devans terkesiap saat sudah ada dipangkuan Raka."Hubby apa yang kamu Lakukan? Lepaskan! Aku sedang merapikan buku-buku yang berantakan," ujar Devana, dia pun berusaha memberontak minta dilepaskan, namun bukannya melepaskannya Raka malah mengeratkan pelukannya ke pinggang Devana lalu menopangkan dagunya kebahu Devana."Diam sayang, biarkan seperti ini sebentar saja. Beri suamimu ini Energi, jangan marah ya sayang. Kamu tahu, aku bersikap seperti itu terpaksa, karena tidak ingin yg lain curiga demi kebaikan kita, dan soal Bu Amira, aku tidak tertarik sama sekali padanya sayang, karena aku sudah punya istri yang sangat cantik dan manis," Ucap Raka dengan sesekali mengecup pundak Devana."Aku tidak marah hu
Sesuai yg dikatakan Devana, kini Raka pun berhenti disebuah pusat perbelanjaan, untuk membeli makanan camilan dan beberapa keperluan yg lain yg memang sudah menipis, kini Devana pun memasuki supermarket tentu saja dengan Raka yg mengekori seperti bodyguard. Devana pun memasukan beberapa camilan yg biasa dia Raka konsumsi juga beberapa buah-buahan segar."Hubby mau apalagi camilannya?” tanya Devana sambil mengambil beberapa bungkus kripik dan Biskuit."Sepertinya itu sudah cukup,” jawab Raka setelah melihat banyak bungkusan, minuman dan buah-buahan sudah tersimpan ditroli belanjaan mereka."Ya sudah, kita bayar kalau gitu,” ujar Devana lalu mereka pun menuju kasir yang memang saat itu sedang lengah jarang pembeli jadi tidak harus mengantri. Setelah membayar semuanya, Raka pun membawa barang belanjaan nya menuju ke tempat kendaraannya terparkir."Lain kali kita jangan belanja disini hubby.
Kini Devana dan Raka pun sudah di dalam mobil, untuk pulang. Devana tampak melihat keluar jendela mobil yang ada disampingnya, sebenarnya Devana masih sangat rindu kepada kedua orang tuanya, melihat kesedihan Devana, tangan Raka pun terulur dengan sebelah tangan yg masih memegang stir. "Kenapa, hm?” tanya Raka berpura-pura tidak mengetahui apa yang Devana pikirkan. Devana pun menatap Raka karena tersadar dari lamunannya. "Tidak hubby, tidak apa-apa I'm fine Hubby,” Jawab Devana lalu bersandar kepundak Raka dan memeluk sebelah tangan suaminya. "Tapi dari tadi aku lihat, kamu ngelamun aja sayang kenapa?Jujur saja sama aku,” ujar Raka dengan nada lembut. "Hubby jangan marah ya, sebenarnya Deva masih kangen Mommy dan daddy,” jawab Devana dengan manja, membuat Raka tersenyum. "Baiklah kita akan menginap nanti pas Wekeend, jadi kamu jangan sedih lagi ya sayang,” ucap Raka sambil menatap jal
Matahari pun kini telah menujukan sinar mentarinya yg hangat, tampak dua insan tengah menikmati sarapan paginya.Devana yang kini terus tersenyum karena mengingat kejadian semalam yang sangat indah, makan malam pertamanya dengan sang suami yang berakhir sangat indah, tidak pernah terbayang sedikit pun olehnya bahwa Raka akan memperlakukannya semanis itu, kini tidak ada penyesalan sedikit pun karena sudah menikah dengan pria yang lebih dewasa darinya."Sayang kenapa pagi-pagi sudah melamun?” tanya Raka. Yang melihat istrinya itu terdiam dengan senyuman yang tak luntur dari bibirnya."Sayang...!" Panggil Raka lagi sambil memegang tangan Devana yg terus mengaduk-ngaduk nasi gorengnya."Hemm..., kenapa Hubby?” Mendengar Raka memanggilnya, Devana malah balik bertanya. yg mulai tersadar dari lamunannya, lalu menatap Raka dengan tatapan bingungnya."Dari tadi kamu cuma ngacak-ngacak n
Pelajaran telah usai, bel istirahat pun berbunyi, kini semua penghuni kampus itu pun antusias menyambutnya karena bisa mengistirahatkan otaknya dan juga bisa mengisi perutnya yg sudah berdemo, begitu pun dengan Devana dan Mita. "Deva mau pesan apa?” tanya Mita yg akan memesan makanan, untuk makan siang mereka. "Emm.. Aku mau pesan Bakso aja, tapi jangan pedes ya, kasih kecap saja dan sausnya dikit aja terus teh manis anget aja minumannya," Jawan Devana sambil memamerkan giginya. "Siap bosqiu " Seru Mita lalu melangkah menuju tempat konter makanan untuk memesan makanan. Ting tiba-tiba notip pesan masuk diponsel Devana, membuat Devana tersenyum, saat membaca pesan dari suaminya. @MyHubby Sayang awas ya jangan makan sembarangan, kalau mau makan bakso jangan pake sambal dan minumnya yg anget-anget ya. &nb