Home / Horor / RAHASIA DUNIA GAIB / BAB 1 : Kabut di desa awan jingga

Share

RAHASIA DUNIA GAIB
RAHASIA DUNIA GAIB
Author: Cerita Nyata

BAB 1 : Kabut di desa awan jingga

Author: Cerita Nyata
last update Last Updated: 2024-11-25 22:08:12

Desa Awan Jingga adalah desa kecil yang tersembunyi di kaki Gunung Seruni. Kabut tebal yang meliputi desa itu hampir tak pernah pergi, bahkan di siang hari. Konon, kabut itu bukan hanya kabut biasa. Para tetua desa percaya, kabut itu adalah perwujudan dari makhluk gaib yang menjaga desa dari ancaman dunia luar. Namun bagi Arka, seorang pemuda berusia dua puluh tahun, cerita itu hanyalah takhayul yang diwariskan turun-temurun.

Sejak kecil, Arka sudah terbiasa dengan kehidupan yang sederhana dan terpencil di desa. Ibunya, seorang dukun bayi yang dihormati, sering kali bercerita tentang leluhur mereka yang memiliki hubungan erat dengan dunia gaib. Tapi Arka selalu menganggap itu dongeng pengantar tidur. Baginya, dunia ini hanya memiliki satu kenyataan: kerja keras untuk bertahan hidup.

Namun, semua keyakinannya berubah pada suatu malam, ketika kabut di desa menjadi lebih pekat dari biasanya.

Malam itu, Arka duduk di beranda rumahnya yang terbuat dari kayu tua. Angin dingin menusuk kulitnya, dan suara jangkrik terdengar begitu keras seolah menjadi satu-satunya kehidupan di desa. Ibunya sudah tidur, tetapi Arka belum bisa memejamkan mata. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan.

“Terlalu sepi,” gumamnya sambil memandang kabut yang semakin menebal di kejauhan.

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari arah jalan desa. Suara itu aneh, tidak teratur, seperti orang yang menyeret kakinya. Arka berdiri, mencoba melihat siapa yang datang di tengah malam seperti ini. Tapi kabut terlalu tebal, membuatnya hanya bisa melihat bayangan samar.

“Siapa itu?” teriak Arka, suaranya menggema di antara pepohonan.

Tidak ada jawaban. Hanya langkah kaki yang semakin mendekat. Jantung Arka mulai berdegup lebih cepat. Ia mengambil obor kecil yang tergantung di tiang beranda dan menyalakannya. Sinar api yang kecil itu terasa tidak cukup untuk menembus kabut.

“Siapa pun kau, jangan bercanda! Ini sudah malam!” katanya lagi, kali ini dengan nada lebih tegas.

Langkah itu berhenti. Hening. Hanya suara angin yang berhembus pelan. Tapi tiba-tiba, dari dalam kabut, muncul sebuah bayangan besar. Arka mundur selangkah, memegang erat obornya. Bayangan itu bergerak perlahan, dan saat semakin dekat, Arka menyadari bahwa itu bukan manusia.

Bayangan itu adalah sosok tinggi dengan tubuh yang seolah terbuat dari kabut. Wajahnya samar, hanya terlihat dua mata merah yang menatap tajam ke arah Arka.

“Arka...” suara berat itu menggema, membuat bulu kuduk Arka berdiri.

“Siapa kau?!” seru Arka, mencoba terdengar berani meski suaranya bergetar.

Sosok itu tidak menjawab. Sebaliknya, ia mengulurkan tangannya yang panjang dan menunjuk ke arah bukit di belakang rumah Arka.

“Cari... Buku...” suara itu terdengar seperti bisikan ribuan orang sekaligus.

Sebelum Arka bisa bertanya lebih lanjut, sosok itu menghilang bersama kabut. Arka berdiri terpaku, napasnya terengah engah. Ia menatap ke arah yang ditunjuk oleh makhluk itu: bukit kecil yang selama ini tidak pernah ia perhatikan.

Setelah beberapa menit berusaha menenangkan diri, Arka memutuskan untuk kembali ke dalam rumah. Ia yakin kejadian tadi hanya mimpi buruk atau imajinasinya saja. Tapi saat ia membuka pintu, ia menemukan sesuatu yang membuat darahnya membeku.

Di atas meja kayu di ruang tamu, ada sebuah buku tua yang tampak seperti baru diletakkan di sana. Padahal, ia yakin betul bahwa meja itu kosong sebelum ia keluar rumah.

Buku itu memiliki sampul hitam yang sudah kusam, dengan ukiran aneh di bagian depannya. Tidak ada judul, tidak ada nama pengarang. Hanya simbol simbol yang tampak seperti tulisan kuno. Arka mendekat dengan hati-hati, tangan gemetar saat ia menyentuh sampul buku itu.

