Beranda / Rumah Tangga / RANJANG PANAS KAKAK IPAR / Bab 200. Jangan Buang Aku!

Share

Bab 200. Jangan Buang Aku!

Penulis: weni3
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-23 15:59:08

Zoya terdiam menatap penuh wajah Bibi yang terlihat sangat gelisah. Beliau pun terlihat kecewa tetapi tidak ada kemarahan di sana. Zoya harap, Bibi pun mengerti kenapa suaminya sampai melakukan ini.

Hanya saja Zoya pun paham andai Bibi kecewa karena yang dilakukan suaminya tentu saja sangat tidak manusiawi. Namun mengingat kesalahan yang Sena lakukan, tentu saja semua orang ingin Sena jera dan menyesal, kecuali paman Bara yang justru sangat keras menyikapi ini semua.

"Tidak ada Ibu yang tidak sedih saat tau putrinya diperlakukan seburuk itu, Zoya. Tentu saja Bibi sangat sedih sekali tetapi Bibi paham kenapa Gama melakukan itu. Tidak apa asal Sena menjadi manusia yang lebih baik lagi. Jangan sampai Sena melakukan hal-hal yang bisa merugikan orang lain. Bibi harap Sena bisa menjadi baik walaupun dengan Bibi malah memusuhi."

Zoya justru tambah sedih mendengar jawaban dari Bibi Santi. Dia pun memeluk Bibi Santi dan memberikan kekuatan untuk beliau. Zoya sendiri sampai meneteskan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 202. Otakmu Sudah Gila!

    Semua menoleh memperhatikan Sena setelah suara sentakan wanita itu terdengar sangat lantang usai jatuhnya piring ke lantai hingga makanan buyar berantakan. Zoya melirik Gama yang kemudian melangkah mendekati dan menarik tangan Bibi Santi. "Otakmu sudah gila! Kehilangan Nenek kamu nangis tapi Ibumu kamu bentak seperti ini. Mati kamu jika kehilangan Ibumu!" kata Gama dengan tatapan tajam kemudian menoleh menatap Zoya. Zoya pun segera mendekati dan mengajak Bibi menjauh dari sana membiarkan Gama yang turun tangan. Dito pun menggelengkan kepala melihat itu apalagi yang kedapatan tanggung jawab dari Gama. "Tuan..." Tangan Gama terangkat menghentikan ucapan Dito yang kemudian membuat pria itu bungkam. Gama yang sekarang turun tangan karena sikap Sena sudah sangat keterlaluan. "Tapi Mas, aku nggak akan seperti ini kalau didikan mereka itu benar!" kata Sena membela diri. "Tapi tidak dibenarkan jika kamu membalas dengan melawan ibu yang sudah melahirkan dan membesarkan kamu.

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 201. Mau Sayangin Kamu, Mas.

    Dito menahan pergerakan Sena yang hendak menyusul Gama. Kedua mata Sena terlihat penuh kekhawatiran akan nasib wanita itu selanjutnya setelah dibuang dari keluarga Atmanegara. Namun sepertinya ada yang dilupakan oleh Sena. "Tidak perlu mengejar Tuan Gama! Sesuai dengan perjanjian kita dan kamu sudah berjanji akan patuh apa yang aku katakan. Kamu sudah menjadi tanggung jawabku! Jangan lagi menjadi wanita yang berambisi kalau tidak mau aku kembalikan lagi kamu ke ruangan pasung itu." Sontak Zoya menoleh ke arah Dito yang terlihat sangat serius sekali. Penuturan pria itu penuh ancaman yang membuat Sena menelan kasar saliva dan mengangguk patuh. "Bagus! Satu lagi, orang tuamu tetap menjadi orang tua yang sudah banyak berjasa. Tidak seharusnya kamu melawan mereka walaupun mereka mungkin memiliki banyak salah." "Tapi yang membuat aku muak adalah mereka yang sudah membuat nenekku mati." "Tapi semua itu pun ada kaitannya denganmu. Andai kamu tidak melakukan kesalahan besar itu p

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 200. Jangan Buang Aku!

