/ Horor / RAHASIA DUNIA GAIB / BAB 3 : Pertarungan Pertama

공유

BAB 3 : Pertarungan Pertama

작가: Cerita Nyata
last update 최신 업데이트: 2024-11-26 23:10:06

Makhluk itu melompat dengan kecepatan luar biasa, membuat Arka hampir tak sempat bereaksi. Bayangan hitam itu memiliki tubuh seperti serigala, tetapi dengan tangan panjang yang menyerupai cakar. Matanya yang merah menyala tampak seperti bara api yang menyala di dalam kegelapan.

Arka melangkah mundur dengan panik, memegang pedang erat-erat. “Aku tidak tahu caranya bertarung!” serunya, berharap Ki Jarang akan memberikan petunjuk.

“Percayalah pada pedang itu!” jawab Ki Jarang dengan tegas.

Makhluk itu menerkam, cakarnya terayun dengan kekuatan yang cukup untuk merobek pohon. Dengan naluri bertahan hidup, Arka mengangkat pedangnya. Dalam sekejap, pedang itu memancarkan cahaya biru terang, memblokir serangan makhluk itu. Percikan energi seperti petir memancar dari benturan tersebut, membuat makhluk itu melolong kesakitan dan mundur beberapa langkah.

Arka terpaku, matanya membelalak. Ia tidak mengerti apa yang baru saja terjadi, tetapi ia merasakan sesuatu di dalam dirinya, seperti energi yang membimbing gerakannya.

“Jangan ragu, Arka!” teriak Ki Jarang. “Mereka tidak akan berhenti sampai kau menghancurkan mereka!”

Makhluk itu bangkit lagi, kali ini lebih marah. Suaranya melengking, memanggil dua bayangan hitam lainnya yang muncul dari dalam kabut. Arka menggenggam pedangnya lebih erat. Tubuhnya gemetar, tetapi ia tahu ia tidak bisa lari.

Ketiga makhluk itu mengepungnya, bergerak seperti kilatan bayangan. Arka berusaha mengikuti gerakan mereka, tetapi terlalu cepat. Ia hanya melihat kilasan mata merah menyala di sekitarnya.

“Tutup matamu!” seru Ki Jarang.

Arka terkejut. “Apa? Kau serius?”

“Tutup matamu dan dengarkan!” ulang Ki Jarang dengan nada mendesak.

Meskipun ragu, Arka memutuskan untuk menurut. Ia memejamkan matanya, mencoba menenangkan napasnya. Pada awalnya, ia hanya mendengar suara lolongan dan langkah kaki makhluk-makhluk itu. Tetapi perlahan, suara-suara itu menjadi lebih jelas, seperti gema yang bergema di dalam pikirannya. Ia bisa merasakan keberadaan mereka, meskipun tidak melihatnya.

“Sekarang, serang!” perintah Ki Jarang.

Dengan mata tetap tertutup, Arka mengayunkan pedangnya ke arah kanan. Cahaya biru dari pedang itu memancar seperti kilat, mengenai salah satu makhluk dan membuatnya melolong kesakitan sebelum menghilang menjadi kabut hitam.

Dua makhluk lainnya menyerang secara bersamaan. Arka memutar tubuhnya, mengayunkan pedang dengan gerakan cepat. Ia merasakan energi yang mengalir melalui pedangnya, seperti kekuatan yang membimbing setiap gerakannya. Dalam satu tebasan, kedua makhluk itu lenyap, meninggalkan sisa-sisa kabut yang berputar-putar di udara sebelum menghilang sepenuhnya.

Ketika Arka membuka matanya, ia hanya melihat hutan yang sunyi dan Ki Jarang berdiri di depannya dengan senyum puas.

“Kau melakukannya,” kata Ki Jarang.

Arka terjatuh ke tanah, kelelahan. “Aku tidak tahu bagaimana aku bisa melakukannya...”

“Itu adalah kekuatan yang telah lama tertidur dalam dirimu,” jelas Ki Jarang sambil membantu Arka berdiri. “Pedang itu hanya alat. Kekuatan sejati datang dari dalam dirimu. Tetapi ini baru permulaan, Arka. Musuh yang lebih kuat akan segera datang.”

Arka menggeleng pelan, masih berusaha memproses apa yang baru saja terjadi. “Aku bahkan tidak yakin aku ingin melanjutkan ini. Aku bukan pahlawan. Aku hanya ingin hidup normal.”

Ki Jarang menatapnya tajam. “Hidup normal bukan lagi pilihan, Arka. Dunia manusia dalam bahaya, dan hanya kau yang bisa menghentikannya. Jika kau lari, kau tidak hanya meninggalkan takdirmu, tetapi juga membahayakan semua orang yang kau cintai.”

