Accueil / Rumah Tangga / RANJANG PANAS KAKAK IPAR / Bab 02. Pelang-pelan Mas, sakit!

Share

Bab 02. Pelang-pelan Mas, sakit!

Auteur: weni3
last update Dernière mise à jour: 2024-09-19 12:14:30

Siapa yang tak kecewa? Siapa yang tak takut? Siapa yang tak patah hatinya? Dia sudah menikah, tetapi berkhianat dengan pria yang sangat ia kenal.

Perlahan Zoya kembali melangkah menuju pintu, langkahnya tertatih merasakan miliknya yang masih sangat nyeri.

Entah berapa lama Gama menggempurnya semalam. Yang jelas, rasanya seperti saat malam pertama. Begitu sangat menyakitkan dan terasa mengganjal setelahnya.

"Zoya."

Zoya menghentikan lagi langkahnya dan kali ini sengaja memberikan kesempatan untuk Kakak iparnya berbicara. Namun, Zoya enggan untuk menoleh ke arah pria itu.

Dia muak dengan Gama yang semalam sudah memaksanya. Entah setan apa yang sudah membuat Gama kelewat batas. Zoya yakin ada yang tidak beres dengan Kakak iparnya tapi apa? Yang Gama lakukan semalam itu sudah menghancurkan harga dirinya.

"Anggap tidak terjadi apa-apa, Gama! Kamu sudah menghancurkan kepercayaanku. Kamu tidak lebih dari pecundang di mataku, Kak!" sentak Zoya. Rasanya dia sudah tidak ingin lagi bertemu dengan pria itu.

"Oke, aku setuju."

Kedua tangan Zoya terkepal kuat dengan dadanya yang semakin terasa sesak. Mendengar jawaban dari Gama membuat Zoya semakin ingin membenci pria itu.

Namun bukannya itu bagus, karena persetujuan dari Gama membuat mereka melupakan apa yang telah terjadi semalam. Walaupun Zoya sendiri tak mungkin lupa dan akan terus mengingat kelakuan bejat pria itu padanya.

"Pulang bersamaku! Aku akan menjelaskan semuanya pada Zein” kata Gama.

Mata Zoya lantas terpejam kuat saat mendengar ucapan Gama. Kepalanya terangkat menahan air mata yang kembali mendesak ingin keluar.

Dia menggelengkan kepala tanpa menoleh ke arah Gama.

"Tidak perlu, aku bisa memesan taksi sendiri. Aku pun tidak ingin merepotkanmu. Jadi, terimakasih atas niat baiknya."

Zoya pun bergegas pergi dari kamar yang menjadi saksi bisu perselingkuhan yang terjadi semalam. Entah Gama sengaja atau tidak. Yang jelas apa yang terjadi pada meraka itu suatu kesalahan yang tak termaafkan.

"Aku bersumpah tidak akan lagi menginjakkan kakiku di tempat ini!" gumam Zoya.

Zoya segera menaiki taksi yang telah ia pesan lalu meminta driver itu sedikit mempercepat lajunya kendaraan.

Dia berharap Zein tak akan marah dan mengerti saat ia menjelaskan alasan mengapa tak bisa pulang semalam.

Zoya pun sengaja menyamarkan wajah sembabnya dengan make up. Dia tak ingin suaminya tau jika dirinya menangis. Tak ingin membuat suaminya curiga akan apa yang terjadi semalam.

Zoya turun dari taksi bertepatan dengan suaminya yang baru saja keluar rumah. Zein menatap tajam ke arahnya kemudian melangkah panjang dan menarik tangannya dengan kasar.

"Mas!" pekik Zoya dengan debaran di dada yang begitu kencang.

"Pelan-pelan Mas, sakit!" rintih Zoya saat Zein menarik paksa dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Pria itu mencengkeram kuat tangannya hingga menimbulkan rasa yang panas dan perih.

Zoya sudah mengira kalau Zein pasti akan marah. Beruntung dia tidak pulang bersama dengan Gama.

Jika sampai mereka pulang bersama, Zoya yakin Zein pasti akan langsung menuduhnya bermain gila dengan kakak iparnya sendiri.

Walaupun nyatanya memang Zoya telah berkhianat, tapi itu terjadi bukan karena kemauannya. Semua terjadi di luar kehendaknya dan atas si pemaksa, Gama.

Zein seolah tuli dan tak peduli dengan kesakitan yang istrinya rasakan. Pria itu terus menarik kencang tangan kecil istrinya.

Melihat istrinya baru pulang membuat Zein sangat murka. Terlebih semalam pria itu sedang sangat menginginkan, tetapi sang istri justru tidak ada kabar dan terindikasi menikmati pesta tanpa dirinya.

"Dari mana saja kamu hingga jam segini baru pulang? Pesta macam apa yang kalian adakan? Kamu sudah berani macam-macam di belakangku, Zoya? Istri macam apa kamu, hah?" sentak Zein kepada Zoya.

Bahkan pria itu tidak segan-segan menjambak rambut istrinya.

"Aku... Aku... Auwh! Sakit Mas!" keluh Zoya menatap takut suaminya.

