Beranda / Horor / RAHASIA DUNIA GAIB / BAB 8 : Gerbang Kegelapan

Share

BAB 8 : Gerbang Kegelapan

Penulis: Cerita Nyata
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 13:22:41

Langit di atas lembah itu semakin gelap. Setiap jejak cahaya yang sebelumnya tersisa, kini mulai menghilang di balik awan kelam yang bergerak cepat. Energi gaib yang mengelilingi altar terasa semakin padat, menekan tubuh Arka dan Ki Jarang dengan kekuatan yang menakutkan.

"Gerbang ini... bukan hanya portal biasa," kata Ki Jarang, suaranya penuh ketegasan. "Ini adalah pintu menuju dunia yang lebih gelap, yang tidak seharusnya kita masuki. Jika kita membiarkannya terbuka lebih lama, maka dunia ini akan terhubung langsung dengan kegelapan yang tak terhingga."

Arka merasa seolah ada sesuatu yang mengintai dari balik gerbang tersebut. Sesuatu yang tidak bisa ia lihat, namun bisa ia rasakan, sebuah ancaman yang jauh lebih besar daripada apa pun yang pernah ia hadapi sebelumnya.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Arka dengan suara penuh ketegangan. Ia memandang altar yang masih berdiri kokoh, meskipun sebagian besar telah hancur. Cahaya merah yang memancar dari retakan-retakan altar kini semakin intens, seolah menyimpan rahasia yang lebih besar.

Ki Jarang menarik napas panjang, matanya tertuju pada inti altar yang kini mengeluarkan cahaya biru yang menggetarkan udara sekitar mereka. "Kita harus menghancurkan inti itu, Arka. Hanya dengan menghancurkan inti gerbang ini, kita bisa menutup portal dan mencegah dunia ini jatuh ke dalam kegelapan."

Namun, saat mereka bersiap untuk bergerak, suara menggelegar terdengar, mengguncang tanah di bawah mereka. Penjaga yang tampaknya telah hancur, kini bangkit kembali. Tubuhnya semakin besar, lebih besar dari sebelumnya, dengan retakan-retakan yang semakin menonjol dan memancarkan energi gelap yang mencekam.

"Kalian tidak tahu apa yang kalian lakukan!" raung Penjaga, suaranya penuh amarah dan kebencian. "Gerbang ini adalah bagian dari takdir. Kalian tidak bisa menghentikannya. Jika kalian menghancurkannya, kalian akan memusnahkan seluruh dunia ini bersama-sama dengan kalian!"

Arka merasakan kegelisahan dalam dirinya. Penjaga itu bukan hanya makhluk fisik. Ia adalah penjaga gerbang ini, makhluk yang terikat dengan dunia yang lebih gelap, dunia yang bahkan tidak bisa dibayangkan oleh pikiran manusia biasa.

Ki Jarang menyentuh bahu Arka, menarik perhatiannya. "Jangan biarkan perkataannya mempengaruhi. Ia hanya berusaha menakut-nakuti kita. Kita tahu apa yang harus dilakukan."

Arka mengangguk, walaupun hatinya masih dipenuhi keraguan. Mungkinkah menghancurkan gerbang ini akan mengarah pada kehancuran lebih besar? Namun, dia tahu bahwa mereka tidak punya pilihan lain. Jika mereka tidak menghentikan gerbang itu, dunia yang mereka kenal akan hancur.

Ki Jarang melangkah maju, melepaskan energi biru yang kuat. Perisai energi itu membentuk lingkaran di sekeliling mereka, melindungi mereka dari serangan Penjaga yang semakin kuat. "Aku akan menahan Penjaga ini," katanya. "Kamu harus menghancurkan inti gerbang itu, Arka. Waktu kita semakin sedikit."

Arka mengangguk, berlari menuju inti gerbang yang sekarang dipenuhi cahaya biru dan merah yang saling berkelindan. Setiap langkahnya terasa semakin berat, seolah dunia ini sendiri menentangnya. Ketika ia mencapai inti gerbang, ia merasakan sebuah kekuatan yang luar biasa, seperti ada tangan yang tidak terlihat yang berusaha menariknya masuk ke dalam portal itu.

Pedangnya berkilau terang saat ia mengangkatnya ke udara, bersiap untuk menebas inti gerbang. Namun, saat pedangnya mendekat, sebuah suara menggema di dalam pikirannya, suara yang asing namun penuh dengan daya tarik yang tidak bisa ia hindari.

"Jangan hancurkan aku, Arka," suara itu berbisik lembut, namun penuh dengan ancaman. "Jika kamu menghancurkan inti ini, semua yang kamu kenal akan hilang. Dunia ini akan menjadi tempat yang lebih gelap, lebih sepi, lebih sunyi. Kamu tidak bisa kembali."