Kata-kata itu menusuk hati Arka. Ia memikirkan ibunya, satu-satunya keluarga yang ia miliki. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika makhluk-makhluk itu menyerang desanya.

“Apa yang harus kulakukan selanjutnya?” tanyanya akhirnya, meskipun suaranya masih dipenuhi keraguan.

Ki Jarang tersenyum tipis. “Kau harus melanjutkan pelatihanmu. Dunia ini penuh dengan bahaya, dan kau harus siap menghadapi apa pun yang datang. Tapi untuk sekarang, kita harus kembali ke dunia manusia. Kau sudah membuat cukup banyak kegaduhan di sini.”

Ki Jarang mengangkat tangannya, dan cahaya biru kembali menyelimuti mereka. Dunia di sekitarnya mulai memudar, digantikan oleh pemandangan rumah Arka yang sederhana.

Saat Arka membuka matanya, ia sudah berdiri di ruang tamu rumahnya. Buku kuno itu kembali tergeletak di atas meja, tampak seperti benda biasa.

“Ini baru permulaan, Arka,” kata Ki Jarang. “Ingat, setiap kali kau membuka buku itu, kau akan memasuki dunia yang sama. Gunakan waktumu dengan bijak. Aku akan menunggumu di sana.”

Sebelum Arka sempat menjawab, Ki Jarang menghilang, meninggalkan Arka sendirian dengan pikirannya yang kacau. Ia menatap buku itu dengan perasaan campur aduk. Sebuah perjalanan baru telah dimulai, tetapi ia tidak tahu ke mana perjalanan itu akan membawanya.

Yang ia tahu, hidupnya tidak akan pernah sama lagi.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 31 : Jejak Cahaya di Dunia yang Retak

    Arka dan Loran melangkah keluar dari Hutan Bayangan Abadi dengan hati yang terasa lebih ringan. Mereka telah berhasil mengalahkan kegelapan di tempat itu, tetapi peta yang diberikan Lyra masih menunjukkan banyak wilayah lain yang perlu dipulihkan. Langkah mereka menuju dunia yang lebih baik baru saja dimulai.Di ufuk timur, matahari mulai terbit, memancarkan warna keemasan yang menghangatkan tubuh mereka setelah perjalanan panjang di hutan yang dingin. Namun, di depan mereka terbentang dataran yang rusak, dengan pepohonan mati dan sungai-sungai kering yang menggambarkan penderitaan dunia.“Semua ini akibat kegelapan,” gumam Loran sambil memandangi lanskap yang muram.Arka mengangguk. “Tapi kita akan memperbaikinya, selangkah demi selangkah.”---Pertemuan dengan Penduduk DesaPerjalanan mereka membawa mereka ke sebuah desa kecil di kaki bukit. Desa itu tampak hancur; rumah-rumahnya reyot, dan penduduknya tampak letih, seperti telah kehilangan harapan. Ketika Arka dan Loran memasuki de

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 30 : Cahaya Baru di Tengah Kegelapan

    Arka dan Loran melangkah keluar dari istana megah dengan hati penuh harapan. Dunia yang sebelumnya terasa suram kini mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan baru. Langit yang kelabu perlahan berubah menjadi biru cerah, dan udara di sekitar mereka dipenuhi aroma segar, seperti musim semi yang baru lahir.Namun, mereka tahu bahwa tugas mereka belum selesai. Meskipun kekuatan besar kini ada dalam genggaman mereka, tantangan sebenarnya adalah bagaimana mereka menggunakannya untuk membawa perubahan bagi dunia yang telah lama dirundung kehancuran.---Panggilan BaruSaat mereka berjalan menuruni tangga istana, sebuah suara menggema di udara, memanggil mereka dengan lembut.“Arka, Loran…”Mereka berhenti, saling bertukar pandang sebelum menatap ke arah sumber suara. Dari balik kabut tipis, sosok seorang wanita muncul. Dia mengenakan jubah putih bercahaya dengan aura damai yang menyelimuti dirinya.“Siapa kau?” tanya Loran dengan hati-hati.Wanita itu tersenyum. “Namaku Lyra. Aku adalah penja

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 29 : Ujian Terakhir Sang Penguasa