    Zoya terdiam menatap penuh wajah Bibi yang terlihat sangat gelisah. Beliau pun terlihat kecewa tetapi tidak ada kemarahan di sana. Zoya harap, Bibi pun mengerti kenapa suaminya sampai melakukan ini. Hanya saja Zoya pun paham andai Bibi kecewa karena yang dilakukan suaminya tentu saja sangat tidak manusiawi. Namun mengingat kesalahan yang Sena lakukan, tentu saja semua orang ingin Sena jera dan menyesal, kecuali paman Bara yang justru sangat keras menyikapi ini semua. "Tidak ada Ibu yang tidak sedih saat tau putrinya diperlakukan seburuk itu, Zoya. Tentu saja Bibi sangat sedih sekali tetapi Bibi paham kenapa Gama melakukan itu. Tidak apa asal Sena menjadi manusia yang lebih baik lagi. Jangan sampai Sena melakukan hal-hal yang bisa merugikan orang lain. Bibi harap Sena bisa menjadi baik walaupun dengan Bibi malah memusuhi." Zoya justru tambah sedih mendengar jawaban dari Bibi Santi. Dia pun memeluk Bibi Santi dan memberikan kekuatan untuk beliau. Zoya sendiri sampai meneteskan

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 199. Jangan Menghalangi!

    "Mas kenapa Sena menyalahkan Bibi dan Paman? Sena tau dari mana? Apa mungkin ..." "Mungkin Dito yang memberitahukannya. Biarkan saja!" "Tapi Mas, kasihan Bibi ..." Zoya terus memperhatikan dengan kedua mata yang memerah. Melihat Sena yang menaruh kebencian pada ibunya sungguh membuat hati Zoya teriris jadinya. Dia yang sudah lama ditinggal ibunya merasakan betul bagaimana rasanya kehilangan tetapi Sena justru terkesan memusuhi orang yang sudah melahirkan wanita itu. "Jika kasihan mungkin sekarang memang sudah waktunya tetapi kesalahan itu sudah sejak lama dipupuk hingga Sena menjadi anak yang pembangkang dan juga nekat. Bukan salah kita! Boleh iba tetapi bukan terus dikasih hati." Zoya mengangguk paham. Paham jika Gama tengah mengingatkan padanya untuk tidak terlalu memberikan hati dan agar lebih berhati-hati juga. Memang Zoya terlalu baik hingga terkadang kebaikannya dimanfaatkan oleh orang lain tetapi kali ini berbeda. Zoya sangat iba melihat Bibi Santi diperlakukan

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 198. Nenek Mati

    Santi pun ikut masuk ke dalam mobil setelah Gama memperbolehkan ikut. Itu pun karena bujukan Zoya yang tak mungkin meninggalkan Bibi Santi di sana sendirian. Kedua mata beliau bengkak, terlihat sangat sedih dan juga bingung karena suami beliau yang tiba-tiba pergi. Alhasil Zoya pun berhasil membawa Bibi ikut pulang. Mereka segera menuju rumah besar keluarga Atmanegara dengan mobil Gama yang melaju mengikuti mobil ambulan. Di depan sana mobil ambulan membawa jenazah Nenek. Tadinya Bibi mau ikut mobil itu tetapi Zoya tidak melarang. Kasihan Bibi sendirian di sana sedangkan dia jelas dilarang oleh Gama. Surat-surat sudah komplit dan administrasi pun sudah terselesaikan dengan baik. Semua pun Gama yang mengurusnya hingga tuntas sedangkan di rumah sudah banyak para tamu yang datang melayat setelah tadi Bibi menyebarkan berita kematian Nenek pada ketua RT di sana dan juga tersebarnya kabar dengan mudah dari mulut ke mulut serta media sosial atas nama Atmanegara company. Sampai di

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 197. Pesan Nenek

    "Gama, ingat pesan Nenek!" Secarik kertas bergoyang di tangan Gama yang gemetar. Kabar dari dokter dan juga surat wasiat terakhir yang Nenek berikan membuat semua histeris termasuk Gama yang saat ini kembali menitikkan kedua air mata. Zoya pun segera berlari masuk untuk melihat Nenek bersamaan dengan Santi yang juga segera melihat sendiri bagaimana kondisi Nenek sekarang. Beliau sudah tak bernyawa. Sudah lebih dari lima menit lalu semua alat yang terpasang di tubuh beliau tak lagi menempel membantu. "Nenek!" seru Zoya dengan derai air mata membasahi pipi. Pertemuan yang membingungkan hingga perkenalan yang sudah menarik hati Zoya sangat membekas di kalbu. Sikap Nenek yang baik pun sangat dikenang dan akan tetap diingat selalu. Isakan lirih dari Zoya dan juga Santi yang mana mantu sangat terdengar menyedihkan sedangkan kedua pria yang bergelar keluarga kandung berdiri lemah mematung masih tak menyangka jika beliau berpulang secepat itu. Gama melirik Bara yang kini tertun

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status