Arka merasa hatinya berdebar, suara itu begitu mempengaruhinya. Apakah yang dikatakan makhluk itu benar? Apa yang akan terjadi jika gerbang ini dihancurkan? Namun, saat ia menatap Ki Jarang yang masih berusaha menahan Penjaga, ia tahu bahwa satu-satunya jalan adalah menghancurkan gerbang ini, tidak peduli konsekuensinya.

Dengan sekali gerakan, Arka menebas inti gerbang itu dengan pedangnya. Sebuah ledakan besar terjadi, mengeluarkan cahaya yang begitu terang sehingga hampir menyilaukan mata. Suara-suara dari dunia lain terdengar menggema, seperti teriakan yang penuh penderitaan.

Namun, sebelum semuanya menjadi gelap, Arka merasakan tubuhnya terangkat ke udara. Ia merasa seperti ada sesuatu yang menariknya, membawanya ke tempat yang lebih gelap dan lebih jauh. Tubuhnya terasa ringan, namun hatinya terasa berat.

Ketika cahaya mulai mereda, Arka menemukan dirinya berada di sebuah tempat yang tidak dikenal. Sebuah ruangan luas yang gelap, dipenuhi dengan bayangan-bayangan yang bergerak dengan cepat. Sesuatu yang lebih besar dan lebih gelap mengintai di balik bayangan itu.

Ki Jarang tiba-tiba muncul di sampingnya, matanya tampak lebih cemas daripada sebelumnya. "Kita harus segera kembali, Arka. Tempat ini bukan tempat kita."

Namun, sebelum mereka bisa bergerak, sebuah entitas besar muncul dari kegelapan, makhluk yang jauh lebih besar daripada Penjaga, makhluk yang seolah berasal dari dunia yang sangat jauh. Matanya yang bersinar merah menatap mereka dengan penuh kebencian.

"Selamat datang di dunia kami," suara makhluk itu terdengar seperti ribuan suara yang bersatu. "Kalian telah membuka gerbang, dan sekarang kalian akan menjadi bagian dari dunia kami. Dunia yang akan merenggut semuanya."

Arka merasa jantungnya hampir berhenti. Mereka tidak hanya membuka gerbang—mereka telah memasuki dunia yang jauh lebih mengerikan dari apa yang bisa mereka bayangkan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 31 : Jejak Cahaya di Dunia yang Retak

    Arka dan Loran melangkah keluar dari Hutan Bayangan Abadi dengan hati yang terasa lebih ringan. Mereka telah berhasil mengalahkan kegelapan di tempat itu, tetapi peta yang diberikan Lyra masih menunjukkan banyak wilayah lain yang perlu dipulihkan. Langkah mereka menuju dunia yang lebih baik baru saja dimulai.Di ufuk timur, matahari mulai terbit, memancarkan warna keemasan yang menghangatkan tubuh mereka setelah perjalanan panjang di hutan yang dingin. Namun, di depan mereka terbentang dataran yang rusak, dengan pepohonan mati dan sungai-sungai kering yang menggambarkan penderitaan dunia.“Semua ini akibat kegelapan,” gumam Loran sambil memandangi lanskap yang muram.Arka mengangguk. “Tapi kita akan memperbaikinya, selangkah demi selangkah.”---Pertemuan dengan Penduduk DesaPerjalanan mereka membawa mereka ke sebuah desa kecil di kaki bukit. Desa itu tampak hancur; rumah-rumahnya reyot, dan penduduknya tampak letih, seperti telah kehilangan harapan. Ketika Arka dan Loran memasuki de

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 30 : Cahaya Baru di Tengah Kegelapan

    Arka dan Loran melangkah keluar dari istana megah dengan hati penuh harapan. Dunia yang sebelumnya terasa suram kini mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan baru. Langit yang kelabu perlahan berubah menjadi biru cerah, dan udara di sekitar mereka dipenuhi aroma segar, seperti musim semi yang baru lahir.Namun, mereka tahu bahwa tugas mereka belum selesai. Meskipun kekuatan besar kini ada dalam genggaman mereka, tantangan sebenarnya adalah bagaimana mereka menggunakannya untuk membawa perubahan bagi dunia yang telah lama dirundung kehancuran.---Panggilan BaruSaat mereka berjalan menuruni tangga istana, sebuah suara menggema di udara, memanggil mereka dengan lembut.“Arka, Loran…”Mereka berhenti, saling bertukar pandang sebelum menatap ke arah sumber suara. Dari balik kabut tipis, sosok seorang wanita muncul. Dia mengenakan jubah putih bercahaya dengan aura damai yang menyelimuti dirinya.“Siapa kau?” tanya Loran dengan hati-hati.Wanita itu tersenyum. “Namaku Lyra. Aku adalah penja

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 29 : Ujian Terakhir Sang Penguasa