    Ketika Arka dan Loran melangkah melalui portal emas, mereka disambut oleh keheningan yang luar biasa. Tidak ada suara, tidak ada angin, hanya kekosongan. Mereka berdiri di atas lantai yang memantulkan tubuh mereka seperti cermin, dan di hadapan mereka berdiri sebuah istana megah dengan gerbang yang menjulang tinggi, dihiasi ukiran rumit yang memancarkan cahaya.Istana itu tampak seperti tak tersentuh oleh waktu, penuh dengan keagungan, namun mengandung kesan dingin yang tak ramah."Apakah ini tujuan akhir kita?" tanya Arka, suaranya nyaris berbisik.Loran mengamati gerbang besar di depannya. "Sepertinya begitu. Tapi aku merasakan sesuatu... sesuatu yang aneh. Ada kekuatan yang jauh lebih besar di sini."Saat mereka melangkah mendekat, gerbang istana perlahan terbuka, memancarkan cahaya keemasan yang begitu terang hingga mereka harus menutupi mata mereka sejenak.---Pertemuan dengan Sang PenguasaDi dalam istana, mereka menemukan sebuah aula besar. Lantainya terbuat dari marmer putih

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 28 : Cermin Kebenaran

    Arka dan Loran berdiri di tengah ruang penuh cermin, dikelilingi oleh refleksi yang tidak hanya menampilkan diri mereka, tetapi juga kenangan, rasa bersalah, dan ketakutan terdalam. Bayangan dalam cermin tampak hidup, bergerak dengan cara yang tidak selaras dengan gerakan mereka."Arka," suara Loran terdengar pelan, menggetarkan keheningan. "Apa menurutmu ini hanya ilusi?"Arka memandang pantulan dirinya, seorang anak kecil yang tampak rapuh, berdiri di samping makam ibunya. Suara tangisannya menggema di dalam ruang cermin, membawa kembali kenangan yang selama ini ia pendam. "Mungkin," jawabnya. "Tapi aku rasa ini lebih dari itu. Pilar ini memaksa kita menghadapi sesuatu yang selama ini kita hindari."---Kenangan yang Mengungkap Luka LamaLoran mendekati salah satu cermin. Di sana, ia melihat bayangan dirinya memeluk seorang prajurit muda yang tubuhnya dipenuhi luka. Tangannya berlumuran darah, dan air mata mengalir deras di wajahnya."Ini kesalahanku," bisik Loran, hampir tak terden

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 27 : Jejak Pilar Keempat

    Melangkah keluar dari portal, Arka dan Loran menemukan diri mereka di sebuah tempat yang sama sekali berbeda dari apa yang mereka bayangkan. Bukannya dataran keras atau hutan lebat seperti sebelumnya, mereka kini berada di sebuah hamparan padang bunga. Ribuan bunga berwarna biru pucat melambai lembut di bawah angin sejuk, menciptakan pemandangan yang hampir menenangkan.Namun, mereka tahu lebih baik daripada merasa terlalu nyaman. Setelah tiga Pilar yang penuh tantangan, mereka menyadari bahwa keindahan ini mungkin hanya menutupi sesuatu yang lebih berbahaya."Ini terlalu tenang," gumam Loran sambil memegang erat tombak barunya, yang ia peroleh setelah mengorbankan senjata lamanya.Arka mengangguk, matanya menyisir horizon. "Ya, ini seperti jebakan. Tapi kita harus terus maju. Pilar Keempat pasti ada di sini."---Suara dari Bawah TanahKetika mereka mulai berjalan, Arka merasakan sesuatu yang aneh. Setiap langkah mereka di atas padang bunga itu terasa seperti menapaki sesuatu yang hi

  • RAHASIA DUNIA GAIB   Bab 26 : Kekuatan dalam Hati

    Arka dan Loran berdiri di hadapan penjaga Pilar Kedua, dikelilingi oleh medan energi yang berkilauan. Suasana sunyi, seolah-olah dunia di luar tempat itu tidak lagi ada. Penjaga, dengan tubuh bercahaya biru yang memancar seperti bintang, menatap mereka dengan tajam."Ujian kalian adalah memahami apa arti kekuatan sejati," suara penjaga menggema, mengguncang tanah di bawah kaki mereka. "Kekuatan bukan hanya tentang tubuh yang kuat atau senjata yang tajam. Ini tentang hati yang kokoh dan pikiran yang tidak tergoyahkan."Arka mengangguk, merasakan makna mendalam dari kata-kata itu. Ia memegang kunci emas yang berdenyut lembut di tangannya. "Kami siap menghadapi ujian ini," katanya dengan tegas.Penjaga mengangkat tangannya, dan tiba-tiba medan energi di sekitar mereka berubah. Tanah di bawah mereka bergetar, dan sebuah lingkaran besar bercahaya muncul di sekitar mereka. Di dalam lingkaran itu, muncul dua sosok.---Bayangan DiriArka dan Loran terkejut ketika melihat sosok-sosok yang mun

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status