"Aku apa, hah? Mau beralasan apa kamu? Jangan bilang jika kamu tidur dengan sembarang pria!" teriak Zein memenuhi ruangan.

“Semalaman kamu membuat aku gelisah. Aku sedang sangat menginginkanmu, tetapi kamu malah nekat untuk tetap ikut ke pesta terkutuk itu hanya karena tidak enak dengan teman-teman kamu.”

Zein berteriak kencang untuk menunjukkan perasaannya yang sedang berkabut amarah.

“Dimana otak kamu, Zoya? Harusnya kamu memberatkan aku bukan malah memilih bersenang-senang dengan teman kamu! Padahal kamu tau aku melarang dan aku tidak bisa ikut semalam,” lanjut Zein dengan nada semakin menyentak.

"Aku juga sudah menyuruhmu pulang, tapi apa? Mana? Kamu malah menginap. Dasar wanita jalang!"

Tangan pria itu semakin mencengkeram kuat rambut istrinya hingga Zoya semakin meringis dengan bulir air mata yang semakin deras.

“Jangan pikir aku tidak tau bagaimana situasi dalam pesta itu. Gama bisa saja mengatakan akan menjaga kamu, tapi aku tidak percaya jika tidak terjadi apa-apa pada kalian!”

Jantung Zoya semakin berdegup kencang saat tuduhan yang Zein layangkan benar adanya. Namun tak mungkin dia membenarkan dan mengakuinya. Zein tidak akan segan-segan membunuhnya andai pria itu tau apa yang terjadi padanya.

Sekilas bayangan akan dirinya yang melayani hasrat terlarang Gama terlintas jelas di pikirannya. Setiap sentuhan itu yang semakin lama semakin tidak bisa ia tolak karena Gama yang sudah tak lagi bisa dilawan.

Namun bayangan itu membuat Zoya semakin ketakutan hingga wajahnya memucat. Bagaimana jika Zain ternyata tau apa yang terjadi antara dia dan Gama?

"Jangan menjadi liar, Zoya! Sekali lagi aku tanya sama kamu. Tidur dimana kamu semalam?" sentak Zein dengan tatapan mata yang semakin menajam dan cengkeraman yang semakin kuat.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (3)
goodnovel comment avatar
Isabella
kq langsung ketebak ... apa emang jebakan
goodnovel comment avatar
Elios EliosBengkulu
Wah prediksi Zein suami Zoya koq tepat sekali ya...berarti Zein SDH tahu kartu nya si Gama kalau begini cerita nya dan tidak mustahil ini semua rekayasa si Gama
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Kalo Zein tau Zoya tidur dgn gama Tamat tiwayat Zoya
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 188. Menghukum

    "Sembunyikan apa?" Gama terlihat santai berbeda dengan Zoya yang tidak bisa menyembunyikan perasaannya. Zoya mendadak bingung dalam bersikap, panik juga, khawatir semua terbongkar meskipun Zoya tau pasti ada masanya semua akan tau apa yang terjadi pada Sena. "Mas... " Zoya menyentuh lengan Gama tetapi pria itu justru meraih tangannya kemudian melepaskannya begitu saja. Zoya bungkam mengikuti langkah Gama yang terlihat maju mendekati Bara. "Apa yang Om curigakan? Katakan saja sekiranya aku bisa meluruskan atau menjelaskan. Tidak masalah! Aku akan menjawabnya," kata Gama tanpa takut. Bara pun melangkah mendekati hingga keduanya saling berhadapan. Bara menatap Gama dengan tatapan menyelidik. "Dimana Sena? Apa kamu menyembunyikannya? Selama menikah kamu tidak pernah datang membawa Sena. Kamu juga lebih sibuk dengan istri pertamamu itu." "Ingat Gama! Kamu sendiri yang meminta Sena padaku. Seharusnya kamu lebih bertanggung jawab dengan putriku! Bukan pilih kasih dengan ha

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 187. Busuk

    "Apa aku sehina ini, Dito? Aku hanya ingin mencintai dan dicintai oleh orang yang aku sayang. Bukan diperlakukan seperti ini." Suara Sena terdengar lemah dan tatapan wanita itu begitu mengiba dan memelas. Kedua mata Sena pun semakin tak henti mengeluarkan air mata hingga terlihat sangat menyedihkan. Memang Sena sangat-sangat menyedihkan sekali. Selain berantakan dan kotor seperti tak terurus. Sena juga terlihat seperti orang yang tidak waras. Padahal wanita itu masih bisa diajak berpikir. Hanya saja mungkin ada gangguan mental karena ambisi dan obsesi hingga merusak otak dan hati Sena. Penyakit hati memang sangat-sangat berbahaya bagi penderitanya. Maka dari itu dianjurkan menjadi manusia yang baik-baik saja. Tidak bisa diraih ya ikhlaskan. Bukan malah terus menginginkan hingga memicu perbuatan yang tercela. "Aku ingin bebas, Dito." "Aku sudah mengajakmu untuk berubah, Sena. Aku juga sudah menjanjikan untukmu bebas jika kamu mau berubah." Dito menarik nafas dalam dan se