Begitu ia membuka halaman pertama, angin dingin berhembus dari dalam buku, seolah-olah membawa suara bisikan dari dunia lain. Tulisan di dalamnya bukan huruf yang ia kenal, tetapi entah bagaimana, ia bisa membacanya dengan jelas:

"Yang membaca ini, bersiaplah memasuki dunia yang tak pernah terlihat oleh mata manusia. Dunia di balik bayang."

Arka menutup buku itu dengan cepat, dadanya naik-turun karena ketakutan. Tapi rasa ingin tahunya lebih besar daripada ketakutannya. Ia membuka buku itu lagi dan mulai membaca halaman demi halaman. Setiap kata yang ia baca seperti membuka pintu ke dunia lain, membuatnya merasa seolah-olah ada sesuatu yang mengawasinya.

Saat malam semakin larut, Arka menyadari bahwa buku itu bukan hanya sekadar buku biasa. Buku itu adalah peta menuju dunia gaib yang selama ini ia anggap hanya mitos.

Ketika akhirnya ia menutup buku itu untuk kedua kalinya, sesuatu di luar rumahnya menarik perhatiannya. Kabut yang tadi mulai menipis kini kembali pekat, dan suara langkah kaki yang tadi ia dengar muncul lagi. Tapi kali ini, langkah itu tidak terdengar seperti manusia atau makhluk lain. Suaranya lebih berat, lebih menyeramkan.

Arka berdiri di depan jendela, mencoba melihat apa yang ada di luar. Tapi sebelum ia sempat melihat apa pun, suara keras mengetuk pintu rumahnya.

“Arka...” suara berat itu memanggil namanya lagi.

Dengan gemetar, Arka berjalan ke arah pintu. Ia tidak tahu apa yang akan ia hadapi, tetapi entah mengapa ia merasa harus membuka pintu itu. Saat tangannya menyentuh gagang pintu, buku di atas meja tiba-tiba terbuka dengan sendirinya, dan cahaya biru yang terang keluar dari halaman-halamannya.

Arka berbalik, terkejut melihat buku itu melayang di udara. Cahaya biru itu semakin terang, dan dari dalamnya, muncul sosok seorang pria tua dengan jubah panjang. Mata pria itu bersinar seperti bintang, dan suaranya terdengar penuh wibawa saat ia berkata:

“Arka, kau telah dipilih. Perjalananmu dimulai sekarang.”

Sebelum Arka sempat bertanya apa maksudnya, cahaya biru itu menyelimuti seluruh ruangan, dan dunia di sekitarnya berubah menjadi gelap gulita.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 31 : Jejak Cahaya di Dunia yang Retak

    Arka dan Loran melangkah keluar dari Hutan Bayangan Abadi dengan hati yang terasa lebih ringan. Mereka telah berhasil mengalahkan kegelapan di tempat itu, tetapi peta yang diberikan Lyra masih menunjukkan banyak wilayah lain yang perlu dipulihkan. Langkah mereka menuju dunia yang lebih baik baru saja dimulai.Di ufuk timur, matahari mulai terbit, memancarkan warna keemasan yang menghangatkan tubuh mereka setelah perjalanan panjang di hutan yang dingin. Namun, di depan mereka terbentang dataran yang rusak, dengan pepohonan mati dan sungai-sungai kering yang menggambarkan penderitaan dunia.“Semua ini akibat kegelapan,” gumam Loran sambil memandangi lanskap yang muram.Arka mengangguk. “Tapi kita akan memperbaikinya, selangkah demi selangkah.”---Pertemuan dengan Penduduk DesaPerjalanan mereka membawa mereka ke sebuah desa kecil di kaki bukit. Desa itu tampak hancur; rumah-rumahnya reyot, dan penduduknya tampak letih, seperti telah kehilangan harapan. Ketika Arka dan Loran memasuki de

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 30 : Cahaya Baru di Tengah Kegelapan

    Arka dan Loran melangkah keluar dari istana megah dengan hati penuh harapan. Dunia yang sebelumnya terasa suram kini mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan baru. Langit yang kelabu perlahan berubah menjadi biru cerah, dan udara di sekitar mereka dipenuhi aroma segar, seperti musim semi yang baru lahir.Namun, mereka tahu bahwa tugas mereka belum selesai. Meskipun kekuatan besar kini ada dalam genggaman mereka, tantangan sebenarnya adalah bagaimana mereka menggunakannya untuk membawa perubahan bagi dunia yang telah lama dirundung kehancuran.---Panggilan BaruSaat mereka berjalan menuruni tangga istana, sebuah suara menggema di udara, memanggil mereka dengan lembut.“Arka, Loran…”Mereka berhenti, saling bertukar pandang sebelum menatap ke arah sumber suara. Dari balik kabut tipis, sosok seorang wanita muncul. Dia mengenakan jubah putih bercahaya dengan aura damai yang menyelimuti dirinya.“Siapa kau?” tanya Loran dengan hati-hati.Wanita itu tersenyum. “Namaku Lyra. Aku adalah penja

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 29 : Ujian Terakhir Sang Penguasa