    Ketika Arka dan Loran melangkah melalui portal emas, mereka disambut oleh keheningan yang luar biasa. Tidak ada suara, tidak ada angin, hanya kekosongan. Mereka berdiri di atas lantai yang memantulkan tubuh mereka seperti cermin, dan di hadapan mereka berdiri sebuah istana megah dengan gerbang yang menjulang tinggi, dihiasi ukiran rumit yang memancarkan cahaya.Istana itu tampak seperti tak tersentuh oleh waktu, penuh dengan keagungan, namun mengandung kesan dingin yang tak ramah."Apakah ini tujuan akhir kita?" tanya Arka, suaranya nyaris berbisik.Loran mengamati gerbang besar di depannya. "Sepertinya begitu. Tapi aku merasakan sesuatu... sesuatu yang aneh. Ada kekuatan yang jauh lebih besar di sini."Saat mereka melangkah mendekat, gerbang istana perlahan terbuka, memancarkan cahaya keemasan yang begitu terang hingga mereka harus menutupi mata mereka sejenak.---Pertemuan dengan Sang PenguasaDi dalam istana, mereka menemukan sebuah aula besar. Lantainya terbuat dari marmer putih

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 28 : Cermin Kebenaran

    Arka dan Loran berdiri di tengah ruang penuh cermin, dikelilingi oleh refleksi yang tidak hanya menampilkan diri mereka, tetapi juga kenangan, rasa bersalah, dan ketakutan terdalam. Bayangan dalam cermin tampak hidup, bergerak dengan cara yang tidak selaras dengan gerakan mereka."Arka," suara Loran terdengar pelan, menggetarkan keheningan. "Apa menurutmu ini hanya ilusi?"Arka memandang pantulan dirinya, seorang anak kecil yang tampak rapuh, berdiri di samping makam ibunya. Suara tangisannya menggema di dalam ruang cermin, membawa kembali kenangan yang selama ini ia pendam. "Mungkin," jawabnya. "Tapi aku rasa ini lebih dari itu. Pilar ini memaksa kita menghadapi sesuatu yang selama ini kita hindari."---Kenangan yang Mengungkap Luka LamaLoran mendekati salah satu cermin. Di sana, ia melihat bayangan dirinya memeluk seorang prajurit muda yang tubuhnya dipenuhi luka. Tangannya berlumuran darah, dan air mata mengalir deras di wajahnya."Ini kesalahanku," bisik Loran, hampir tak terden

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 27 : Jejak Pilar Keempat

    Melangkah keluar dari portal, Arka dan Loran menemukan diri mereka di sebuah tempat yang sama sekali berbeda dari apa yang mereka bayangkan. Bukannya dataran keras atau hutan lebat seperti sebelumnya, mereka kini berada di sebuah hamparan padang bunga. Ribuan bunga berwarna biru pucat melambai lembut di bawah angin sejuk, menciptakan pemandangan yang hampir menenangkan.Namun, mereka tahu lebih baik daripada merasa terlalu nyaman. Setelah tiga Pilar yang penuh tantangan, mereka menyadari bahwa keindahan ini mungkin hanya menutupi sesuatu yang lebih berbahaya."Ini terlalu tenang," gumam Loran sambil memegang erat tombak barunya, yang ia peroleh setelah mengorbankan senjata lamanya.Arka mengangguk, matanya menyisir horizon. "Ya, ini seperti jebakan. Tapi kita harus terus maju. Pilar Keempat pasti ada di sini."---Suara dari Bawah TanahKetika mereka mulai berjalan, Arka merasakan sesuatu yang aneh. Setiap langkah mereka di atas padang bunga itu terasa seperti menapaki sesuatu yang hi

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 26 : Kekuatan dalam Hati

    Arka dan Loran berdiri di hadapan penjaga Pilar Kedua, dikelilingi oleh medan energi yang berkilauan. Suasana sunyi, seolah-olah dunia di luar tempat itu tidak lagi ada. Penjaga, dengan tubuh bercahaya biru yang memancar seperti bintang, menatap mereka dengan tajam."Ujian kalian adalah memahami apa arti kekuatan sejati," suara penjaga menggema, mengguncang tanah di bawah kaki mereka. "Kekuatan bukan hanya tentang tubuh yang kuat atau senjata yang tajam. Ini tentang hati yang kokoh dan pikiran yang tidak tergoyahkan."Arka mengangguk, merasakan makna mendalam dari kata-kata itu. Ia memegang kunci emas yang berdenyut lembut di tangannya. "Kami siap menghadapi ujian ini," katanya dengan tegas.Penjaga mengangkat tangannya, dan tiba-tiba medan energi di sekitar mereka berubah. Tanah di bawah mereka bergetar, dan sebuah lingkaran besar bercahaya muncul di sekitar mereka. Di dalam lingkaran itu, muncul dua sosok.---Bayangan DiriArka dan Loran terkejut ketika melihat sosok-sosok yang mun

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status