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 186. Menurutlah

    Kedua insan yang tengah dimabuk cinta kini sama-sama terlena dengan gelombang cinta yang mereka buat. Hasilnya, tubuh gemetar hebat di kala pelepasan yang sangat melenakan. Gama cukup berhati-hati meskipun hal itu membuat Zoya geregetan sendiri. Namun keduanya sama-sama menikmati dan kini tengah terengah menikmati denyutan kecil yang membuat keduanya tersenyum senang. "Mas... " "Hhmm... Makasih Sayang." "Ya," kata Zoya. "Apa ada yang sakit? Bagaimana dengan anak kita? Dia baik-baik saja?" tanya Gama yang kemudian memiringkan tubuhnya untuk menjangkau Zoya. "Sepertinya sangat suka dikunjungi oleh Ayahnya," jawab Zoya dengan senyum tipis dan tangan mengusap rahang Gama. Wajahnya mungkin saat ini masih terlihat sangat seksi. Buktinya Gama mengecup tangannya hingga Zoya kemudian beralih pada tengkuk Zoya dan berbisik di sana. "Wajah kamu sangat menantang sekali, Sayang. Apa kamu tau jika setelah mengejang, kamu sangat seksi?" "Apa yang ada di dalam pikiranmu hanya

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 185. Firasat

    Di rumah besar keluarga Atmanegara, Bara terduduk menyesap kopi buatan sang istri. Diam terlihat banyak beban sampai di mana sang istri mendekati dan duduk di samping pria paruh baya itu. "Ada apa, Mas? Aku lihat kamu sedang banyak pikiran. Apa yang sedang mengganggu pikiranmu?" "Aku merindukan Sena. Apa kamu melihatnya saat ke rumah Gama?" Bara menoleh ke arah sang istri yang menggelengkan kepala. Terlihat Santi pun sangat merindukan Sena meskipun ada rasa sakit mengingat Sena pernah membangkang. "Lalu kemana?" "Katanya Sena belum pulang, masih seperti dulu, Sena akan mencari kesenangan sendiri tanpa memikirkan orang di sekitarnya. Aku kadang tidak enak hati dengan Gama, Mas." "Gama pasti sangat membandingkan Sena dan Zoya. Sementara Zoya masih rajin dan ikut membantu Gama di kantor. Sifatnya sangat jauh sekali dengan Sena." Terdengar Bara mendesah kasar mendengar penuturan dari sang istri. Diam keduanya sama-sama saling berpikir sampai dimana Bara memutuskan untuk

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 184. Sentuhan-sentuhan nakal

    "Mas kamu sungguh tidak ada malu! Aku nggak enak hati dengan Asisten Dito, tapi kamu malah sengaja banget. Lagian mau ngapain, Mas?" Sepertinya Zoya pura-pura tidak tau, padahal kalau sudah begini, mau apa lagi jika bukan bercinta tujuannya. Sayangnya wanita kadang suka sekali menutupi hanya untuk sebuah kejelasan. "Mau apa lagi jika bukan untuk mengeksekusi kamu, hhmm? Bersiaplah Sayang! Kamu sulit aku abaikan," kata Gama dengan langkah yang membawa mereka ke dalam kamar. Tak lupa Gama pun mengunci pintu kamar agar tidak ada yang menganggu kegiatan mereka. Namun Zoya mengalihkan inginnya Gama. Padahal niatnya hanya iseng, tidak taunya kepancing sampai ingin digemesin begini. Pria memang suka tidak tahanan. "Mas kamu nggak mau makan dulu? Mandi gitu? Gemesnya sama aku pending dulu! Jangan begini!" Namun Gama tidak bisa dinanti-nanti. Pria itu merebahkan tubuh Zoya ke ranjang yang menjadi media untuk bercinta. Ya, bercinta. Mau apa lagi? Gemasnya Gama tidak lagi bisa d

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 183. Digemesin

    Zoya menahan tawa kala Gama kembali menghubunginya. Bolak balik menelpon membuatnya geli sendiri. Ya ampun Mas suami kalau sedang tantrum begini banget. "Maaf Mas, aku sudah mengerjaimu. Lagian kamu bikin aku pengan usil. Hihihi.... " Gama menghubungi dengan nada dering yang malah membuatnya ingin menari. Iseng banget emang bumil satu ini. Ampun dech, minta dicipok depan belakang atas bawah. Tidak tau saja suaminya sudah menahan gemas. Andai tidak ada banyak pekerjaan, pasti Gama sudah meluncur pulang. "Loh Nyonya kok seneng banget kelihatannya. Malah joget-joget. Itu bukannya Tuan yang telepon, Nyonya?" "Iya, Bi. Biarin aja, dia lagi tantrum Bi. asyik buat digodain," jawab Zoya santai dan Bibi hanya menggelengkan kepala mendengar itu dan terkekeh melihat kelakuan bumil satu ini. "Duh, Nyonya. Telepon rumah berdering. Itu pasti Tuan yang menghubungi." "Biarkan saja, Bi." "Nanti kalau Tuan marah gimana, Nyonya?" "Nggak akan Bi. Udah Bibi tenang aja ya! Serahka

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status