    Ketika Arka dan Loran melangkah melalui portal emas, mereka disambut oleh keheningan yang luar biasa. Tidak ada suara, tidak ada angin, hanya kekosongan. Mereka berdiri di atas lantai yang memantulkan tubuh mereka seperti cermin, dan di hadapan mereka berdiri sebuah istana megah dengan gerbang yang menjulang tinggi, dihiasi ukiran rumit yang memancarkan cahaya.Istana itu tampak seperti tak tersentuh oleh waktu, penuh dengan keagungan, namun mengandung kesan dingin yang tak ramah."Apakah ini tujuan akhir kita?" tanya Arka, suaranya nyaris berbisik.Loran mengamati gerbang besar di depannya. "Sepertinya begitu. Tapi aku merasakan sesuatu... sesuatu yang aneh. Ada kekuatan yang jauh lebih besar di sini."Saat mereka melangkah mendekat, gerbang istana perlahan terbuka, memancarkan cahaya keemasan yang begitu terang hingga mereka harus menutupi mata mereka sejenak.---Pertemuan dengan Sang PenguasaDi dalam istana, mereka menemukan sebuah aula besar. Lantainya terbuat dari marmer putih

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 28 : Cermin Kebenaran

    Arka dan Loran berdiri di tengah ruang penuh cermin, dikelilingi oleh refleksi yang tidak hanya menampilkan diri mereka, tetapi juga kenangan, rasa bersalah, dan ketakutan terdalam. Bayangan dalam cermin tampak hidup, bergerak dengan cara yang tidak selaras dengan gerakan mereka."Arka," suara Loran terdengar pelan, menggetarkan keheningan. "Apa menurutmu ini hanya ilusi?"Arka memandang pantulan dirinya, seorang anak kecil yang tampak rapuh, berdiri di samping makam ibunya. Suara tangisannya menggema di dalam ruang cermin, membawa kembali kenangan yang selama ini ia pendam. "Mungkin," jawabnya. "Tapi aku rasa ini lebih dari itu. Pilar ini memaksa kita menghadapi sesuatu yang selama ini kita hindari."---Kenangan yang Mengungkap Luka LamaLoran mendekati salah satu cermin. Di sana, ia melihat bayangan dirinya memeluk seorang prajurit muda yang tubuhnya dipenuhi luka. Tangannya berlumuran darah, dan air mata mengalir deras di wajahnya."Ini kesalahanku," bisik Loran, hampir tak terden

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 27 : Jejak Pilar Keempat

    Melangkah keluar dari portal, Arka dan Loran menemukan diri mereka di sebuah tempat yang sama sekali berbeda dari apa yang mereka bayangkan. Bukannya dataran keras atau hutan lebat seperti sebelumnya, mereka kini berada di sebuah hamparan padang bunga. Ribuan bunga berwarna biru pucat melambai lembut di bawah angin sejuk, menciptakan pemandangan yang hampir menenangkan.Namun, mereka tahu lebih baik daripada merasa terlalu nyaman. Setelah tiga Pilar yang penuh tantangan, mereka menyadari bahwa keindahan ini mungkin hanya menutupi sesuatu yang lebih berbahaya."Ini terlalu tenang," gumam Loran sambil memegang erat tombak barunya, yang ia peroleh setelah mengorbankan senjata lamanya.Arka mengangguk, matanya menyisir horizon. "Ya, ini seperti jebakan. Tapi kita harus terus maju. Pilar Keempat pasti ada di sini."---Suara dari Bawah TanahKetika mereka mulai berjalan, Arka merasakan sesuatu yang aneh. Setiap langkah mereka di atas padang bunga itu terasa seperti menapaki sesuatu yang hi

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 26 : Kekuatan dalam Hati

    Arka dan Loran berdiri di hadapan penjaga Pilar Kedua, dikelilingi oleh medan energi yang berkilauan. Suasana sunyi, seolah-olah dunia di luar tempat itu tidak lagi ada. Penjaga, dengan tubuh bercahaya biru yang memancar seperti bintang, menatap mereka dengan tajam."Ujian kalian adalah memahami apa arti kekuatan sejati," suara penjaga menggema, mengguncang tanah di bawah kaki mereka. "Kekuatan bukan hanya tentang tubuh yang kuat atau senjata yang tajam. Ini tentang hati yang kokoh dan pikiran yang tidak tergoyahkan."Arka mengangguk, merasakan makna mendalam dari kata-kata itu. Ia memegang kunci emas yang berdenyut lembut di tangannya. "Kami siap menghadapi ujian ini," katanya dengan tegas.Penjaga mengangkat tangannya, dan tiba-tiba medan energi di sekitar mereka berubah. Tanah di bawah mereka bergetar, dan sebuah lingkaran besar bercahaya muncul di sekitar mereka. Di dalam lingkaran itu, muncul dua sosok.---Bayangan DiriArka dan Loran terkejut ketika melihat sosok-sosok yang mun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status